You are on page 1of 8

Karakterisasi Adsorben dari Kulit Manggis…… (Ulfa Haura, dkk.

KARAKTERISASI ADSORBEN DARI KULIT MANGGIS DAN


KINERJANYA PADA ADSORPSI LOGAM Pb(II) DAN Cr(VI)
(Adsorbent Characterization from Mangosteen Peel and Its Adsorption Performance
on Pb(II) and Cr(VI))

Ulfa Haura1, Fachrul Razi2 dan Hesti Meilina2


1
Program Studi Magister Teknik Kimia Prog Pascasarjana Universitas Syiah Kuala,
Jl. Teungku Syeh Abdul Rauf No.7 Darussalam, Banda Aceh, Indonesia
2
Jurusan Teknik Kimia, Fakultas Teknik, Universitas Syiah Kuala, Jl. Teungku Syeh Abdul
Rauf No.7 Darussalam, Banda Aceh, Indonesia
e-mail: ulfahaura.chemeng08@gmail.com
Naskah diterima 28 Februari 2017, revisi akhir 17 Maret 2017 dan disetujui untuk diterbitkan 20
Maret 2017

ABSTRAK. Penggunaan adsorben berbasis limbah biomassa untuk adsorpsi


kandungan logam berbahaya dari limbah cair industri selain dapat mengurangi limbah
juga dapat menekan harga jual adsorben. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari
karakteristik adsorben yang terbuat dari limbah kulit manggis (Garcinia mangostana
L.) dan arang aktif dari limbah kulit manggis serta membandingkan kinerja kedua jenis
adsorben tersebut pada proses adsorpsi ion logam Pb(II) dan Cr(VI). Limbah sintetis
yang digunakan berupa ion dari Pb(II) dan Cr(VI) dari larutan Pb(NO3)2 dan K2Cr2O7
dengan variasi konsentrasi awal 20, 40, 80, 100 dan 200 mg/L. Proses adsorpsi
dilakukan pada pH 5, rasio perbandingan berat adsorben dan volume larutan limbah
1:200, kecepatan pengadukan 60 rpm, adsorben berukuran nano dengan berat
adsorben 0,5 g. Masing-masing adsorben dikarakterisasi menggunakan SEM untuk
mengetahui sturktur morfologi, FTIR untuk mengetahui gugus fungsi dan SEM-EDS
untuk mengetahui komponen kimia yang terkandung dalam adsorben tersebut. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa karakteristik kedua jenis adsorben memenuhi syarat
mutu sesuai SNI 06-3730-1995. Kapasitas adsorpsi tertinggi dari karbon aktif untuk
menyerap Pb(II) dan Cr(VI) masing-masing 38,543 mg/g dan 36,838 mg/g, sedangkan
kapasitas adsorpsi tertinggi biosorben untuk menyerap Pb(II) dan Cr(VI) masing-
masing 36,98 mg/g dan 36,12 mg/g.
Kata kunci: adsorpsi, biosorben, Cr(VI), kulit manggis, Pb(II)

ABSTRACT. The usage of biomass waste-based adsorbent for the adsorption of


hazardous metal in wastewater is not only reducing waste but also lowering adsorbent
price. This research aims to study the characteristics of adsorbent from mangosteen
peel (Garcinia Mangostana L.) and activated charcoal from mangosteen peel, also to
compare the adsorption performance on metal ion Pb(II) and Cr(VI). Synthetic
wastewater used from a solution of Pb(NO3)2 and K2Cr2O7 with variations in initial
concentration of 20, 40, 80, 100 and 200 mg/L. Adsorption performed at pH 5, ratio of
adsorbent and waste solution 1/200 (w/v), 60 rpm, 0.5 gs nano-sized adsorbent.
Characterization using SEM, FTIR and SEM-EDS showed that both adsorbents
characteristics met the requirements of SNI 06-3730-1995. The highest adsorption
capacity of activated carbon to adsorb Pb(II) and Cr(VI) were 38.543 mg/g and 36.838
mg/g while biosorbent adsorb Pb(II) and Cr(VI) respectively 3.98 mg/g and 36.12 mg/g.
Keywords: adsorption, biosorbent, Cr(VI), mangosteen peel, Pb(II)

