Professional Documents
Culture Documents
ABSTRACT
In sports, coffee began to be consumed often before exercise to improve the performance
of exercise and inhibits the occurrence of fatigue.
This study aims to prove the benefits of coffee on muscle strength and muscle endurance
at the adolescent football athletes in the Football School PERSISAC of Semarang City.
This study is experimental study with randomized posttest control group design approach.
The Total sample of 24 respondents were divided into two groups. Each group consisted of 12
respondents. The first group is the treatment group and the second group is the control group.
The treatment group is given by cofee drink with the concentration 2 gr/150 ml. The sample is
taken by using the random sampling methode. Data test muscle strength and muscle endurance
tests obtained by measuring the push-ups and sit-ups in one minute, after the exercise was
finished. The statistical test used was the Independent Samples T test.
There are a differences results of tests of muscle strength and muscle endurance between
the treatment group and control group. There are the effectsignificantly of giving coffee on
muscle strength and muscle endurance. There are a difference significantly of muscle strength
between the treatment groups and the control group (p= 0.00). There are a difference
significantly of muscle endurance between the treatment groups and the control group (p= 0.01).
There is the effect of coffee on muscle strength and muscle endurance in
adolescencesoccer athletes. It is advisable to consume coffee by the dose of 2 g / 150 ml
immediately before exercise to review increasing muscle strength and muscle endurance athlete
football.
salah satu aktivitas jasmani yang dapat memerlukan banyak tenaga dalam
memberikan efek terhadap kebugaran jasmani. memainkannya. Untuk dapat melakukan itu
Banyak sekali manfaat yang didapatkan dalam semua seorang pemain dituntut untuk memiliki
olahraga antara lain adalah menjadikan kesegaran jasmani yang baik, karena dengan
jasmani menjadi sehat, bugar, cerdas dan dukungan kesegaran jasmani yang baik
berkarakter bagi pelaku olahraga (Toho, diharapkan seorang pemain atau atlet akan
2007). Kebugaran jasmani adalah kemampuan dapat bermain dengan baik pula. Jika seorang
jantung, pembuluh darah, paru-paru, dan otot pemain memiliki kondisi fisik yang baik, dia
untuk bekerja dengan efisien dan optimal. akan memiliki beberapa keuntungan yang akan
kemampuan untuk melaksanakan aktifitas fisik kemampuan sistem sirkulasi dan kerja jantung,
pada level sedang hingga berat tanpa peningkatan dalam kekuatan, kelentukan,
mengalami kelelahan yang semestinya serta stamina, dan lain-lain dari komponen fisik
sepanjang hidup. Banyak sekali olahraga yang berhubungan erat, keduanya menggunakan
dapat mendukung kebugaran jasmani latihan beban untuk membentuk otot.
Kekuatan dibentuk oleh latihan beban yang
30
progresif, beban yang digunakan dalam Athletic Association (NCAA). Dosis ergogenik
gerakan tubuh yang normal, seperti push up. kafein adalah sekitar 250 sampai 500 mg/hari
Ketahanan otot dibangun dengan latihan (tiga cangkir kopi atau enam sampai delapan
secara rutin untuk mempertahankan otot, salah soda). Kafein mempunyai efek ergogenik yang
satunya dengan cara sit-up (Irianto, 2004). dapat meningkatkan peforma atlet, terutama
Menurut Yoghi (2010), di dalam dunia untuk meningkatkan ketahanan aerobik dan
olahraga kopi mulai sering dikonsumsi meningkatkan kemampuan repetisi pada
sebelum latihan untuk meningkatkan performa latihan otot (Adrian, 2013). Kafein yang
latihan dan menghambat terjadinya kelelahan. masuk kedalam tubuh akan didistribusikan ke
Secara teoritis, kafein yang merupakan seluruh tubuh oleh aliran darah dari traktus
komponen utama kopi memang memiliki efek gastro intestinal dalam waktu sekitar 5-15
terhadap otot manusia melalui mekanisme menit. Absorpsi kafein dalam saluran
utilisasi lemak menjadi energi dan peningkatan pencernaan mencapai kadar 99% kemudian
kadar kalsium sel otot, sehingga kafein dapat akan mencapai puncak di aliran darah dalam
meningkatkan performa otot dan menghambat waktu 45 – 60 menit. Berdasarkan efek
terjadinya kelelahan otot. farmakologis tersebut, kafein ditambahkan
Kandungan utama kopi adalah kafein. dalam jumlah tertentu ke minuman, seperti
Kafeina, atau kafein ialah senyawa Alkaloid kopi. Kafein sangat efektif bekerja dalam
xantina berbentuk kristal berwarna putih dan tubuh sehingga memberikan efek yang
berasa pahit merupakan zat paling populer bermacam-macam bagi tubuh (Lelyana R,
yang digunakan sebagai perangsang psikoaktif 2008).
