You are on page 1of 8

AKTIVITAS ANTIOKSIDAN HIDROLISAT PROTEIN DARI JEROAN IKAN

GABUS (Channa striata) MENGGUNAKAN ENZIM PROTEASE ISOLAT TP2

ANTIOXIDANT ACTIVITY OF PROTEIN HYDROLYSATES FROM SNAKEHEAD


FISH VISCERAL ORGANS FISH (Channa striata) USING ISOLATE TP2 PROTEASE

Rizka Meilisa1, Ace Baehaki2,Shanti Dwita Lestari3


Program Studi Teknologi Hasil Perikanan
Jurusan Perikanan
Fakultas Pertanian Universitas Sriwijaya Indralaya 30662
Telp (0711) 580934

ABSTRACT

This research is puposed to utilize the waste of fish snakehead (channa striata)
visceral waste to become protein hydrolyzate which have antioxidant activity. This research
was held from January to August 2018. This study used laboratory experiment methods and
descriptive data analysis. The treatment used was the concentration of protease enzymes by
10%, 20%, 30% and 40% and 6 hours hydrolysis time. The results showed that the protein
hydrolyzate of fish visceral organs had a value of hydrolysis degree which increased with
increasing concentration of the enzyme given, from 18.9% to 70.3%. Peptide levels have
values from 22.68% to 32.76% and also increase. protein levels have increased up to 30%
enzyme concentration, decreasing at 40% enzyme concentration. Antioxidant activity also
increased at 30% enzyme concentration and decreased to 40% enzyme concentration. The
highest protein content was 43,623 mg / mL, the highest peptide level was 32.76 and the
percentage of antioxidant inhibition had the highest value of 66.06%.

Keywords : antioxidant, visceral waste, snakehead protein hydrolyzate

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk memanfaatan limbah jeroan ikan gabus Channa striata
menjadi hidrolisat protein yang memiliki aktivitas antioksidan. Penelitian ini dilaksanakan
pada bulan Januari hingga Agustus 2018. Metode penelitian ini menggunakan metode
percobaan laboratorium dan analisa data secara deskriptif. Perlakuan yang digunakan adalah
konsentrasi enzim protease sebesar 10 %, 20 %, 30% dan 40% dengan waktu hidrolisis selama
6 jam. Hasil penelitian menunjukan bahwa hidrolisat protein jeroan ikan gabus memiliki nilai
derajat hidrolisis yang mengalami peningkatan seiring dengan naiknya konsentrasi enzim yang
diberikan yaitu dari 18,9 % sampai 70,3 %. Serta kadar peptida dari 22,68 % sampai 32,76 %.
kadar protein mengalami peningkatan sampai dengan konsentrasi enzim 30%, namun
mengalami penurunan pada konsentrasi enzim 40 %. Aktivitas antioksidan juga mengalami
peningkatan hingga konsentrasi enzim 30% dan menurun pada konsentrasi enzim ke 40 %.
Kadar protein tertinggi yaitu sebesar 43,623 mg/mL, kadar peptida tertinggi yaitu sebesar
32,76 dan persen inhibisi antioksidan memiliki nilai tertinggi yaitu sebesar 66,06 %.

Kata kunci : antioksidan, Jeroan ikan, hidrolisat protein gabus

1. Mahasiswa Program Studi Teknologi Hasil Perikanan Universitas Sriwijaya Universitas Sriwijaya
2. Dosen Pembimbing 1 Program Studi Teknologi Hasil Perikanan Universitas Sriwijaya
3. Dosen Pembimbing 2 Program Studi Teknologi Hasil PerikananUniversitas Sriwijaya
2

PENDAHULUAN dilumatkan dengan air dan enzim proteolitik.