47
BIOPROPAL INDUSTRI Vol.8 No.1, Juni 2017 : 47-54

1. PENDAHULUAN 2. METODE PENELITIAN


Adsorpsi merupakan salah satu cara Bahan baku utama yang digunakan
efektif untuk menyerap kandungan dalam penelitian yaitu kulit manggis
berbahaya yang terdapat pada limbah cair didapat dari tempat pembuangan sampah
dan sering dilakukan dalam proses sementara kemudian dibersihkan dan
penanganan limbah cair industri. Adsorben dikeringkan. Kulit manggis yang akan
yang digunakan untuk proses adsorpsi digunakan sebagai biosorben diperkecil
relatif mahal sehingga diperlukan adsorben ukurannya menggunakan mill khusus
yang lebih murah dan ramah lingkungan, nanopartikel hingga berukuran nano. Kulit
misalnya yang berasal dari limbah manggis yang digunakan sebagai arang
biomassa. Adsorben yang diperoleh dari aktif dilakukan proses karbonisasi di dalam
bahan baku limbah, selain mengurangi furnace tube selama 2 jam dengan
beban limbah padat di lingkungan sekitar temperatur 450oC. Setelah mengalami
juga dapat menekan harga jual dari proses karbonisasi, kulit manggis yang
adsorben tersebut. sudah menjadi arang aktif dihancurkan
Walaupun jika dibandingkan arang dalam mill hingga berukuran nano.
aktif harga biosorben yang dihasilkan dari
limbah padat lebih murah (Mohammed, et Uji Karakterisasi Adsorben
al., 2014), arang aktif memiliki beberapa 1. Uji Methylene Blue (MB)
keunggulan diantaranya mengandung Uji methylene blue (MB) dilakukan
sekitar 85-95% karbon (Gultom dan Lubis, untuk mengetahui kemampuan dari
2014), memiliki porositas yang tinggi, luas masing-masing adsorben dalam menyerap
permukaan yang lebih besar dan kekuatan warna pada ukuran partikel > 10 Å.Untuk
mekanik yang tinggi (El-Wakil, et al., melarutkan MB digunakan alkohol sebagai
2014). Menurut Danarto (2007), pasir yang pelarutnya. Uji methylene blue dilakukan
dilapisi besi oksida dapat dijadikan dengan variasi konsentrasi yaitu 20, 80 dan
activated carbon (arang aktif) untuk 200 mg/L. Analisis konsentrasi MB
menyerap Cr(VI) dalam larutan dengan dilakukan menggunakan spektrofotometer
kapasitas penyerapan optimum sebesar UV-Vis pada panjang gelombang 664 nm
14,7 mg/g adsorben. (Ahda, dkk., 2013).
Sejauh ini telah dilakukan penelitian
tentang penggunaan adsorben ramah 2. Uji Iodin
lingkungan yang diperoleh dari limbah Uji iodin dilakukan untuk
atau biomassa. Kurniawan et.al (2013) mengetahui kemampuan dari masing-
melaporkan bahwa biji sirsak mempunyai masing adsorben dalam menyerap warna
kemampuan sebagai biosorben penyerap pada ukuran partikel <10 Å dimana larutan
ion Pb(II) dan Cu(II). Earnestly (2007) KI digunakan sebagai pelarut iodin. Uji
menyatakan bahwa ukuran adsorben tidak iodin dilakukan pada 3 variabel
memberikan pengaruh yang signifikan konsentrasi yaitu 20, 80 dan 200 mg/L.
terhadap proses adsorpsi berdasarkan hasil Untuk mengetahui konsentrasi iodin,
penelitiannya yang menggunakan kulit digunakan spektrofotometer UV-Vis pada
manggis sebagai biosorben untuk panjang gelombang 615 nm.
menyerap ion logam Pb(II), Ni(II), Cd(II)
dan Cr(VI). Analisis Gugus Fungsi dan Komponen
Penelitian ini bertujuan untuk Kimia Penyusun Adsorben
mempelajari karakteristik adsorben yang Analisis gugus fungsi dilakukan
terbuat dari limbah kulit manggis untuk mengetahui gugus-gugus fungsi
(Garcinia Mangostana L.) dan arang aktif yang ada pada adsorben. Analisis gugus
dari limbah kulit manggis pada proses fungsi adsorben dilakukan menggunakan
adsorpsi ion logam Pb(II) dan Cr(VI) serta Fourier Transform Infared (FTIR) pada
membandingkan kinerja kedua jenis interval bilangan gelombang 400-4000
adsorben tersebut dalam penyisihan ion cm-1, sedangkan untuk analisis komponen
logam Pb(II) dan Cr(VI). kimia penyusun adsorben digunakan SEM-