yang juga menyebabkan efek diuretik ringan Berdasarkan hasil penelitian –
(Graham, 2011). Kafein juga merupakan penelitian sebelumnya, bahwa kopi dapat
bahan yang dipakai untuk ramuan minuman meningkatkan performa latihan masih menjadi
non alkohol seperti cola, yang semula dibuat hal yang kontroversial sampai saat ini
dari kacang kola. Soft drinks khususnya terdiri meskipun kopi sudah mulai sering digunakan
dari 10 – 50 miligram kafein. Coklat terbuat dalam dunia olahraga untuk meningkatkan
dari kokoa yang mengandung seikit kafein performa otot. Penelitian ini bertujuan untuk
(Casal, 2000).Efek jangka pendek kafein mengetahui pengaruh pemberian kopi terhadap
mencapai jaringan dalam waktu lima menit kekuatan otot dan ketahanan otot pada atlet
dan tahap puncak mencapai darah dalam sepak bola usia remaja. Penelitian lebih lanjut
waktu 50 menit. Kafein juga dapat dilakukan pada atlet sepak bola di SSB
merangsang otak (7,5-150 mg) dapat PERSISAC Kota Semarang untuk mengkaji
meningkatkan aktifitas neural dalam otak serta manfaat kopi terhadap kekuatan otot dan
mengurangi keletihan dan dapat ketahanan otot atlet.
memperlambat waktu tidur (Drug Facts
Comparisons, 2001). METODE PENELITIAN
Menurut Committe Olimpiade Penelitian ini merupakan penelitian
Internasional (Rudy, 2009) menentukan batas eksperimental dengan pendekatan randomized
maksimal kafein di urine atlet tidak boleh post test control group design. Jumlah sampel
melebihi 12 mikrogram/ml urine atau 15 24 responden yang dibagi menjadi dua
mikrogram/ml urine menurut National Alumni kelompok, yaitu kelompok perlakuan dan
31
Gambaran karakteristik responden di SSB dan nilai minimum 140 cm. Indeks Massa
PERSISAC Kota Semarang didapatkan berat tubuh (IMT) responden dengan nilai maximum
badan dengan nilai maximum 66 kg dan nilai 22,74 kg/m² dan nilai minimum 18,10 kg/m².
minimum 36,1 kg. Tinggi badan responden Usia responden didapatkan nilai maximum 18
didapatkan dengan nilai maximum 172,5 cm tahun dan nilai minimum 13 tahun.
Asupan makan
Gambaran asupan makanan responden dapat dicermati pada Tabel 2.
Tabel 2 Distribusi Asupan Makanan Responden
Makanan gizi seimbang adalah makanan yang dengan umur, status gizi serta periode
mengandung jumlah kalori dengan proporsi pelatihan atau pertadingan. Secara umum
sebagai berikut : 60 – 70% karbohidrat, 10 – kebutuhan kalori atlet sepakbola cukup tinggi
15 % protein, 20 - 25 % lemak, serta cukup mencapai >4500 kilo kalori, atau rata-rata 1,5
vitamin, mineral dan air. Kebutuhan kalori dan – 2 kali dibanding dengan orang biasa pada
protein pada atlet sepakbola bervariasi sesuai umur dan status gizi yang sama (KEMENKES,
2012)
32
otot di SSB PERSISAC Kota Semarang, dari kelompok kontrol di SSB PERSISAC
didapatkan rerata tes push up 3,83 ± 2,167 Uji korelasi untuk mengetahui
dengan nilai maksimum sebesar 27 kali/menit pengaruh minuman kopi terhadap kekuatan
dan nilai minimum 21 kali/menit. Sedangkan otot atlet sepak bola berdasarkan kelompok
dari 12 responden pada kelompok kontrol perlakuan dan kelompok kontrol di SSB
didapatkan rerata -0,75 ± 1,422 dengan nilai PERSISAC Kota Semarang didapatkan
maksimum 24 kali/menit dan nilai minimum hasil adalah p-value sebesar 0,00 (p-value
10 kali/menit. Dari data tersebut dapat < 0,05), sesuai dengan uji statistik ada
tes kekuatan otot antara kelompok perlakuan kekuatan otot yang signifikan antara
bola di SSB PERSISAC Kota Semarang dilakukan oleh Michael Roberts (2001),
berdasarkan perlakuan dan kontrol dapat yang menyatakan bahwa meminum kopi
Tabel 4 Klasifikasi Tes Sit Up berdasarkan capacity (AC) yang merupakan salah satu
perlakuan dan kontrol parameter kekuatan otot. Dalam penelitian
Klasifikasi Kopi Air Mineral ini tidak sepenuhnya faktor yang
