Professional Documents
Culture Documents
Complete Feed Batang Pisang Terfermentasi Dengan Level Protein
Complete Feed Batang Pisang Terfermentasi Dengan Level Protein
ISSN : 0852-3681
E-ISSN : 2443-0765
©Fakultas Peternakan UB, http://jiip.ub.ac.id/
nurita.unitri15@gmail.com
ABSTRACT: The study aimed to investigate the effect of protein level in the complete
feed based on fermented banana pseudostem(CFFBP) on in vitro digestibility. The ex-
periment was conducted from May to August 2016. CFFBP was made at the field
laboratory of Tribhuwana Tunggadewi University, Malang. Proximate and in vitro di-
gestibility analysis was carried out at the Animal Nutrition Laboratory, the Faculty of
Animal Husbandry, Brawijaya University. The experiment used Completely Random-
ized Design with 3 treatments and 5 replications. The treatments were P1CFFBP at pro-
tein level 12%; P2CFFBP at protein level 14%; P3CFFBP at protein level 16%. The re-
sults showed that digestibility of dry matter (DMD), digestibility of organic matter
(OMD) and Total Digestible Nutrient (TDN) were significantly affected by the treat-
ments (P<0.01). The highest digestibility of DMD, of OMD and TDN was found at
CFFBP with protein level 14%. The DMD value were P171.56%, P2 75.06% and P3
74.32%. The OMD value were P165.53%, P2 68.50% and P3 69,82%. The TDN value
were P161.84%, P2 66.07% and P3 64.91%. The experiment concluded that the increas-
ing level of protein in the CFFBP could increase DMD, OMD and TDN, and it was re-
lated to the availability of protein and energy ratio. The ideal level of protein in this ex-
periment was 14%.
67
J. Ilmu-Ilmu Peternakan 26 (2):67 – 72
dalam bahan kering sebanyak 6,62 juta protein ternak yang erat kaitannya
ton pada tahun yang sama. dengan produksi ternak. Pada pakan
Kondisi batang pisang yang domba penggemukan dibutuhkan
mudah rusak serta kualitas nutrisi yang protein kasar (PK) sebesar 12-14%
rendah merupakan kendala yang (Stanton and Levalley, 2004). Haryanto
dihadapi peternak dalam memanfaatkan dan Djajanegara (1993)
batang pisang dalam bentuk segar merekomendasikan PK dalam pakan
sebagai pakan ternak. Menurut domba penggemukan adalah 14-15%.
Poyyamozhi and Kardivel (1986), Berdasarkan uraian diatas, penelitian
batang pisang mengandung nutrisi mengenai complete feed berbasis batang
antara lain Bahan Kering (BK) 9,8%, pisang terfermentasi dengan level
Total Abu18,4%, Lemak Kasar (LK) protein kasar yang berbeda terhadap
3,2%, Serat Kasar (SK) 31,7%, dan Kecernaan Bahan Kering (KBK),
Protein Kasar (PK) 8,8%. Pakan ternak Kecernaan Bahan Organik (KBO) dan
yang bersumber dari limbah pertanian TDN (Total Digestible Nutrient) perlu
dan perkebunan memiliki nilai nutrisi diperlukan.
rendah sehingga perlu dioptimalkan
kualitasnya melalui teknologi MATERI DAN METODE
fermentasi dan pembuatan pakan Pembuatan batang pisang
lengkap (complete feed) (Wahyono dan terfermentasi sampai menjadi complete
Hardianto, 2004). feed dilaksanakan pada bulan Mei
Pada proses fermentasi terjadi hingga Agustus 2016 di Universitas
peningkatan daya cerna dan nilai Tribhuwana Tunggadewi. Analisis
protein pakan akibat dari pemanfaatan proksimat dan kecernaan in vitro
nitrogen inorganik menjadi protein sel dilaksanakan di Laboratorium Nutrisi
mikroorganisme (Purwadaria, 1998). dan Makanan Ternak, Fakultas
Disamping itu, fermentasi juga Peternakan, Universitas Brawijaya.
merupakan metode pengawetan limbah Materi yang digunakan adalah
pertanian secara biologis oleh produk Complete feed dengan perbandingan
hasil fermentasi berupa asam organik batang pisang terfermentasi dan
(Utama dan Mulyanto, 2009). konsentrat sebesar 50:50. Cara
Pada masa ini banyak pembuatan batang pisang terfermentasi
dikembangkan pembuatan complete yaitu batang pisang yang telah dipotong
feed dengan bahan basal limbah (3-4 cm) ditambahkan dedak padi 10%
pertanian salah satunya batang pisang. dan EM4 kemudian difermentasikan
Complete feed adalah metode selama 21 hari. Kemudian batang
pemberian pakan dengan pisang terfermentasi dicampur dengan
mencampurkan hijauan dan konsentrat konsentrat. Bahan penyusun konsentrat
secara homogen yang bertujuan untuk berupa jagung, pollard, bungkil kedelai
meningkatkan nilai nutrisi pakan, dan garam. Kandungan nutrien bahan
palatabilitas serta mencegah ternak pakan penyusun complete feed disajikan
menseleksi pakan. Pemberian pakan pada Tabel 1. Berdasarkan data
dalam bentuk complete feed dapat kandungan nutrien tersebut kemudian
meningkatkan konsumsi pakan dan dihitung proporsi dan kandungan
pertambahan bobot badan harian sapi nutrien bahan pakan penyusun complete
potong (Nusi, dkk, 2011). feed sesuai dengan perlakuan yang
Pemberian complete feed dapat dilihat pada Tabel 2 dan Tabel 3.
diharapkan dapat mencukupi kebutuhan
68
J. Ilmu-Ilmu Peternakan 26 (2):67 – 72
Tabel 2. Proporsi bahan pakan penyusun complete feed batang pisang terfermentasi
Perlakuan
Bahan pakan
P1 P2 P3
Batang pisang terfermentasi 50 50 50
Bungkil kedelai (%) 12,5 17 22,5
Pollard (%) 12 18 19,5
Jagung (%) 24,5 14 7
Garam (%) 1 1 1
Total 100 100 100
69
J. Ilmu-Ilmu Peternakan 26 (2):67 – 72
Beda Nyata Terkecil (BNT) (Steel and (2012), KBK dan KBO batang pisang
Torrie, 1980). terfermentasi memiliki berturut-turut
adalah 39,34% dan 40,87. McDonald
HASIL DAN PEMBAHASAN et.al (2011) menyebutkan bahwa nilai
Pakan perlakuan dalam kecernaan satu jenis bahan pakan dapat
penelitian ini dalam bentuk complete ditingkatkan dengan mengkombinasikan
feed yang merupakan campuran beberapa bahan pakan dalam bentuk
beberapa bahan pakan guna memenuhi complete feed. Penggunaan bahan pakan
kebutuhan nutrien ternak (Fuller, 2004). tinggi protein dalam complete feed
Tabel 4 menunjukkan bahwa batang dapat meningkatkan nilai kecernaan
pisang terfermentasi dalam bentuk karena protein meningkatkan aktifitas
complete feed memiliki KBK dan KBO mikroorganisme sehingga membantu
yang lebih tinggi dibandingkan dengan dalam mencerna pakan.
batang pisang terfermentasi sebagai
pakan tunggal. Menurut Santi, dkk
70
J. Ilmu-Ilmu Peternakan 26 (2):67 – 72
71
J. Ilmu-Ilmu Peternakan 26 (2):67 – 72
72