Professional Documents
Culture Documents
Metabolisme Karbohidrat
Metabolisme karbohidrat adalah suatu proses reaksi secara mekanis dan kimiawi karbohidrat
di dalam tubuh makhluk hidup. Hal yang harus dipahami dalam metabolisme karbohidrat
adalah
1. Glikolisis
2. Glikogenesis
3. Glikogenolisis
4. Glukoneogenesis
5. HMP-Shunt
1. Glikolisis
Pada dasarnya metabolisme glukosa dapat di bagi dalam dua bagian yaitu yang tidak
menggunakan oksigen atau anaerob dan yang menggunakan oksigen atau aerob.Reaksi
anaerob terdiri atas serangkaian reaksi yang mengubah glukosa menjadi asam laktat. Proses
ini disebut glikolisis. Tiap reaksi dalam proses glikolisis ini menggunakan enzim tertentu, dan
1. 1. Heksokinase
Tahap pertama proses glikolisis adalah pengubahan glukosa menjadi glukosa -6-fosfat dengan
reaksi fosforilasi. Gugus fosfat diterima dari ATP dalam reaksi sebagai berikut :
Enzim heksokinase merupakan katalis dalam reaksi tersebut di bantu oleh ion Mg ++ sebagai
kofaktor. Heksokinase yang berasal dari ragi merupakan katalis pada reaksi pemindahan
gugus fosfat dari ATP tidak hanya kepada glukosa tetapi juga kepada fruktosa, manosa dan
glukosamina.
1. 2. Fosfoheksoisomerase
Reaksi berikutnya ialah isomerisasi, yaitu pengubahan glukosa -6-fosfat menjadi fruktosa -6-
fosfat, dengan enzim fosfoglukoisomerase. Enzim ini tidak memerlukan kofaktor dan telah
diperoleh dari ragi dengan cara klistalisasi. Enzim fosfoheksoisomerase terdapat pada
1. 3. Fosfofruktokinase
oleh ion Mg++ sebagai kofaktor. Dalam reaksi ini gugus fosfat dipindahkan dari ATP kepada
fruktosa-6-fosfat dan ATP sendiri akan berubah menjadi ADP. Fosfofruktokinase dapat
dihambat atau dirangsang oleh beberapa metabolit, yaitu senyawa yang terlibat dalam proses
metabolisme ini.
1. 4. Aldolase
Reaksi tahap keempat dalam rangkaian reaksi glikolisis adalah penguraian molekul fruktosa-
1,6-difosfat membentuk dua molekul triosa fosfat, yaitu dihidroksi aseton fosfat dan D-
gliseral-dehida-3-fosfat. Dalam tahap ini enzim aldolase yang menjadi katalis, telah
1. Triosafosfat Isomerase
Dalam reaksi penguraian oleh enzim aldolase terbentuk dua macam senyawa, yaitu D-
akan bertimbun dalam sel. Hal ini tidak berlangsung karena dalam sel enzim triosafosfat
Enzim ini bekerja sebagai katalis pada reaksi oksidasi gliseraldehida-3-fosfat menjadi asam
1,3 difosfogliserat. Dalam reaksi ini digunakan koenzim NAD +, sedangkan gugus fosfat
diperoleh dari asam fosfat.Reaksi oksidasi ini mengubah aldehida menjadi asam karboksilat.
1. Fosfogliseril Kinase
Reaksi yang menggunakan ini ialah reaksi pengubahan asam 1,3-difosfogliserat menjadi
asam 3-fosfogliserat.Dalam reaksi ini terbentuk satu molekul ATP dari ADP dan ion Mg +
+
diperlukan sebagai kofaktor. Oleh karena ATP adalah senyawa fosfat berenergi tinggi, maka
reaksi ini mempunyai fungsi untuk menyimpan energi yang dihasilkan oleh proses glikolisis
1. Fosfogliseril Mutase
Fosfogliseril mutase bekerja sebagai katalis pada reaksi pengubahan asam 3-fosfogliserat
1. Enolase
Reaksi berikutnya ialah reaksi pembentukan asam fosfoenolpiruvat dari asam 2-fosfogliserat
dengan katalis enzim enolase dan ion Mg ++ sebagai kofaktor.Reaksi pembentukan asam
1. Piruvat Kinase
Enzim ini merupakan katalis pada reaksi pemindahan gugus fosfat dari asam fosfoenolpiruvat
kepada ADP sehingga terbentuk molekul ATP dan molekul piruvat. Piruvat kinase telah dapat
diperoleh dari ragi dalam bentuk kristal. Enzim ini adalah suatu tetramer dengan berat
molekul 165.000.dalam reaksi tersebut, di perlukan ion Mg++ dan K+ sebagai aktivator.
