terminalis yang mencakup bronkiolus respiratorius, dan alveolus, serta menimbulkan konsolidasi jaringan paru dan gangguan pertukaran gas setempat.
Community – Acquired Pneumonia (CAP):
Pneumonia pada individu yang menjadi sakit diluar rumah sakit, atau dalam 48jam sejak masuk rumah sakit Dapat disebabkan infeksi pada parenkim paru oleh bakteri, virus, maupun parasite. 2 Anamnesis 1. Demam 2. Batuk produktif/ tidak produktif. Sputum dapat purulen 3. Sesak napas 4. Kadang-kadang disertai nyeri dada dan batuk darah 5. Fatigue 6. Malaise 3 Pemeriksaan Fisik 1. Tampak sakit berat, kadang disertai sianosis 2. Suhu tubuh meningkat dan nadi cepat 3. Sesak nafas 4. Respirasi meningkat 5. Pernafasan cuping hidung 6. Retraksi otot bantu nafas 7. Palpasi fremitus dapat meningkat 8. Perkusi pekak 9. Pada auskultasi didapatkan ronki basah halus atau kasar pada lebih dari setengah lapangan paru, wheezing, gallop protodiastolik, bunyi jantung dua pulmonal mengeras. 4 Kriteria Diagnosis 1. Demam 2. Batuk 3. Sesak napas (Respiratory rate meningkat) 5 Diagonsis kerja Community Acquired Pneumonia (CAP) 6 Diagnosis Banding 1. Bronkitis akut 2. Bronkitis kronis eksaserbasi akut 3. Tumor paru 4. Mikosis paru 5. TB paru 6. Gagal jantung 7 Pemeriksaan Penunjang 1. Radiologi : Foto Toraks PA 2. Laboratorium : Darah rutin, LED, GDS 8 Terapi Rawat jalan : 1. Dianjurkan untuk tidak merokok, beristirahat, dan minum banyak cairan 2. Nyeri pleuritic/demam diredakan dengan paracetamol 3. Ekpektoran/mukolitik 4. Nutrisi tambahan pada penyakit kronis 5. Kontrol setelah 48jam atau lebih bila diperlukan 6. Bila tidak membaik dalam 48jam; dipertimbangkan untuk dirawat inap di rumah sakit 7. Antibiotik - Grup I: Makrolid (Azithromycin 1x500mg PO lalu 1x250mg PO, atau Erithromycin 4x500mg PO, Doxycycline 2x100mg PO) - Grup II : i. Flpuroquinolone (maxifloxacin 1x400mg PO, gemiflocacin atau levofloxacin 1x500mg PO/IV) ii. B-lactam + macrolide (pilihan amoxicillin dosisi tinggi 3x1gr IV atau amoxicillin-clavulanate 2x2gr, atau alternative ceftriaxone 1x1gr IV, Cefpodoxime 2x200mg PO, dan cefuroxime 2x500mg PO atau 3x750-1500mg IV dengan doxycycline) - Antibiotik diberikan selama 5 hari Rawat Inap - Kriteria Rawat Inap 1. Confusion 2. Respiratory rate >30x/menit 3. Tekanan darah diastolic < 60 atau sistolik < 90mmHg) 4. 65 tahun atau lebih 5. Uremia (BUN > 19mg/dL atau 7mmol/L) 6. Tidak mendapatkan perawatan yang baik dirumah Terapi rawat inap berupa : 1. Oksigenasi, bila perlu dengan pemantauan saturasi 2. Hidrasi cairan 3. Antibiotik : - Flouroquinolin - B-lactam + macrolide (B-lactam pilihan: cefotaxime, ceftriaxone, dan ampicillin, erapenem untuk pasien tertentu dengan doxycycline 4x500-1000 mg IV (alternative macrolide) - Antibiotik diberikan selama 7 hari - Syarat untuk alih terapi antibiotic IV menjadi oral (ATS 2007): Hemodinamik stabil dan gejala klinis membaik. 4. Simptomatik a. Mukolitik ekspektoran : gliceryl guaiakolat, N- acetilcystein, ambroxol b. Antipiretik dan antinyeri : paracetamol
9 Edukasi (Hospital 1. Hidrasi yang baik dan intake peroral cukup
Health Promotion) 2. Istirahat cukup 3. Penjelasan tentang penyakit 4. PHBS 5. Tidak merokok
10 Prognosis Ad Vitam : dubia ad bonam / malam
Ad sanationam : dubia ad bonam / malam Ad fungsionam : dubia ad bonam / malam 11 Tingkat evidens IV 12 Tingkat Rekomendasi A 13 Penelaah Kritis SMF Penyakit Dalam
14 Indikator medis 1. Klinis dan vital sign membaik/ stabil
Suhu ≤ 37,6 °C, laju nadi ≤ 100x/menit, laju nafas ≤ 24x/menit, tekanan darah sistolik ≥ 90mmHg, saturasi oksigen ≥ 90% atau PaO2 > 60 mmHg pada udara ruangan, dapat memelihara asupan oral, status kesadaran kompos mentis 2. Rawat inap terutama pada penderita yang membutuhkan oksigen atau mengalami komplikasi; lama perawatan 3-5 hari 15 Kepustakaan 1. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam FKUI. 2009 2. Panduan Tatalaksana/Prosedur Respiratologi dan Penyakit Kritis Paru 3. Harrison’s Principles of Internal Medicine. 2011 4. American Thoracic Society Consensus Guidelines on the Management of Community-Acquired Pneumonia in Adults. 2007 5. Panduan Praktik Klinis Penatalaksanaan di Bidang Ilmu Penyakit Dalam. 2015