tes sit up (n) (%) (n) (%)
Baik sekali 8 66,7 0 0 mempengaruhi dapat dipantau secara
Baik 4 33,3 11 91,7 maksimal, hal ini dapat disebabkan karena
Sedang 0 0 1 8,3
Jumlah 12 100 12 100 penelitian yang bersifat sosial ini tidak
Berdasarkan hasil uji data tes dilakukan di asrama sehingga beberapa
ketahanan otot di SSB PERSISAC Kota faktor seperti asupan makanan dan
Semarang, dari 12 responden pada kelompok aktivitas fisik atlet tidak dapat dipantau
perlakuan didapatkan rerata tes sit up 4,00 ± sepenuhnya. Kadar kafein yang terdapat di
3,190 dengan nilai maksimum sebesar 50 dalam kopi sebesar 0,8 mg lebih sedikit
kali/menit dan nilai minimum 36 kali/menit. dibanding penelitian sebelum –
Sedangkan dari 12 responden pada kelompok
33
sebelumnya. Kafein yang diberikan adalah asupan makan sebelum pengukuran dan
dua kali selama penelitian berlangsung. komposisi tubuh atlet. Didalam penelitian
Secara teoritis, kafein yang merupakan ini, pengukuran tes ketahanan otot
komponen utama kopi memang memiliki dilakukan sebelum tes kekuatan otot.
efek terhadap otot manusia melalui Dengan hasil penelitian yang terdapat
mekanisme utilisasi lemak menjadi energi perbedaan bermakna kemungkinan dapat
dan peningkatan kadar kalsium sel otot, dipengaruhi oleh kondisi tubuh atlet yang
sehingga kafein dapat meningkatkan masih bugar.
performa otot dan menghambat terjadinya Hasil ini didukung oleh teori ergogenik
kelelahan otot (Yoghi, 2010). Efek jangka kafein bahwa kafein mempunyai efek
pendek kafein mencapai jaringan dalam ergogenik yang dapat meningkatkan
waktu lima menit dan tahap puncak peforma atlet, terutama untuk meningkatkan
mencapai darah dalam waktu 50 menit, ketahanan aerobik dan meningkatkan
frekuensi pernafasan ; urin ; asam lemak kemampuan repetisi pada latihan otot
dalam darah ; asam lambung bertambah (Adrian, 2013). Secara proses
disertai peningkatan tekanan darah (Drug mekanismenya, kafein dapat meningkatkan
Facts Comparisons, 2001). Secara proses endurans dalam olahraga berdurasi panjang
mekanisme, kafein mampu meningkatkan karena pemakaian asam lemak dapat
peforma latihan pada olahraga intensitas menghemat penggunaan glikogen otot dan
tinggi berdurasi singkat dengan glikogen hati pada tahap awal saat olahraga
meningkatkan kekuatan serta efisiensi baru berlangsung. Penghematan glikogen
kontraksi otot (Bairam, 2007). membuat seorang atlet memiliki cadangan
energi relatif lebih banyak sehingga daya
B. Pengaruh minuman kopi terhadap tahan dan performanya cenderung lebih
ketahanan otot atlet sepak bola baik (Bairam, 2007).
berdasarkan kelompok perlakuan dan Pada dasarnya kafein diperbolehkan
kelompok kontrol di SSB PERSISAC untuk atlet dengan aturan batas konsumsi
Kota Semarang sesuai yang dianjurkan, menurut Committe
Uji korelasi untuk mengetahui Olimpiade Internasional (2004)
pengaruh minuman kopi terhadap menentukan batas maksimal kafein di urine
ketahanan otot atlet sepak bola berdasarkan atlet tidak boleh melebihi 12 mikrogram/ml
kelompok perlakuan dan kelompok kontrol urine atau 15 mikrogram/ml urine menurut
di SSB PERSISAC Kota Semarang National Alumni Athletic Association
didapatkan hasil adalah p-value sebesar (NCAA). Dosis ergogenik kafein adalah
0,01 (p-value < 0,05), sesuai dengan uji sekitar 250 sampai 500 mg/hari (tiga
statistik ada pengaruh pemberian kopi cangkir kopi atau enam sampai delapan
terhadap ketahanan otot yang signifikan soda). Kebanyakan atlet mengkonsumsi
antara kelompok perlakuan dengan kafein dalam bentuk pil. Kafein dapat
kelompok kontrol. dikatakan doping apabila melebihi batas
Hasil penelitian ini dapat disebabkan maksimal yang telah ditentukan.
oleh beberapa faktor yang tidak sepenuhnya
dapat dikontrol seperti aktivitas fisik,
34