You are on page 1of 9

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Jumlah klien yg mencari pengobatan non konvensional terus meningkat,


hal ini disebabkan oleh:

1. Persepsi bahwa pengobatan yg diberikan oleh profesi medis tdk


memberikan kesembuhan dari berbagai penyakit yg banyak
ditemukan.
2. Meningkatnya ketertarikan klien utk menjadi lebih tahu tentang
kesehatan & kebutuhan berperan lebih aktif dlm pengobatan mereka.
Manusia diciptakan sebagai makhluk sosial dan inilah yang
mendasari mengapa seseorang yang sedang dilanda stres tidak perlu
sendirian. Dengan mengikuti terapi biologis adalah merupakan salah satu
alternatif pengobatannya. Oleh karena itu padi makalah ini kami akan
membahas lebih jauh lagi mengenai terapi biological baik itu indikasi
maupun pelaksananya.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa definisi terapi komplementer ?
2. Apa saja jenis – jenis terapi komplementer ?
3. Apa definisi terapi biologis ?
4. Apa definisi terapi makanan bernutrisi ?
5. Apa saja manfaat dari terapi biologis (makanan bernutrisi) pada penderita
kanker ?
6. Apa saja penerapan terapi biologis (makanan bernutrisi) pada penderita
kanker ?

1
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui definisi dari terapi komplementer
2. Untuk mengetahui apa saja jenis – jenis terapi komplementer
3. Untuk mengetahui definisi dari terapi biologis
4. Untuk mengetahui definisi dari terapi makanan bernutrisi
5. Unuk mengetahui apa saja manfaat dari terapi biologis (makanan bernutrisi)
pada penderita kanker
6. Untuk mengetahui apa saja penerapan terapi biologis (makanan bernutrisi)
pada penderita kanker

2
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi Terapi Komplementer
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), terapi adalah usaha
untuk memulihkan kesehatan orang yang sedang sakit, pengobatan penyakit,
perawatan penyakit. Komplementer adalah bersifat melengkapi, bersifat
menyempurnakan. Pengobatan komplementer dilakukan dengan tujuan
melengkapi pengobatan medis konvensional dan bersifat rasional yang tidak
bertentangan dengan nilai dan hukum kesehatan di Indonesia. Standar praktek
pengobatan komplementer telah diatur dalam Peraturan Menteri Kesehatan
Republik Indonesia.
Menurut WHO (World Health Organization), pengobatan komplementer
adalah pengobatan non-konvensional yang bukan berasal dari negara yang
bersangkutan, sehingga untuk Indonesia jamu misalnya, bukan termasuk
pengobatan komplementer tetapi merupakan pengobatan tradisional. Pengobatan
tradisional yang dimaksud adalah pengobatan yang sudah dari zaman dahulu
digunakan dan diturunkan secara turun – temurun pada suatu negara.

2.2 Jenis – Jenis Terapi Komplementer

National Center for Complementary/ Alternative Medicine (NCCAM) membuat


klasifikasi dari berbagai terapi dan sistem pelayanan dalam lima kategori.
1. Mind – Body Therapy yaitu memberikan intervensi dengan berbagai
teknik untuk memfasilitasi kapasitas berpikir yang mempengaruhi gejala
fisik dan fungsi tubuh misalnya perumpamaan (imagery), yoga, terapi
musik, berdoa, journaling, biofeedback, humor, tai chi, dan terapi seni.
2. Alternative Medical System yaitu sistem pelayanan kesehatan yang
mengembangkan pendekatan pelayanan biomedis berbeda dari Barat
misalnya pengobatan tradisional Cina, Ayurvedia, pengobatan asli
Amerika, cundarismo, homeopathy, naturopathy.

3
3. Biological – Based Therapy yaitu natural dan praktik biologis dan hasil-
hasilnya misalnya herbal, makanan).
4. Manipulative and Body – Based Therapy terapi ini didasari oleh
manipulasi dan pergerakan tubuh misalnya pengobatan kiropraksi,
macam-macam pijat, rolfing, terapi cahaya dan warna, serta hidroterapi.
5. Energi Therapy yaitu terapi yang fokusnya berasal dari energi dalam
tubuh (biofields) atau mendatangkan energi dari luar tubuh misalnya
terapetik sentuhan, pengobatan sentuhan, reiki, external qi gong, magnet.
Klasifikasi kategori kelima ini biasanya dijadikan satu kategori berupa
kombinasi antara biofield dan bioelektromagnetik (Snyder & Lindquis,
2002).

