Professional Documents
Culture Documents
Ipi178349 PDF
Ipi178349 PDF
Andi Halimah
Poltekes Depkes Makassar
Jl. Wijaya Kusuma Raya No. 46 Makassar
Andi.halimah@yahoo.com
Abstract
Objectives: The purpose of this study was to compare the intervention of MWD, trans-
verse friction and mills manipulation with intervention of MWD and transverse friction
towards consequence pain reduction tennis elbow type II. Methods: 16 person at me-
disakti clinic - Sample at as into 2 groups that is 8 person in groups treatment at give
therapy mwd, tranverse friction and mills manipulation and 8 person in control groups at
give therapy mwd and tranverse friction. Tennis elbow be a disturbance that in group
muscle ekstensor wrist especially in ekstensor carpi radialis brevis and longus. While
tennis elboe type II be certain disturbance that in area teno periosteal ektensor car-
piradialis brevis, where tenoperiosteal ekstensor carpi radialis brevis experience micro-
ruptur pulling consequence that over do from muscle ekstensor carpi radialis brevis con-
traction. Therapy gift mwd, tranverse friction and mills manipulation in condition tennis
elbow type II can demote pain according to have a meaning and give influence differ-
rence that have a meaning at compare therapy mwd and transverse friction. Result: This
matter is proved in statistics testing that shows value p = 0,035, Intervention mwd,
transverse friction and mills manipulation more have a meaning in demote consequence
pain tennis elbow type II at compare with therapy mwd and transverse friction.
insersionya pada olecranon, berfungsi pada otot ekstensor carpi ulnaris dalam gerakan
gerakan ekstensi elbow. Otot brachioradialis, dorsofleksi dan bekerja bersama dengan otot
berorigo pada batang humerus dan septum fleksor carpi radialis untuk gerakan radial de-
intermusculare lateral brachii sedang insersio viasi.
pada batang radius proksimal dari processus
styloideus, berfungsi dalam gerakan fleksi Histologi dan Fungsi Musculus Eks-
elbow, supinasi dan pronasi lengan bawah. tensor Carpi Radialis Brevis
Otot pronator teres, berorigo pada kedua ke- Secara histologi otot rangka merupakan
pala masing-masing berasal dari epicondylus jaringan kontraktil yang memiliki sel-sel yang
medialis humeri dan processus Coronoideus dapat dirangsang secara kimiawi, listrik dan
ulnae, kemudian berinsersio pada lateral mekanik untuk membangkitkan potensial aksi
batang radius. Otot ini berfungsi dalam ge- yang dihantarkan sepanjang membran se-
rakan pronasi lengan bawah. Otot supinator hingga timbul kontraksi. Bagian luar jaringan
berorigo pada epicondylus lateralis humeri dan ikat pada otot skeletal disebut dengan epimi-
crista ulnae, kemudian otot ini melingkari ra- sium, yang terdiri atas fascicle sebagai indivi-
dius dan berinsersio pada permukaan lateral dual muscle cell. Fascicle ini diselubungi oleh
dan volar radius. Otot ini berfungsi dalam pembungkus yang disebut perimisium, dan
gerakan supinasi lengan bawah. Selain otot- yang menyelubungi serta memisahkan sel-sel
otot di atas, sejumlah otot ekstensor dan flek- otot dari satu dengan yang lainnya disebut en-
sor pergelangan tangan dan tangan yang domisium. Sel-sel atau serabut otot terdiri atas
beroriga pada daerah siku juga terlibat dalam nucleus, sarcoplasma, reticulum sarcoplasmik,
gerakan sendi siku. Otot-otot ekstensor per- terminal cisternae, T tubulus, Triad, Cytosol,
gelangan tangan berasal dari epicondylus mitokondria dan myofibril. Pada myofibril mem-
lateralis humeri, sedangkan otot-otot fleksor bentuk myofilamen yang terdiri dari filamen
verasal dari epicondylus medialis. Baik otot- tipis dan filamen tebal dimana mekanisme kon-
otot ekstensor maupun fleksor pergelangan traktil otot rangka tergantung dari protein
tangan merupakan otot poliartikular dan myosin, aktin, tropomyosin dan troponin. Ham-
membentang dari sendi siku dan pergelangan pir seluruh otot rangka berawal dan berakhir di
tangan. tendon, dan serat-serat otot rangka tersusun
Otot Ekstensor carpi radialis brevis be- sejajar diantara ujung-ujung tendon, sehingga
rasal dari epicondylus lateralis humeri, liga- daya kontraksi setiap unit akan saling me-
mentum collateral radii dan ligamentum annu- nguatkan Serabut tendon mempunyai struktur
lare radii serta berinsertio pada basis meta- serabut yang hampir parallel alignment, yang
carpal ketiga. Otot ini berjalan melalui rongga membuat tendon sangat cocok untuk menahan
tendon kedua pada dorsalis pergelangan beban tensile yang tinggi.