Hidrolisis dapat menggunakan asam, basa kuat
Latar Belakang atau enzim sehingga akan menghasilkan
Sumatera Selatan memiliki hasil hidrolisat (Wheaton, 1985). Menurut
Kristinsson (2007), menghidrolisis protein
tangkapan yang berasal dari wilayah sungai
menggunakan enzim adalah salah satu cara
dan rawa. Hasil tangkapan yang melimpah yang efisien karena akan menghasilkan
didominasi oleh ikan gabus (Channa striata). hidrolisat protein yang terhindar dari
Ikan gabus adalah jenis ikan perairan rawa kerusakan asam amino tertentu yaitu triptofan
yang bernilai ekonomis dengan daging yang dan glutamin. Salah satu enzim yang
lunak dan memiliki cita rasa yang khas. Ikan digunakan dalam menghidrolisis untuk
gabus banyak dimanfaatkan pada industri mendapatkan hidrolisat protein adalah enzim
protease.
perikanan sebagai bahan baku pembuatan
Enzim protease merupakan
adonan pempek, kerupuk dan kemplang khas
biokatalisator untuk reaksi pemecahan protein.
Palembang. Bagian ikan yang digunakan
Enzim ini akan mengkatalisis reaksi hidrolisis,
untuk pengolahan yaitu hanya daging ikan
yaitu reaksi yang melibatkan air pada ikatan
saja, hal ini menyebabkan bagian ikan seperti
spesifik substrat. Protease merupakan salah
sisik, kulit, tulang dan jeroan dianggap limbah
satu kelompok enzim yang banyak digunakan
perikanan. Limbah ikan tidak termanfaatkan
dalam bidang industri (Guangrong et al.
karena dinilai tidak memiliki nilai jual
2006). Enzim protease digunakan pada
dibandingkan dengan daging ikan dan
penelitian ini menggunakan isolat TP2 yang
dianggap masyarakat tidak memiliki nilai gizi
berasal dari silase tumbuhan rawa yaitu t eratai
serta penanganan yang rumit dalam
(Nymphae rubra) yang telah diisolasi dan
menggolahanya (Sari, 2014).
merupakan penghasil enzim protease yang
Salah satu cara yang dapat dilakukan
tinggi yaitu sebesar 1,1244 U/ml. Penelitian
untuk mengurangi limbah perikanan yaitu
dengan memanfaatkan jeroan ikan sebagai Tirtayasa (2017), mengatakan pada waktu
bahan baku pembuatan hidrolisat protein. optimum produksi protease isolat TP2
Hidrolisat protein ikan memiliki beberapa memiliki indeks proteolitik tertinggi terjadi
kegunaan pada industri pangan maupun pada jam ke 45 yaitu sebesar 0,093 U/ml.
farmasi. Pada industri pangan, hidrolisat Enzim protease digunakan untuk
protein ikan dapat ditambahkan ke dalam menghidrolisis protein pada jeroan ikan gabus
formula makanan non-alergenik untuk bayi
dan selanjutnya hidrolisat yang dihasilkan
dan suplemen makanan diet. Hidrolisat protein
ikan dapat digunakan secara fungsional diuji aktivitas antioksidannya.
sebagai bahan pengemulsi (Pigot, Tucker
1990). Hidrolisat protein juga dapat Kerangka Pemikiran
dimanfaatkan sebagai penambah cita rasa, Pengolahan industri perikanan di
sumber protein dan asam amino pada bahan Sumatera Selatan khususnya wilayah
pangan (Kristinsson, 2007). Palembang, terkenal dengan produk berbahan
Hidrolisat protein adalah hasil proses baku daging ikan gabus. Hal ini
penguraian protein menjadi peptida-peptida menghasilkan limbah dengan cukup besar
sederhana maupun asam amino melalui proses yang tidak termanfaatkan. Salah satu limbah
hidrolisis. Produk hidrolisis ikan dapat yang tidak termanfaatkan yaitu jeroan ikan.
dilakukan secara enzimatis diolah dengan cara Hidrolisat protein ikan merupakan
mencampur ikan yang telah digiling atau produk yang dihasilkan dari penguraian

Universitas Sriwijaya
3

protein ikan menjadi senyawa-senyawa bahan dalam pembuatan pangan fungsional.