2.3 Definsi Terapi Biologis


Biologically based practice atau terapi biologis merupakan salah satu
kategori utama dari terapi komplementer dan alternatif. Secara umum
Biologically based practice adalah penggunaan bahan-bahan yang berasal dari
alam untuk mempengaruhi proses fisiologis tubuh dan meningkatkan kesehatan.
Menurut Cancer Council Biologically based practice merupakan
penggunaan makanan, obat-obatan, dan suplemen untuk mempengaruhi fungsi
tubuh. Menurut National Institutes of Health (NIH) terapi biologis melibatkan
terapi untuk melengkapi diet normal seseorang dengan pemberian ekstrak
tambahan, nutrien, tanaman herbal, dan atau makanan tertentu. Terapi biologis
lebih sering digunakan sebagai terapi komplementer. Terapi biologis
berdasarkan pemberian suplemen seperti tumbuh-tumbuhan, vitamin, mineral,
asam lemak, protein, dan probiotik (bakteri hidup yang sering ditemui pada biji-
bijian, yogurt) dan makanan fungsional.

Penggunaan paling umum terapi biologis adalah untuk obesitas,


meningkatkan pembentukan otot dan kinerja, meningkatkan kesehatan secara

4
menyeluruh dan kesejahteraan, mengobati dan mencegah penyakit (contohnya
flu dan demam), dan mengurangi depresi.

2.4 Definisi Terapi makanan bernutrsi


Nutrisi adalah ikatan kimia yang yang diperlukan tubuh untuk melakukan
fungsinya yaitu energi, membangun dan memelihara jaringan, serta mengatur
proses-proses kehidupan (Soenarjo, 2000).Nutrisi adalah suatu proses organism
menggunakan makanan yang dikonsumsi secara normal melalui proses degesti,
absorbsi, transportasi, penyimpanan, metabolisme dan pengeluaran zat-zat yang
tidak digunakan untuk mempertahankan kehidupan (Supariasa, 2001).Dengan
kata lain dapat diartikan terapi nutrisi adalah sebuah program terapi yang
dirancang dengan menggunakan makanan berkualitas tinggi yang memiliki
kandungan lengkap semua nutrisi yang diperlukan tubuh, bebas zat toksin, yang
mampu diserap tubuh sampai ke tingkat sel, sehingga tubuh memiliki sel-sel
yang sehat dan kuat.
Langkah-langkah terapi nutrisi menurut Baroccas (2006)
Pemeriksaan klinis-komposisi tubuh-data biokimia dan tubuh
Diagnosis/status gizi dan status metabolism
Kebutuhan energi dan zat gizi
Cara pemeberian(oral,enteral dan parenteral)
Bentuk:jenis makanan /formula dan suplemen

2.5 Manfaat Terapi Biologis (makanan bernutrisi) Pada Penderita Kanker


1. Membunuh sel kanker
2. Mengganggu atau mengontrol proses yang memungkinkan tumbuh
kanker.
3. Mengganggu pola pertumbuhan sel kanker
4. Menghentikan proses pembentukan sel kanker dari sel normal
5. Meningkatkan kemampuan tubuh untuk memperbaiki atau mengganti
sel-sel normal yang rusak atau hancur

5
6. mencegah sel kanker menyebar
7. meningkatkan kerentanan sel kanker untuk hancur oleh sistem
kekebalan tubuh.