2. Proses Glikogenesis
Glikogenesis merupakan proses pembentukan glikogen dari glukosa kemudian disimpan
dalam hati dan otot. Pada proses ini, lintasan metabolisme yang mengkonversi glukosa
menjadi glikogen akan diaktivasi di dalam hati, oleh hormon insulin sebagai respon terhadap
rasio gula darah yang meningkat, misalnya karena kandungan karbohidrat setelah makan atau
padaotot bertujuan untuk kepentingan otot sendiri dalam membutuhkan energi. Proses
Glikogenesis terjadi apabila jumlah glukosa ( dari makanan ) yang masuk kedalam tubuh
terlalu berlebih maka glukosa tersebut akan disimpan di hati dalam bentuk glikogen. Proses
terjadinya glikogenesis :
1. Glukosa mengalami fosforilasi menjadi glukosa 6-fosfat (reaksi yang lazim terjadi
juga pada lintasan glikolisis). Di otot reaksi ini dikatalisir oleh heksokinase sedangkan di
2. Glukosa 6-fosfat diubah menjadi glukosa 1-fosfat dalam reaksi dengan bantuan
katalisator enzim fosfoglukomutase. Enzim itu sendiri akan mengalami fosforilasi dan
gugus fosfo akan mengambil bagian di dalam reaksi reversible yang intermediatnya
3. Selanjutnya glukosa 1-fosfat bereaksi dengan uridin trifosfat (UTP) untuk membentuk
uridin difosfat glukosa (UDPGlc). Reaksi ini dikatalisir oleh enzim UDPGlc
pirofosforilase.
dengan atom C4pada residu glukosa terminal glikogen, sehingga membebaskan uridin
difosfat. Reaksi ini dikatalisir oleh enzim glikogen sintase. Molekul glikogen yang
sudah ada sebelumnya (disebut glikogen primer) harus ada untuk memulai reaksi ini.
Glikogen primer selanjutnya dapat terbentuk pada primer protein yang dikenal
sebagai glikogenin.
Glikogen Glikogen
Residu glukosa yang lebih lanjut melekat pada posisi 1à4 untuk membentuk rantai pendek
yang diaktifkan oleh glikogen sintase.Pada otot rangka glikogenin tetap melekat pada pusat
molekul glikogen, sedangkan di hati terdapat jumlah molekul glikogen yang melebihi jumlah
molekul glikogenin.
tersebut hingga mencapai minimal 11 residu glukosa, maka enzim pembentuk cabang
memindahkan bagian dari rantai 1à4 (panjang minimal 6 residu glukosa) pada rantai yang
berdekatan untuk membentuk rangkaian 1à6 sehingga membuat titik cabang pada
molekul tersebut. Cabang-cabang ini akan tumbuh dengan penambahan lebih lanjut
1àglukosil dan pembentukan cabang selanjutnya. Setelah jumlah residu terminal yang non
reduktif bertambah, jumlah total tapak reaktif dalam molekul akan meningkat sehingga
Tampak bahwa setiap penambahan 1 glukosa pada glikogen dikatalisir oleh enzim glikogen
sintase.Sekelompok glukosa dalam rangkaian linier dapat putus dari glikogen induknya dan
berpindah tempat untuk membentuk cabang.Enzim yang berperan dalam tahap ini adalah
Proses ini terjadi apabila tubuh membutuhkan glukosa, untuk digunakan lebih lanjut dalam
proses glikolisis. Glikogenolisisjuga dapat berarti lintasan metabolisme yang digunakan oleh
tubuh, selain glukoneogenosis untuk menjaga keseimbangan kadar glukosa di dalam plasma
darah untuk menghindari simtomahipoglisemia. Jika glukosa dari diet tidak dapat mencukupi
kebutuhan, maka glikogen harus dipecah untuk mendapatkan glukosa sebagai sumber energi.
