You are on page 1of 8
VPI II III ITT nN oy eae | > sebagai anak keturunan mereka tidak akan berguna bagi kalian tanpa meng- ikuti mereka. Dan janganlah kalian tertipu dengan sekedar mengaku bernasab kepada mereka, kecuali jika kalian mentaati perintah-perintah Allah, sebagai- mana yang telah mereka lakukan, juga mengikuti para rasul-Nya yang diutus untuk menyampaikan kabar gembira dan peringatan. Karena barangsiapa yang kafir terhadap salah satu nabi, berarti ia telah kafir terhadap seluruh rasul, apalagi kepada penghulu para nabi, penutup para rasul dan utusan Rabb semesta alam, kepada seluruh para mukallaf dari bangsa manusia dan juga jin Semoga shalawat dan salam dilimpahkan Allah kepada beliau, juga kepada seluruh nabi Allah. aii a a rt acts ea Orang-orang yang kurang akalnya di antara manusia akan berkata: "Apakah yang memalingkan mereka (umat Islam) dari kiblatnya (Baitul Maqdis) yang dabulu mereka telah berkiblat kepadanya*". Katakanlah: "Kepunyaan Allab- lab timur dan barat; Dia memberi petunjuk kepada siapa yang dikebendaki- Nya ke jalan yang lurus". (QS. 2:142) Dan demikian (pula) Kami telah menjadikan kamu (umat Islam), umat yang adil dan piliban agar kamu menjadi saksi atas (perbuatan) manusia dan agar Rasul (Mubammad) menjadi saksi atas (perbuatan) kamu. Dan Kami tidak menjadikan kiblat yang menjadi kiblatmu (sekarang) melainkan agar Kami mengetabui (supaya nyata) siapa yang mengikuti Rasul dan siapa yang membelot. Dan sunggub (pemindaban kiblat) itu terasa amat berat, kecuali bagi orang-orang yang telah diberi petunjuk oleh Allab; dan Allah tidak akan menyia-nyiakan iman- Tafsir tbrw t y i i i — ‘mu. Sesunggubnya Allab Mahapengasih lagi Mabapenyayang kepada manusia. (QS. 2:143) ‘Ada yang mengatakan, bahwa yang dimaksud dengan sufaha' di sini adalah orang-orang musyrik Arab. Demikian dikemukakan az-Zajaaj. Ada juga yang mengatakan, "Yaitu para pendeta Yabudi,” demikian kata Mujahid. Sedangkan asSuddi mengemukakan, "Yang dimaksudkan adalah orang-orang munafik.” Namun, ayat tersebut umum mencakup mereka secara keseluruhan. Wallabu a'lam. Imam al-Bukhari meriwayatkan, dari al-Barra’ , bahwa Rasulullah & mengerjakan shalat dengan berkiblat ke Baitul Maqdis selama enam belas atau tujuh belas bulan. Dan beliau senang jika kiblatnya mengarah ke Baitullah. Shalat yang pertama kali beliau kerjakan dengan menghadap Ka'bah adalah shalat Asbar. Beberapa orang ikut mengerjakan shalat bersama beliau. Ke- ‘mudian salah seorang yang ikut mengerjakan shalat itu keluar, lalu ia melewati orang-orang yang sedang mengerjakan shalat di masjid dalam keadaan ruku' Maka ia pun berkata: "Demi Allah, aku telah mengerjakan shalat bersama Nabi # dengan menghadap Makkah.” Maka orang-orang pun berputar meng: hadap ke Baitullah. Dan ada orang-orang yang meninggal lebih awal sebelum kiblat dirubah ke Baitullah, yaitu beberapa orang yang terbunuh (dalam perang), maka kami tidak tahu bagaimana pendapat kami mengenai mereka. ‘Maka pada,saat itu Allah 3€ menurunkan firman-Nya: Rey Gye) ate Bn Gy Katy aa) St OS > “Dan Allab tidak akan menyia nyiakan imanmu. Sesunggubniya Allah Mahapengasib lagi Mabapenyayang kepada ‘manusia.” (Diriwayatkan Imam al-Bukhari sendiri dengan lafaz. di atas) Hadits ini diriwayatkan pula oleh Imam Muslim dari jalan yang berbeda. Muhammad bin Ishak meriwayatkan, dari al-Barra’, bahwa Rasulullah & pernah mengerjakan shalat dengan menghadap ke Baitul Maqdis dan beliau banyak mengarahkan pandangan ke langit menunggu perintah Allah Ta'ala. Maka