tangan. Otot ekstensor carpi radialis brevis Tendon merupakan jaringan collagen,
merupakan otot ekstensor yang lemah pada dimana jaringan collagen memiliki 3 jenis se-
sendi siku. Otot ini melakukan gerakan lengan rabut yaitu serabut collagen yang memberikan
ke posisi tengah dari ulnar deviasi dan kekuatan dan kekakuan, serabut elastin yang
dorsofleksi. memberikan ekstensibilitas dibawah pengaruh
Otot ekstensor carpi radialis longus beban, dan serabut reticulin yang memberikan
berasal dari crista supracondylaris humeri dan bentuk dalam jaringan. Struktur tendon hampir
septum intermusculare lateral kemudian ver- seluruhnya merupakan serabut collagen se-
jalan melalui rongga tendon kedua. Otot eks- hingga memiliki kekuatan terhadap beban ten-
tensor carpi radialis longus merupakan otot sion. Tendon tersusun oleh fascicles (kelompok
ekstensor yang lemah pada saat lengan dalam bundel collagen) yang dipisahkan oleh endote-
keadaan fleksi dan sebagai supinator pada non dan dikelilingi oleh epitenon. Tendon terdiri
keadaan fleksi dan ekstensi elbow. dari fibroblast yang tersusun secara paralel
Pada sendi-sendi carpea, otot ekstensor dalam fascicles.
carpi radialis longus bekerja bersama dengan
122 Jurnal Fisioterapi Indonusa Vol. 7 No. 2, Oktober 2007
Beda Pengaruh Antara Microwave Diathermy, Transverse Friction dan Mills Manipulasi dengan Microwave Diathermy dan Transverse
Friction Terhadap Penurunan Nyeri Akibat Tennis Elbow Tipe II
Fungsi tendon adalah untuk melekatkan otot tangga utamanya mencuci, memeras pakaian
ke tulang atau fascia, dan untuk mentrans- atau tukang emas dimana aktivitas tersebut
misikan beban tensile dari otot ke tulang atau menyebabkan beban tension yang berlebihan
dari otot ke fascia sehingga menghasilkan pada tendon ekstensor carpi radialis brevis.
gerakan sendi. Ada dua jenis tendon yang da- Disamping itu faktor penuaan juga berpotensi
pat diidentifikasi yaitu tendon dengan pem- terjadinya injuri pada ekstensor carpi radialis
bungkusnya dan tendon tanpa pembungkus. brevis. Secara anatomi tendon ekstensor carpi
Pada area tertentu dimana tendon mengalami radialis brevis merupakan otot lemah pada
gaya friksi yang tinggi, maka tendon tersebut sendi siku. Sedangkan secara histologi tendon
memiliki pembungkus. Pembungkus tersebut ekstensor carpi radialis brevis memiliki critical
tersusun dari lapisan fibrous yang berhubu- zone yaitu area hipovaskuler didekat intersio-
ngan dengan lapisan sinovial parietal. Cairan nya tepatnya pada tenoperiosteal. Jika terjadi
sinovial yang dihasilkan oleh sel-sel sinovial injuri atau microruptur pada tenoperiosteal
dapat mempermudah terjadinya gerak luncur ekstensor carpi radialis brevis akibat kontraksi
pada tendon tersebut. Sedangkan pada lokasi- otot yang berlebihan atau tarikan yang ber-
lokasi tertentu dimana tendon tidak memiliki ulangkali pada tendon tersebut maka respon
pembungkus tetapi dikelilingi oleh peritenon jaringan terhadap injuri kurang baik karena
yang merupakan jaringan connective yang merupakan area hipovaskuler, sehingga sering
longgar. terjadi perubahan bentuk pada tendon yaitu
degenerasi. Area tenoperiosteal sering terben-
tuk kalsifikasi akibat adanya proses eksudat
Patologi Tennis Elbow kalsium dari periosteum epiconddylus lateral
Tennis Elbow adalah suatu injuri yang humeri selama inflamasi. Setelah masa infla-
melibatkan origo otototot ekstensor wrist masi, terbentuk jaringan fibrous pada area
akibat adanya penggunaan otot yang berle- tenoperioteal dan kalsifikasi, sehingga timbul
bihan (overuse). Suatu aktivitas yang berlebi- nyeri gerak yang hebat. Adanya nyeri gerak
han dapat menyebabkan beban kerja yang ber- yang hebat akan menyebabkan pasien enggan
lebihan pada otot-otot extensor wrist sehingga untuk menggerakkannya sehingga terjadi au-
terjadi kerobekan kecil (mikro ruptur) pada toimmobilisasi.