berantai pendek karena adanya proses Peptida dari ikan dengan sifat fungsionalnya
hidrolisis baik oleh enzim, asam maupun basa dapat diisolasi dengan menggunakan metode
(Pigot and Tucker, 1990). Hidrolisis mampu
yang lebih efektif, yaitu hidrolisis enzimatis
memecah molekul protein menjadi beberapa
gugus asam amino maupun peptida melalui dibandingkan dengan ekstraksi secara kimiawi
pemutusan ikatan rantai peptida (Rehm, maupun dengan proses fermentasi
1995). Menurut Purbasari (2008), pembuatan (Samaranayaka, 2010).
hidrolisat protein dengan menggunakan proses
enzimatis berlangsung lebih cepat tanpa
kehilangan banyak asam amino esensial, Tujuan
selain itu hidrolisis enzimatis lebih efisien dan Tujuan dilakukanya penelitian ini adalah
murah. untuk memanfaatan limbah jeroan ikan gabus
Produk hidrolisat protein mempunyai Channa striata menjadi hidrolisat protein
kelebihan karena kelarutannya tinggi dan yang memiliki aktivitas antioksidan..
kondisinya stabil. Hidrolisat protein
menunjukkan potensi sebagai antioksidan Manfaat
melalui kemampuannya dalam memerangkap Kegunaan dari penelitian ini adalah
radikal bebas (free radical scavenging), donor untuk memberikan infomasi mengenai
proton dan pengikat ion logam hidrolisat protein dari jeroan ikan gabus
(Channa striata).
(Samaranayaka dan Li-Chan 2011 dalam
Baehaki, 2015). Hidrolisat protein ikan
memiliki aktivitas antioksidan yang PELAKSANAAN PENELITIAN
bermanfaat untuk mencegah ketengikan pada
makanan (Venugopal, 2006). Menurut Tempat dan Waktu
Bhaskar et al., (2008) aktivitas antioksidan Penelitian ini dilaksanakan di
sangat erat kaitannya dengan ikatan peptida Laboratorium Mikrobiologi dan Bioteknologi
yang terdapat pada protein serta asam amino Hasil Perikanan, Laboratorium Kimia dan
Biokimia Hasil Perikanan, Laboratorium
yang terkandung di dalamnya. Hal ini Energi baru dan Terbarukan Fakultas Teknik
mengacu pada hasil penelitian produk dan Laboratorium Kimia, Fakultas
hidrolisat protein jeroan ikan Catla catla. Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam,
Hidrolisat protein umumnya juga Universitas Sriwijaya. Penelitian
digunakan sebagai bahan tambahan pangan dilaksanakan pada bulan Januari 2018 sampai
karena mengandung asam amino, dapat dengan selesai.
meningkatkan flavor, sebagai bahan
Alat dan Bahan
pengemulsi, serta peptida dengan bobot
Peralatan yang digunakan dalam
molekul rendahnya dapat menghindari reaksi penelitian yaitu erlenmeyer, beaker glass,
alergi protein. Kandungan protein ikan gabus gelas ukur, mikropipet, spatula, kuvet, tip,
mengandung protein yang tergolong tinggi tabung centrifugasi, timbangan analitik,
merupakan salah satu potensi untuk dijadikan vortex, kertas saring, aluminium foil, kapas,
produk hidrolisat protein. Di Indonesia, kajian plastik wrap, waterbath, incubator shaker,
tentang hidrolisat protein ikan berbahan dasar waterbath shaker, sentrifugasi, pH meter,
blender, dan spektrofotometer. Bahan utama
ikan selar (Caranx leptolepis) (Nurhayati et al.
yang digunakan dalam penelitian adalah
2007), dilaporkan memiliki potensi sebagai

Universitas Sriwijaya
4

Jeroan ikan gabus. Bahan kimia yang


digunakan dalam analisa adalah Isolat TP2, 70.3
HCL, aquadest, indikator PP, NaOH 0,1 N,
57.1
formaldehid 40 %, Na2CO3, DPPH 0,1,
metanol, Luria Bertani Broth (LB), tripton 1
35.94
%, NaCl 1 %, yeast extract 0,5% dan TCA
20% ,K2SO4, , H2SO4, NaOH 40 %, dan 18.9
alkohol.

