You are on page 1of 17

PENCEMARAN AIR SUNGAI GARUDA

AKIBAT PEMBUANGAN LIMBAH INDUSTRI TAHU


DI KECAMATAN SRAGEN KABUPATEN SRAGEN

PUBLIKASI ILMIAH

Diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan


Mencapai derajat Sarjana S-1
Fakultas Geografi

Disusun Oleh:
NUR MAJID NAFIADI
NIM: E100080031

FAKULTAS GEOGRAFI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2013
ii
iii
FAKULTAS GEOGRAFI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2013
PENCEMARAN AIR SUNGAI GARUDA
AKIBAT PEMBUANGAN LIMBAH INDUSTRI TAHU
DI KECAMATAN SRAGEN KABUPATEN SRAGEN
Water Pollution Garuda River Caused by Industrial Tahu Waste
in Sub District Sragen District Sragen
Oleh :
Nur Majid Nafiadi
Fakultas Geografi Universitas Muhammadiyah Surakarta
Jl. A Yani Pabelan Kartasura Tromol Pos I Surakarta 57162, Telp (0271)717417

ABSTRACT

The research was conducted in the Sub District Sragen District Sragen which
purposes to evaluate the water quality of the Garuda River for irrigation who has
suffered pollution from industrial Tahu waste. It also wanted to know the process
of self purification the Garuda River.
The method used in this research is survey. Survey includes systematic
observation and measurement. The data used in this study consisted of primary
data and secondary data. Primary data include DHL, pH, Ca, Mg, Na, K, SAR and
BOD. The secondary data include rainfall data, administrative maps, geological
maps and land use maps, the data obtained from the relevant authorities.
Water sampling conducted with a purposive sampling method, the sampling
distance based criteria and other pollutants. The distance between the source of
waste disposal in rivers or irrigation canals. The samples taken 6 pieces.
Following that water samples were analyzed in the laboratory to determine the
content of chemical elements. Results of analysis of water compared to the water
quality standard ffor irrigation.
The results of this study indicate that the quality of river water for irrigation
according to Garuda standards for irrigation water. Class water quality of
irrigation based SAR and DHL have classes C1-S1 and C2-S1. Class C1-S1
means that the water has low salinity can be used for irrigation and sodium low
that can be used to irrigate almost any kind of soil. Class C2-S1, moderate-salinity
water can be used for irrigation and sodium low. Self Purification water can be
held in Garuda River at a distance of 750 m after the entry of the waste out.
Marked by the falling value of the BOD concentration caused a natural process in
the turbidity of the river is reduced through the process of sedimentation,
increasing dissolved oxygen due to the ability of the resulting oxygen diffuses
reaeration and dilution due to the occurrence of a new water supply.

Key words: Industrial Tahu waste, Water quality for irrigation, Self Purification

1
ABSTRAK
Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Sragen Kabupaten Sragen yang
bertujuan untuk mengevaluasi kualitas air Sungai Garuda untuk irigasi yang telah
mengalami pencemaran dari limbah industri tahu. Selain itu, juga ingin
mengetahui adanya proses swa penahiran di Sungai Garuda.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah survey. Survey
meliputi pengamatan dan pengukuran secara sistematis. Data yang digunakan
dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan data sekunder. Data primer
meliputi DHL, pH, Ca, Mg, Na, K, SAR dan BOD. Adapun data sekunder
meliputi data curah hujan, peta administrasi, peta geologi, dan peta penggunaan
lahan, data-data tersebut diperoleh dari instansi terkait.
Pengambilan sampel air dilakukan dengan metode purposive sampling,
yaitu pengambilan sampel didasarkan kriteria jarak dan sumber polutan. Jarak
antara sumber pembuangan limbah pada sungai atau saluran irigasi. Adapun
sampel diambil 6 buah. Selajutnya sampel air dianalisa di laboratorium untuk
mengetahui kandungan unsur-unsur kimianya. Hasil analisa air dibandingkan
dengan baku mutu kualitas air uuntuk irigasi.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kualitas air Sungai Garuda untuk
irigasi sesuai dengan standar baku air untuk irigasi. Kelas kualitas air irigasi
berdasar SAR dan DHL mempunyai kelas C1-S1 dan C2-S1. Kelas C1-S1
mempunyai arti bahwa air mempunyai salinitas rendah dapat dipergunakan untuk
irigasi dan bersodium rendah yang dapat digunakan untuk mengairi hampir segala
jenis tanah. Kelas C2-S1, air bersalinitas sedang dapat digunakan untuk irigasi
dan bersodium rendah. Swa penahiran air dapat berlangsung di Sungai Garuda
pada jarak 750 m setelah masuknya limbah tahu. Ditandai dengan turunnya nilai
konsentrasi BOD yang disebabkan proses alami pada pada sungai yaitu kekeruhan
berkurang melalui proses sedimentasi, bertambahnya oksigen terlarut karena
adanya kemampuan reaerasi yang mengakibatkan oksigen berdifusi dan juga
terjadinya pengenceran karena adanya pasokan air baru.