origo tendon extensor, dimana yang paling se- Efek immobilisasi yang lama akan me-
ring terkena adalah origo ekstensor carpi nyebabkan perubahan pada serabut collagen
radialis brevis tepatnya di tenoperiosteal otot tendon, di mana terjadi penurunan kandungan
tersebut. Kondisi ini merupakan tennis elbow air3 – 4 % dan penurunan GAG yang besar se-
tipe II dimana tipe ini merupakan 95 % ter- kitar 20 % sehingga akan menurunkan jarak
banyak dari kasus tennis elbow. Adanya kero- diantara serabut-serabut collagen dan menye-
bekan kecil pada tenoperiosteal otot ekstensor babkan perubahan gerak yang bebas diantara
carpi radialis brevis dapat menyebabkan serabut-serabut. Menurunnya gerakan diantara
formasi jaringan fibrous dan jaringan granulasi serabut-serabut collagen membuat jaringan
yang disertai dengan inflamasi sel-sel tendon cenderung menjadi kurang elastis dan lebih
(tendinosis). rapuh. Tidak adanya stress normal selama au-
Tennis Elbow tipe II dapat disebabkan toimmobilisasi akan terbentuk serabut collagen
oleh aktivitas olahraga dan pekerjaan yang dalam pola yang acak dan kemungkinan besar
melibatkan gerakan wrist secara berulang- terbentuk abnormal crosslink pada lokasi-lokasi
ulang atau melibatkan kekuatan menggeng- yang tidak diinginkan diantara serabut-serabut
gam. Adanya trauma akibat penggunaan fung- collagen. Disamping itu produksi fibroblast
si dan gerak ekstensor carpi radialis brevis da- yang berlebihan pada fase produksi akan mem-
pat menyebabkan formasi jaringan fibrous dan bentuk jaringan fibrous yang tidak beraturan
jaringan granulasi yang disertai dengan infla- sehingga menciptakan terjadinya abnormal
masi sel-sel tendon. Hal ini bisa terjadi pada crosslink diantara serabut-serabut collagen.
atlit bulutangkis, tennis, pekerjaan ibu rumah
Jurnal Fisioterapi Indonusa Vol. 7 No. 2, Oktober 2007 123
Beda Pengaruh Antara Microwave Diathermy, Transverse Friction dan Mills Manipulasi dengan Microwave Diathermy dan Transverse
Friction Terhadap Penurunan Nyeri Akibat Tennis Elbow Tipe II
blast, juga terjadi peningkatan sel-sel proliferasi terbentuk deposit kalsium karena
macrophage dan sel-sel endothelial untuk merupakan area hipovaskular dan juga ter-
membentuk pembuluh-pembuluh darah bentuk jaringan granulasi yang menjadi jari-
baru yang dikenal dengan. proses angioge- ngan fibrous yang tidak beraturan sehingga
nesis. Pada kondisi ini, terbentuk deposit terbentuk abnormal crosslink pada area ter-
kalsium di sekitar tendon ekstensor carpi sebut. Keadaan ini cenderung terjadi perleng-
radialis brevis. ketan pada tendon ekstensor carpi radialis
2. Fase Produksi (4 hari- 3 minggu) brevis. Adanya perlengketan pada tendon
Pada proses ini ditandai dengan penurunan ekstensor carpi radialis brevis dapat menim-
proses pertahanan tubuh, diikuti pening- bulkan nyeri gerak yang hebat pada saat pere-
katan jumlah fibroblast yang tinggi. Disam- gangan tendon dan kontraksi otot ekstensor
ping itu, telah terjadi perlekatan kolagen carpi radialis brevis.
