You are on page 1of 8

BAB I

PENDAHULUAN

Nevus adalah istilah umum yang menggambarkan adanya bercak berpigmen pada k u l i t .
Nevus terdiri dari bermacam-macam jenis, antara lain yang
d i s e b u t n e v u s melanositik dan giant hairy nevus. Nevus jenis ini merupakan kelainan yang
jinak. Nevusmelanositik oleh orang awam dikenal sebagai istilah “tahi lalat” (nevus
pigmentosus).

Nevus pigmentosus adalah tumor jinak yang berasal dari melanosit, yaitu sel dendritik
yang menghasilkan pigmen, secara normal terdapat di antara keratinosit pada lapisan basal
epidermis. Etiologi berkembangnya nevus pigmentosus belum diketahui tetapi diduga
diturunkan pada beberapa keluarga. Pajanan sinar matahari, penekanan kekebalan tubuh, dan
pemberian kemoterapi merupakan faktor penentu banyaknya nevus pigmentosus yang
berkembang.

Nevus pigmentosus muncul pada kebanyakan orang Kaukasia dan sedikit pada orang yang
berkulit hitam.Wanita dewasa memiliki total nevus yang lebih banyak dan kebanyakan pada
kaki. Sedangkan laki-laki lebih banyak pada badan.Nevus pigmentosus dapat bersifat kongenital
maupun didapat. Nevus pigmentosus kongenital merupakan nevus yang terdapat sejak lahir atau
pada tahun pertama kehidupan. Sedangkan sebagian besar nevus pigmentosus yang didapat
(acquired) berkembang pada 20 tahun pertama kehidupan.

Jumlah rata- rata nevus pigmentosus pada usia dewasa berkisar 25 sampai 35 nevus per
orang. Makin besar jumlah nevus seseorang makin besar resiko berkembang menjadi melanoma.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Definisi

Nevus pigmentosus adalah tumor jinak melanosit yang tersusun dari sel-sel nevus,
yang berpotensi berkembang menjadi Melanoma Maligna. Degenerasi maligna nevus
pigmentosus terjadi pada pasien diatas 35 tahun harus dipikirkan kemungkinan melanoma.
Transformasi maligna ditandai dengan adanya pembesaran, khususnya bila asimetris, perubahan
warna, perubahan permukaan, terjadi penebalan, adanya nyeri, tanda-tandain flamasi atau
timbulnya pigmentasi satelit. (Tsaniyah, 2013 dalam makalah prevalensi gambaran histopatologi
nevus pigmentosus)

2.2. Sinonim

Common Moles, Nevocelluler Nevi, Moles Pigmentosus. (Departemen Ilmu Kesehatan Kulit &
Kelamin Univ. Sumatra Utara, 2008)
2.3. Epidemiologi

Salah satu nevus pigmentosus yang menjadi perhatian adalah nevus displastik. Nevus
ini dapat berkembang menjadi melanoma maligna (50% individu terkena melanoma maligna
pada usia 59 tahun). Prevalensinya pada populasi berkulit putih telah dilaporkan pada sebagian
besar penelitian antara 2%-10%. Sedangkan di Indonesia sendiri belum ada data mengenai
prevalensi nevus pigmentosus baik nevus pigmentosus yang didapat, kongenital, maupun
displastik. Penelitian mengenai prevalensi dan gambaran histopatologi nevus pigmentosus di
Palembang, khususnya untuk pasien yang diperiksa secara histopatologi di Bagian Patologi
Anatomi Rumah Sakit Dr. MohammadHoesin Palembang belum pernah dilakukan. Oleh karena
itu, penelitian mengenai prevalensi dan gambaran histopatologi nevus pigmentosus ini perlu
dilakukan. Hasil penelitian ini nantinya diharapkan dapat digunakansebagai tambahan informasi
baik kepada para praktisi kesehatan maupun kepada masyarakat. (Tsaniyah, 2013 dalam makalah
prevalensi gambaran histopatologi nevus pigmentosus)

2.4. Etiologi

Lesi berpigmen yang sering dikaitkan dengan kelainan congenital baik secara sel maupun jaringan. Nevus
pigmentosus secara awam juga dikenal dengan tahi lalat (mole). (fitri, 2012 dalam makalah scribd nevus
pigmentosus)

Sel-sel nevus kulit berasal dari neural crest, sel-sel ini membentuk sarang-sarang kecil pada
lapisan sel basal epidermis dan pada zona taut dermoepidermal. Sel-sel ini membelah dan masuk
dermis dan membentuk sarang- sarang pada dermis.