48
Karakterisasi Adsorben dari Kulit Manggis…… (Ulfa Haura, dkk.)

EDS atau SEM-EDX (Scanning Electron terdapat gugus CH (alkana), CH


Microscopes Energy Dispersive X-ray). (aldehida), -N3>CO (asam karboksilat) dan
–C-NO2 (nitro aromatik). Gugus-gugus
Struktur Morfologi Adsorben tersebut ditemukan lebih rendah
Analisis SEM (Scanning Electron intensitasnya pada arang aktif. Selain itu,
Microscope) dilakukan untuk mengetahui pada arang aktif juga ditemukan gugus CO
struktur permukaan dan ukuran partikel (β-diketon) dengan intensitas absorbansi
dari masing-masing adsorben. Alat SEM 0,0801. Gugus C-O-C (eter) pada
yang digunakan adalah Jeol JED-2200 biosorben teramati dengan intensitas
Series buatan Jepang. absorbansi 0,0767.

Proses Adsorpsi Analisis Komponen Kimia Penyusun


Proses adsorpsi dilakukan secara Adsorben Menggunakan SEM-EDS
batch dimana adsorben seberat 0,5 g Analisis komposisi kimia dari
dimasukkan ke dalam beaker glass 250 mL permukaan adsorben secara kuantitatif dan
yang telah diisi 100 mL larutan sampel kualitatif dilakukan menggunakan EDS
(Pb(NO3)2 atau K2Cr2O7) dengan variasi (Energy Dispersive Spectroscopy) yang
konsentrasi 20, 40, 80, 100 dan 200 mg/L. ada pada alat SEM. Persentase massa dari
Proses adsorpsi dilakukan pada pH 5 elemen-elemen kimia yang terkandung
dengan kecepatan pengadukan 60 rpm dalam biosorben dan arang aktif dapat
selama 120 menit. Sampel sebanyak 10 dilihat pada Tabel 1.
mL diambil untuk dianalisis Berdasarkan hasil SEM-EDS,
konsentrasinya menggunakan AAS diketahui bahwa elemen kimia yang hilang
(Atomic Adsorption Specthrometry) pada saat proses karakterisasi adsorben menjadi
setiap interval waktu 20 menit. arang aktif adalah seng (Zn). Zn adalah
senyawa aktif yang bersifat antioksidan
3. HASIL DAN PEMBAHASAN untuk menangkap radikal bebas,
sedangkan tujuan riset ini adalah untuk
Analisis Gugus Fungsi Menggunakan menyerap ion logam Pb(II) dan Cr(VI)
FTIR (Fourier Transform Infra Red) yang keduanya bersifat toksin dan
Gugus fungsi biosorben kulit manggis karsinogenik (Sayuti dan Yenrina,2015).
dan arang aktif kulit manggis dianalisis Oleh karena itu, kandungan Zn pada
menggunakan FTIR sebagaimana biosorben diharapkan dapat membantu
diperlihatkan pada Gambar 1. Berdasarkan proses adsorpsi dengan kemampuannya
hasil pengukuran FTIR, dapat diamati menangkap ion logam Pb(II) dan Cr(VI).
bahwa pada biosorben dan arang aktif
0.2
A b s o r b a n c e (A .U )

0.1

-0.1

-0.2
Biosorben
Arang Aktif

-0.3
4000 3600 3200 2800 2400 2000 1600 1200 800 400
Wavenumber (1/cm)
Gambar 1. Analisis gugus fungsi biosorben dan arang aktif sebelum proses adsorpsi mengunakan
FTIR

49
BIOPROPAL INDUSTRI Vol.8 No.1, Juni 2017 : 47-54

Tabel 1. Hasil SEM-EDS adsorben

Jenis Elemen Kimia (%massa)


