You are on page 1of 10

1

A. Judul : Rancang Bangun Mesin Pencabik Sampah Plastik Kresek Sistem Basah

B. Latar Belakang

Gambar 1. Sampah kresek

DIPERKIRAKAN, 500 juta hingga satu miliar kantong plastik digunakan di dunia tiap
tahunnya. Jika sampah-sampah ini dibentangkan, dapat membungkus permukaan bumi
setidaknya hingga 10 kali lipat! Di Bandung sendiri, volume sampah plastik per harinya
mencapai 700 meter kubik. Bisa menutupi 50 lapangan sepakbola sekaligus!

Yang jadi persoalan, dampak negatif sampah plastik ternyata sebesar fungsinya. Di alam,
sampah plastik berbahan konvensional dari polimer sintetik tidak mudah terurai oleh
organisme. Dibutuhkan waktu 300-500 tahun agar bisa terdekomposisi atau terurai sempurna.
Sebuah waktu yang sangat lama. Akibatnya, di banyak tempat, plastik menjadi sumber
masalah. Menyumbat saluran air, tanggul, sehingga mengakibatkan banjir bahkan yang
terparah merusak turbin waduk.

Dampak negatif kantong plastik atau ”tas kresek” terhadap kesehatan tidak kalah
mengerikan. Berdasarkan penelitian I Made Arcana, dosen kimia Institut Teknologi
Bandung, zat pewarna hitam yang umumnya ada di kantong plastik berbahaya bagi
kesehatan. Zat ini kalau terkena panas dapat terdegrasi dan mengeluarkan zat yang menjadi
salah satu pemicu kanker. Maka, dianjurkan tidak menaruh gorengan atau makanan panas
lainnya langsung di kantong plastik.

Lantas, apa solusinya mengatasi persoalan kantong plastik? Yang pasti, jangan pernah
mencoba membakarnya. Jika proses pembakarannya tidak sempurna, plastik akan mengurai
di udara sebagai dioksin. Senyawa ini sangat berbahaya bila terhirup manusia. Dampaknya
antara lain memicu penyakit kanker, hepatitis, pembengkakan hati, gangguan sistem saraf,
dan memicu depresi.
2

Seperti diungkapkan angggota Dewan Pakar Dewan Pemerhati Kehutanan dan


Lingkungan Tatar Sunda (DPLKTS) Sobirin, pengolahan sampah menjadi solusi terbaik. Jika
rumah tangga atau komunitas terkecil di lingkungan belum bisa mengolah atau mendaur
ulangnya, maka pemilahan menjadi langkah kecil terbaik.

Gambar 2. Pemanfaatan Kantong kresek

Sampah yang saat ini sangat sulit untuk kita hindari ketika berbelanja adalah Plastik
pembungkus. Dari beberapa informasi disebutkan bahwa plastik adalah salah satu
penyumbang sampah terbanyak ketiga. Hal ini cukup genting karena seperti yang telah
diketahui bahwa plastik sangat sukar sekali terurai, butuh ratusan tahun untuk terurai,
sehingga tentunya hal ini menjadi problem yang harus dipecahkan segera. Apalagi Saat ini
sedang maraknya isu Global Warming.

Sampah Plastik yang terus menggunung, memiliki dampak yang cukup besar terhadap
pemanasan global. Jadi hal ini perlu menjadi perhatian yang besar bagi setiap orang. Kita
perlu mengurangi penggunaan Palstik pembungkus. Dan lebih bagus lagi jika kita bisa
mendapatkan penggantinya yang lebih ramah lingkungan. Perlu kita ketahui bahwa saat ini
telah ada penemuan bahan alternatif pengganti plastik yang terbuat dari tumbuhan
sebagaimana yang tersebut pada situs web kimia indonesia. Tapi sayangnya yang selalu
menjadi kendala di negara kita adalah pengembangannya dan produksinya dalam skala besar
sehingga benar-benar dapat menggantikan plastik pembungkus yang masih beredar saat ini.

