You are on page 1of 6

PAPER MIKOLOGI

NUTRISI DAN MEDIA PEMERIKSAAN FUNGI

TINGKAT II B
KELOMPOK 2

Disusun Oleh :
1. Anisa Tri Handayani (P27903117053)
2. Aulia (P27903117055)
3. Desia Anik Setianingsih (P27903117060)
4. Essa Rianty (P27903117063)

JURUSAN ANALIS KESEHATAN


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES BANTEN
2019
A. Nutrisi yang Dibutuhkan Fungi
Nutrien dalam media perbenihan harus mengandung seluruh elemen yang
penting untuk sintesis biologik organisme baru. Nutrien diklasifikasikan
berdasarkan elemen yang mereka suplai.
a. Karbon
Senyawa karbon dibutuhkan untuk sumber energi jamur. Sekitar separuh
dari berat kering sel jamur terdiri dari karbon, yang menjadi indikasi
pentingnya unsur karbon pada dinding sel.
b. Nitrogen
Jamur memerlukan nitrogen sebagai sintesis protein dan membentuk
protein yang dibutuhkan untuk membentuk protoplasma. Penambahan
unsur nitrogen dikarenakan jamur tidak dapat menghambat nitrogen bebas
dari udara. Jamur dapat menggunakan nitrogen anorganik untuk
pembentukan nitrat, nitrit, ammonia atau nitrogen organik untuk
pembentukan asam amino.
c. Phospor
Fosfat (PO43-) dibutuhkan sebagai komponen ATP, asam nukleat dan
sejumlah koenzim seperti NAD, NADP dan flavin. Selain itu, banyak
metabolit, lipid (fosfolipid) komponen dinding sel (teichoic acid),
beberapa polisakarida kapsul dan beberapa protein adalah bergugus fosfat.
Fosfat selalu diasimilasi sebagai fosfat anorganik bebas (P).
d. Mineral
Jamur membutuhkan mineral dalam konsentrasi yang kecil, namun
mineral juga berperan dalam siklus hidup jamur. Sejumlah besar mineral
dibutuhkan untuk fungsi enzim.
e. Vitamin
Seperti halnya mineral, vitamin dibutuhkan oleh jamur dalam jumlah yang
kecil. Vitamin dibutuhkan oleh jamur bukan sebagai sumber energi
melainkan sebagai koenzim. Vitamin yang umum diperlukan oleh jamur
diantaranya : vitamin B1 (tiamina), vitamin B7 (biotin), vitamin B3
(nikotinat), dan B5 (pantotenat).
B. Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan Fungi
Pada umumnya pertumbuhan fungi dipengaruhi oleh faktor substrat,
kelembapan, suhu, derajat keasaman substrat (pH), dan senyawa-senyawa
kimia dilingkungannya.
a. Substrat
Substrat merupakan sumber nutrien utama bagi fungi. Nutrien-nutrien baru
dapat dimanfaatkan sesudah fungi mengekskresi enzim-enzim
ekstraseluler yang dapat mengurai senyawa-senyawa kompleks dari
substrat tersebut menjadi senyawa-senyawa yang lebih sederhana.
b. Kelembapan
Faktor ini sangat penting untuk pertumbuhan fungi. Pada umumnya fungi
tingkat rendah seperti Rhizopus atau Mucor memerlukan lingkungan
dengan kelembapan nisbi 90%, sedangkan kapang Aspergillus,
Penicillium, Fusarium, banyak Hyphomycetes lainnya dapat hidup pada
kelembapan nisbi yang lebih rendah, yaitu 80%.
c. Suhu
Berdasarkan kisaran suhu lingkungan yang baik untuk pertumbuhan, fungi
dapat dikelompokkan sebagai fungi psikrofil, mesofil, dan termofil. Secara
umum pertumbuhan untuk kebanyakan fungi adalah sekitar 25-30oC.
Beberapa jenis fungi bersifat psikrotrofik yakni dapat tumbuh baik pada
suhu lemari es dan ada fungi yang masih bisa tumbuh secara lambat pada
suhu dibawah suhu pembekuan, misalnya -5oC sampai -10oC. Selain itu,
ada jamur yang bersifat termofilik yakni mampu tumbuh pada suhu tinggi.
d. Derajat keasaman (pH)
Umumnya fungi menyenangi pH dibawah 7,0. Namun beberapa jenis
khamir tertentu bahkan dapat tumbuh pada pH yang cukup rendah, yaitu
pH 4,5 – 5,5.
e. Senyawa kimia
Selama pertumbuhannya fungi menghasilkan senyawa-senyawa yang tidak
diperlukannya lagi dan dikeluarkan ke lingkungan. Senyawa-senyawa
tersebut merupakan suatu pengamanan bagi dirinya terhadap serangan oleh
organisme lain termasuk terhadap sesama mikroorganisme.