Metode Penelitian 10% 20% 30% 40%


Penelitian ini menggunakan metode konsentrasi Enzim
percobaan laboratorium dan analisa data
secara deskriptif. Untuk memperoleh data
terdiri atas beberapa tahapan yaitu preparasi Gambar 1. Nilai derajat hidrolisis hidrolisat
jeroan ikan gabus, memproduksi enzim dari protein jeroan ikan gabus.
isolat TP2, pembuatan hidrolisat protein
pengujian kadar peptida, kadar protein, Derajat hidrolisis (DH) pada hidrolisat
pengukuran derajat hidrolisis dan uji aktivitas protein jeroan ikan gabus dengan waktu
antioksidan. hidrolisis 6 jam pada kosentrasi enzim 10 %
menghasilkan derajat hidrolisis yang paling
Parameter rendah yaitu sebesar 18,9 %, pada kosentrasi
Parameter yang diamati pada enzim 20 % yaitu sebesar 35,94 %,
penelitian ini adalah analisis derajat hidrolisis, kosentrasi enzim 30 % yaitu sebesar 57,1 %
kadar peptida, kadar protein dan aktivitas dan pada kosentrasi enzim 40 % memilki
antioksidan. derajat hidrolisis yang paling tinggi yaitu
sebesar 70,3 %.
Hal ini seiring bertambahnya enzim
Analisis Data
yang diberikan, nilai derajat hidrolisis semakin
Data hasil yang diperoleh selanjutnya di meningkat. Hanaliza et al, (2010) menyatakan,
analisis secara deskriftif meningkatnya derajat hidrolisis dikarenakan
adanya peningkatan peptida dan asam amino
HASIL DAN PEMBAHASAN yang terlarut dalam tricholoroatic acid (TCA)
dikarenakan pemutusan ikatan peptida selama
Derajat Hidrolisis proses hidrolisis protein. Klompong et al
Derajat hidrolisis digunakan untuk (2007), mengatakan bahwa peningkatan
menentukan derajat kesempurnaan proses derajat hidrolisis ikan selar sirip kuning
hidrolisis (Hasnaliza et al, 2010). Pengukuran dipengaruhi oleh lamanya waktu inkubasi dan
derajat hidrolisis yang akan menunjukan konsentrasi enzim yang digunakan dengan
persentase ikatan peptida yang terputus pada jenis enzim.
rantai polipeptida dan dapat memberikan Pada penelitian Ramadhoni (2014),
informasi seberapa efesiensi reaksi hidrolisis derajat hidrolisis protein ikan patin
protein (Adler-Nissen, 1979). Nilai derajat menggunakan enzim papain dengan waktu
hidrolisis pada proses pembutan hidrolisat hidrolisis 6 jam mengalami peningkatan
protein jeroan ikan gabus dengan waktu seiring dengan enzim yang diberikan.
hidrolisis 6 jam menggunakan konsentrasi Persentase tertinggi pada konsentrasi enzim 6
enzim 10 %, 20 %, 30 % dan enzim 40 % % dengan nilai yaitusebesar 71,98 %.
dapat dilihat pada Gambar 4.1.

Universitas Sriwijaya
5

Kadar Peptida Penambahan konsentrasi enzim protease


Peptida bioaktif adalah komponen berbanding lurus dengan perubahan kadar
pangan yang memiliki fungsi dan dampak peptida pada hidrolisat protein jeroan ikan
positif pada kesehatan tubuh yang mampu gabus. Hal ini dikarenakan enzim protease
mencengah penyakit. Peptida dengan panjang mengubah protein menjadi peptida pendek dan
bermacam-macam dibentuk oleh hidrolisis asam amino yang mudah larut. Peningkatan
sebagian dari rantai polipeptida yang panjang enzim protease meningkatkan jumlah nitrogen
dari protein, yang dapat mengandung ratusan terlarut (oligopeptida) dari hidrolisat selama
asam amino (Lehninger, 1988).Kadar peptida proses hidrolisis (Wang 2007).
dari hidrolisat protein jeroan ikan gabus dapat
dilihat pada Gambar 2. Kadar Protein
Protein merupakan sumber asam-asam
35 amino yang mengandung unsur-unsur C, H, O,
30 dan N yang tidak dimiliki oleh lemak dan
Kadar Peptida (%)

32.76karbohidrat. Dalam setiap sel hidup, protein


25 30.66
28.98
20
merupakan bagian yang sangat penting.
22.68 Protein merupakan komponen terbesar setelah
15
air, diperkirakan 50% berat kering sel dalam
10
jaringan seperti misalnya hati dan daging
5 terdiri dari protein (Winarno, 2008).
0 Kadar Protein hidrolisat protein jeroan
10% 20% 30% 40% ikan gabus dapat dilihat pada Gambar 3.
konsentasi Enzim
50
Gambar 2. Kadar peptida hidrolisat protein 45
Total Protein mg/mL

