You are on page 1of 48
Bagian Rasio Keuangan Perusahaan Bab 5 Makna dan Keaneka Ragaman Rasio Keuangan Bab 6 Komputasi Rasio Keuangan Perusahaan Bab 7 Pedoman Dasar Analisis Rasio Keuangan Perusahaan 37 Bab 5 Makna dan Keaneka Ragaman Rasio Keuangan 5.1, Arti dan Manfaat Rasio Keuangan Kalau kita mengetahui perusahaan A memiliki modal kerja sebesar Rp 100.000,00 dan perusahaan B memiliki modal kerja sebesar Rp 1.000.000,00 dapatkah ditarik kesimpulan bahwa perusahaan B keuangannya “lebih longgar” dibandingkan dengan perusahaan A ? Kalau perusahaan C hasil penjualannya dalam suatu kurun waktu menunjukkan angka sebesar Rp 800.000,00 dan perusahaan D untuk kurun waktu yang sama berhasil mencapai omset penjualan sebesar Rp 8.000.000,00 dapatkah ditarik kesimpulan bahwa volume penjualan perusahaan D dalamkeadaan yang lebih menguntungkan dibandingkan perusahaan C? Kalau perusahaan E dalam suatu periode pembukuan menghasilkan keuntungan sebesar Rp 120.000,00 dan perusahaan F dalam periode yang sama berhasil memperoleh keuntungan sebesar Rp 6.000.000,00 dapatkah ditarik kesimpulan bahwa perusahaan F lebih bethasil dibandingkan dengan perusahaan E ? Apabila terhadap pertanyaan-pertanyaan di atas kita memberikan jawaban ‘YA? ataupun jawaban ‘TIDAK’, maka kedua jawaban tersebut dapat dikatakan sebagai jawaban yang gegabah, jawaban yang sangat tergesa-gesa, persis seperti kita memberi jawaban atas pertanyaan “apakah terlalu berat ataukah terlalu ringan apabila ilmu matematika diajarkan sampai dengan kalkulus”, tanpa mengetahui siapa yang akan diberi pelajaran matematika tersebut. Jawaban yang tepat berbeda-beda tergantung kepada masalahnya. Kalau yang diberi mata pelajaran matematika kalkulus ¢ersebut siswa sekolah dasar, maka jelas terlalu berat bagi mereka. Untuk sekolah lanjutan tingkat atas, dapat dikatakan sepantasnya kalkulus diajarkan. Tetapi itupun masih tergantung jurusannya. Tidak ada bedanya dengan contoh masalah mata pelajaran matematika tersebut, angka- angka finansial, istilah untuk data keuangan atau data akuntansi, yang berdiri sendiri, yang dalam contoh-contoh di atas berupa angka modal kerja yang berdiri sendiri, angka nilai hasil penjualan yang berdiri sendiri, angka keuntungan perusahaan yang berdiri sendiri, dan seterusnya tidaklah mampu memberi gambaran yang cukup berarti bagi kita. Baru kalau angka-angka tersebut kita bandingkan dengan angka-angka lainnya, misalnya saja angka modal kerja kita hubungkan dengan angka pinjaman jangka pendek perusahaan, omset penjualan kita bandingkan dengan jumlah aktiva perusahaan, angka laba kita bandingkan 38 dengan modal yang tertanam dalam perusahaan dan seterusnya, maka barulah angka-angka keuangan tersebut dapat memberikan pengertian yang berarti bagi kita. Angka yang menunjukkan perbandingan antara angka keuangan yang satu dengan angka keuangan yang lain untuk perusahaan yang sama inilah yang kita sebut rasio keuangan, angka banding keuangan, rasiofinansial, angka banding finansial, yang semuanyamerupakan peng-Indonesiaan istilah ‘financial ratio’ 5.2. Keaneka-Ragaman Rasio Keuangan Kalau kita memperhatikan isi buku-buku yang menguraikan masalah analisis laporan kauangan, maka kita akan menemukan bahwa disamping adanya kesamaan-kesamaan pendapat tentang penggunaan sejumlah rasio keuangan tertentu, tidak sedikit pula dijumpai adanya perbedaan pendapat. Perbedaan pendapat tersebut tercermin antara lain dalam bentuk: (@)_Perbedaan terminologi. Dalam bidang pengetahuan sedang menjadi perhatian kita ini, menurut kenyataan tidak jarang dijumpai istilah yang sama dipergunakan dalam artian yang berbeda. Disamping itu banyak pula dijumpai hal yang sebaliknya, yaitu untuk sebuah pengertian dipergunakan lebih dari satu istilah. (b) Perbedaan klasifikasi. Dalam mengadakan pengelompokan rasio-rasio keuangan dijumpai juga adanya ketidak seragaman antara penulis yang satu dengan penulis yang lain. (©) Perbedaan isi. Di samping perbedaan terminologi dan perbedaan klasifikasi berkecendru- ‘gan menghasilkan ungkapan kesimpulan yang berbeda-beda, tidak jarang pula perbedaan asumsi menghasilkan kesimpulan-kesimpulan yang berbeda mengenai substansinya. Sebagaiakibat dari kenyataan-kenyataan di atas, maka tidak mengherankan kalau sering dijumpai kenyataan-kenyataan bahwa untuk rasio-rasio keuangan tertentu oleh sementara penulis dipandang perlu sekali diperhatikan, oleh penulis Jainnya dianggap tidak perlu diperhatikan, Bahkan dapat pula lebih dari itu, yaitu dianjurkan untuk tidak dipergunakan. Sekedar untuk memberika gambaran mengenai keaneka ragaman rasio keuangan dan keaneka-ragaman pandangan para penulis, dibawah ini disajikan beberapa untai rasio Keuangan yang oleh sementara penulis terkenal dianjurkan untuk diperhatikan dalam membuat analisis laporan keuangan perusahaan. I. James O. McKinsey, yang terkenal sebagai salah seorang penulis pertama yangmencoba menggunakan data akuntansi sebagai bahan pertimbangan dalam mengadakan keputusan- Keputusan perusahaan, dalam bukunya yang berjudul Managerial Accounting memperlihatkan perlunya rasio-rasio keuangan di bawah ini untuk dipergunakan dalam menganalisa laporan keuangan sebuah perusahaan."” 1, The relation of borrowed capital to total capital (Hubungan antara modal pinjaman dengan modal keseluruhan) *Linat W. Warren Haynes dan Joseph L. Massie, Management: Analysis, Concepts and Cases, Prentice-Hall, Inc., Englewood Ciifs, NJ., 1961, hal. 344 sid 345. 39

You might also like