PENDAHULUAN sesuai dengan penggunaannya pun


Air merupakan salah satu juga semakin meningkat.
sumber daya alam yang sangat Pembangunan yang semakin
diperlukan dalam kehidupan ini. meningkat diikuti dengan
Sumber daya air secara garis besar peningkatan pencemaran lingkungan
meliputi air permukaan dan air tanah. yang berasal dari buangan limbah
Air permukaan akan lebih mudah industri, rumah tangga dan kegiatan
tercemar dibandingkan dengan air pertanian, yang mengandung bahan-
tanah, karena air permukaan lebih bahan/zat yang dapat membahayakan
mudah terkontaminasi dengan kehidupan manusia serta
sumber-sumber pencemaran. mengganggu kelestarian lingkungan.
Dengan semakin Pencemaran lingkungan khususnya
meningkatnya kegiatan pencemaran air pada saat ini sudah
pembangunan di berbagai bidang dan sangat besar dan peningkatannya
adanya pertambahan penduduk dari relatif tinggi. Peningkatan
tahun ke tahun, maka kebutuhan air pencemaran air dari sumber buangan

2
limbah, menyebabkan sumber daya Tanda-tanda secara fisik dapat dilihat
air sungai yang penting untuk irigasi melalui warna maupun tingkat
cenderung menurun, baik dari segi kejernihannya. Kekeruhan akan
kuantitas maupun kualitasnya. menjadi kurang melalui proses
Akibat yang akan muncul sedimentasi, sedangkan warna akan
apabila air sungai yang telah banyak berhasil, karena pengaruh
tercemar digunakan untuk irigasi, sinar matahari. Perubahan biologis
maka secara langsung maupun tidak dimungkinkan karena kondisi
langsung akan mempengaruhi oksigenasi dalam sistem air adalah
produksi pertanian. Akibat lebih bertambahnya oksigen terlarut yang
lanjut berpengaruh terhadap manusia. disebabkan dari sumber yaitu karena
Logam berat dan unsur kimia lainnya adanya kemampuan reaerasi yang
yang terdapat dalam limbah rumah mengakibatkan oksigen dari atmosfer
tangga, industri, kegiatan pertanian akan berdifusi atau larut dalam air.
dan lainnya mempengaruhi kualitas Kabupaten Sragen merupakan
air yang akan dimanfaatkan untuk salah satu wilayah industri tahu yang
irigasi. Logam berat yang ada di Jawa Tengah. Kegiatan
terakumulasi dalam tanah terserap industri tahu di dalam proses
oleh akar dan terakumulasi dalam produksinya pasti mengeluarkan
jaringan tanaman seperti akar, limbah yang cenderung mencemari
batang, daun, buah, dan hal ini akan lingkungan perairan di sekitarnya,
berbahaya bagi manusia dan hewan Kecamatan Sragen salah satu
yang mengkonsumsinya (Mahida, kecamatan yang ada di Kabupaten
1986). Sragen yang banyak terdapat
Self purification merupakan industry tahu. Untuk persebaran
suatu proses alami dimana sungai industri di Kecamatan Sragen hanya
mempertahankan kondisi asalnya mengelompok di desa tertentu.
melawan bahan – bahan asing yang Untuk lebih lengkapnya bisa dilihat
masuk ke dalam sungai. Pencemaran pada Tabel 1 di bawah ini.
air yang relatif berat akan
menyebabkan air tidak mampu untuk Tabel 1 Persebaran Industri Tahu
membersihkan diri secara alami (self Di Kecamatan Sragen
purification). Pencemaran air dapat No Kecamatan Jumlah Industri Tahu
1 Sine -
dibedakan menjadi pencemaran fisik, 2 Sragen Kulon -
pencemaran kimia, dan pencemaran 3 Sragen Tengah -
4 Sragen Wetan 92
biologi, sedangkan menurut 5 Nglorog 8
sumbernya pencemaran air berasal 6 Karangtengah -
7 Tangkil 1
dari buangan domestik dan pertanian 8 Kedungupit -
(soetamiharja 1978 dalam Heri Jumlah 101
Setyawan, 2001). Sumber : Dinas Perindustrian, Perdagangan dan
Koperasi Kabupaten Sragen tahun 2007
Pemurnian kembali secara
Dari Tabel 1 bahwa industri
alamiah/swa penahiran pada tubuh-
tahu paling banyak di Kecamatan
tubuh air yang mengalami
Sragen terdapat di Kelurahan Sragen
pencemaran dapat dilihat melalui
Wetan dengan jumlah 92 industri.
beberapa indikator secara fisik,
Dengan demikian jumlah industri
kimia, maupun perubahan biologis.
tahu yang demikian banyak dapat