Di Indonesia, plastik daur ulang sebagian besar dimanfaatkan kembali sebagai produk
semula dengan kualitas yang lebih rendah. Pemanfaatan plastik daur ulang sebagai bahan
konstruksi masih sangat jarang ditemui. Pada tahun 1980 an, di Inggris dan Italia plastik
daur ulang telah digunakan untuk membuat tiang telepon sebagai pengganti tiang-tiang kayu
atau besi. Di Swedia plastik daur ulang dimanfaatkan sebagai bata plastik untuk pembuatan
bangunan bertingkat, karena ringan serta lebih kuat dibandingkan bata yang umum dipakai
(YBP, 1986).
Pemanfaatan plastik daur ulang dalam bidang komposit kayu di Indonesia masih terbatas
pada tahap penelitian. Ada dua strategi dalam pembuatan komposit kayu dengan
3

memanfaatkan plastik, pertama plastik dijadikan sebagai binder sedangkan kayu sebagai
komponen utama; kedua kayu dijadikan bahan pengisi/filler dan plastik sebagai matriksnya.
Penelitian mengenai pemanfaatan plastik polipropilena daur ulang sebagai substitusi perekat
termoset dalam pembuatan papan partikel telah dilakukan oleh Febrianto dkk (2001). Produk
papan partikel yang dihasilkan memiliki stabilitas dimensi dan kekuatan mekanis yang tinggi
dibandingkan dengan papan partikel konvensional. Penelitian plastik daur ulang sebagai
matriks komposit kayu plastik dilakukan Setyawati (2003) dan Sulaeman (2003) dengan
menggunakan plastik polipropilena daur ulang. Dalam pembuatan komposit kayu plastik
daur ulang, beberapa polimer termoplastik dapat digunakan sebagai matriks, tetapi dibatasi
oleh rendahnya temperatur permulaan dan pemanasan dekomposisi kayu (lebih kurang
200°C).
Penelitian-penelitian yang telah dan sedang dilakukan bertujuan untuk menghasilkan
komposit kayu plastik dengan sifat-sifat yang terbaik. Han (1990), Stark & Berger (1997),
dan Oksman & Clemons (1997), meneliti faktor- faktor yang berperan penting dalam
pembuatan komposit serbuk kayu plastik, yaitu tipe dan bentuk bahan baku, jenis kayu,
nisbah filler dengan matriks, jenis dan kadar compatibilizer, serta kondisi pada saat
pengadonan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sampai batas tertentu terjadi peningkatan
kekuatan komposit dengan makin kecil ukuran serbuk yang digunakan, demikian juga tipe,
nisbah serbuk kayu dan plastik, kadar air serta jenis kayu berpengaruh nyata terhadap sifat-
sifat komposit yang dihasilkan. Penambahan compatibilizer sampai batas tertentu
berpengaruh baik terhadap kekuatan komposit.
Penelitian mengenai komposit kayu plastik sebagian besar masih menggunakan plastik
murni sebagai matriks. Penelitian dengan menggunakan matriks daur ulang, dilakukan oleh
Setyawati (2003), Sulaeman (2003) dengan menggunakan polipropilena daur ulang. Hasil-
hasil penelitian dirangkum sebagai berikut :
Setyawati (2003) meneliti pengaruh ukuran nisbah serbuk kayu dengan matriks,
serta kadar compatibilizer terhadap sifat fisis dan mekanis komposit kayu polipropilena daur
ulang. Hasil penelitian menunjukkan pola yang sama dengan komposit yang menggunakan
polipropilena murni, yaitu sifat–sifat komposit meningkat dengan makin halusnya ukuran
partikel. Nisbah serbuk kayu dengan matriks sebesar 50:50 dengan penambahan MAH
2,5% sebagai compatibilizer disertai dengan penambahan inisiator menghasilkan kekuatan
komposit yang optimal, disamping sifat-sifat fisis yang memadai.