akan tetapi sebenarnya tidak demikian. Untuk memutuskan ikatan glukosa satu demi satu dari
glikogen diperlukan enzim fosforilase. Enzim ini spesifik untuk proses fosforolisis rangkaian
1à4 glikogen untuk menghasilkan glukosa 1-fosfat. Residu glukosil terminal pada rantai
paling luar molekul glikogen dibuang secara berurutan sampai kurang lebih ada 4 buah residu
Glikogen Glikogen
Glukan transferase dibutuhkan sebagai katalisator pemindahan unit trisakarida dari satu
cabang ke cabang lainnya sehingga membuat titik cabang 1à6 terpajan. Hidrolisis ikatan 1à6
memerlukan kerja enzim enzim pemutus cabang (debranching enzyme) yang spesifik.
Dengan pemutusan cabang tersebut, maka kerja enzim fosforilase selanjutnya dapat
dengan reaksi pembentukan glikogen, reaksi ini tidak melibatkan UDP-glukosa, dan
glukosa 6-fosfat oleh enzim yang sama seperti pada reaksi kebalikannya (glikogenesis)
yaitu fosfoglukomutase.
2. Tahap reaksi berikutnya adalah pembentukan glukosa dari glukosa 6-fosfat. Berbeda
dengan reaksi kebalikannya dengan glukokinase, dalam reaksi ini enzim lain, glukosa 6-
fosfatase, melepaskan gugus fosfat sehigga terbentuk glukosa. Reaksi ini tidak
3. Glukosa yang terbentuk inilah nantinya akan digunakan oleh sel untuk respirasi
sehingga menghasilkan energi, yang energi itu terekam / tersimpan dalam bentuk ATP
4. Glukoneogenesis
GLUKONEOGENESIS
karbohidrat, misalnya asam laktat dan beberapa asam amino. Proses glukoneogenesis
berlangsung terutama dalam hati. Asam laktat yang terjadi pada proses glikolisis dapat
dibawa oleh darah ke hati. Di sini asam laktat diubah menjadi glukosa kembali
gula baru).
Glukoneogenesis yang dilakukan oleh hati atau ginjal, menyediakan suplai glukosa
yang tetap. Kebanyakan karbon yang digunakan untuk sintesis glukosa akhirnya
berasal dari katabolisme asam amino. Laktat yang dihasilkan dalam sel darah merah
dan otot dalam keadaan anaerobik juga dapat berperan sebagai substrat untuk
kebalikan dari proses glikolisis karena ada tiga tahap reaksi dalam glikolisis yang
glukokinase
fosfofruktokinase
piruvatkinase
Enzim glikolitik yang terdiri dari glukokinase, fosfofruktokinase, dan piruvat kinase
mengkatalisis reaksi yang ireversibel sehingga tidak dapat digunakan untuk sintesis
glukosa. Dengan adanya tiga tahap reaksi yang tidak reversibel tersebut, maka proses
dan organel sel (mitokondrion), yang diperlukan untuk mengubah piruvat menjadi
dikatalisis oleh piruvat karboksilase. Seperti banyak enzim lainnya yang melakukan
reaksi fiksasi CO2, pada reaksi ini memerlukan biotin untuk aktivitasnya.
dengan siklus asam sitrat. Malat meninggalkan mitokondria dan dalam sitoplasma
mengalami dekarboksilasi membentuk PEP pada reaksi yang tidak memerlukan GTP
diubah dari lintasan yang menghasilkan energi menjadi lintasan yang memerlukan
energi. Dua fosfat berenergi tinggi digunakan untuk mengubah piruvat menjadi PEP.
glukosa, maka setiap molekul glukosa yang disintesis dalam glukoneogenesis, sel
memerlukan 6 ATP dan 2 NADH. Glikolisis dan glukoneogenesis tidak dapat bekerja
pada saat yang sama. Oleh karena itu, ATP dan NADH yang diperlukan pada
glukoneogenesis harus berasal dari oksidasi bahan bakar lain, terutama asam lemak.