3
menghasilkan limbah dalam tahu yang langsung dibuang ke
kuantitas yang tinggi pula. Sungai Garuda. Lokasi atau letak
Pada umumnya karakteristik industri tahu ini terdapat di sekitar
limbah industri ini mempunyai suhu Sungai Garuda yang jaraknya tidak
yang tinggi (32,0 – 38,60 C), bersifat berjauhan satu dengan pabrik tahu
asam (5,1 – 5,8), berbau, yang lain.
mengandung zat organik yang tinggi Di daerah penelitian, untuk
yaitu : (BOD = 2.876 – 9.420 mg/L ; penggunaan lahannya tidak hanya
COD = 7.430 – 22.460 mg/L) dan zat digunakan untuk wilayah industri
tersuspensi yang tinggi yaitu (SS = saja, tetapi sebagian ada yang
3.290 – 6.720 mg/L). Limbah yang digunakan untuk pertanian. Lahan
dihasilkan dari industri tersebut pertanian digunakan untuk budidaya
langsung dibuang ke badan air. tanaman pangan yaitu padi. Untuk
Sungai yang terkena limbah tersebut memenuhi kebutuhan irigasi
akan mengalami pencemaran menggunakan sistem irigasi teknis
sehingga akan menurunkan kualitas yang penyalurannya sebagian dari
air. Sungai yang tercemar oleh aliran Sungai Garuda.
limbah cair dari industri tahu di Akibat masuknya limbah
Kecamatan Sragen adalah Sungai industri tahu tersebut akan
Garuda mempengaruhi kualitas air Sungai
Sungai Garuda tercemar akibat Garuda yang dimanfaatkan untuk
pembuangan limbah industri tahu, irigasi. Air irigasi tersebut akan
bahkan hanya selang waktu lima hari mempengaruhi tanah yang
tidak terjadi turun hujan sudah merupakan media tumbuh tanaman.
terlihat jelas, bahwa Sungai telah Air irigasi mengandung unsur-unsur
berbau busuk dan berwarna hijau hara yang diperlukan tanaman
keputihan. Pada musim kemarau sehingga apabila air irigasi tercemar
intensitas pencemaran yang terjadi di limbah akan mempengaruhi
Sungai Garuda lebih besar, artinya kesuburan tanah dan juga akan
warna air Sungai Garuda sudah mempengaruhi pertumbuhan
berubah menjadi hijau keputihan, tanaman sehingga mempengaruhi
dan bau air Sungai Garuda sangat hasil panen lahan pertanian. Air yang
menyengat yaitu berbau busuk. tercemar akan mengganggu
Musim penghujan intensitas pertumbuhan akar dan pertumbuhan
pencemaran sudah kecil, baik dilihat tunas tanaman pada masa tumbuh,
dari warna dan bau air Sungai juga mempengaruhi buah pada
Garuda tidak sama pada musim tanaman.
kemarau. Warna air sungai pada Secara administratif
musim penghujan tidak jernih agak Kecamatan Sragen merupakan salah
kehitaman serta berbau agak busuk. satu dari 20 kecamatan yang ada di
Hal ini dikarenakan pada musim wilayah Kabupaten Sragen, yang
penghujan Sungai Garuda ini secara geografis terletak diantara
mendapat suplai air dari air hujan. 110o 39’ 39” BT – 111o 01’ 57” BT
Penurunan kualitas air Sungai dan 7o 21’ 39” – 7o 26’ 34” LS
Garuda ini dikarenakan adanya (Kecamatn Sragen Dalam Angka,
pembuangan limbah cair industri 2010).