Sulaeman (2003), meneliti deteriorasi komposit kayu plastik polipropilena daur ulang
oleh cuaca dan rayap. Hasil penelitian menunjukkan komposit kayu plastik daur ulang
dapat terdegradasi oleh cuaca, akn tetapi tahan terhadap serangan rayap.

C. Perumusan Masalah

Bagaimana merancang dan membangun mesin pencabik sampah plastik kresek yang
dapat mengubah kantung plastik bekas menjadi serpihan lembaran kresek dan mampu
meningkatkan harga jual sehingga dapat meningkatkan penghasilan pengrajin kantung kresek
bekas.
4

D. Tujuan Program

Tujuan dari proram ini adalah untuk meningkatkan harga jual plastik kresek serta solusi
kepada pengrajin sampah plastik dalam meningkatkan sosial ekonominya, karena banyak
pengrajin sampah sampah plastik hanya sebagai penampung sampah sementara.

E. Luaran yang Diharapkan

Luaran yang diharapkan dari PKMT ini adalah model yang dapat berfungsi dan dioperasikan
dengan baik dan tepat guna.

Gambar 3. Luaran Mesin Pencabik Sampah Kresek Sistem Basah

Keterangan Komponen Gambar :


1. Pisau dinamis
2. Pisau statis
3. Puli
4. Sabuk
5. Bak penampung serpihan plastik kresek
6. Motor
7. Pipa paralon
8. Bak air
5

F. Kegunaan Program

Bila program yang kami buat ini terlaksana dengan baik, maka banyak manfaat yang dapat
diperoleh, diantaranya adalah :

1. Mengurangi volume sampah plastik kresek yang terbengkalai


2. Ikut mensejahterakan kehidupan ekonomi pengrajin sampah kresek
3. Meminimalisir penyakit yang disebabkan sampah plastik kresek yang terabaikan
4. Ikut memperlambat terjadi Global Warming
5. Ikut menjaga kebersihan dan keindahan serta kesehatan lingkungan dari sampah kresek
yang terbengkalai.

G. Tinjauan Pustaka
1. Puli dan Sabuk V

Gambar 4. Puli dan Sabuk

a. Gaya tegang sabuk

𝑇1
= 𝑒 µ𝜃𝑐𝑜𝑠𝑒𝑐𝛼
𝑇2

b. Daya yang dibutuhkan

(T1  T 2 )    d  n
P  [ HP ]
60  75  100

Keterangan :
T1 = Gaya tegang sabuk kencang
T2 = Gaya tegang sabuk kendur

𝑒 = Bilangan natural
θ = Sabuk kontak

μ = koefisien gesek sabuk dengan pulley


6

α = Sudut kemiringan sabuk / alur


d = diameter pulley
c. Ukuran puli yang digunakan Kecepatan antar puli
𝜌𝜐2
𝑓𝑡 =
𝑔

𝜋𝐷𝑁
𝑣=
60

Keterangan :

𝑓𝑡 = Tekanan sentrifugal pelek

𝜌 = Massa jenis pelek

𝑣 = kecepatan pelek cm/detik


D = Diameter pulley

N = Kecepatan putar pulley


2. Poros

a. Daya yang dibutukan

P=Txω

b. Momen tahanan

𝑀𝑏𝑒𝑞
ωb =
𝜏𝑏
atau
𝑀𝑝𝑒𝑞
ωp =
𝜏𝑝

c. Diameter poros

D = ³√(32.ωb/π)

Atau

D = ³√(32.ωp/π)
7

Keterangan :

P = Daya

T = Torsi

ω = Kecepatan sudut
ωb = Momen tahanan bengkok
ωp = Momen tahanan punter
Mbeq = Momen bengkok equivalent
Mpeq = Momen punter equivalent

