Professional Documents
Culture Documents
REVIEW JURNAL
1. Identitas Artikel
Judul Artikel Hope, self-efficacy, optimism, and academic achievement:
Distinguishing constructs and levels of specificity in predicting college
grade-point average.
Penulis David B. Feldman, Maximilian Kubota.
(Santa Clara University, United States)
Tahun Terbit 2014
Volume/Issue/Hal -
Penerbit Elsevier Inc
2. Content of Journal
Background IPK merupakan salah satu indikator penting bagi keberhasilan
Perguruan Tinggi yang berpotensi membantu keuangan jangka pendek
dan menjadi modal peluang karir jangka panjang bagi individu;
mahasiswa. Pada artikel jurnal ini penelitian bertujuan untuk menguji
hubungan antara harapan dan IPK pada mahasiswa. Sebenarnya sudah
banyak penelitian-penelitian sebelumnya yang membahas tentang
harapan dan IPK mahasiswa, namun pembahasannya selalu seputar
harapan yang dikaitkan dengan tujuan hidup mahasiswa secara umum
saja tanpa ada yang melihat dari tujuan khusus akademisnya. Selain itu
beberapa penelitian sebelumnya juga telah menguji kemampuan
harapan untuk memperhitungkan varians dalam IPK terhadap
konstruksi pengharapan lainnya seperti self-efficacy dan optimism.
Keduanya telah ditunjukkan untuk memprediksi IPK (Chemers, Hu, &
Garcia, 2001; Segerstrom & Nes, 2006). Kendati demikian belum ada
penelitian yang menganalisis ketiga (yaitu, harapan, self-efficacy, dan
optimisme) secara bersamaan dalam memprediksi IPK. Ketika ketiga
variabel dimodelkan bersama-sama, tidak diketahui sampai taraf mana
mereka tumpang tindih atau yang merupakan prediktor GPA yang lebih
baik.
Dengan demikian, peneliti ingin mengetahui apakah self-efficacy dan
optimisme adalah konstruk yang dapat dihubungkan dengan IPK selain
konstruk harapan guna mengeksplorasi intervensi untuk meningkatkan
harapan akademis.
Metode Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif. Metode
penelitian kuantitatif dirasa cocok guna berusaha membuktikan
hubungan antara variable. Dalam hal ini peneliti ingin mengetahui
hubungan Harapan self-efficacy dan optimism terhadap IPK
mahasiswa. Penelitian ini menggunakan 2 cara penambilan data yaitu
eksperimen dan isian kuisioner yang diberikan setelah objek dalam
kondisi eksperimental.
Adapun penelitian ini menggunakan teknik sampling cross-sectional
dimana objek penelitian ini terdiri dari 89 mahasiswa (27 laki-laki, 62
perempuan) dari Universitas Northern California.
Tasya Augustiya/1176000163/Review1
3. Arguments
Penelitian ini bertujuan untuk melengkapi penelitian-penelitian sebelumnya yang membahas tentang
hubungan harapan dengan prediksi IPK. Penelitian sebelumnya dirasa belum lengkap karena mereka
hanya mengambil aspek harapan secara umum tanpa melihat aspek harapan khusus seperti optimis
dan self-efficacy. Harapan yang dilihat juga sebatas pada tujuan hidup secara umum, tidak mencakup
harapan akademis yang tentunya lebih berhubungan dengan prestasi akademik mahasiswa. Dengan
adanya penelitian yang dibuat oleh Feldman dan Kubota ini, kita diajak untuk mengetahui ada aspek
lain yang akan berhubungan dengan prediksi IPK, yakni harapan umum, self-efficacy dan optimisme.
Adanya penelitian ini dirasa sangat berguna karena kita bias menemukan konstruk atau “alat” baru
dalam meningkatkan kualitas bidang pendidikan terutama mahasiswa itu sendiri yang pada akhirnya
akan menjamin masa depan mereka sendiri. Penelitian ini juga membuka pikiran kita dan dapat
dijadikan referensi baru bahwa prediksi IPK tidak melulu bergantung pada harapan suatu individu
Tasya Augustiya/1176000163/Review1
(mahasiswa) secara umum atau melingkupi tujuan hidup individu tersebut secara umum, tapi juga
melingkupi harapan secara khusus atau lebih mengarah pada tujuan mahasiswa akan akademisnya.
Terlepas dari itu semua, terdapat juga kekurangan yang ditemukan dalam penelitan ini, diantaranya
Sampel penelitian ini hanya terdiri dari mahasiswa universitas swasta California Utara, sehingga
tidak diketahui sejauh mana hasil ini akan digeneralisasikan ke kelompok lain seperti mahasiswa
pascasarjana atau mahasiswa universitas negeri. Meskipun ini adalah praktik yang umum, setiap kali
ada model yang dibenarkan post-hoc, ada risiko memodifikasi model berdasarkan acak kesalahan
atau karakteristik sampel tertentu. Dengan demikian, penelitian selanjutnya harus menguji model
revisi dalam sampel tambahan. Juga mungkin berguna untuk mereplikasi penelitian ini dalam sampel
primer dan siswa sekolah menengah.
Selain itu, kekurangan lain yang ditemukan yaitu data diambil dari penelitian yang lebih besar (dari
sebelumnya). Untuk membantu mengevaluasi apakah manipulasi eksperimental dari penelitian yang
lebih besar itu memagari tindakan yang dilaporkan di sini, peneliti menguji perbedaan antara
kelompok dan tidak ada perbedaan signifikan yang dicatat. Dengan demikian, manipulasi tidak
secara diferensial mempengaruhi jawaban peserta terhadap penelitian ini.
Keterbatasan terakhir adalah bahwa peneliti memperoleh IPK melalui self-report, fakta itu berpotensi
memperkenalkan bias sosial. Oleh karena itu, penelitian selanjutnya harus mendapatkan IPK secara
langsung, jika memungkinkan. Bahkan mengingat keterbatasan ini, kami percaya bahwa penelitian
ini menawarkan bukti yang berguna dari hubungan antara harapan, self-efficacy, optimism, dan
prestasi akademik. Ini juga menyoroti pentingnya mengukur variabel harapan pada tingkat domain-
spesifik sebagai tambahan ke tingkat umum yang lebih umum. Mengingat hubungan yang relatif kuat
antara harapan dan IPK, itu mungkin bermanfaat untuk mengeksplorasi intervensi untuk
meningkatkan harapan akademis.
4. Referensi
Feldman, D. B., & Kubota, M. (2015). Hope, self-efficacy, optimism, and academic achievement:
Distinguishing constructs and levels of specificity in predicting college grade-point average.
Learning and Individual Differences, 37, 210–216. https://doi.org/10.1016/j.lindif.2014.11.022