You are on page 1of 13

BAB 2

DASAR-DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

2.1 DASAR-DASAR PERENCANAAN PROYEK


Pekerjaan yang akan dilaksanakan harus mengacu pada Standar Nasional
Indonesia, Standar Industri Konstruksi, Peraturan Nasional lainnya yang ada
hubungannya dengan pekerjaan yang dilaksanakan. Adapun dasar perencanaan
yang dipakai dalam proyek Pembangunan Saluran Distribusi SPAM Kartamantul
Fase IV adalah sebagai berikut:
1. Peraturan umum untuk pemeriksaan bahan-bahan bangunan NI-3 (PUBB)
1965, NI-3 1963, PUBB 1969
2. Peraturan- peraturan Beton Bertulang Indonesia (PBI-1971)
3. Peraturan Muatan Indonesia (PMI-NI 18/1969)
4. Peraturan perburuhan Indonesia (tentang penggunaan tenaga harian,
mingguan, bulanan, borongan)
5. Peraturan peratuan Listrik Negara tetang instalasi listrik dan tenaga (POL.L-
NI 6)
6. Peraturan Perusahaan Air Minum Negara
7. Perencanaan unit transmisi mengacu pada SNI 7511:2008
8. Peraturan Pemipaan SNI 06-0084-2002
9. Peraturan Semen Portland yang sesuai dengan NI-8, PBI, ASTM c150
10. Peraturan Mentri Pekerjaan Umum Nomor :18/PRT/M/2007 Tentang
Penyelenggaraan Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum

Kontraktor diharuskan menyelesaikan pekerjaan pemasangan bagian-bagian


pipa sebelum melaksanakan:
1. Pemasangan pipa
2. Pengurugan tanah
3. Pengembalian tanah pada kondisi semula
4. Penyelesaian pekerjaandan pemasangan dop pada ujung pipa
5. Pembersihan dan penggelontoran

6
6. Pengujian akhir
Perencanaan adalah suatu tahap yang penting dalam pelaksanaan suatu
proyek. Dalam perencanaan yang baik, maka proses pengerjaan suatu proyek
dapat berjalan dengan lancar dan dapat selesai sesuai dengan target yang telah
direncanakan. Perencanaan suatu proyek dibuat berdasarkan data-data hasil studi
kelayakan, namun data tersebut bukan merupakan data yang pasti dan dapat
mengalami perubahan setelah dilakukan peninjauan, baik dari segi pembiayaan
maupun pelaksanaan yang dibutuhkan saat itu. Maka dari itu dasar-dasar
perencanaan yang baik akan tergantung dari kelengkapan studi kelayakan dan
kebenaran data yang diperoleh serta faktor- faktor lain yang dapat mempengaruhi
proyek tersebut. Hasil perencanaan disusun dalam bentuk dokumen perencanaan
yang akan menjadi pedoman bagi kontraktor untuk melaksanakan pekerjaannya.
Adapun beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam melaksanakan suatu proyek
antara lain:
1. Pelaksana pembangunan harus mengacu pada gambar acuan, dan syarat
teknis
2. Metode pelaksanaan yang digunakan harus tepat agar pelaksanaan konstruksi
berjalan optimal
3. Bangunan yang akan dibangun mempunyai dampak positif dalam
meningkatkan kualitas lingkungan dan sekitarnya
4. Rancangan bangunan juga mempertimbangkan hubungan antara waktu
pembangunan, kekuatan bangunan dan biaya pelaksanaan
5. Bangunan dapat berfungsi sebagaimana mestinya jika dilihat dari aspek
kegunaannya.
Kebutuhan air bersih sangat ditentukan oleh kondisi wilayah perencanaan,
pertambahan jumlah penduduk dan tingkat sosial ekonomi penduduk yang
mempengaruhi pola pemakaian air. Penentuan kebutuhan air bersih didasarkan
pada beberapa hal yaitu:
1. Daerah pelayanan
2. Periode perencanaan
3. Proyeksi jumlah penduduk
4. Proyeksi fasilitas umum dan fasilitas sosial