4
Kecamatan Sragen berbatasan Tabel 3 Lokasi Pengambilan
dengan empat kecamatan, yaitu Sampel Air Sungai Garuda
sebelah utara berbatasan dengan No Jarak Jumlah Sampel Air Keterangan
Sungai Sampel
Kecamatan Gesi, sebelah timur (m)
dengan Kecamatan Ngrampal, 1 - 400 1 Air Sungai Sebelum limbah masuk
sungai
sebelah selatan dengan Kecamatan 2 0 1 Air Sungai Limbah industri tahu
Karangmalang, sebelah barat dengan masuk sungai
3 ± 750 1 Air Sungai Bendungan Sumengko
Kecamatan Sidoharjo. Luas 4 ± 1550 1 Air Sungai Perbatasan Desa Sragen
wilayahnya kurang lebih 2.727 ha. Tengah dan Desa Nglorog
5 ± 2750 1 Air Sungai Di Desa Karangtengah
6 ± 4000 1 Air Sungai Di Desa Tangkil
Tabel 2 Luas Wilayah Per Desa Di Sumber : Pengamatan Lapangan
Kecamatan Sragen Tahun 2010
No. Desa Luas Prosenta ANALISA DATA
Wilayah se (%)
(Ha) Kualitas air Sungai Garuda
1. Sine 338,23 12,40 dapat diketahui dari data kualitas air
2. Sragen Kulon 213,74 7,84 hasil pengamatan di lapangan dan
3. Sragen Tengah 173,49 6,36
4. Sragen Wetan 213,15 7,82 hasil analisis kimia laboratorium.
5. Nglorog 365,02 13,39 Pengambilan sampel dilakukan pada
6. Karangtengah 354,06 12,98 waktu siang, sehingga air Sungai
7. Tangkil 510,44 18,72
8. Kedungupit 558,87 20,49 tersebut diharapkan telah dialiri
Jumlah 2.727,00 100 limbah dan diharapkan hasilnya
Sumber: Monografi Kecamatan Sragen representatif atau dapat mewakili
Tahun 2011 keadaan sesungguhnya di lapangan.
Hasil analisa kualitas air di
METODE PENELITIAN laboratorium dimasukkan ke dalam
Metode penelitian yang Nomogram kualitas air irigasi
digunakan dalam penelitian ini berdasarkan nilai SAR dengan DHL.
adalah metode survey. Survey Dari nomogram tersebut dapat
meliputi pengamatan dan diketahui kelas kualitas air Sungai
pengukuran secara sistematis di Garuda untuk irigasi pertanian.
lapangan. Dari pengamatan dan
pengambilan sampel air sungai Gambar 1 Nomogram Interpretasi
kemudian dianalisis di laboratorium Kelas Kualitas Air Irigasi dari Ratio
sehingga akan dapat diketahui Penyerapan Sodium dan Daya Hantar
kualitas air sungai yang dimaksud. Listrik
Teknik pemilihan sampel
dalam penelitian ini menggunakan
metode sampel purposive (purposive
sampling). Dalam hal ini pemilihan
sampel air sungai berdasarkan pada
kriteria jarak dan sumber polutan.
Untuk lebih detailnya, dapat dilihat
pada Tabel 3 dan Gambar 11.

Sumber: Mahida U.N, 1986

5
Analisis kecenderungan (Daya Hantar Listrik). Hasil analisa
(trend analysis) digunakan untuk kualitas fisik air di daerah penelitian
mengetahui swa penahiran, yang pada Gambar 3.
menunjukkan hubungan antara
parameter kualitas air dengan jarak
dari sumber pencemar. Dalam hal ini
menggunakan konsentrasi BOD
(mg/l) pada sumbu vertikal
sedangkan panjang sungai (m) pada
sumbu horisontal.
Hasil penelitian kualitas air
disajikan dalam bentuk diagram atau
grafik. Penyajian dalam bentuk ini Gambar 2 Hubungan antara nilai DHL
dengan jarak sumber pencemaran.
berguna untuk mempermudah dalam
membandingkan karakteristik Gambar 2 menunjukkan DHL
kualitas air antara satu tempat hasil analisa air sungai di
dengan tempat lainnya. laboratorium. Tingginya nilai DHL
pada lokasi 2, disebabkan masuknya
HASIL PENELITIAN pembuangan limbah industri tahu.
Lokasi 3 mengalami penurunan,
Tingkat pencemaran kualitas karena kondisi sungai yang lancar
air sungai Garuda yang disebabkan sehingga mempercepat laju air
oleh limbah cair industri tahu dapat sungai yang menyebabkan
diketahui dengan menganalisa sifat menurunnya kandungan DHL. Dari
fisik dan kimia air. Dengan hasil analisa laboratorium DHL air
demikian, untuk mengetahui sifat irigasi daerah penelitian masih dalam
fisik dan kimianya dilakukan batas maksimum yang ditentukan.
pengamatan fisik di lapangan dan
analisa kimia di laboratorium. Kualitas Kimia Air Sungai Garuda
. Limbah cair industri tahu a. pH
adalah limbah yang berasal dari sisa pH adalah ukuran yang
pembuatan tahu yang berupa air yang menunjukkan tingkat keasaman atau
telah mengalami pencemaran dari kebasahan dari suatu larutan yang
bahan pembuat tahu. Berdasarkan besarnya ditentukan oleh
karakteristik limbah industri tahu konsentrasi hidrogen didalamnya.
bahwa kualitas limbah industri tahu Nilai konsentrasi pH pada daerah
secara umum masih dalam batas penelitian dapat dilihat pada Gambar
maksimum yang diperbolehkan, 3.
tetapi terdapat unsur – unsur yang
melebihi batas maksimum yaitu
BOD ( 2876 mg/l) dan pH ( 5,1 – 5,8
).