jeroan ikan gabus 40


43,623 42.655
35 39,519 41.955
Dari Gambar 4.2 menunjukan hasil 30
25
kadar peptida hidrolisat protein jeroan ikan
20
gabus dengan waktu hidrolisis 6 jam, pada 15
konsentrasi enzim 10 % hingga konsentrasi 10
enzim ke 40 %, kadar peptida meningkat 5
seiring dengan bertambahnya enzim yang 0
diberikan. Pada konsentrasi enzim 10 % 10% 20% 30% 40%
menghasilkan kadar peptida paling rendah Konsentrasi Enzim
dibandingkan dengan perlakuan enzim lainnya
yaitu sebesar 22,68 %, konsentrasi enzim 20
% yaitu sebesar 28,98 %, konsentrasi enzim Gambar 3. Kadar protein hidrolisat protein
30 % yaitu sebesar 30,66 % dan pada jeroan ikan gabus.
konsentrasi enzim 40 % menghasilkan kadar
peptida yang paling tinggi yaitu sebesar 32,76 Hasil pengujian kadar protein dari
%. hidrolisat jeroan ikan gabus dengan waktu
Pada penelitian Dumay et al (2006), hirolisis 6 jam kadar protein pada konsentrasi
mengkatakan bahwa enzim protease mampu enzim 10 % memiliki kadar protein paling
menghidrolisis ikatan peptida pada protein, rendah, dibandingan dengan konsentrasi
Faktor yang mempengaruhi proses hidrolisis enzim lainnya yaitu sebesar 39,519 mg/mL,
yaitu rasio enzim dan subrat, perbedaan jenis konsentrasi enzim 20 % yaitu sebesar 41,955
enzim, pH, waktu dan suhu hidrolisis. mg/mL, konsentrasi enzim 30 %

Universitas Sriwijaya
6

menghasilkan kadar peptida paling tinggi senyawa antioksidan. Hasil pengukuran


yaitu sebesar 43,623 mg/mL dan pada absorbansi dan untuk menentukan aktivitas
konsentrasi enzim 40 % mengalami penurunan antioksidan (Oktaviani, 2017). Aktivitas
yang tidak begitu jauh yaitu 42,655 mg/mL. antioksidan hidrolisat protein jeroan ikan
Menurut Kirk dan Othmer (1985) dalam gabus dapat dilihat pada Gambar 4.
Hidayat (2005), selama hidrolisis terjadi
konversi protein yang bersifat tidak larut 70 66.06
menjadi senyawa nitrogen yang bersifat larut, 60
61.94 63.48 52.87

Inhibisi (%)
selanjutnya terurai menjadi senyawa yang 50
sederhana seperti peptida-peptida, asam amino 40
dan amonia. Haslaniza et al, (2010) 30
menyatakan bahwa konsentrasi enzim 20
proteolitik yang semakin meningkat selama 10
proses hidrolisis akan menyebakan 0
peningkatan kandungan nitrogen terlarut 10% 20% 30% 40%
dalam hidrolisat protein ikan. Konsentrasi Enzim
Hidayat (2005), melaporkan
meningkatannya protein karena dalam proses
hidrolisis melibatkan enzim didalamnya ini Gambar 4. Aktivitas antioksidan hidrolisat
terjadi karena proses pemecahan protein protei jeroan ikan gabus
menjadi asam amino yang sederhana.
Peningkatan tersebut disebabkan oleh ikut Hasil persen inhibisi aktivitas
terdeteksinya enzim yang digunakan karena antioksidan hidrolisat protein jeroan ikan
enzim juga merupakan protein. Karti et al, gabus dengan konsentrasi enzim yang berbeda
(2008), menjelaskan bahwasannya semakin menghasilkan % inhibisi yang berbeda juga.
tinggi konsentrasi enzim yang digunakan Pada konsentrasi enzim 40 % menghasilkan
maka akan semakin tinggi kecepatan rekasi persen penghambatan yang paling rendah dari
pemecahan protein sehingga protein kompleks konsentrasi enzim yang lainnya, yaitu sebesar
akan menjadi protein sederhana (asam amino). 52, 87 % dan pada enzim 30 % memiliki nilai
Pada penelitian Latifah (2013), kadar tertinggi yaitu sebesar 66,06 %.
protein hidrolisat protein jeroan kakap putih Perbedaan persen penghambatan yang
yaitu sebesar 80,88% dan kadar protein dihasilkan diduga karena perbedaan
hidrolisat protein jeroan ikan Catla catla konsentrasi enzim yang digunakan, dimana
(92,63%) dengan konsentrasi enzim 0,1 % dan persen penghambatan yang tertinggi terdapat
waktu hidrolisis 4 jam. pada perlakuan konsentrasi enzim 30%. Pada
konsentrasi enzim 10% hingga 30 %
Aktivitas Antioksidan terjadinya peningkatan nilai persen
Metode uji DPPH merupakan salah satu penghambatan, seiring dengan penambahan
metode yang sering digunakan untuk konsentrasi enzim yang diberikan. Hal ini
memperkirakan efisiensi kinerja dari substansi diduga bahwa peptida yang dihasilkan dari
yang berperan sebagai antioksidan (Molyneux hidrolisat jeroan ikan gabus yang berperan
2004). Metode uji aktivitas antioksidan sebagai antioksidan banyak mendonorkan
dengan menggunakan radikal bebas DPPH hidrogen sehingga nilai nilai persen
dipilih karena metode ini sederhana, mudah, penghambatanya cenderung meningkat. Suatu
cepat dan tidak banyak menggunakan sampel. senyawa dapat dikatakan memiliki aktivitas
Intensitas Perubahan warna ungu pada DPPH antioksidan apabila senyawa tersebut mampu
menjadi ungu kemerahan atau kuning mendonorkan atom hidrogennya pada radikal
dimanfaatkan untuk mengetahui aktivitas DPPH, yang ditandai dengan perubahan warna