7
5. Proyeksi kebutuhan air minum selama periode perencanaan
Dasar pertimbangan dalam perencanaan sistem distribusi air bersih:
1. Pertumbuhan penduduk yang dilayani, semakin tinggi jumlah penduduk suatu
daerah, maka kebutuhan air bersih penduduk akan meningkat
2. Tingkat sosial ekonomi penduduk
3. Kebutuhan air akan semakin meningkat jika tingkat sosial ekonomi juga
semakin meningkat
4. Kecepatan pertumbuhan sarana perkotaan yang ada
5. Ekonomi dan investasi pembangunan
6. Spesifikasi teknik material dan struktur sistem

2.1.1 Daerah dan Tingkat Pelayanan


Kebutuhan air bersih di wilayah perencanaan sangat tergantung kepada
kondisi daerah pelayanan yang menjadi tujuan perencanaan. Daerah pelayanan
yang ditentukan dalam perencanaan ini adalah wilayah Yogyakarta dengan
pertimbangan:
1. Daerah yang kekurangan suplai air bersih
2. Daerah dengan kepadatan penduduk
3. Daerah yang telah menerima pelayanan air bersih tetapi belum maksimal
4. Daerah yang berpotensi berkembang menjadi pusat kota kedua
5. Aspek teknis seperti topografi yang menentukan proses distribusi
6. Aspek ekonomi

2.1.2 Periode Perencanaan


Periode perencanaan sistem distribusi air bersih pada umumnya adalah 20-
25 tahun. Pada perencanaan ini ditetapkan 20 tahun sebagai periode perencanaan.
Periode perencanaan ini diambil dengan pertimbangan bahwa perkembangan
penduduk di masa mendatang hanya dapat diprediksi dengan baik untuk periode
20 tahun. Apabila periode perencanaan dilakukan melebihi 20 tahun maka
dikhawatirkan keadaan perkembangan penduduk di masa mendatang justru sangat
berbeda dari apa yang telah diprediksi.

8
2.1.3 Proyeksi Jumlah Penduduk
Prediksi jumlah penduduk di masa yang akan dating didasarkan pada laju
perkembangan kota dan kecenderungannya, arahan tata guna lahan serta
ketersediaan lahan untuk menampung perkembangan jmlah penduduk. Prediksi
jumlah penduduk dalam periode perencanaan 20 tahun perlu diketahui untuk
mengetahui kebutuhan air bersih wilayah perencanaan.
Dengan memperlihatkan laju perkembangan jumlah penduduk masa lampau,
maka statistik merupakan metode yang paling mendekati untuk memperkirakan
jumlah penduduk di masa mendatang. Ada beberapa metode yang dapat
digunakan untuk menganalisa perkembangan jumlah penduduk di masa
mendatang yaitu:
1. Aritmatika
2. Geometrik
3. Linier
4. Eksponensial
5. Logaritmik

2.1.4 Proyeksi Fasilitas Umum Dan Fasilitas Sosial


Proyeksi fasilitas umum dan fasilitas sosial digunakan untuk menentukan
kebutuhan air non dimestik. Proyeksi dilakukan dengan mengacu kepada
karakteristik wilayah perencanaan, RT/RW yang telah ditetapkan dan standard
pendukung untuk setiap fasilitas umum dan fasilitas sosial yang telah ditetapkan
oleh Ditjen Cipta Karya, Departemen Pekerjaan Umum.

2.1.5 Proyeksi Kebutuhan Air Minum


Proyeksi Kebutuhan Air Minum dilakukan untuk mempertimbangkan
faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kebutuhan air di wilayah perencanaan.
Daerah yang diproyeksikan adalah daerah berkembang dengan karakteristik:
1. Memiliki tingkat pertumbuhan penduduk yang cukup pesat
2. Tingkat kelahiran yang sedang
3. Angka kematian yang cukup rendah
4. Tingkat pendidikan kesehatan yang sudah cukup maju

9
5. Arus perpindahan penduduk dari luar ke dalam daerah memiliki jumlah yang
cukup besar, baik dengan alasan untuk bekerja maupun menuntut ilmu.