Kualitas Fisik Air Sungai Garuda


Dalam penelitian ini kualitas
fisik air yang diteliti adalah DHL

6
Gambar 3 Hubugan antara nilai pH dengan
jarak sumber pencemaran.
Dari analisa laboratorium pH
air sungai daerah penelitian
menunjukkan 5,5 – 6,9, sehingga ada
yang diatas ambang batas maksimum
yang telah ditentukan yaitu pada
lokasi masuknya limbah industri tahu
dalam sungai. Gambar 5. Hubungan antara nilai Na
dengan jarak sumber pencemaran
b. Kalium (K+)
Penentuan kalium ini penting d. Kalsium (Ca2+)
karena dapat untuk menentukan Kalsium bersama magnesium
prosentase natrium (sodium) dapat menimbulkan kerak pada pipa
bersama-sama dengan kalsium dan saluran air dan pada tempat
magnesium untuk mengklasifikasi perebusan air. Pada pertanian
kualitas air untuk irigasi. Nilai adanya perbandingan yang tinggi
konsentrasi kalium pada air sungai antara kalsium dan sodium seperti
di daerah penelitian, bisa dilihat yang diharapkan pada air yang
pada Gambar 4. digunakan untuk irigasi adalah
sangat baik untuk tanah, karena
dapat memelihara struktur tanah dan
permeabilitas tanah.
Di daerah penelitian,
berdasarkan perhitungan di
laboratorium nilai kalsium bisa
dilihat pada Gambar 6.

Gambar 4. Hubungan antara nilai K dengan


jarak sumber pencemaran

c. Natrium (Na+)
Penentuan konsentrasi natrium
(sodium) merupakan uji coba yang
sangat penting terutama untuk
penentuan kualitas air untuk irigasi. Gambar 6. Hubungan antara nilai Ca dengan
Apabila konsentrasi natrim tinggi, jarak sumber pencemaran.
sedangkan konsentrasi kalsium dan
magnesium rendah maka bahaya e. Magnesium (Mg2+)
natrium akan terjadi. Nilai Unsur magnesium dalam air
konsentrasi natrium bisa dilihat pada kecenderungan bahwa magnesium
gambar 5. mempunyai kesamaan sifat dengan
kalsium karena kalsium dan
magnesium merupakan sifat sadah
pada air, tetapi sebenarnya ada
perbedaan antara kedua unsur
tersebut.

7
Gambar 7. Hubungan antara nilai Mg Gambar 8. Hubungan antara nilai BOD
dengan jarak sumber pencemaran. dengan jarak sumber pencemaran.
Pada Gambar 7 menunjukkan Gambar 8 dapat dijelaskan
terjadinya perubahan konsentrasi bahwa nilai konsentrasi BOD pada
magnesium. Pada titik 1 konsentrasi titik I yaitu lokasi yang belum
magnesium sebesar 16,02 mg/l, terkena limbah sebesar 10,7 mg/l,
kemudian pada titik 2 kandungan setelah masuknya limbah yaitu pada
magnesium mengalami penurunan titik 2, 4 dan titik 5 nilai kanduungan
sebesar 9,01 mg/l. Lokasi 3 juga BOD meningkat. Adanya
mengalami penurunan yaitu 8,01 peningkatan BOD disebabkan
mg/l dan pada titik 4 konsentrasi meningkatnya bahan organik yang
magnesium naik menjadi 9,01 mg/l, ada pada limbah tahu. Kemudian
kemudian titik 5 mengalami pada titik 3 terjadi penurunan nilai
penurunan sebesar 5,01 mg/l karena konsentrasi BOD sebesar 42,9 m/l
terjadi proses alami pada air sungai. karena terjadi proses alami pada
Pada titik 6 kandungan magnesium sungai yaitu kekeruhan berkurang
sebesar 21,02 mg/l karena masuknya melalui proses sedimentasi,
limbah rumah tangga dan limbah dari bertambahnya oksigen terlarut
hasil pembuatan tempe. karena adanya kemampuan reaerasi
yang mengakibatkan oksigen dari
f. Biochemical Oxygen Demand atmosfer berdifusi atau larut dalam
(BOD) air. Lokasi 4 mengalami peningkatan
Nilai BOD dalam sampel 253,1 mg/l pada titik 5 konsentrasi
menggambarkan jumlah oksigen BOD sebesar 142,3 mg/l disebabkan
yang dibutuhkan oleh mikro masuknya limbah. Pada titik 6
organisme untuk menguraikan zat- konsentrasi BOD sebesar 54,1 mg/l,
zat organik yang ada dalam air karena limbah yang masuk telah
tersebut. Oleh karena itu parameter mengalami penguraian. Adanya
BOD merupakan salah satu kenaikan nilai konsentrasi BOD
parameter yang biasa digunakan disebabkan oleh masuknya limbah
untuk menentukan kekuatan atau industri tahu dan limbah domestik.
daya cemar air limbah, sampah,
industri, selokan-selokan, dan air Evaluasi Kesesuaian Air Sungai
yang telah tercemar. Garuda untuk Irigasi
Kualitas air sungai untuk
irigasi adalah air sungai yang
digunakan untuk air irigasi ditinjau
dari segi kualitas. Air irigasi adalah
air yang digunakan untuk pengairan

