Professional Documents
Culture Documents
Disusun oleh:
dr. Hasfiah Jafar
1
DAFTAR ISI
2
BAB I
PENDAHULUAN
ditemukan pada pria yang menapak usia lanjut. Istilah BPH atau Benign Prostat
hyperplasia sel-sel stroma dan sel-sel epitel kelenjar. BPH ini dapat dialami oleh
sekitar 70% pria diatas usia 60 tahun. Angka ini akan mennigkat hingga 90% pada
prostat. Obtruksi ini lama kelamaan dapat menimbulkan perubahan struktur buli-
buli maupun ginjal sehingga menyebabkan komplikasi pada saluran kemih atas
maupun bawah.
pancaran miksi lemah dan sering terputus-putus serta merasa tidak puas sehabis
Pemeriksaan yang penting dilakukan pada pasien BPH adalah Colok dubur
atau Digital Rectal Examination (DRE), disamping pemeriksaan fisik pada region
3
volume prostat dengan menggunakan metode DRE cenderung underestimate
daripada pengukuran dengan dengan metode lain, sehingga jika prostat teraba
besar hampir pasti bahwa ukurannya memang besar. Terapi yang akan diberikan
pada pasien tergantung pada tingkat keluhan pasien, komplikasi yang terjadi,
4
BAB II
LAPORAN KASUS
A. Identitas
Nama : Tn. A
Umur : 63 Tahun
B. Anamnesis
kencing lama keluar dan harus mengedan untuk BAK, sering bangun malam
untuk BAK ±5 kali, rasa tidak lampias setelah BAK, ada air kencing menetes
setelah BAK, pancaran kencing tidak kuat, BAK campur darah (-), demam(-),
mual (-), muntah (-), BAB biasa. Terpasang kateter dari Puskesmas.
- Hipertensi (-)
- DM (-)
5
Riwayat penyakit keluarga :
C. Pemeriksaan Fisik
Tanda vital
Nadi : 84 x/m
Pernapasan : 20 x/m
Suhu : 37 ̊C
Status Generalisata
Kepala : Normocephal
Mata : Conjugtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-), pupil isokor, refleks
cahaya (+/+)
Thorax
Paru-paru :
6
Perkusi : Sonor
Jantung :
Abdomen :
Perkusi : Timpani
Ekstremitas :
Rectal Toucher : Sfingter ani menjepit, mukosa rectum licin, teraba massa
D. Pemeriksaan Penunjang
7
Hb : 13.7 g/dl
Ht : 44.9 %
Plt : 434
Hypertrophy Prostat
E. Resume
sejak ±1 bulan, awalnya BAK terputus-putus, kencing lama keluar dan harus
mengedan untuk BAK, sering bangun malam untuk BAK ±5 kali, rasa tidak
lampias setelah BAK, ada air kencing menetes setelah BAK, pancaran
ani menjepit, mukosa rectum licin, teraba massa dengan konsistensi kenyal,
simteris, tidak berbenjol-benjol, pool atas sulit dicapai, darah (-). Pada
F. Diagnosis
G. Diagnosis Banding
- Karsinoma Prostat
8
H. Terapi
I. Prognosis
J. Laporan Operasi
FOLLOW UP
11 Maret 2018
S / Susah BAK
O/ TD : 130/90 mmHg
N : 84 x/m
P : 20 x/m
S : 37 ̊C
Persiapan operasi:
9
- Inform consent
- Persetujuan tindakan
- Konsul anestesi
- Lapor OK
- IVFD RL 20tpm
12 Maret 2018
S / Susah BAK
O/ TD : 130/80 mmHg
N : 85 x/m
P : 24 x/m
S : 36,5 ̊C
Gds 113mg/dl
Ur 30mg/dl
Cr 1.11 mg/dl
HbsAg (-)
Ct 6 mnt
Bt 3 mnt
10
P / Operasi ditunda besok (13 Maret 2018) karena belum ada persiapan darah
13 Maret 2018
S / Susah BAK
O/ TD : 120/80 mmHg
N : 80 x/m
P : 20 x/m
S : 36,5 ̊C
P / Operasi
- Ivfd RL 20 tpm
- Spooling kateter
- Bed rest
14 maret 2018
O/ TD : 110/70 mmHg
11
N : 90 x/m
P : 24 x/m
S : 36 ̊C
P / - Ivfd RL 20 tpm
- Inj.Ceftriaxone 1 gr / 12 jam / iv
15 Maret 2018
O/ TD : 120/70 mmHg
N : 80 x/m
P : 24 x/m
S : 36 ̊C
12
A / Post Op BPH (H+2)
P / - Ivfd RL 20 tpm
16 Maret 2018
O/ TD : 110/70 mmHg
N : 88 x/m
P : 20 x/m
S : 36 ̊C
P / - Ivfd RL 20 tpm
13
17 Maret 2018
O/ TD : 130/90 mmHg
N : 90 x/m
P : 20 x/m
S : 36,9 ̊C
P / - Ivfd RL 20 tpm
18 Maret 2018
O/ TD : 120/70 mmHg
N : 87 x/m
P : 20 x/m
S : 36,5 ̊C
14
A / Post Op BPH (H+4)
15
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
1. Kelenjar Prostat
Kelenjar prostat adalah salah satu organ genitalia pria yang terletak di
buah kenari dengan berat normal pada orang dewasa ± 20 gram. Kelenjar ini
terdiri atas jaringan fibromuskular dan glandular yang terbagi dalam beberapa
daerah atau zona, yaitu zona perifer, zona sentral, zona transisional, zona
karsinoma prostat (70% hingga 80%) berasal dari zona perifer. Secara
Komponen stroma ini terdiri atas otot polos, fibroblast, pembuluh darah,
saraf, dan jaringan penyanggah yang lain (Purnomo, 2011 ; Robbins, 2007).