dan jaringan granulasi baru serta pening-
katan oksigenisasi pada daerah cedera.
Fibroblast yang dikeluarkannya akan ter- Mekanisme Timbulnya Nyeri pada
bentuk menjadi myofibroblast yang mem- Tennis Elbow Tipe II
berikan efek wound contraction. Pada Telah dijelaskan sebelumnya bahwa
kondisi ini, jaringan granulasi baru menjadi nyeri adalah pengalaman sensorik dan emo-
jaringan fibrous yang tidak beraturan se- sional yang tidak nyaman, yang berkaitan de-
hingga terbentuk abnormal crosslink pada ngan kerusakan jaringan atau berpotensi
area tendon ekstensor carpi radialis brevis. terjadi kerusakan jaringan, atau menggam-
Keadaan ini cenderung terjadi perlengketan barkan adanya kerusakan jaringan. Diduga
pada tendon ekstensor carpi radialis brevis. bahwa nyeri adalah hasil dari trauma pada ja-
3. Fase Remodeling (3 minggu – 3 bulan ) ringan tubuh atau penyakit yang menyebabkan
Fase ini merupakan fase pembentukan ja- reaksi chemical dan lektrikal yang kompleks di
ringan yang normal. Jaringan granulasi dalam tubuh.
menjadi lebih fibrous dan kekurangan vas- Pada kondisi tennis elbow tipe II, nyeri
kuler untuk membentuk jaringan fibrous timbul karena adanya kerusakan jaringan be-
yang rapat seperti scar tissue. Selama 3 rupa kerobekan kecil (mikro ruptur) pada teno-
minggu kekuatan pada daerah yang cedera periosteal ekstensor carpi radialis brevis. Ada-
sekitar 15%. Proses ini berlanjut sampai 3 nya mikro ruptur menyebabkan terlepasnya
bulan sampai terjadi pembentukan jaringan zat-zat iritan seperti prostaglandin, bradikinin,
yang baru. Jumlah pembuluh darah ber- dan histamin sehingga merangsang serabut
kurang untuk mempertahankan viabilitas saraf A delta/III dan tipe C/IV (bermyelin tipis).
jaringan. Arteri, vena dan limfe per- Impuls tersebut dibawa ke ganglion dorsalis
kembang kembali dan terjadi regenerasi dan masuk kedalam medula spinalis melalui
pada serabut saraf yang kecil. Pada kondisi cornu dorsalis, yang kemudian dibawa ke level
ini, jika tidak mendapatkan terapi yang SSP yang lebih tinggi melalui traktus spino-
adekuat maka akan terbentuk perlengketan thalamicus dan spinoreticularis. Timbulnya
jaringan yang besar yang disertai dengan rangsangan pada ganglion dorsalis akan me-
proses degenerasi karena area cidera me- micu produksi “P” substance. Produksi “P”
rupakan area hipovaskuler (memiliki sir- substance akan merangsang terjadinya reaksi
kulasi yang jelek). inflamasi.