8
lahan pertanian melalui saluran Sumber: Hasil Perhitungan Analisis
irigasi dan pembagian – pembagian Laboratorium
air yang sesuai kebutuhan.
Berdasarkan salinitasnya yng
Dalam evaluasi kesesuaian air
diukur dari parameter daya hantar
untuk irigasi menggunakan
listrik, kualitas irigasi mempunyai 4
nomogram kesesuaian air untuk
kelas kesesuaian untuk irigasi yaitu:
irigasi berdassarkan parameter daya
1. Kelas C1 ( rendah )
hantar listrik (DHL) dan bahaya
2. Kelas C2 ( sedang )
sodium yang dinyatakan dalam
3. Kelas C3 ( tinggi )
sodium adsoption ratio (SAR).
4. Kelas C4 ( sangat tinggi )
Berdasarkan analisa laboratorium
Dengan demikian kualitas air
terhadap 6 sampel air sungai, maka
sungai Garuda memenuhi syarat
didapat evaluasi sungai untuk air
untuk irigasi dan mempunyai kelas
irigasi sebagai berikut:
kesesuaian untuk irigasi rendah (C1)
a. Daya Hantar Listrik (DHL)
hingga sedang (C2).
Nilai daya hantar listrik yang
besar mencerminkan besarnya
b. Sodium Adsorption Ratio
konsentrasi ion yang menunjukkan
(SAR)
apakah dalam air terdapat garam –
Penentuan kualitas air untuk
garam atau zat-zat elektronik atau
irigasi sehubungan dengan bahaya
tidak. Nilai daya hantar listrik
natrium (sodium) diberikan dengan
adalah fungsi konsentrasi ion dalam
perbandingan SAR. Jumlah SAR
air dan sangat dipengaruhi juga oleh
menyatakan aktivitas korelatif dari
temperatur. Dari 6 sampel air sungai
ion natrium (sodium) dalam
yang ada didapatkan nilai DHL
pertukaran reaksi dengan tanah. Dari
berkisar antara 242 µhos/cm sampai
6 sampel air sungai didapatkan hasil
587 µhos/cm. Berdasarkan standar
analisa konsentrasi SAR berkisar
kualitas air untuk irigasi nilai
antara 0,51 mg/l – 0,86 mg/l. Batas
maksimum DHL yang
kesesuaian air irigasi berdasarkan
diperrbolehkan sebesar 2250
SAR sebesar 26 mg/l. Berdasarkan
µhos/cm, sehingga kualitas air di
analisa SAR menunjukkan, bahwa
sungai Garuda masih memenuhi
air sungai Garuda masih dibawah
syarat untuk irigasi.
batas maksimum kesesuaian air
untuk irigasi.
Tabel 4 Hasil Analisa Daya
Berdasarkan bahaya sodium
Hantar Listrik Fisik Air Sungai
yang dinyatakan dalam SAR kualitas
Garuda
No Jarak Jumlah DHL Keterangan air irigasi mempunyai 4 kelas
Sungai Sampel (µhos/cm) kesesuaian air untuk irigasi :
(m)
1 - 400 1 242 Sebelum limbah masuk
1. Kelas S1 ( rendah)
sungai 2. Kelas S2 (sedang )
2 0 1 587 Limbah industri tahu
masuk sungai
3. Kelas S3 ( tinggi )
3 ± 750 1 279 Bendungan Sumengko 4. Kelas S4 ( sangat tinggi )
4 ± 1550 1 246 Perbatasan Desa Sragen
Dengan demikian kualitas air
Tengah dan Desa
Nglorog sungai Garuda secara keseluruhan
5 ± 2750 1 263 Di Desa Karangtengah
baik untuk irigasi, yaitu mempunyai
6 ± 4000 1 447 Di Desa Tangkil

