You are on page 1of 8
IDENTIFIKAS! KONDIS! TERUMBU KARANG PERAIRAN BAGIAN SELATAN PULAU ‘SEPANJANG, KABUPATEN SUMENEP DENGAN MENGGUNAKAN CITRA LANDSAT 8 ham B Mataburu Dosen Jurusan Geografi FIS UNJ E-mail: ilham.bm93 @gmail com ABSTRAK Penelitan ini bertyjuan untuk mengenai bagaimana sebaran dan kondisi terumbu karang dengan ‘mengunakan citra landsat 8. Lokasi peneltian diakukan di perairan sekitar Pulau Sepanjang, Kecamatan Sapeken Kabupaten Sumenep. Peneliian ini mengunakan metode deskriptf kuanttatit dengan menggunakan persamaan Lyzenga dan diterapkan pada Citta Landsat 8 dan dilakukan verikasi lapangan. Hasi peneliian menunjukan bahwa perbedaan antara hasil pengamatan lapangan dengan hasi analisis mencapai 37,5 % perbedaan ini djadikan sebagai dasar untuk melakukan koreksi pada citra_untuk menghasikan citra yang lebih tepat. Dan secara umum penggunaan persamaanvalgoritma lyzenga pada landsat 8 bisa digunakan untuk mendeteksi kondisi umum terambu ‘karang khususnya untuk mendeteksi terymbu karang hidup dan mati, sebagai langkah awal untuk ‘mengidentifkasi kualitas terumbu karang ‘Kata Kunci : Terumbu karang, Lyzenga, Citra Landsat 8 PENDAHULUAN Indonesia merupakan Negara kepulauan terbesar di dunia. Luas perairan Indonesia meiiputi 2/3 luas witayah Negara Republik Indonesia. Perairan Indonesia begitu kaya dengan berbagai biota perairan yang bias dijadikan sebagai surrber devisa bagi Negara. Eksplotasi sumberdaya perairan laut yang tidak tepat menyebabkan ‘erjadinya kerunduran kualtas lingkungan peerairan yang juga _membahayakan kelangsungan hidup biota perairan. Termasuk diantara keberadaan_terumbu farang yang rentan tas _berbagai gangguan. Sebagaimana diketahui bahwa eberadaan terumbu karang merliki arti peenting bagi kelangsungan berbagai jenis iken. “Berbagai jens ikan menjadikan terumbu karang sebagai tempat memijah seta mencati_makanan, bias dikatakan sevata langsung bahwa terumbu karang ‘menjadi indicator penting keberiangsungan summberdaya perairan Selain sebagai salah satu penentu ktis eberlangsungan surmberdaya perairan, Ekosistem terumbu karang juga merupakan ekosistem yang rentan tethadap gangguan. Sedit saja_gangguan akan berdampak ‘SPATIAL Wahana Kemunikasidan Iformasl Geograh Val 19 No.1 Waret 015 pada Keberlangsungan ekosistem ini. Kegiatan ppenangkapan ikan dengan cara yang tidak tepat ‘seperti penggunaan racun ikan, penggunaan bom, jaring yang merusak serta penambangan karang ‘akan mempercepat rusaknya terumbu_karang Oleh Karena pemanfaatan dan pengelolaan sumberdaya perairan yang memperhatikan prinsip- prinsip keberlangsungan sumberdayaterumbu karang matiak diperlukan Dengan potensi keanekaeagaman hayati laut tertinggi, Indonesia memiliki 2,500 spesies mollusks, 2,000 spesies krustasea, 6 spesies ppenyu laut, 30 mamalia laut, dan lebih dari 2,500 ‘spesies ikan laut. Luas ekosistemterumbu karang Indonesia diperkirakan mencapai 75.000 krr2 yaitu sektar 12 sampai 15 persen dari luas terumrbu arang dunia. Dengan ditemukannya 362 spesies soleractinia (Kerang btu) yang termasuk dalam 76 genera, Indonesia merupakan episenter dari sebaran karang batu dunia. Ekosistem pesisir (padang lamun, mangrove