2.6 Penerapan Terapi Biologis (Makanan Bernutrisi) pada penderita kanker


Penerapan makanan bernutrisi pada penderita kanker bertujuann untuk
mempertahankan dan mengembalikan keadaan gizi yang optimal agar kualitas
hidup dan penyembuhan dapat dicapai serta untuk mencegah komplikasi tujuan
tersebut dapat dicapai dengan ketersediaan makanan seimbang sesuai dengan
kebutuhan gizi,keadaan penyakit kebiasaan makan serta kemampuan penderita
untuk menerimannya disamping itu juga diperlukan perubahansikap terhadap
makanan bagi penderita. Makanan mempunyai peran penting bagi penderita
kanker sejak diagnosis pelaksanaan pengobatan sampai penyembuhan
penyakit,makanan mengandung unsur zat gizi penghasil energi yaitu
karbohidrat,lemak dan protein zat pengatur seperti vitamin,mineral serta air,pada
penderita kanker kebutuhan gizi meningkat akibat proses keganasan dilain pihak
pengobatan dan pembedahan,penyinaran,kemoterap maupun imunoterapi akan
lebih berhasil dan berdaya guna jika penderita dalam keadaan status gizi baik.
Pada umumnya penderita kanker membutuhkan diet tinggi kalori dan protein
TKTP. Wilkes(2000) mengestimasikan jumlah energi yang dibutuhkan pada
penderita kanker adalah 35-40 kalori/kg BB/Hari dan protein 1,5-2,0
g/kgBB/hari menurut pesagi (1999) pada diet TKTP diberikan protein 2-2,5
g/kg/hari
Contoh :
Berdasarkan estimasi wilkes (2000),seorang penderita kanker dengan BB 50 kg
dalam sehari membutuhkan :
Energi =50×40 kalori =2000 kalori
Protein =50×20 g = 100 g

6
2.7 Tingkat kepadatan, Bentuk dan Cita Rasa Makanan
Salah satu upaya meningkatkan asupan makanan pada penderita kanker adalah
dengan mengatur tingkat kepadatan atau konsistensi makanan yang disesuaikan
dengan keadaan penderita. Berdasarkan tingkat kepadatannya, konsistensi makanan
dibedakan menjadi makanan biasa, makanan lunak, makanan saring, makanan cair
sebagai berikut :
1. Makanan yang disajikan harus serasi menarik dengan variasi warna dalam porsi
kecil sehingga merangsang nafsu makan penderita
2. Pengelompokan makanan berdasarkan tingkat kepadatannya :
 Makanan biasa adalah makanan dengan tingkat kepadatan seperti makanan
orang sehat misalnya nasi kukus disertai lauk pauk, sayuran, dan
buah.pada disgeusia daging diganti dengan telur.
 Makanan lunak adalah makanan dengan tingkat kepadatan lebih rendah
dari makanan biasa, rendah kandungan serat kasarnya, dan tidak
mengandung bumbu yang merangsang sehingga mudah dicerna. Misalnya
tim atau bubur nasi disertai lauk yang lunak, sayur yang mudah dicerna
dan tidak menimbulkan gas (bayam,labu siam)
 Makanan saring, misalnya buburnasi yang disaring, buburdari berbagai
tepung – tepungan, disertai dengan lauk dan sayuran yang dicincang.
 Makanan cair adalah makanan dalam bentuk cairan jernih yang tidak
merangsang dan tidak meninggalkan ampas, misalnya air kaldu, air jeruk,
sari kacang hijau.

7
Berikut adalah contoh terapi makanan bernutrisi untuk penderita kanker :

Sup Pure Kentang

Bahan :
Kaldu ayam 1 gelas
Kentang 100 g
Susu 10 cc
Seledri cincang ½ sdt
Keju parut 10 g
Cara membuat sup :
1. Kupas kentang, lalu potong – potong
2. Didihkan kaldu, lalu masukan kentang
3. Jika kentang sudah lunak, angkat dan haluskan
4. Masukkan kembali kedalam kaldu, lalu tambahkan susu. Teruskan
merebus hingga mendidih.
5. Hidangkan panas-panas dalam mangkuk sup taburi dengan keju parut
dan seledri cincang.

Kandungan Gizi

1. Energi : 234 kalori


2. Protein :4,875 g
3. Lemak :5,875 g
4. Karbohidrat :41,125 g

8
BAB 3
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Pengobatan komplementer merupakan pengobatan yang dilakukan dengan
tujuan melengkapi pengobatan medis konvensional dan bersifat rasional yang
tidak bertentangan dengan nilai dan hukum kesehatan di Indonesia. Salah satu
jenis terapi komplementer yaitu terapi makanan bernutrisi, Penerapan makanan
bernutrisi dapat diterapkan pada penderita kanker yang bertujuan untuk
mempertahankan dan mengembalikan keadaan gizi yang optimal agar kualitas
hidup dan penyembuhan dapat dicapai serta untuk mencegah komplikasi tujuan
tersebut dapat dicapai dengan ketersediaan makanan seimbang sesuai dengan
kebutuhan gizi.

3.2 Saran
Demikian makalah yang telah kami susun mengenai terapi komplementer
makanan bernutrisi, kami mengharapkan kritikan dan saran dari pembaca ,
semoga makalah ini dapat diterapkan dan bermanfaat bagi kita semua.
Terimakasih

You might also like