9
kelas kesesuaian untuk irigasi rendah
(S1).
Berdasarkan interpretasi
nomogram kualitas air untuk irigasi
menurut parameter daya hantar listrik
dan sodium adsorption ratio kualitas
air sungai Garuda mempunyai kelas
kesesuaian C1-S1 dan C2-S1. Dari
nomogram dapat diketahui lokasi-
lokasi yang mempunyai kelas
kesesuaian untuk irigasi, kelas C1-S1
terdapat pada dua lokasi yaitu lokasi
(1) sebelum limbah industri tahu
masuk pada sungai, kemudian pada
lokasi (4) terletak di perbatasan desa
Sragen Tengah dan desa Nglorog.
Sedangkan kelas C2-S1 terdapat
pada empat lokasi yaitu pada lokasi
(2) setelah limbah industri tahu
masuk pada sungai, lokasi (3)
Bendungan Sumengko, lokasi (5) di
Desa Karangtengah dan lokasi (6) di Keterangan
Desa Tangkil, limbah domestik dan C1-S1 Pada lokasi 1 Nilai DHL 242, SAR 0,99
Pada lokasi 4 Nilai DHL 246, SAR 1,20
limbah tempe masuk dalam sungai. C2-S1 Pada lokasi 2 Nilai DHL 587, SAR 0,93
Menurut parameter daya hantar Pada lokasi 3 Nilai DHL 279, SAR 1,25
Pada lokasi 5 Nilai DHL 263, SAR 0,90
listrik mempunyai kelas kesesuaian Pada lokasi 6 Nilai DHL 447, SAR 0,83
C1 hingga C2 yaitu air bersalinitas S Rendah-Tinggi
rendah hingga medium dengan nilai C Rendah-Tinggi
DHL sebesar antara 242 µhos/cm
hingga 587 µhos/cm. Menurut
parameter sodium adsorption ratio Proses Swa Penahiran Sungai
(SAR) kualitas air sungai Garuda Garuda
mempunyai kelas kesesuaian S1 Air yang telah tercemar oleh
yaitu air berkadar sodium rendah limbah industri keadaannya tidak
dengan nilai SAR 0,51 mg/l hingga kekal karena air yang mengalir
0,86 mg/l. Dengan demikian, mempunyai daya pemurnian secara
menurut nomogram kualitas air alami (Self Purification). Swa
untuk irigasi secara umum kualitas penahiran adalah suatu proses
air Sungai Garuda masih dapat dimana air secara alamiah
digunakan untuk irigasi lahan memperbaiki kualitasnya seperti
pertanian dengan baik. keadaan semula melalui proses yang
berupa sedimentasi, oksidasi dan
Gambar 9. Nomogram Interpretasi filtrasi.
Kelas Kualitas Air Irigasi dari Ratio Swa penahiran secara alamiah
Pengerapan Sodium dan Daya Hantar pada badan – badan air yang
Listrik mengalami pencemaran dapat dilihat

10
dari beberapa parameter secara fisik, konsentrasi BOD sebesar 42,935
kimia maupun perubahan biologis mg/l karena terjadi proses alami pada
yang dapat melalui satu atau lebih No Jarak Jumlah BOD Keterangan
proses sedimintasi, oksidasi dan Sungai Sampel (mg/l)
(m)
pembusukan oleh bakteri. Diantara
proses tersebut yang paling penting 1 - 400 1 10,7 Sebelum limbah masuk
sungai
adalah oksidasi, karena proses ini 2 0 1 558,7 Limbah industri tahu
amat sangat berpengaruh dalam masuk sungai
meningkatkan kemampuan 3 ± 750 1 42,9 Bendungan Sumengko
4 ± 1550 1 153,1 Perbatasan Desa Sragen
“reaeration” yang akan menambah Tengah dan Desa Nglorog
kadar oksigen terlarut dalam badan 5 ± 2750 1 142,3 Di Desa Karangtengah
air tersebut. Menurut Slamet Riyadi 6 ± 4000 1 54,1 Di Desa Tangkil
(1984) proses reaeration tergantung sungai yaitu adanya pengenceran,
pada beberapa faktor antara lai proses sedimentasi dan kemampuan
waktu, suhu, tingkat kedalaman air, reraerasi. Menurut Riyadi (1989)
sinar matahari dan tingkat “demand faktor yang menyebabkan terjadinya
oksigenation” dari badan air dan air pengenceran adalah pasokan air baru
yang telah tercemar. dari sungai lain..
Adapun faktor-faktor Air sungai akan berusaha
penunjang reaeration: menstabilkan keseimbangan oksigen
1. Terjadinya pengenceran karena terlarut dalam air melalui proses
memperoleh air baru dari anak reoksigenasi dari atmosfer. Terjadi
sungai lain. kompetisi antara pengurangan
2. Angin yang bertambah. oksigen akibat penggunaan dalam
3. Kemampuuan absorpsi dari proses biokimia (deoksigenasi)
badan air sendiri. dengan masuknya oksigen dari
4. Kemampuan fotosintesa dari atmosfer (reoksigenasi)
sistem flora air. menyebabkan perubahan oksigen
5. Tingkatt kecepatan aliran badan terlarut dan perubahan oksigen yang
air (Riyadi, 1984) digunakan untuk proses biokimia.
Tabel 5 Hasil Analisa Kimia BOD Proses deoksigenasi terjadi pada titik
Air Sungai Garuda 2 yaitu setelah air sungai kemasukan
Sumber : Perhitungan Analisa Laboratorium limbah tahu. Proses deoksigenasi
pada umumnya disebabkan oleh
Menurut Tabel 5 dapat masuknya limbah, baik limbah
dijelaskan bahwa sungai Garuda industri maupun limbah domestik.
mampu melakukan swa penahiran Berdasarkan pengamatan dan
setelah memperoleh input dari air analisa laboratorium bahwa sungai
limbah industri tahu. Pada lokasi 1 Garuda mampu mangadakan swa
yang belum terkena limbah, penahiran, terbukti pada hasil analisa
persediaan BOD sebesar 10,74 mg/l, sifat kimia dan sifat fisik air sungai
tetapi pada lokasi 2 setelah menunjukkan terjadinya penurunan,
masuknya limbah tahu menyebabkan seperti DHL, SAR, pH, Ca, Mg, K,
naiknya indek kandungan BOD Na dan berkurangnya konsentrasi
sebesar 558,7 mg/l. Kemudian pada BOD yang digunakan untuk proses
lokasi 3 terjadi penurunan nilai penguaraian zat-zat organik.