2.5. Faktor Resiko

1. Factor luar:
- Iritasi berulang pada tahi lalat
- Virus dengan inti RNA yang menimbulkan perubahan pada DNA sel sehingga sel
ganas
- Sinar ultraviolet khususnya UVA dan UVB dari sinar matahari yang merangsang
pertumbuhan tumor ganas
2. Factor dalam:
- Genetic, seperti: penyakit xeroderma pigmentosum dan sindrom warner
- Imunologik
- Ras, dimana kulit putih lebih beresiko
(http://tokoalkes.com/blog/nevus-pigmentosus-atau-tahi-lalat)

2.6. Gejala Klinis

Nevus pigmentosus dapat terjadi di semua bagian kulit tubuh, termasuk membrana
mukosa dekat permukaan tubuh. Lesi dapat datar, papuler, atau papilomatosa, biasanya
berukuran 24 mm, namun dapat bervariasi dari sebesar peniti sampai sebesar telapak tangan.
Pigmentasinya juga bervariasi dari warna kulit sampai coklat kehitaman. Departemen Ilmu
Kesehatan Kulit & Kelamin Univ. Sumatra Utara, 2008)

2.7. Patogenesis

Nevus pigmentosus merupakan kelainan pada proses pembentukan melanositik


normal, diduga disebabkan oleh mutasi (sering NRAS) y a n g t e r j a d i p a d a s e l
p r o g e n i t o r ya n g m e n g h a s i l k a n a k u m u l a s i l u a s ya n g abnormal pada sel-sel
melanosit sepanjang jalur migrasi selama terjadi perkembangan normal. Peristiwa yang
mengarah ke akumulasi nevomelano-cyte juga mungkin memiliki efek pada jaringan sekitarnya
(yaitu, peningkatan panjang & hitamnya rambut) mungkin karena perubahan lingkungan sitokin
lokal pada sel nevomelanocyt. Mutasi dari NRAS merupakan penyabab terjadinya
perubahan sel pigmen dan atau nonpigmen pada kulit dan system saraf pusat (SSP).
(Slideshare nevus pigmentosa, 2018)
2.8. Histopatologi

Lapisan Epidermis Sel - sel basal (lap.membran basalis) terdapat sel Kelompok Sel Nevus
Berasal dari Neural Crest merupakan sel melanosit yg berubah jadi neoplastic. Semua jenis
Nevus memiliki pigmentasi Melanin yg berlebihan,membentuk lesi kulit yang nyata coklat gelap
Pigmentosus jaringan dasar yang terdiri dari : kulit Lapisan Intradermal lapisan membran
Melanin Kelompok Sel Nevus Berasal dari Neural Crest merupakan sel melanosit yg berubah jd
neoplastic. (praktikum patologi anatomi blok integument.slideshare, 2018)

2.9. Diagnosa

Nevus dapat didiagnosis berdasarkan gambaran klinis. Biasanya, bercak nevus berbentuk
kubah atau berkutil. Kadang terletak di kaki dan berbentuk seperti huruf D. Warnanya pun dapat
bervariasi dari cokelat hingga hitam. Ukurannya biasanya tidak besar, sekitar 24 mm. Bercak
nevus dalam satu area bisa tunggal atau ganda, dan paling sering tumbuh di area wajah atau
leher. (https://www.klikdokter.com/penyakit/nevus)