Adsorben C O Na Cl K Zn
Biosorben 93,62 1,13 - 0,29 2,00 2,96

Arang aktif 94,75 0,80 0,15 0,64 3,66 -

(a) (b)

Gambar 2. Hasil analisis SEM Biosorben (a) dan arang aktif (b) dengan pembesaran 500 kali

Elemen yang timbul setelah proses Berdasarkan hasil analisis SEM


pirolisis (aktivasi secara fisik) adalah pada Gambar 2, kedua adsorben memiliki
natrium (Na). Adanya elemen natrium dan bentuk yang tidak seragam. Biosorben
kenaikan persen massa dari kalium memiliki ukuran terkecil yaitu sekitar 5-6
mengindikasikan terdapat kadar abu yang µm dan ukuran terbesar sekitar 25 µm,
biasanya terkandung pada arang aktif. sedangkan arang aktif mempunyai ukuran
Kadar abu maksimal untuk arang aktif terkecil sekitar 0,5-2 µm dan ukuran
serbuk menurut SNI 06-3730-1995 adalah terbesar sekitar 20 µm. Ukuran rata-rata
10%. Semakin kecil kadar abu pada arang dari biosorben terlihat jelas lebih besar
aktif maka semakin besar pula kemampuan dibandingkan arang aktif pada pembesaran
adsorben untuk menyerap ion logam. Hal 500 kali.
ini dikarenakan kadar abu merupakan zat
pengotor yang tidak diharapkan ada pada Pengaruh Jenis Adsorben terhadap
adsorben. Proses Penyerapan Logam Pb (II) dan
Peningkatan kadar kalium (K) dan Cr (VI)
kadar natrium (Na) setelah adsorben Pada penelitian ini digunakan dua
melalui tahap pirolisis dikarenakan adanya jenis adsorben, yaitu biosorben (kulit
kegagalan dari tahap proses pirolisis manggis tanpa aktivasi secara fisik) dan
dimana kulit manggis bereaksi dengan arang aktif (kulit manggis yang teraktivasi
oksigen sehingga kulit manggis tersebut secara fisik). Terdapat perbedaan kinerja
menjadi abu yang ditandai dengan dari dua jenis adsorben dalam proses
senyawa natrium dan kalium. Indikasi penyerapan logam Pb(II) dan Cr(VI)
keberhasilan proses pirolisis kulit manggis sebagaimana diperlihatkan pada Gambar 3.
menjadi arang aktif adalah adanya kadar Sesuai dengan Gambar 3, arang aktif
karbon (C). lebih efektif menyerap logam Pb(II)
daripada biosorben pada konsentrasi awal
Struktur Morfologi Adsorben ion logam 20 dan 100 mg/L, sedangkan
Struktur morfologi dari kedua jenis untuk proses penyerapan logam Cr(VI)
adsorben dianalisis menggunakan SEM arang aktif bekerja lebih efektif
(Scanning Electron Microscopy) dengan dibandingkan biosorben pada konsentrasi
500 kali pembesaran sebagaimana awal larutan 100 dan 200 mg/L.
ditunjukkan pada Gambar 2. Kemampuan adsorben untuk menyerap

50
Karakterisasi Adsorben dari Kulit Manggis…… (Ulfa Haura, dkk.)

20
Arang aktif, Pb (II)
18 Arang aktif, Cr (VI)
16 Biosorben, Pb (II)

Konsentrasi (mg/L)
Biosorben, Cr (VI)
14
12
10
8
6
4
2
00 20 40 60 80 100 120
Waktu (menit)
(a)

100
Arang aktif, Pb (II)
Konsentrasi (mg/L)

80 Arang aktif, Cr (VI)


Biosorben, Pb (II)
Biosorben, Cr (VI)
60

40

20

0
0 20 40 60 80 100 120
Waktu (menit)
(b)

200
180 Arang aktif, Pb (II)
Arang aktif, Cr (VI)
Konsentrasi (mg/L)