11
Terjadinya penurunan nilai industri tahu secara keseluruhan
konsentrasi BOD, disebabkan adanya masih memenuhi standar yang
proses sedimentasi, perubahan baik untuk irigasi, sehingga air
biologis dimungkinkan karena dari sisa pembuatan tahu secara
kondisi oksigenasi dalam sistem air umum tidak berpengaruh terhadap
yaitu bertambahnya oksigen terlarut irigasi.
yang disebakan adanya kemampuan 2. Sungai Garuda mampu
reaerasi yang mengakibatkan oksigen mengalami proses swa penahiran,
dari atmosfer larut dalam air. dimulai dari lokasi 3. Hal ini
dapat dilihat pada nilai BOD yang
tinggi setelah air Sungai Garuda
kemasukan air limbah industri
tahu kemudian nilai BOD
mengalami penurunan pada jarak
kurang lebih 750 m setelah limbah
masuk. Sehingga dengan
penurunan nilai BOD tersebut
menandakan bahwa air Sungai
Gambar 10. Hubungan antara Garuda dapat mengalami swa
konsentrasi BOD dan jarak sumber penahiran. Penurunan nilai BOD
pencemaran. tersebut terjadi, karena debit air
sungai tersebut yang lebih besar
KESIMPULAN dari pada jumlah limbah tahu
Berdasarkan hasil pengamatan yang masuk pada Sungai Garuda.
dan analisa laboratorium, penelitian
ini dapat diambil kesimpulan: UCAPAN TERIMAKASIH
1. Berdasar hasil nilai analisa DHL Tulisan ini merupakan bagian
kualitas air sungai Garuda dari skripsi penulis yang berjudul
mempunyai kelas kesesuaian air Pencemaran Air Sungai Garuda
irigasi C1 (rendah) hingga C2 Akibat Pembuangan Limbah Industri
(medium). Kualitas air sungai Tahu di Kecamatan Sragen
Garuda berdasar sifat kimia secara Kabupaten Sragen. Pada kesempatan
umum memenuhi syarat yang baik ini penulis menyampaikan terimaksih
untuk irigasi. Berdasarkan hasil dan penghargaan kepada Dra. Alif
analisa sifat kimia air, kualitas air Noor Anna, M.Si yang telah banyak
sungai Garuda memenuhi batas memberi bimbingan dan pengarahan.
maksimum syarat kualitas air Serta Laboran Hidrologi Balai
untuk irigasi. Berdasarkan dari PIPBPJK Yogyakarta yang banyak
bahaya sodium yang dinyatakan membantu dalam pengumpulan dan
dalam sodium adsorption ratio analisis sampel air.
kualitas air sungai Garuda
mempunyai kelas kesesuaian air
untuk irigasi S1 (rendah). Limbah

12
Gambar 11 Peta Lokasi Induatri Tahu Dan Pengambilan Sampel Air Kecamatan
Sragen Kabupaten Sragen

13
DAFTAR PUSTAKA

Heri Setyawan. 2001. Studi Kualitas Air Telaga Bleder Untuk Air Baku Air
Minum di Desa Ngasinan Kecamatan Grabag kabupaten Magelang Jawa
Tengah. Skripsi : Fakultas Geografi UMS.
Mahida U.N. 1986. Pencemaran Air dan Pemanfaatan air Industri. CV. Rajawali:
Jakarta.
Slamet Ryadi. 1984. Pencemaran Air Dasar-dasar dan Pokok
Penanggulangannya. Surabaya: Karya Anda.
Slamet Riyadi. 1989. Ekologi Ilmu Lingkungan, Dasar-Dasar dan Pengertiannya.
Surabaya: Usaha Nasional.

14

You might also like