2.9.1 Pemeriksaan Penunjang

Dermoskopi adalah tehnik diagnostik non invasif menggunakan magnifikasi optik


yang memungkinkan visualisasi gambaran morfologik yang tidak terlihat dengan mata
telanjang sehingga membuat hubungan antara dermatologi klinis makroskopik dan
dermatopatologimikroskopik.
(http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/64674/Chapter ll)

2.10. Diagnosa Banding

1. Congenital Melanocytic Nevi


Suatu nevus kongenital yang sudah ada sejak lahir, yang bervariasi ukurannya, bisa berambut
dan didominasi oleh warna hitam dan coklat. Biasanya rata, pada waktu lahir, tetapi dapat
menebal pada masa anak-anak

2. Halo Nevi (Sutton's Nevus, Leukoderma Acquisitum Centrifugum)


Suatu nevus yang berkembang membentuk batas putih, biasanya simetris, bulat, dengan batas
tegas (daerah halo). Tidak dijumpai sel melanosit pada daerah halo tersebut. Secara histologis,
tanda-tanda inflamasi kronis sering dijumpai, biasanya terdapat di leher,dan tidak pernah di
telapak tangan dan telapak kaki.

3. Nevus Spilus (Speckled Lentiginous Nevus)


Berbentuk oval, melingkar, irreguler, berwarna coklat dan berbintik-bintik kehitaman. Biasanya
tidak berambut. Area yang berwarna coklat biasanya datar, sedangkan bintik-bintik hitam sedikit
menonjol dan terdiri dari sel nevus tipikal
(Departemen Ilmu Kesehatan Kulit & Kelamin Univ. Sumatra Utara, 2008)
2.11. Penatalaksanaan

Nevus umumnya tidak memerlukan terapi kecuali bila pasien menginginkan nevus
diangkat atau dokter mencurigai perubahan kearah keganasan. Terapi yang dipilih adalah eksisi
sederhana Nevus yang dicurigai ganas harus dibiopsi dan sekalian diangkat/ dioperasi. Eksisi
adalah operasi kecil dengan melakukan anastesi setempat dan dapat dilakukan oleh seorang
dokter umum tanpa anda harus datang kerumah sakit dan tanpa masuk ke kamar operasi.
Tindakan yang dilakukan cukup aman dengan standart operasional yang baik dan tingkat
kesterilan yang baik, sehingga setelah pasca operasi tidak akan mungkin ada kelainan dan efek
samping yang mengkhawatirkan. (Tsaniyah, 2013 dalam makalah prevalensi gambaran
histopatologi nevus pigmentosus)

2.12. Prognosis

Pada umumnya baik. Tetapi pada nevus pigmentosus harus mendapat perhatian karena
ada kemungkinan berubah menjadi ganas. (Tsaniyah, 2013 dalam makalah prevalensi gambaran
histopatologi nevus pigmentosus)
BAB III
KESIMPULAN

Prevalensi kasus nevus pigmentosus di wilayah tertentu 0,54%. Berdasarkan gambaran


histopatologi, nevus intradermal merupakan jenis nevus pigmentosus yang paling banyak
ditemukan yaitu sebesar 58,5%. Nevus pigmentosus paling banyak ditemukan pada kelompok
usia 30-39 tahun (27,2%) dan paling sedikit ditemukan pada kelompok usia >70 tahun (1,3%).
Nevus pigmentosus lebih sering terjadi pada perempuan daripada laki-laki dengan rasio 2:1.
Lokasi tersering ditemukan lesi nevus pigmentosus adalah kepala dan leher (82,4%) sedangkan
lokasi yang paling jarang ditemukan lesi nevus pigmentosus adalah gluteus (0,6%).

Nevus umumnya tidak memerlukan terapi kecuali bila pasien menginginkan nevus
diangkat atau dokter mencurigai perubahan kearah keganasan. Terapi yang dipilih adalah eksisi
sederhana Nevus yang dicurigai ganas harus dibiopsi dan sekalian diangkat/ dioperasi. Dan
biasanya prognosis dari kelainan ini baik jika nevus tidak berubah menjadi lebih ke yang agresif.

You might also like