2.1.6 Proyeksi Lingkungan


Dari segi proyeksi lingkungan Pemerintah mengadakan pembangunan
Sistem Penyediaan Air Minum ini sebagai salah satu alternatif

2.2 DASAR-DASAR PERANCANGAN PROYEK


Sistem penyedian air bersih harus dapat menyediakan jumlah air yang cukup
untuk kebutuhan yang diperlukan. Peraturan Pemerintah No. 16 Tahun 2005
tentang Sistem pengembangan air minum menyebutkan bahwa sistem penyediaan
air minum terdiri dari: (Joko 2010:10)

Jaringan
Trasmisi
S T
Sumber
Air Baku

Unit Air Baku Unit Produksi Unit Distribusi Unit Pelayanan

Unit Pengelolaan

S = Tampungan (Storage)
T = Instalasi Pengolah Air (Water Treatment Plant)

Gambar 2.1 Skematik Sistem Penyediaan Air Minum


1. Unit Air Baku
Unit air baku terdiri dari bangunan penampungan air, bangunan
pengambilan/penyadapan, alat pengukuran dan peralatan pemantauan, sistem
pemompaan dan bangunan sarana pembawa serta perlengkapannya. Unit air 5
baku, merupakan sarana pengambilan dan penyediaan air baku. Air baku wajib
memenuhi baku mutu yang ditetapkan untuk penyediaan air minum sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
2. Unit Produksi
Unit Produksi merupakan prasarana dan sarana yang dapat digunakan untuk
mengolah air baku menjadi air minum melalui proses fisik, kimiawi dan biologi.
Unit produksi dapat terdiri dari banguna pengolahan dan perlengkapannya,

10
perangkat operasional, alat pengukuran dan peralatan pemantauan, serta bangunan
penampungan air minum.
3. Unit Distribusi
Unit distribusi terdiri dari sistem perpompaan, jaringan distribusi, bangunan
penampungan, alat ukur dan peralatan pemantauan. Unit distribusi wajib
memberikan kepastian kuantitas, kualitas air dan kontinuitas pengaliran,yang
memberikan jaminan pengaliran 24 jam per hari.
4. Unit pelayanan
Unit pelayanan terdiri dari sambungan rumah, hidran umum dan hidran
kebakaran. Untuk mengukur besaran pelayanan pada sambungan rumah dan
hidran untuk harus di pasang alat ukur berupa meter air. Untuk menjamin
keakurasiannya, meter air wajib ditera secara berkala oleh instansi yang
berwenang.
5. Unit pengolahan
Unit pengelolaan terdiri dari pengolahan teknis dan pengolahan nonteknis.
Pengolahan teknis terdiri dari kegiatan operasional, pemeliharaan dan pemantauan
dari unit baku, unit produksi dan unit distribusi. Sedangkan pengelolaan nonteknis
terdiri dari administrasi dan pelayanan.

Sistem penyedian air minum harus dapat menyediakan jumlah air yang
cukup untuk kebutuhan yang diperlukan. Unsur-unsur sistem terdiri dari sumber
air, fasilitas penyimpanan, fasilitas transmisi ke unit pengolahan, fasilitas
pengolahan, fasilitas transmisi dan penyimpanan dan fasilitas distribusi. Pada
pengembangan sistem peyedian air bersih, hal yang penting adalah kuantitas dan
kualitas air. George (1978), menjelaskan antara kedua faktor ini dengan setiap
unsure fungsional dijelaskan pada Tabel 2.1.
Tabel 2.1. Unsur Fungsional dalam Sistem Penyedian Air Bersih
Unsur Fungsional Prinsip Perencanaan Keterangan
(Primer/Sekunder)
Sumber Air Kuantitas/Kualitas Sumber-sumber air
permukaan dari sungai
danau, mata air (air tanah)