dan terumbu karang) memainkan peranan penting dalam industri wisata bahari, selain memberikan pelindungan pada kawasan pesisir dari hempasan ombak dan gerusan arus. Selain itu ekossistem pesisir ini merupakan tempat bertelur, membesar dan mencari makan dari beaneka ragam biota laut 14 yang kesemuanya merupaken sumber [roduksi penting bagi masyarakat pesisi, Lembaga lim Pengetahuan Indonesia (LIPI) mencatat, hampir sepertiga kondisi ‘terumbu karang di Indonesia mengalami erusakan atau Kurang baik, Meskipun kkondisi ini telah mengalami tren membaik dalam sepuiuh tahun teraktir. Surveiterbaru diakukan oleh LIPl. Dengan melakukan pengamatan di 1.135 stasiun, hingga 2013, tercatat 5,29 persen dalam kondisi sangat baik, sebesar 27,14 persen masih dalam kondisi baik, dan sebesar 37,18 persen dalam kondisi culup. Sisanya sebesar 30,4 persen dalam konaisi tidak baik Ehosistem terumou karang adalah ekosistern yang mengandung suber daya alam yang dapat memberi manfaat besar bbagi manusia. Dari tu diperlukan kearfan rmanusia untuk mengelolanya, yang bisa rmenjacikan surrber daya alam ini menjarrin kesejahteraan manusia sepanjang zaman Tanpa_menghiraukan masa depan dan ‘erus-menerus merusak, elosistem terurbu farang akan menjadi semacam padang gurun tandus di-dalam laut yang hanya dipenuhi oleh patahan-patahan karang dan benda mati lainnya. Karena itu pengelolaan ssangat diperlukan untuk mengatur alfivtas rmanusia seta mengurangi dan memantau cara-cara_perranfaatan yang _merusak Pengelolaan terumbu karang harus berbasis pada eteribatan masyarakat, sebagai ppengguna langsung sumber daya laut ini Keteribatan masyarakat dalam pengelolaan suber daya terumbu karang sangat ppenting mulai dalam tahap perencanaan, pelaksanaan, perantauan sampai pada ‘ahap evaluasi dari suatu cara pengeloaan Indonesia yang terletak di sepanjang katulsiwa, “memounyai terumbu karang terluas di dunia tersebar mulai dari Aceh sampai lian Jaya. Dengan —jumiah penduduk 200 juta jina, yang 60 persennya finggal di daerah pesisir, maka terumbu farang merupakan tumpuan — sumber penghudupan utara. Salah satu wilayah yang memilki terumbu karang yang culup bberagam adalah wilayah perairan sektar Pulau Sepanjang di wilayah Kepulauan Sapeken, yang merupakan wilayah adrinistrative Kabupaten ‘Sumenep Provinsi Jawa Timur. Posisi pulau ‘Sepanjang berada persis sebelah utara Pulau Bali Identfikasisebaran dan kualtas terumbu karang yang cepat dan murah mutlak diperlukan untuk memantau —perkembangan —ualtas linghungan terumu karang secara cepat dan efisien. Penggunaan citra satelit bisa ljadikan sebagai salah satu alternative untuk hal tersebut Salah satu yang bisa dijadikan sebagai referensi adalah Landsat 8. Landsat 8 merupakan kelanjutan dati isi Landsat yang untuk pertama kali menjadi satelit pengamat bumi sejak 1972 (Landsat 1), Landsat 1 yang awalnya bernama Earth Resources Technology Satelite 1 diluncurkan 23 Juli 1872 dan mulai beroperasi sampai 6 Januari 1978. Generasi penerusnya, Landsat 2 diluncurkan 22 Januari 1975 yang eroperasi sampai 22 Januari 1981. Landsat 3 diluncurkan 5 Maret 1978 berakhir 31 Meret 1983; Landsat 4 diluncurkan 16 Juli 1982, dihentikan 