lemak hanya menyumbangkan sedikit fraksi atom karbon yang digunakan sebagai
substrat. Ini sebagai akibat struktur siklus asam sitrat. Asam lemak yang paling
banyak pada manusia yaitu asam lemak dengan jumlah atom karbon genap
fragmen 2-karbon ke siklus asam sitrat, tetapi pada permulaan siklus 2 karbon hilang
sebagai CO2. Jadi, metabolisme asetil KoA tidak mengakibatkan peningkatan jumlah
siklus dan tidak diganti, kapasitas pembentukan ATP dari sel akan segera
Kebanyakan atom karbon yang digunakan pada sintesis glukosa disediakan oleh
katabolisme asam amino. Beberapa asam amino yang umum ditemukan mengalami
degradasi menjadi piruvat. Oleh karena itu masuk ke proses glukoneogenesis melalui
reaksi piruvat karboksilase. Asam amino lainnya diubah menjadi zat antara 4 atau 5
karbon dari siklus asam sitrat sehingga dapat membantu meningkatkan kandungan
oksaloasetat dan malat mitokondria. Dari 20 asam amino yang sering ditemukan
dalam protein, hanya leusin dan lisin yang seluruhnya didegradasi menjadi asetil-KoA
Pengaturan Glukoneogenesis
melalui glikolisis sehingga harus ada suatu sistem pengaturan yang mencegah agar
kedua lintasan ini bekerja serentak.Sistem pengaturan juga harus menjamin bahwa
aktivitas metabolik hati sesuai dengan status gizi tubuh yaitu pembentukan glukosa
Bila kadar glukosa dan insulin darah turun, asam lemak dimobilisasi dari cadangan
jaringan adipose dan aktivitas -oksidasi dalam hati meningkat. Hal ini mengakibatkan
peningkatan konsentrasi asam lemak dan asetil-KoA dalam hati. Karena asam amino
secara serentak dimobilisasi dari otot, maka juga terjadi peningkatan kadar asam
amino terutama alanin. Asam amino hati diubah menjadi piruvat dan substrat lain
menjamin bahwa piruvat akan diubah menjadi oksaloasetat. Piruvat kinase dihambat
oleh asam lemak dan alanin, jadi menghambat pemecahan PEP yang baru terbentuk
menjadi piruvat.
oleh senyawa yang baru ditemukan yaitu fruktosa 2,6-bisfosfat. Pembentukan dan
pemecahan senyawa pengatur ini dikatalisis oleh enzim-enzim yang diatur oleh
dengan perubahan untuk glukosa dan insulin yaitu konsentrasinya meningkat bila
glukosa banyak dan berkurang bila glukosa langka. Fruktosa-2,6- bisfosfat secara
Jadi, bila glukosa banyak maka glikolisis aktif dan glukoneogenesis dihambat. Bila
kadar glukosa turun, peningkaan glukagon mengakibatkan penurunan konsentrasi
pengaktifan glukoneogenesis.
5. HMP shunt
HMP-Shunto Disebut juga jalur pentosa fosfat / heksosa monofosfat. Jalur ini menghasilkan
NADPH dan ribosa di luar mitokondria. NADPH diperlukan untuk biosintesis; asam
kelenjar mammae sedang laktasi. NADPH juga penting dalam; detoksifikasi obat oleh
glukosa 6-fosfat ---> ribulosa 5-fosfat2. Non-oksidatif (reversible); ribulosa 5-fosfat --->
ribosa 5-fosfat
Jalur ini aktif dalam hepar, jaringan adiposa (lemak), adrenal korteks, glandula tiroid, sel
darah merah,testes dan payudara yang sedang menyusui. Dalam otot aktivitas jalur ini rendah
sekali.
Fungsi utama jalur ini adalah untuk menghasilkan NADPH, yaitu dengan mereduksi NADP+.