11
Lanjutan Tabel 2.1
Prasedimentasi Kuantitas/Kualitas Fasilitas yang dipergunakan
untuk penyimpanan air
permukaan biasanya
terletak pada atau dekat
sumber
Transmisi Kuantitas/Kualitas Fasilitas penyaluran air dari
penyimpanan dan
pengolahan
Pengolahan Kuantitas/Kualitas Fasilitas untuk merubah
kualitas air
Transmisi dan Kuantitas/Kualitas Fasilitas penyaluran air
Penampungan pengolahan ke reservoir
distribusi
Distribusi Kuantitas/Kualitas Fasilitas pendistribusian air
ke sambung konsumen
Sumber: Unit Air Baku dalam Sistem Penyediaan Air Minum, Tri Joko 2010:10

2.2.1. Sistem Hidrolika dan Perpipaan


Distribusi air bersih dapat dilakukan dengan beberapa cara, tergantung
kondisi topografi yang menghubungkan sumber air dengan konsumen. Berikut
beberapa cara pengaliran distribusi air bersih (Unit Air Baku dalam Sistem
Penyediaan Air Minum, Tri Joko 2010:15):
1. Sistem Gravitasi
Sistem gravitasi dapat digunakan apabila elevasi sumber air mempunyai
perbedaan cukup besar dengan elevasi daerah pelayanan, sehingga tekanan yang
diperlukan dapat dipertahankan. Sistem ini dianggap cukup ekonomis, karena
hanya memanfaatkan beda ketinggian lokasi.

Gambar 2.2 Sistem Pengaliran Gravitasi

12
2. Sistem Pemompaan
Pada sistem ini pompa digunakan untuk meningkatkan tekanan yang
diperlukan untuk mendistribusikan air dari reservoir distribusi ke konsumen.
Sistem ini digunakan jika daerah pelayanan merupakan daerah yang datar dan
tidak ada daerah yang berbukit.

Gambar 2.3 Sistem Pengaliran Pemompaan

3. Sistem Gabungan
Pada sistem gabungan, reservoir digunakan untuk mempertahankan tekanan
yang diperlukan selama periode pemakaian tinggi dan pada kondisi darurat,
misalnya saat terjadi kebakaran atau adanya energi. Selama periode pemakaian
rendah, sisa air dipompakan dan disimpan dalam reservoir distribusi. Karena
reservoir distribusi digunakan sebagai cadangan air selama periode pemakaian
tinggi atau pemakaian puncak, maka pompa dapat dioperasikan pada kapasitas
debit rata-rata.

RESERVOAR

Gambar 2.4 Sistem Pengaliran Gabungan

13
2.2.2. Perpipaan
Jenis Pipa ditentukan berdasarkan material pipanya, seperti CI, beton
(concrete), baja (steel), AC, GI, Plastik dan PVC.
1. Cast-Iron Pipe
Pipa CI tersedia untuk ukuran panjang 3,7 dan 5,5 dengan diameter 50-900
mm, serta dapat menahan tekanan air hingga 240 m tergantung besar diameter
pipa.
Kelebihan :
a. Harga tidak terlalu mahal
b. Ekonomis karena berumur panjang (bisa mencapai 100 tahun)
c. Kuat dan tahan lama
d. Tahan korosi jika dilapisi
e. Mudah disambung
f. Dapat menahan tekanan tanpa mengalami kerusakan

Kekurangan :
a. Bagian dalam pipa lama kelamaan menjadi kasar sehingga kapasitas
pengangkutan berkurang
b. Pipa berdiameter besar berat dan tidak ekonomis
c. Cenderung patah selama pengangkutan atau penyambungan.