D = Diameter poros
3. Bearing

Gambar 5. Bearing

Tekanan bearing
𝑊
P=
𝑙𝑥𝑑
Keterangan :

P = Tekanan

W = Berat journal

ι = Panjang bearing

d = Diameter journal
8

H. Metode Pelaksanaan Program

Progaram ini dilaksanakan urutan :

1. Observasi kebutuhan konsumen


2. Menentukan spesifikasi
3. Mengali konsep : - Study Pusataka
- Desain
4. Memilih Konsep
5. Mengembangkan Konsep
6. Menetapkan Rancangan Serta ukuran
7. Pembuatan Alat
8. Pelaporan

I. Jadwal Kegiatan

Tabel 1. Jadwal Kegiatan

Kegiatan Bulan
No
1 2 3 4 5
1 Observasi Kebutuhan Konsumen
2 Menentukan Spesifikasi
3 Menggali Konsep
4 Memilih Konsep
5 Mengembangkan konsep
6 Menetapkan Rancangan Serta Ukuran
7 Pembuatan Alat
8 Pelaporan
9

J. Rancangan Biaya
Tabel 2. Rancangan biaya

Jumlah
No. Nama Bahan Volume Harga Satuan Harga Satuan
(Rp) (Rp)

1. Baja Plat (2400x1200x0,8) 4 lembar Rp. 40.000,- Rp. 160.000,-

2. Bearing Poros 4 buah Rp. 100.000,- Rp. 400.000,-

3. Pisau pencabik 200 buah Rp. 25.000,- Rp.5.000.000,-

4. Motor 1,25 Hp 1 unit Rp.1.000.000,- Rp. 1.000.000,-

5. Pompa Sirkulasi Air 1 unit Rp. 100.000,- Rp. 100.000,-

6. Pulley 4 inc 4 buah Rp. 100.000,- Rp. 400.000,-

7. V-Belt 2 buah Rp. 60.000,- Rp. 120.000,-

8. Poros Baja bertingkat 2 buah Rp. 250.000,- Rp. 500.000,-

9. Baja Profil (50x50x5) --6m 4 batang Rp. 300.000,- Rp. 1.200.000,-

10. Pipa paralon 2m 1 buah Rp. 100.000,- Rp. 100.000,-

11. Amplas 20lembar Rp. 3000,- Rp. 60.000,-

12. Cat 3 Kg Rp. 80.000,- Rp. 240.000,-

13. Tiner 4 liter Rp. 40.000,- Rp. 160.000,-

14. Las Listrik ------- Rp. 200.000,- Rp. 200.000,-

15. Elektroda Las ------- Rp. 160.000,- Rp. 160.000,-

16. Pembuatan Laporan ------- Rp. 200.000,- Rp. 200.000,-

Jumlah Total Rp. 10.000.000,-


10

Daftar Pustaka

http://onlinebuku.com/2009/01/20/pengolahan-limbah-plastik-dengan-metode-daur-ulang-
recycle/comment-page-1/

http://rudi.staff.uns.ac.id/2009/04/10/cara-nulis-proposal-pkm-agar-lolos-dikti-10-juta/
http://rudyct.com/PPS702-ipb/07134/dina_setyawati.htm
http://stopglobalworming.blogspot.com/2009_06_01_archive.html
http://www.indosiar.com/fokus/81231/bahaya-plastik-daur-ulang-diperingatkan-bpom
http://www.pemanasanglobal.net/berita-terbaru/juli-2009/22-juli-2009.htm
http://www.resep.web.id/tips/50-tips-mengurangi-global-warming.htm

http://www.wikimu.com/News/DisplayNews.aspx?id=14886
Khurmi, R.S dan Gapta, J.K.1982. A Teks Book of Machine Design. New Delhi : Eurasia
Publising house (Ovt) LTD
Sularso dan Suga, K. 1979. Dasar Perencanaan dan Pemilihan Elemen Mesin. Jakarta: PT.
Pradnya Pratama

You might also like