NADPH diperlukan untuk proses anabolik di luar mitokhondria, seperti sintesis asam lemak
dan steroid. Fungsi yang lain adalah menghasilkan ribosa-5-fosfat untuk sintesis nukleotida
glukosa 6-fosfat dehidrogenase (G6PD). Reaksi ini memerlukan Mg++ atau Ca++ , memakai
lukan Mg++, Mn++ atau Ca++. Enzimnya glukono-lakton hidrolase. Satu molekul air (H2O)
fosfat.
fosfoglukonat. Ion Mg++, Mn++ atau Ca++ diperlukan. NADP+ bertindak sebagai hidrogen
ekseptor menjadi NADPH. Enzim yang mengkatalisis reaksi ini adalah 6-fosfoglukonat
dehidrogenase. Aktivitas enzim ini tergantung adanya NADP+. Seperti halnya enzim G6PD
Selanjutnya Ribulosa 5-fosfat dapat menjadi dua substrat dari dua enzim yaitu:
1. Ribulosa 5-fosfat epimerase, yang membentuk suatu epimer pada karbon ketiga, yaitu
2. Ribosa 5-fosfat ketoisomerase, yang merubah ribulosa 5-fosfat menjadi ribosa 5-fosfat.
Proses selanjutnya akan melibatkan suatu enzim transketolase, yang dapat memindah
dua unit karbon ( C1 dan C2 ) dari suatu ketosa pada aldehida dari aldosa. Dalam reaksi ini
diperlukan suatu koenzim, tiamin difosfat dan ion Mg++. Dua karbon dari xylulose 5-fosfat
dipindah pada ribosa 5-fosfat, menghasilkan suatu ketosa dengan tujuh karbon yaitu
enzim transaldolase dan membentuk fruktosa 6-fosfat dan eritrosa 4-fosfat.Dalam reaksi ini,
transaldolase memindah tiga karbon "active dihydroxy acetone" (C1-C3) dari keto dengan
menjadi donor "active glycoaldehyde" (C1-C2). Eritrosa 4-fosfat yang terbentuk dari reaksi
sebelumnya, akan bertindak sebagai akseptor (penerima) C1-C2. Reaksi ini memerlukan
tiamin dan ion Mg++ sebagai ko-enzim dan menghasilkan fruktosa 6-fosfat dan
gliseraldehida 3-fosfat.
Agar glukosa dapat dioksidasi secara sempurna menjadi CO2, diperlukan enzim yang dapat
mengubah gliseraldehide 3-fosfat menjadi glukosa 6-fosfat. Untuk ini diperlukan enzim
Embden-Meyerhof (glikolisis) yang bekerja kearah yang berlawanan. Selain itu, juga
diperlukan enzim fruktosa 1,6-difosfatase. Enzim ini mengubah fruktosa 1,6-difosfat menjadi
fruktosa 6-fosfat.
Secara keseluruhan proses ini dapat dianggap suatu oksidasi tiga molekul glukosa 6-fosfat
menjadi tiga molekul CO2 dan tiga molekul pentosa fosfat. Tiga molekul pentosa fosfat
diubah menjadi dua molekul glukosa fosfat dan satu molekul gliseraldehida 3-fosfat. Karena
dua molekul gliseraldehide 3-fosfat dapat diubah menjadi satu molekul glukosa 6-fosfat
melalui jalur kebalikan glikolisis, maka HMP Shunt dapat dikatakan suatu oksidasi glukosa
dihambat oleh NADPH. Reaksi yang dikatalisis enzim ini tidak akan berjalan apabila
NADPH tidak dipakai atau dengan kata lain konsentrasinya tidak menurun. Perlu diingat
bahwa produksi ribosa 5-fosfat tidak tergantung pada oksidasi glukosa, tapi dapat melewati
NADPH yang terbentuk berguna dalam sintesis asam lemak, steroid dan sintesis asam
amino. Sintesis asam amino melalui glutamat dehidrogenase. Adanya lipogenesis yang
aktif ,maka NADPH diperlukan, hal ini mungkin akan merangsang oksidasi glukosa lewat
HMP Shunt. "Fed state", suatu keadaan dimana seseorang baru saja makan, mungkin dapat
dehidrogenase.
1. Oksidatif (irreversible);
2. Non-oksidatif (reversible);
Jalur ini merubah glukosa menjadi asam glukuronat. Asam glukuronat berperan penting