uretra posterior untuk kemudian dikeluarkan bersama cairan semen yang lain
16
Gambar 2.1 Zona Kelenjar Prostat
(Robbins, 2007)
Sifat cairan prostat yang sedikit basa mungkin penting untuk keberhasilan
fertilisasi ovum, karena cairan vas deferens relatif asam akibat adanya asam
sitrat dan hasil akhir metabolism sperma, dan sebagai akibatnya, akan
(dengan pH3,5 sampai 4,0). Sperma tidak dapat bergerak optimal sampai pH
sekitarnya meningkat menjadi 6,0 sampai 6,5. Akibatnya, cairan prostat yang
sedikit basa mungkin dapat menetralkan sifat asam cairan seminalis lainnya
17
selama ejakulasi, dan juga meningkatkan motilitas dan fertilitas sperma
2. Definisi BPH
yang lebih tinggi akan merangsang hiperplasia jaringan. Pada usia 50 tahun,
sampai dengan 50% laki-laki menunjukkan bukti histologis gejala BPH dan
18
3. Etiologi
1. Teori dihidrotestosteron
DHT ini dibentuk dari testosteron di dalam sel prostat oleh enzim 5 alfa-
RA pada inti sel dan selanjutnya terjadi sintesis protein growth factor
Purnomo, 2011).
prostat (apoptosis). Hasil akhir dari semua keadaan ini adalah, meskipun
menurun, tetapi sel-sel prostat yang telah ada mempunyai umur yang
19
lebih panjang sehingga massa prostat menjadi lebih besar (Dhingra, 2010
; Purnomo, 2011).
20
Selain itu, diduga juga pola pertumbuhan abnormal hiperplastik,
Di dalam kelenjar prostat dikenal suatu sel stem, yaitu sel yang
tepatnya aktivitas sel stem sehingga terjadi produksi yang berlebihan sel
4. Patofisiologi
lebih kuat guna melawan tahanan itu. Kontraksi yang terus menerus ini
struktur pada buli-buli tersebut, oleh pasien dirasakan sebagai keluhan pada
saluran kemih sebelah bawah atau lower urinary tract symptom (LUTS) yang
21
dahulu dikenal dengan gejala prostatismus. Selain itu, karena pada waktu
2010).
tidak terkecuali pada kedua muara ureter. Tekanan pada kedua muara ureter
ini dapat menimbulkan aliran balik urin dari buli-buli ke ureter atau terjadi
ginjal. Proses kerusakan ginjal dipercepat bila terjadi infeksi (Purnomo, 2011
; Sjamsuhidajat R, 2010).
disebabkan oleh tonus otot polos yang ada pada stroma prostat, kapsul
5. Manifestasi Klinis
Menurut Ellis Harold (2006), ada tiga macam gejala akibat BPH:
a. Gejala obstruksi
detrusor)
22
Tanda dan gejala yang sering terjadi adalah gabungan dari hal-hal berikut
dan kemih yang menetes setelah berkemih. Kandung kemih yang teregang
kandung kemih yang penuh akan akan menimbulkan rasa ingin berkemih
(Price, 2005).
Keluhan pada saluran kemih sebelah bawah (LUTS) terdiri atas gejala
akut.
23
hidup pasien yang diberi nilai 1 sampai 7 (Sjamsuhidajat R, 2010 ;
(FKUI, 2011)
24
b. Gejala pada saluran kemih bagian atas
berupa gejala obstruksi. Gejala obstruksi tersebut antara lain seperti nyeri
urosepsis.
tekanan intraabdominal.