Allah Ta’ala pun menurunkas , ei wh es oe os Gy ts oS gs > "Sesunggulinya Kami sering melibat wajabmu re andds ke ‘bagi m ‘maka sung. guh Kami akan memalingkanmu ke kiblat yang enghan sukai. Maka palingkanlab wajabmu ke arab Masjidilbaram." (QS. Al-Baqarah: 144) Lalu beberapa orang dati kalangan kaum muslimin mengatakan, "Kami ingin andaikata diberitahu- kan kepada kami mengenai orang-orang yang telah meninggal dunia dari kami sebelum kami menghadap ke kiblat (Ka'bah) dan bagaimana dengan shalat yang pernah kami kerjakan dengan menghadap ke Baitul Maqdis?" Maka Allah ‘Ta'ala menurunkan firman-Nya, € Sila OS 45} "Dan Allah tidak akan menyia-nyiakan iman kalian", Orang-orang yang kurang akalnya, yaitu ‘Ablul Kitab menanyakan, "Apakah yang memalingkan mereka (umat Islam) dari kiblat yang sebelumaya Baitul Maqdis)?" lalu Allah Ta'ala menurunkan firman-Nya: Katsir Juz 2 A iA 4 A 4 iA é A é 4 A hy \ , , ; aaa i "Orang-orang yang kurang akalnya di antara manusia akan berkata :"Apakab yang memalingkan mereka (umat Islam) dari kiblatnya (Baitul Magdis) yang dabulu mereka telab berkiblat kepadanya?", Katakanlab :*Kepunyaan Allah timur dan barat; Dia memberi petunjuk kepada siapa yang dikehendaki-Nya ke jalan yang lurus”. _Selinjuenys Allah 3 by . 4 itt be xe } “Katakanlah, kepunyaan Alla irr dan Barat. Dia member pecnju pada sapasaja yang dikehendak. ‘Nya ke jalan yang lurus.” Ali bin Abi Thalhah meriwayatkan dari Ibau Abbas 4, bahwa ketika Rasulullah & hijrah ke Madinah, Allah Ta’ala memerintah- kannya untuk menghadap ke Baitul Maqdis, maka senanglah orang-orang Yahudi. Maka beliau pun menghadap ke Baitul Maqdis selama kurang lebih belasan bulan. Sedang Rasulullah & menginginkan (untuk menghadap ke) kiblat Nabi Ibrahim #8. Beliau sering berdoa kepada Allah Ta’ala sambil ‘menengadahikgn wajahnya ke langit, maka Allah 3 pun menurunkan firman- Nya, € sj Sa) 119 > "Maka palingkanlah wajabmu ke arabnya." Dengan sebab itu, orang-orang Yahudi menjadi goncang seraya berkata, “Apakah yang memalingkan mereka (umat Islam) dari kiblataya (Baitul Maqdis) yang dahulu mereka telah berkiblat kepadanya?" Laly Allah && pun menurun- kam firman-Nya, € yt bro 1 023 oe wp, 55h b> "Katakanlab, kepunyaan Allah timur dan barat, Dia memberi petunjuk kepada siapa saja yang dikebendaki-Nya ke jalan yang lurus.” Cukup banyak hadits-hadits berkenaan dengan masalah ini. Dan ke- simpulannya, bahwasanya Rasulullah && sebelumaya diperintahkan untuk menghadap ke Baitul Maqdis. Ketika masih berada di Makkah, beliau shalat di antara dua rukn, dengan posisi Ka’bah berada dihadapannya, tetapi beliau tetap menghadap ke Baitul Maqdis. Dan ketika berhijrah ke Madinah beliau tidak dapat menyatukan antara keduanya, maka Allah && memerintahkannya untuk menghadap ke Baitul Maqdis. Demikian pendapat yang dikemukakan oleh Ibnu Abbas dan jumbur (mayoritas) ulama. Kemudian para ulama berbeda pendapat, "Apakah perintah itu disampaikan melalui al-Qur'an atau selain al-Qur'an?” Mengenai hal tersebut di atas terdapat dua pendapat. Dalam tafsirnya, al-Qurthubi menceritakan, dari Ikrimah, Abu al-Aliyah, dan Hasan al-Bashi, bahwa menghadap ke Baitul Maqdis itu berdasarkan ftihad Rasulullah 8, Mak- sudnya, bahwa menghadap ke Baitul Magdis itu dilakukan setelah kedatangan beliau di Madinah. Dan hal itu masih terus berlangsung sampai belasan bulan. Kemudian beliau sering berdoa dan berharap agar kiblatnya dirubah ke arah N ) , ; \ N N \ \ \ 4 4 y y i 0 ( y Z aaa ae a ae 288 Tafsir bru K

You might also like