1993. Landsat 5 diluncurkan 1 Maret 1984 masih berfungsi sampai dengan saat ini nammun ‘mengalami gangguan berat sejak Noverrber 2011, ‘akibat gangguan ini, pada tanggal 26 Desember 2012, USGS mengumumkan bahwa Landsat 5 ‘akan dinonaktitkan. Betbeda dengan 5 generasi ppendahulunya, Landsat 6 yang teleh diluncurkan 5 Oltober 1993 gagal mencapai orbit. Sementara Landsat 7 yang diluncurkan April 15 Desember 1999, masih berfungsi_ walau mengalami kerusakan sejak Mei 2003. Aplikasi landsat & belum banyak dilakukan terutama dalam bidang kelautan. Berdasarkan keadaan tersebut peneitian ini dilakukan untuk menerapkan penggunaan Landsat 8 dalam mengidentifikasi terurbu Kerang. Wlayah yang dijadikan sebagai tempat peneltian adalah pperairan sebelah selatan Pulau Sepanjang di Kecamatan Sapeken, Kabupaten Sumenep. Masalah peneltian yang diajukan dalam ppeneliian ini adalah: 1 .Bagaimana penggunaan Gitra Landsat 8 dalam ‘menentukan sebaran terumou karang di wilayah perairan Pulau Sapelen Kabupaten Sumenep IDENTIFIKAS! KONDISI TERUMBU KARANG PERAIRAN BAGIAN SELATAN, 18 PULAU SEPANJANG, KABUPATEN SUMENEP DENGAN MENGGUNAKAN CITRA LANDSAT 8; lam B Mataburu 2.Bagaimana penerapan Citra Landsat & dalam menentukan kondisi ‘Terumbu Karang di wilayah perairan Pulan Sepaken Pern) arc) peace] ory Komposit (532) Reece Setar] Karang METODOLOG! PENELITIAN Metode peneltian dilalukan secara deshrinti fuantitatif dengan menganalisis citra landsat & berdasarkan persamaan lyzenga. Secara skematis, metode peneltian dilakukan sebagai berilut ea count) Karang Ca toe feral Gambar 1. Alur penelitian Peneltian ini menggunakan beberapa data primer dan selunder antara lain 1.Data primer (data penginderaan jauh) Landsat 8 _lembar Pulau Sapeken Path/Row 117/065 perekaman tanggal 03 Septernber 2014 2.Data selunder: Peta Rupa Buri Indonesia 1:25.000 lembar Pulau Sapeken tahun 2000 ‘Adapun perangkat yang digunakan dalam pengolahan data dalam peneltin ir adalah Software ER Mapper ver 80, Software Arc GIS 10.1, serta_piranti Marosott Office Excel dan Office 2010. Citra Landsat ETM+ yang digunakan adalah citra Landsat 7 ETMtanggal 28 Juni 1997 dan 4 [Mei 2009 dan citra Landsat § TMtanggal 9 September 2006. Pengolahan — citra dilahukan dengan menggunakan formula lyzenga. Pengolahan citra dilakukan untuk melihat sebaran terumbu karang yang terdapat pada wilayah Kepulauan Karimunjawa. ‘Adapun proses pengolahan pada citra adalah sebagai berikut 1. Menampilkan citra Landsat dalam bentuk Red Green Blue (RGB) dengan band 532 untuk analisis presentase keberadaan karang hidup. Masing-masing band tersebut digunakan untuk a.Bend 5 digunakan untuk penentuan materi biomas dan deiineasi tumbuhan air b.Bend 3 digunakan untuk mengetahui tingkat kesuburan vegetasi ©. Bend 2 digunakan untuk mengetahui tingkat kekeruhan air. 2.Melakukan koreksi geometrik dan radiometrik (penajaman citra) a.Koreksi Radiometrik b.Koteksi Georetrik 3.Mengelstrak informasi kelautan terumbu karang) dengan formula Lyzenga. Pengolahan ira Landsat ETM+ untuk pemetaan terumbu karang dilakukan dengan menggunakan metode ‘SPATIAL Wahana Komurikasi dan iformasi Geografi Vol 13 No.1 Maret 2015 16

You might also like