2. Concrete Pipe
Pipa beton biasa digunakan jika tidak berada dalam tekanan dan kebocoran
pada pipa tidak terlalu dipersoalkan. Diameter pipa beton mencapai 610 mm.
Kelebihan :
a. Bagian dalam pipa halus dan kehilangan akibat friksi paling sedikit
b. Tahan lama, sekurangnya 75 tahun
c. Tidak berkarat atau terbentuk lapisan didalamnya
d. Biaya pemeliharaan murah
Kekurangan :
a. Pipanya berat dan sulit digunakan
b. Cenderung patah selama pengangkutan

14
c. Sulit diperbaiki

3. Steel Pipe
Pipa baja digunakan untuk memenuhi kebutuhan pipa yang berdiamter
besar dan bertekanan tinggi. Pipa ini dibuat dengan ukuran dan diameter
standar. Pipa baja kadang-kadang dilindungi dengan lapisan semen mortar.
Kelebihan :
a. Kuat
b. Lebih ringan daripada CI
c. Mudah dipasang dan disambung
d. Dapat menahan tekanan hingga 70 mka (meter kolom air)
Kekurangan :
a. Mudah rusak karena air yang asam dan basa
b. Daya tahan hanya 25-30 tahun kecuali dilapis dengan bahan tertentu.

4. Asbestos-Cement Pipe
Pipa ini dibuat dengan mencampurkan serat asbes dengan semen pada
tekanan tinggi. Diameternya berkisar antara 50 – 900 mm dan dapat menahan
tekanan antara 50 – 250 mka tergantung kelas dan tipe pembuatan.
Kelebihan :
a. Ringan dan mudah digunakan
b. Tahan terhadap air yang asam dan basa
c. Bagian dalamnya halus dan tahan terhadap korosi
d. Tersedia untuk ukuran yang panjang sehingga sambungannya lebih sedikit
e. Dapat dipotong menjadi berbagai ukuran panjang dan disambungkan
seperti pipa CI
Kekurangan :
a. Rapuh dan mudah patah
b. Tidak dapat digunakan untuk tekanan tinggi

15
5. Galvanised-Iron Pipe
Pipa GI banyak digunakan untuk saluran dalam gedung. Tersedia untuk
diameter 60 – 750 mm.
Kelebihan :
a. Murah
b. Ringan, sehingga mudah digunakan dan diangkut
c. Mudah disambung
d. Bagian dalamnya halus sehingga kehilangan tekanan akibat gesekan kecil
Kekurangan :
a. Umurnya pendek, 7-10 tahun
b. Mudah rusak karena air yang asam dan basa serta mudah terbentuk lapisan
kotoran di bagian dalamnya
c. Mahal dan sering digunakan untuk kebutuhan pipa dengan diameter kecil

6. Plastic Pipe
Pipa plastik memiliki banyak kelebihan, seperti tahan terhadap korosi,
ringan dan murni. Pipa Polythene tersedia dalam warna hitam. Pipa ini lebih
tahan terhadap bahan kimia, kecuali asam nitrat dan asam kuat, lemak dan
minyak. Pipa plastik terdiri atas 2 (dua) tipe :
a. Low-Density Polythene pipe
Pipa ini lebih fleksibel, diameter yang tersedia mencapai 63 mm,
digunakan untuk jalur panjang dan tidak cocok untuk penyediaan air minum
dalam gedung.
b. High-Density Polythene Pipe
Pipa ini lebih kuat dibandingkan lowdensity polythene pipe. Diameter pipa
berkisar antara 16 – 400 mm tetapi pipa berdiameter besar hanya digunakan
jika terdapat kesulitan menyambung pipa berdiamter kecil. Pipa ini juga bisa
dipakai untuk mengangkut air dalam jalur yang panjang.
Pipa plastik tidak bisa memenuhi standar lingkungan, yaitu jika terjadi
kontak dengan bahan-bahan seperti asam organic, keton, ester, alcohol dan
sebagainya. High-density pipe lebih buruk dibandingkan low-density dalam
permasalahan ini.