Universitas Sriwijaya
7

ungu menjadi kuning pucat (Molyneux Bordbar S, Ebrahimpour A., Hamid AA., dan
20004). Bordbar et al, (2013), menjelaskan Saari N. 2013 the improvement of the
bahwa ukuran peptida dan kelarutannya, enogenous antioxidant property of stone
kompoisis asam amino, untain dan banyak fish (Actiopya lecanora) Tissue Using
asam amino bebas merupakan kunci yang Enzimnatic Prpteolysis. J.foof Sci.9:15
menentukan kapaasitas penangkapan radikal
DPPH. Dumay J, Donnay-Mareno C, Barnathan G,
Pada penelitian Latifah (2013), Jaouen P, Barge. 2006 Improvement of
aktivitas antioksidan dan komponen bioaktif lipid and phospholipid recoveries from
dari hidrolisat protein jeroan ikan kakap putih sardine (Sardina pilhardus) viscera
(Lates calcalifer) dengan konsentrasi enzim using industrial proeateses. Proses
0,1 % dan waktu hidrolisis 4 jam Biochemstry 41:2327-2332.
menghasilkan aktivitas antioksidan dengan DOI:10.1016/j.probio.2006.04.005
persen inhibisi sebesar 93,13 %.
Gordon, M. H. 1990. The Mechanism of
Antioksidants Action in Vitro. In:
KESIMPULAN DAN SARAN Hudson, B.J.F. (ed). Food
Antioksidants. Elsevier Applied
Kesimpulan Science. London- New York.
Kesimpulan yang didapat pada penelitian Goldberg, G. 2003. Plants: Diet and Health. I
ini adalah sebagai berikut : Owa State Press, Blackwell Publishing
Hidrolisat protein jeroan ikan gabus Company, 2121 State Avenue, Ames,
menghasilkan derajat hidrolisis tertinggi yaitu USA.
sebesar 70,3 % pada konsentrasi enzim 40 %,
memiliki kadar protein tertinggi yaitu sebesar Guangrong, Huang., Ying Tiejing., Huo Po
43,623% pada konsentrasi enzim 30 %, and Jiang Jiaxing. 2006. Purification
memiliki kadar peptida tertinggi yaitu sebesar and Characterization of a Protease from
32,76 % pada konsentrasi enzim 40 % dan Thermophilic Bacillus Strain
persen inhibisi antioksidan pada konsentrasi HS08.African Journal of
enzim 30 % memiliki nilai tertinggi yaitu Biotechnology.5 (24) : 2433-2438
sebesar 66,06 %. Hasnaliza, H., Maskat MY., Wan AWM.,
Mamot S. 2010. The effect of enzyme
concetration, temperature and incubation
Saran time on nitrogen content and degree of
Saran yang dapat diberikan perlu hydrolysis of protein precipate from
dilakukan penelitian berupa penelitian cockle (Anadara granosa) meat wash
pengujian asam amino pada jeroan ikan gabus water. International Food Research
dan pengujian SDS- PAGE. Journal 17:147-152
Hidayat, T. 2005. Pembuatan Hidrolisat
DAFTAR PUSTAKA
Protein Dari Ikan Selar Kuning (Caranx
leptolepis) Dengan Menggunakan Enzim
Baehaki A., SD Lestari., AR Romadhoni. Papain. [Skripsi]. Fakultas Perikaan
2015. Hidrolisis Protein Ikan Patin Dan Ilmu Kelautan. Institut Pertanian
Menggunakan Enzim Papain Dan Bogor
Aktivitas Antioksidan Hidrolisatnya.
Buletin Teknologi Hasil Perikanan. Kamelia R., M Sindumarta dan D Natalia.
18(3). 2005. Isolasi dan karakterisasi protease
intraselular termostabil dari bakteri