6. Diagnosa
Selain gejala klinik di atas, diagnosa untuk BPH dapat juga ditegakkan
a. Pemeriksaan Fisik
yang terisi penuh dan teraba massa kistus di daerah supra simfisis akibat
25
Pemeriksaan colok dubur dapat memberi kesan keadaan tonus otot
kenyal), adakah asimetri, adakah nodul pada prostat, apakah batas atas
dapat diraba. Pada karsinoma prostat, prostat teraba keras atau teraba
benjolan yang konsistensinya lebih keras dari sekitarnya atau ada prostat
adanya pembesaran lobus lateral dan alur median masih teraba. Colok
kenyal seperti meraba ujung hidung, lobus kanan dan kiri simetris dan
b. Pemeriksaan Laboratorium
26
(buli-buli neurogenik). Perlu juga dilakukan pemeriksaan kadar penanda
normal PSA adalah <4 ng/ml, nilai 4-10 ng/ml seringkali timbul pada
keadaan prostatitis BPH, dan nilai >10 ng/ml timbul pada keadaan
c. Pemeriksaan Pencitraan
dan keadaan patologi lain seperti tumor dan batu. Dengan ultrasonografi
dalam kandung kemih atau sumber perdarahan dari atas bila darah datang
dari muara ureter, atau batu radiolusen di dalam vesika. Selain itu,
d. Pemeriksaan Lain
27
Residual urin yang merupakan jumlah sisa urin setelah miksi. Sisa
urin ini dapat dihitung dengan cara melakukan kateterisasi setelah miksi
atau ditentukan dengan cara pemeriksaan USG setelah miksi. Sisa urin
Sjamsuhidajat R, 2010).
Pancaran urin atau flow rate dapat dihitung secara sederhana yaitu
Sjamsuhidajat R, 2010).
7. Diagnosis Banding
neurologik), misalnya:
28
- Farmakologi (penggunaan obat penenang dan parasimpatolitik)
c. Resistensi uretra
- Batu di uretra
- Striktur uretra
8. Komplikasi
Klasifikasi berdasarkan:
a. Komplikasi prostat
- Retensi akut
- Retensi kronik
- Perdarahan
- Infeksi urinari
- Pembentukan batu
c. Komplikasi ginjal
- Hidronefrosis
- Uremia
29
Pada waktu miksi penderita harus selalu mengedan sehingga lama-kelamaan
Harold, 2006).
9. Penanganan
sendiri tanpa mendapatkan terapi apapun atau hanya dengan nasehat dan
a. Medikamentosa
2005).
30
b. Bedah
- Operasi terbuka
31
Saat ini prostatektomi melalui sayatan perineal tidak dikerjakan
lagi.
- Pembedahan endourologi
32
BAB III
PEMBAHASAN
Dalam kasus ini, pasien laki-laki umur 63 tahun rujukan dari PKM
biromaru dengan nyeri perut kanan atas dan perut membesar sejak ±1 bulan yang
lalu,demam (+), perut terasa penuh dan kadang seperti terasa sesak, mual (+),
muntah (-), BAK warna pekat seperti teh, BAB biasa. Penurunan berat badan (+).
pasangan. Hal ini sesuai dengan teori dimana nyeri perut kanan atas akibat tumor
tumbuh dengan cepat yang menyebabkan regangan pada kapsul hati. Perut yang
membesar terjadi akibat adanya obstruksi vena porta yang menyebabkan distensi
cairan.
mukosa rectum licin, teraba massa dengan konsistensi kenyal, simteris, tidak
berbenjol-benjol, pool atas sulit dicapai. Hal ini sesuai dengan teori, dimana
dengan pemeriksaan Rectal Toucher dapat dibedakan BPH dan Ca prostat, yaitu
berbenjol-benjol.
sesuai dengan teori, dimana salah satu pemeriksaan penunjang untuk BPH adalah
USG abdomen.
33
Penatalaksanaan yang direncanakan pada pasien ini adalah open
membuat sayatan pada perut bagian bawah, kemudian prostat di enukleasi dari
dalam simpainya.
34
BAB IV
KESIMPULAN
Pasien laki-laki umur 63 tahun masuk RS dengan keluhan susah BAK sejak
±1 bulan, awalnya BAK terputus-putus, kencing lama keluar dan harus mengedan
untuk BAK, sering bangun malam untuk BAK ±5 kali, rasa tidak lampias setelah
BAK, ada air kencing menetes setelah BAK, pancaran kencing tidak kuat, BAB
x/m, pernapasan : 20 x/m, suhu: 37 ̊C. Pada rectal toucher ditemukan sfingter ani
menjepit, mukosa rectum licin, teraba massa dengan konsistensi kenyal, simteris,
tidak berbenjol-benjol, pool atas sulit dicapai, darah (-). Pada pemeriksaan USG
Hyperplasia. Lalu diberi terapi IVFD Ringer Lactat 20 tpm, Ceftriaxone 1 gram
35
DAFTAR PUSTAKA
36
Robbins Stanley L, et al. 2007. Buku Ajar Patologi Robbins Volume 2. Edisi 7.
EGC. Jakarta.
Sabiston DC. Buku Ajar Bedah. EGC. Jakarta. 1995.
Sastroasmoro S., Ismael S. 2008. Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Klinis.
Sagung Seto. Jakarta.
Sjamsuhidajat R. 2010. Buku Ajar Ilmu Bedah. EGC. Jakarta.
Soekidjo Notoatmodjo. 2010. Metodologi Pnelitian Kesehatan. EGC. Jakarta.
Underwood J. C. E, Cross S. S. 2009. General and Systematic Pathology. Fifth
Edition. Elsevier Limited. China.
Wein Alan J. 2012. Campbell-Walsh Urology 10th ed. Elsevier Saunders. USA.
37