160
Biosorben, Pb II)
140 Biosorben, Cr (VI)
120
100
80
60
40
20
0
0 20 40 60 80 100 120
Waktu (menit)
(c)
Gambar 3. Pengaruh biosorben dan arang aktif terhadap waktu yang dilakukan oleh biosorben dan
arang aktif pada konsentrasi awal 20 mg/L (a), 100 mg/L (b) dan 200 mg/L (c)

logam dipengaruhi oleh tinggi atau yang mengandung sekitar 85-95% karbon
rendahnya nilai konsentrasi awal sampel. dapat lebih banyak menyerap logam
Jika sampel memiliki konsentrasi yang (Gultom dan Lubis, 2014). Akan tetapi
rendah maka daya serap adsorben untuk menurut Palakawong, et al., (2010),
menyerap sampel juga kecil. senyawa aktif yang terdapat dalam kulit
Karakteristik dari kedua jenis manggis bermanfaat dalam proses
adsorben sangat mempengaruhi proses adsorpsi. Hal ini dikarenakan kemampuan
penyerapan yang dilakukan. Arang aktif antioksidan yang tinggi pada kulit manggis

51
BIOPROPAL INDUSTRI Vol.8 No.1, Juni 2017 : 47-54

dapat menyerap ion yang bersifat toksin juga terkait dari besar atau kecilnya ukuran
dan karsinogenik seperti Pb(II) dan Cr(VI). pori adsorben. Jika ukuran pori adsorben
lebih besar dari ukuran partikel zat terserap
Kapasitas Adsorpsi dari Arang Aktif maka memungkinkan terjadinya proses
dan Biosorben untuk Proses Penyerapan penyerapan. Kapasitas adsorpsi dari arang
Logam Pb (II) dan Cr (VI) aktif dan biosorben untuk penyerapan
Kapasitas adsorpsi dapat berkaitan logam Pb(II) dan Cr(VI) dapat dilihat pada
dengan kemampuan daya serap adsorben Gambar 4.
terhadap zat yang akan diserap. Hal ini

25
Kapasitas adsorpsi (mg/g)

20

15
Arang aktif, Pb (II)
Arang aktif, Cr (VI)
10 Biosorben, Pb (II)
Biosorben, Cr (VI)
5

0
0 20 40 60 80 100 120
Waktu (menit)
(a)
45
Kapasitas adsorpsi (mg/g)

40
35
30 Arang aktif Pb (II)
Arang aktif, Cr (VI)
25
Biosorben, Pb (II)
20 Biosorben, Cr (VI)
15
10
5
0
0 20 40 60 80 100 120
Waktu (menit)
(b)
45
Kapasitas adsorpsi (mg/g)

40
35
30 Arang aktif Pb (II)
Arang aktif, Cr (VI)
25
Biosorben, Pb (II)
20 Biosorben, Cr (VI)
15
10
5
00 20 40 60 80 100 120
Waktu (menit)
(c)
Gambar 4. Kapasitas adsorpsi terhadap waktu yang dilakukan oleh biosorben dan arang aktif pada
konsentrasi awal (a) 20 mg/L, (b) 100 mg/L dan (c) 200 mg/L

52
Karakterisasi Adsorben dari Kulit Manggis…… (Ulfa Haura, dkk.)

Tabel 2. Nilai kapasitas adsorpsi maksimal dari arang aktif dan biosorben utnuk menyerap logam
Pb(II) dan Cr(VI)

Kapasitas Kondisi Proses


JenisLogam Jenis Adsorben
Adsorpsi (mg/g) Co (mg/L) T (menit)
Arang Aktif 38,5430 200 120
Pb(II)
Biosorben 36,9800 200 100
Arang Aktif 36,8384 200 120
Cr(VI)
Biosorben 36,1209 200 120