Universitas Sriwijaya
8

Bacillus stearothermophillus RP1. [skripsi]. Fakultas Pertanian. Universitas


Prosiding Seminar Nasional MIPA. Sriwijaya.
Universitas Indonesia 24-26
Oktaviani, Sherly., 2017. Fraksinasi peptida
November. Depok.
bioaktif antioksidan dan antikoleserol
Kristinsson HG. 2007. Aquatic Food Protein dari bekasam ikan seluang (Rasbora
Hydrolysate. Di dalam: Shahidi F, argyrotaenia) dengan penambahan
editor. Maximizing the Value of Marine starter Lactobacillus acidophilus.
By-Product. Boca Raton: CRC Pr [skripsi]. Fakultas Pertanian. Universitas
Sriwijaya. Indralaya
Klompong V, Benjakul S, Kantachote D,
Shahidi F. 2007. Antioxidative activity Pigot G M, Tucker B W. 1990. Utility fish
and functional properties of protein flesh effectively while maintaining
hydrolysate of yellow stripe trevally nutritional qualities. Sea Food Effect of
(Selaroides leptolepis) as influenced by Technology on Nutrition. New York:
the degree of hydrolysis and enzyme Marcel Decker Inc.
type. Food Chemistry. 102(7): 1317-
1327 Purbasari. D. 20008. Produksi Dan
Latifah. A., 2013. Aktivitas Antioksidan Dan Karakterisasi Hidrolisat Protein Dari
Komponen Bioaktif Hidrolisat Protein Kerang Mas Ngur (Atactoda Sriata)
Jeroan Ikan Kakap Putih (Lates [skripsi]. Fakultas Perikanan Dan Ilmu
Calcalifer) [skripsi]. Fakultas Perikanan Kelautan Institut Pertanian Bogor.IPB.
Dan Ilmu Kelautan Institut Pertanian Bogor
Bogor.IPB. Bogor
Sari. C.A. 2018. Pengaruh Perbedaan
Lehninger AL. 1988. Dasar-dasar Biokimia konsentrasi larutan natrium bikarbonat
Jilid 1. Thenawidjaja M, penerjemah. (NaHCO3) Terhadap karakteristik kimia,
Jakarta: Erlangga. Terjemahan dari: fisik, dan sensori keripik tulang ikan
Principles of Biochemistry. putak (Notopterus notopterus. [skripsi].
Fakultas Pertanian. Universitas
Molyneux P. 2004. The use of the stable free Sriwijaya. Indralaya
radical diphenylpicrylhydrazil (DPPH)
for estimating antioxidant activity. Tirtayasa. A. 2017. Penapisan Dan
Journal Science and Technology. 26 (2): Identifikasi Bakteri Penghasil Protease
211-219. Dari Silase Tumbuhan Rawa Tanjung
Senai Dan Tanjung Pering Indralaya
Rao MM., Tanksale AM., Gatge MS. dan Sumatera Selatan. [skripsi]. Fakultas
Desphande VV. 1998. Molecular and Pertanian. Universitas Sriwijaya.
biotechnological aspects of microbial Indralaya
proteases. Microbiol And Mol. Biol.
Rev. 62(3):597-635 Wang JS, Zhao MM, Zhao QZ, Bao Y, Jiang
YM. 2007. Characterzation of
Rehm HJ, Reed G. 1995. Biotechnology: hydrolysates derived from enzymatic
Enzymes, Biomass, Food and Feed. hydrolysis of wheat gluten. J Food Sci
New York : VCH. 72: C103-C107. DOI: 10.1111/j.1750-
3841.2006.00247.x.
Ramadhoni, 2014. Analisis Aktivitas
Antioksidan Pada Hidrolisat Protein Winarno FG. 2008. Kimia Pangan dan Gizi.
Ikan Patin (Pangasius Pangasius) Yang Bogor: M-Brio Press
Dibuat Menggunakan Enzim Papain.

Universitas Sriwijaya

You might also like