16
7. PVC Pipe (Unplasticised)
Kekakuan pipa PVC (polyvinyl chloride) adalah tiga kali kekakuan pipa
polythene biasa. Pipa PVC lebih kuat dan dapat menahan tekanan lebih tinggi.
Sambungan lebih mudah dibuat dengan car las. Pipa PVC tahanp terhadap
asam organik, alkali dan garam, senyawa organik serta korosi. Pipa ini banyak
digunakan untuk penyediaan air dingin di dalam maupun di luar sistem
penyediaan air minum, sistem pembuangaan dan drainase bawah tanah. Pipa
PVC tersedia dalam ukuran yang bermacam-macam.

2.2.3. Reservoar
Reservoar distribusi merupakan bangunan penampungan air minum
sebelum dilakukan pendistribusian ke pelanggan/masyarakat, yang dapat
ditempatkan di atas permukaan tanah maupun di bawah permukaan tanah.
Bangunan reservoar umumnya diletakkan di dekat jaringan distribusi pada
ketinggian yang cukup untuk mengalirkan air secara baik dan merata ke seluruh
daerah konsumen.
1. Volume Reservoar
a. Reservoar Pelayanan
Volume reservoar pelayanan atau service reservoar ditentukan berdasarkan :
1) Jumlah volume air maksimum yang harus ditampung pada saat pemakaian
air minimum ditambah volume air yang harus disediakan pada saat
pengaliran jam puncak karena adanya fluktuasi pemakaian air di wilayah
pelayanan dan periode pengisian reservoar.
2) Cadangan air untuk pemadam kebakaran kota sesuai dengan peraturan
yang berlaku untuk daerah setempat dinas kebakaran.
3) Kebutuhan air khusus, yaitu pengurasan reservoar, taman dan peristiwa
khusus.
(Unit Produksi dalam Sistem Penyediaan Air Minum, Tri joko 2010:245)

17
b. Reservoar Penyeimbang
Volume efektif reservoar peyeimbang atau balance reservoir ditentukan
berdasarkan keseimbangan aliran keluar dan aliran masuk reservoar selama
pemakaian air didaerah pelayanan. Sistem pengisian reservoar dapat dengan
sistem pompa maupun gravitasi.
Metode perhitungan volume efektif reservoar :
1) Secara Tabulasi
Dengan cara tabulasi, volume efektif adalah jumlah selisih terbesar yang
positif (m3) dan selisih terbesar yang negative (m3) antara fluktuasi
pemakaian air dan suplai air ke reservoar. Hasil perhitungan nilai komulatif di
buat dalam bentuk tabel.
2) Metode Kurva Masa
Volume efektif didapat dari jumlah persentase akumulasi surplus terbesar
pemakaian air ditambah akumulasi defisit terbesar pemakaian air terhadap
akumulasi pengaliran air ke reservoar (bila pengaliran air ke reservoar
dilakukan selama 24 jam).
3) Secara Persentase
Volume efektif ditentukan sebesar sekian persen dari kebutuhan air
maksimum per hari 15%. Penentuan dengan cara ini tergantung pada
kebiasaan kota yang bersangkutan, karena itu harus berdasarkan pengalaman.
(Unit Produksi dalam Sistem Penyediaan Air Minum, Tri joko 2010:245-246)

18

You might also like

  • Bab 1
    Bab 1
    Document5 pages
    Bab 1
    DevyKartika
    No ratings yet
  • Bab 1
    Bab 1
    Document5 pages
    Bab 1
    DevyKartika
    No ratings yet
  • Bab 1
    Bab 1
    Document5 pages
    Bab 1
    DevyKartika
    No ratings yet
  • ABSTRAK
    ABSTRAK
    Document1 page
    ABSTRAK
    DevyKartika
    No ratings yet
  • ABSTRAK
    ABSTRAK
    Document1 page
    ABSTRAK
    DevyKartika
    No ratings yet
  • ABSTRAK
    ABSTRAK
    Document1 page
    ABSTRAK
    DevyKartika
    No ratings yet