Impuls nosiseptif tersebut yang sampai
Dari pembahasan proses penyembuhan ke cortex somatosensorik dan limbik system
dapat disimpulkan bahwa kerusakan teno- akan dinterpretasikan sebagai nyeri. Nyeri yang
periosteal ekstensor carpi radialis brevis me- timbul akan menghambat gerak dan fungsi
nyebabkan reaksi radang, dimana selama pro- pergelangan tangan dan tangan. Adanya reaksi
ses peradangan terjadi eksudat kalsium dari inflamasi pada area tenoperiosteal akan disertai
periosteum tulang. Kemudian pada fase dengan eksudat kalsium dari periosteum epi-
Jurnal Fisioterapi Indonusa Vol. 7 No. 2, Oktober 2007 125
Beda Pengaruh Antara Microwave Diathermy, Transverse Friction dan Mills Manipulasi dengan Microwave Diathermy dan Transverse
Friction Terhadap Penurunan Nyeri Akibat Tennis Elbow Tipe II
condylus lateral humeri sehingga lama ke- Manipulation pada kondisi tennis elbow tipe II
lamaan pada tahap kronik akan terbentuk ditujukan pada pelepasan jaringan yang adhesif,
kalsifikasi dan jaringan fibrous disekitar tendon menyearahkan abnormal crosslink yang
extensor carpi radialis brevis. Hal ini didukung terbentuk pada tendon tersebut dan merang-
oleh faktor sirkulasi pada area tenoperiosteal, sang penyembuhan tendon. Penurunan nyeri
dimana area tenoperiosteal memiliki sirkulasi dapat dicapai melalui rangsangan pada serabut
yang jelek (hipovaskular) sehingga proses A delta dan C karena adanya gerakan sentakan
perbaikan jaringan kurang baik. Hal ini yang tiba-tiba sehingga terjadipelepasan sistem
menyebabkan kecenderungan terjadi degene- analgesik endogen yang akan memblokir
rasi, abnormal crosslink, dan kalsifikasi. Akibat- impuls nyeri di cornu dorsalis medula spinalis.
nya, terjadi perlengketan jaringan pada area
tersebut sehingga adanya gerakan yang meng-
hasilkan tarikan pada tendon tersebut akan Metode
menimbulkan nyeri hebat Dengan melakukan Penelitian ini bertujuan untuk melihat
gerakan ekstensi pergelangan tangan melawan efek dari penambahan terapi MWD pada terapi
beban/tahanan, menggenggam dengan kuat, Transverse Friction dan Mills manipulasi
dan gerakan fleksi pergelangan tangan yang terhadap penurunan nyeri akibat tennis elbow
berlebihan akan menyebabkan tarikan pada tipe II. Disamping itu, penelitian ini juga ber-
tendon ekstensor carpi radialis brevis yang me- tujuan untuk melihat efek dari MWD dan
ngalami patologis, sehingga menimbulkan nyeri transverse friction terhadap penurunan nyeri
hebat. akibat tennis elbow tipe II. Untuk melihat
seberapa besar efeknya terhadap penurunan
nyeri maka kami menggunakan alat ukur VAS
Microwave Diathermy, Transver Fric- sebagai alat evaluasi kemajuan terapi. Metode
tion dan Mills Manipulation penelitian ini bersifat kuasi eksperimen dengan
Karena lokasi gangguan pada teno- melihat adanya fenomena korelasi sebab akibat
periosteal yang memiliki sirkulasi yang jelek, pada kedua kelompok perlakuan dari obyek
maka pemberian modalitas MWD pada kasus penelitian. Perlakuan yang diberikan adalah
tennis elbow ini merupakan pemilihan mo- Microwave Diathermy, Transverse Friction, dan
dalitas yang sesuai. Micro Wave Diathermy Mills Manipulasi terhadap problem nyeri pada
(MWD) memiliki efek meningkatkan vasodi- kondisi tennis elbow tipe II dan dilakukan
latasi jaringan secara lokal sehingga dapat me- evaluasi terhadap intensitas/koalitas nyeri se-
ngangkut zat-zat algogene yang merupakan bagai dampak dari perlakuan tersebut.
iritan (level sensorik), meningkatkan perbaikan Dalam penelitian ini, sampel dibagi
jaringan, dan meningkatkan metabolisme sel- kedalam 2 kelompok yaitu kelompok perlakuan
sel melalui normalisasi nocisensorik. Juga ter- diberikan intervensi Microwave Diatermy,
jadi penurunan iritasi sisa metabolisme otot Transverse Friction, dan Mills Manipulasi dan
serta menurunkan persepsi nyeri. Kemudian, kelompok kontrol diberikan intervenís Micro-
pemberian tranverse friction pada jaringan wave Diathermy dan Transverse Friction terha-
tenoperiosteal ekstensor carpi radialis brevis dap problem nyeri pada kondisi tennis elbow
memiliki efek untuk melepaskan abnormal tipe II.