Berdasarkan Gambar 4, terlihat jelas UCAPAN TERIMA KASIH


bahwa semakin besar konsentrasi awal dari Penulis mengucapkan terima kasih
larutan maka semakin besar pula kapasitas kepada pihak LPDP (Lembaga Pengelola
adsorpsi yang dihasilkan. Nilai kapasitas Dana Pendidikan) yang telah memberikan
maksimum yang diperoleh pada penelitian dana untuk riset ini.
ini untuk kinerja arang aktif dan biosorben
sebagai adsorben untuk menyerap logam DAFTAR PUSTAKA
Pb(II) dan Cr(VI) dapat dilihat pada Tabel
Ahda M., Sutarno & Kunarti, E.S. (2013).
2. Sintetis Silika MCM-41 dan Uji
Kapasitas adsorpsi yang dicapai Kapasitas Adsorpsi Terhadap Metilen
dalam penelitian ini lebih baik Biru. Jurnal Ilmiah Kefarmasian, 3(1),
dibandingkan dengan penelitian Earnestly 1-8.
(2007) yang menghasilkan kapasitas
Danarto, Y.C. (2007). Kinetika Adsorpsi
adsorpsi maksimal untuk proses Logam Berat Cr(IV) dengan Adsorben
penyerapan logam Pb(II) dan Cr(VI) Pasir yang Dilapisi Besi Oksida.
masing-masing sebesar 1,715 mg/g dan Ekuilibrium, 6(2), 65-70.
2,49 mg/g. Hasil ini membuktikan bahwa
Earnestly, F. (2007). The Use of The Peel of
ukuran adsorben berpengaruh pada proses
Mangosteen (Garcinia mangostana L.)
adsorpsi. Hal ini dikarenakan semakin as Biosorbent of Pb(II), Ni(II), Cd(II),
kecil ukuran adsorben maka semakin besar and Cr(IV) ion. Universitas Andalas,
luas permukaannya (Earnestly, 2007). Sumatera Barat.
Berdasarkan Tabel 2, kinerja penyerapan
El-Wakil A.M, Abou El-Maaty W.M., & Awad
logam Pb(II) dan Cr(VI) yang dilakukan
F.S. (2014). Removal of Lead From
oleh arang aktif yang memiliki ukuran Aqueous Solution on Activated Carbon
partikel terkecil rata-rata 0,5-2µm. and Modified Activated Carbon
Prepared from Dried Water Hyacinth
4. KESIMPULAN Plant. Journal Analytical
Karakter dari kedua jenis adsorben &Bioanalytical Techniques, 5(2).
memenuhi kriteria untuk dijadikan sebagai http://dx.doi.org/10.4172/2155-9872.10
adsorben berdasarkan acuan SNI 06-3730- 00187.
1995. Hal ini terbukti dari kemampuan Gultom, E.M. & Lubis, M.T. (2014). Aplikasi
kedua jenis adsorben yang mampu Karbon Aktif dari Cangkang Kelapa
menyisihkan logam Pb(II) dan Cr(VI). Sawit dengan Aktivator H3PO4 Untuk
Kapasitas adsorpsi maksimal arang aktif Penyerapan Logam Berat Cd dan Pb.
dalam menyerap ion logam Pb(II) dan Jurnal Teknik Kimia Universitas
Cr(VI) masing-masing sebesar 38,54 mg/g Sumatera Utara, 3(1).
dan 36,84 mg/g, sedangkan kapasitas Kurniawan, M.I., Rahmadani, A., Abdullah, Z.,
adsorpsi yang diberikan oleh biosorben Zein, R. & Munaf, E. (2013). Isotherm
untuk penyisihan logam Pb(II) dan Cr(VI) and Kinetic Modelling of Pb(II) and
masing-masing sebesar 36,98 mg/g dan Cu(II) uptake by Annona muricata L.
36,12 mg/g. seed. Asian Journal of Chemical,
26(12), 35-88.

53
BIOPROPAL INDUSTRI Vol.8 No.1, Juni 2017 : 47-54

Mohammed, M.A., Shitu, A., Tadda, M.A. & Antioxidant and antimicrobial activities
Ngabura, M. (2014). Utilization of of crude extracts from mangosteen
Various Agricultural Waste Materials in (Garcinia mangostana L.) parts and
the Treatment of Industrial Wastewater some essential oils. International Food
Containing Heavy Metals. International Research Journal, 17, 583-589.
Research Journal of Environment
Sayuti, K. dan Yenrina, R. (2015). Antioksidan,
Sciences, 3(3), 62-71, ISSN 2319–1414.
Alami dan Sintetik. Padang. Universitas
Palakawong, C., Sophanodora, P., Pisuchpen, Adalas.
S. dan Phong paichit., S. (2010).

54

You might also like