C. Cara Jamur Memperoleh Nutrisi


1. Mereka menguraikan bahan organik mati. Saprotrof adalah organisme
yang memperoleh nutrisi yang dari bahan organik non-hidup, biasanya
tumbuhan atau hewan mati dan membusuk, dengan menyerap senyawa
organik terlarut. Jamur Saprotrof memainkan peran yang sangat penting
dengan mendaur ulang dalam aliran energi ekosistem dan siklus
biogeokimia. Jamur saprofit, seperti shiitake (Lentinula edodes) dan jamur
tiram (Pleurotus ostreatus), menguraikan tanaman mati dan jaringan hewan
dengan melepaskan enzim dari hifa yang tipis. Dengan cara ini mereka
mendaur ulang bahan organik kembali ke lingkungan sekitarnya. Karena
kemampuan ini, jamur adalah pengurai utama di hutan.
2. Mereka memakan inang hidup. Sebagai parasit, jamur hidup di atau pada
organisme lain dan mendapatkan nutrisi dari tuan rumah mereka.
Jamur jenis ini memiliki haustorium, yaitu hifa khusus untuk menyerap
makanan langsung dari inangnya. Jamur parasit menggunakan enzim
untuk memecah jaringan hidup, yang mungkin menyebabkan penyakit
pada host.
3. Mereka tinggal secara mutualisme dengan organisme lain. Jamur
mutualistik hidup tanpa bahaya dengan organisme hidup lainnya. Ingat
mutualisme yang merupakan interaksi antara individu dari dua spesies
yang berbeda, di mana kedua individu memperoleh menguntungkan.
Jamur memiliki berbagai enzim ekstra seluler yang dapat mendegradasi
senyawa organik kompleks untuk membentuk senyawa yang larut yang
selanjutnya dapat diserap oleh jamur untuk memenuhi kebutuhan nutrisinya,
berfungsi untuk merombak selulosa dan menghasilkan rantai liner glukosa.
D. Media Pertumbuhan Fungi
1. Brain-heart infusion (BHI) Agar : Ini adalah media kultur jamur non-
selektif yang memungkinkan pertumbuhan jamur hampir semua klinis
yang relevan. Hal ini digunakan untuk pemulihan utama saprofit dan
jamur dimorfik.
2. Agar Czapek 's : media ini baik untuk banyak jamur saprofilik,
sepertis Aspergillus,Candida, Penicillium, dan Paecilomyces.
3. Inhibitory Mold Agar (IMA) : Pemulihan Primer jamur patogen dimorfik.
Jamur saprofit dan dermatofita tidak akan pulih.
4. Mycosel/Mycobiotic Agar : Untuk identifikasi Cryptococcus neoformans.
5. Potato Dextrose Agar (PDA) : Ini adalah media yang relatif kaya untuk
tumbuh berbagai jamur.
6. Sabouraud’s Heart Infusion (SABHI) Agar : Pemulihan Primer jamur
saprofit dan dimorfik, terutama strain rewel.
7. Sabouraud 's dextrose agar (SDA) : Untuk isolasi dermatophyta, jamur lain
dan ragi, tetapi juga dapat tumbuh bakteri berserabut seperti Nocardia.
8. Potato Flaxe Agar : Pemulihan Primer jamur saprofit dan dimorfik,
khususnya rewel dan lambat strain tumbuh.
Daftar Pustaka

Amin, Mohammad Raihan. 2014. Makalah “Fungi (Mikologi)”. Fakultas


Matematika dan lmu Pengetahuan Alam Universitas Padjajaran :
Bandung.

Harahap, Khalidah M. Noer. 2015. Makalah Fungi. Program Studi Peternakan


Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan
Syarif Kasim Riau : Pekanbaru.

J, Angga Kusuma. Dika Kameswara. M Wafi Eriza. Siti Fatimah Isfrianti. 2015.
Jamur/Fungi. Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas
Lampung : Lampung.

You might also like