crosslink yang terbentuk, menceraiberaikan
perlengkean jaringan yang terbentuk dan
meningkatkan vasodilatasi lokal. Penurunan Kelompok Perlakuan
nyeri oleh transverse friction dengan tekanan Pada kelompok ini diberikan intervensi
yang keras dapat dicapai melalui rangsangan Microwave Diathermy, Transverse Friction dan
pada serabut afferen A delta dan C sehingga Mills Manipulasi. Sebelum perlakuan, dilakukan
terjadi pelepasan sistem analgesik endorfin pengukuran VAS untuk menilai kualitas/ inten-
yang akan memblokir impuls nyeri pada cornu sitas nyeri pasien dengan kondisi tennis elbow
dorsalis medula spinalis. Pemberian Mills tipe II. Setelah pengukuran, dilakukan inter-
126 Jurnal Fisioterapi Indonusa Vol. 7 No. 2, Oktober 2007
Beda Pengaruh Antara Microwave Diathermy, Transverse Friction dan Mills Manipulasi dengan Microwave Diathermy dan Transverse
Friction Terhadap Penurunan Nyeri Akibat Tennis Elbow Tipe II
dengan standar deviasi 1,19 sehingga terjadi nyeri (nilai VAS) sesudah intervensi antara
penurunan nilai mean VAS sesudah intervensi. kelompok perlakuan dan kelompok kontrol.
Tabel 3
Nilai Pengukuran VAS pada Kelompok
Kontrol
Nilai Pengukuran VAS
No Sebelum Sesudah
Intervensi Intervensi
1 83 35
2 79 33 Berdasarkan hasil Uji Wilcoxon diatas me-
3 65 26 nunjukkan bahwa nilai p = 0,012 (p < 0,05)
4 77 20 sehingga Ho ditolak yaitu ada pengaruh yang
5 58 34 bermakna antara sebelum dan sesudah inter-
6 63 38 vensi pada terapi MWD, Transverse Friction
7 55 13 dan Mill’s Manipulasi terhadap penurunan nyeri
8 56 12 akibat tennis elbow tipe II.
Mean 67 26,38
SD 11,12 10,27
Grafik 1
pengukuran VAS sebelum dan sesudah
intervensi pada setiap kelompok sampel Berdasarkan hasil Uji Mann-Whitney diatas
menunjukkan bahwa nilai p = 0,035 (p < 0,05)
Dalam penelitian ini, digunakan Uji Wilcoxon sehingga Ho ditolak yaitu ada perbedaan pe-
untuk menentukan ada tidak perbedaan tingkat ngaruh yang bermakna sesudah intervensi
nyeri (nilai VAS) antara sebelum dan sesudah antara terapi MWD, Transverse Friction, Mill’s
intervensi pada setiap kelompok sampel. Se- Manipulasi dengan terapi MWD dan Transverse
telah itu, dilakukan Uji Mann-Whitney untuk Friction terhadap penurunan nyeri akibat tennis
menentukan ada tidaknya perbedaan tingkat elbow tipe II.
De Wolf A.N., “Pemeriksaan Alat Penggerak Thomson Ann et al., “Tidy’s Physiotherapy”,
Tubuh”, Bohn Stafleu Van Loghunt, Twelfth Edition, ButterwothHeinemann,
Houten/Zaveenten, 1994. London, 1991.
Donatelli Robert and Wooden Michael J., Werner Kahle et al., “Sistem Lokomotor
“Orthopedic Physical Therapy”, Churchill Muskuloskeletal dan Topografi”, Edisi6,
Livingstone, New York, 1989. Jakarta, 1997.
Frankel Victor H., Margaretha Nordin, “Basic Winkel Dos et al., “Weke Deleh Aandoeningen
Biomechanic of The Skeletal System”, Van Het Bewegingsapparaat”, deel 2
Lea and Febiger, Philadelphia, 1982. diagnostiec, Bohn Scheltena/Antuverpen,
1984.
James Cyriax, “Text Book of Orthopedic
Medicine”, Treatment By Manipulation
and Deep Massage, Volume II, 1950.