Professional Documents
Culture Documents
Full Case
Full Case
I’m marziahrezaei and I’m living with my husband and 3 children. Because I
rejected 2times from unhcr I’m very sad and disappointed .I really have a serious
problem. From the day that I rejected from unhcr whatever I think there is no way
for us to go back to our country. If in here any problem happens to my children I
can say my problems and complains to unhcr but if I go back to my country and
my son or my daughter get killed or kidnap, I can’t do anything.my case and
problem is serious.
And in the april of 1992 militia(The mujahedin)came to Kabul and Insecurity gets
more and more. there was about 15 groups.2 of my brothers in the name of
(mohammadaman and nasirahmad)and my cousin (mohammadnasim) in group of
Islamic unity (hezbvahdatislami) in led by (abdul-alimazari) were war commander.
In September of 1996 taliban came to Kabul.war and killings get more and more.
rockets and bullets from every where were firing to the city. all the people were
escaping from their homes. I remember we took nothing from home just we take
out our lives and escape. On foot from (charasyab) we were going to Pakistan until
Smuggler found a car. We get into car and smuggler took us until (peshawar
Pakistan).in there we found house of our neighbor in kabul. A few days we stay at
their home, then we went to (Islamabad) in an area name(rawalpandy).because
there was cheapness. Everything was cheap. We rent home. Living in there was
very difficult, because in there we couldn’t find job and earnings. We lived there
for 2 years then we decided to go to (iran), because there we can find job work.so
from (Islamabad)we went to (quetta)and from (quetta)to (mashhad,iran)with visa
and passport. When our visa expired iran’s government gave us immigrant resident
card and we have to pay every year for it. and in july of 1999 I married .then I have
3 children.
After a few years iran’s government void the immigrants card and in the last few
years we were illegal in iran and they tease us. We were living there with fear.
Every second it was possible that they arrest us and deport to Afghanistan. They
deport many people. We decided to go to Afghanistan and live there but because
there we have many enemies (my enemies and my husband enemies) we couldn’t
go there. Although it’s about 20 years ago but there is still enmity. In Afghanistan I
have enemies of me and also my husband. we have enemy Bilateral. Because my
brothers was commander and he killed enemies.so they still enmity, and there is no
way for us to go to our country.all of my family,(my sisters, brothers) are living
outside Afghanistan and the cant live in Afghanistan.
In june of 2011 my husband went to Afghanistan for two months to see how’s is
living there but after 20 days he came back because he was threat by brother’s of
he’s first wife.
So we see that there is now way for us, we sold our land that we bought it 7 years
ago in (mazaresharif) and we decided to come Indonesia. In august of 2012
smuggler prepare for us visa and passport, then smuggler took us from
(mashhad)to (Tehran).then with airplane we went to (dubai) in dubai’sairport we
waited 4 hours after we came to (Malaysia kualalumpur).we were 10 days in
malaysia after smuggler take us to Indonesia with boat. We were 4 hours in boat
.after smuggler got a car. We got into car and he took us about 15 hour until an
airport. then after an hour in airplane we arrived in Jakarta.
Now we are asylum seekers here and we want from you that please give us another
chance. our problem is serious and life of my children is in danger.
Now I lost everything I had and I Rescue life of my children to arrive here, how
can I go back with this bad condition of Afghanistan which I hear in news and tv.
Enmity of this family is like old enmity of us. It’s a family which living in our
province (parwan) and 1 day someone came to their home and killed them because
of old enmity. you can find it in this link:
http://www.tolonews.com/en/afghanistan/18018-marriage-proposal-turned-violent-
in-parwan-5-killed
Terjemahan:
Dalam nama Tuhan
Nama saya Marziahrezaei dan saya tinggal dengan suami dan 3 anak-anak saya.
Saya sudah dua kali ditolak oleh UNHCR terkait pencarian status saya sebagai
pengungsi. Hal itu membuat saya sangat sedih dan kecewa karena ini adalah
masalah yang sangat serius bagi saya. Saya benar-benar tidak dapat pulang ke
negara asal, yaitu Afghanistan. Jika saya memiliki masalah atau sesuatu terjadi
pada anak-anak saya, maka saya masih punya tempat perlindungan, yaitu UNHCR.
Namun, jika saya kembali ke negara asal, dan sesuatu terjadi pada anak-anak
saya, dimana mereka bisa saja terbunuh atau diculik, maka saya tak punya siapa-
siapa untuk mengadu, saya tidak bisa berbuat apa-apa. Ini merupakan masalah
yang sangat serius bagi saya.
Pada April 1992, milisi (Mujahidin) datang ke Kabul sehingga Kabul menjadi kota
yang semakin tidak aman dan sangat tidak aman. Ada sekitar 15 grup pada waktu
itu, dan 2 dari saudara laki-laki saya (Mohammadaman dan Nasirahmad) dan
sepupu saya (Mohammadnasim) bergabung dengan Kelompok Persatuan Islam
(Hezbvahdatislami) yang dipimpin oleh komandan perang Abdul-Alimazari.
Beberapa nama grup pada masa itu yang masih saya ingat adalah (Etehadislami),
(Jamiyatislami), (Hezbislami), (Jonbeshislami), (Harekateislami), dan
(Vahdatislami). Pada Juli 1992, adik saya (Mohammadamanrezaei) terbunuh
dalam perang dengan Etehadislami yang dipimpin oleh Sayaf. Sepupu saya
(Nasimrezaei) selanjutnya pada Agustus 1992 juga terbunuh. Dan saudara saya
yang lain (Nasirahmadrezaei) pada Maret 1997 juga terbunuh. Ia terbunuh oleh
Hairatanmazar e Sharif dan mereka membuang jasadnya ke laut.
Pada bulan September 1996, Taliban datang ke Kabul sehingga perang dan
pembunuhan semakin banyak. Roket dan peluru dari setiap tempat menembak
kota. Semua orang melarikan diri dari rumah mereka. Saya ingat waktu itu saya
tidak ada membawa apa-apa dari rumah. Saya hanya membawa diri dan
melarikan diri. Kami berjalan kaki dari Charasyab menuju Pakistan sampai
penyelundup membawa kami ke Peshawar, Pakistan dengan mobil. Di sana, kami
menemukan rumah tetangga kami yang ada Kabul. Beberapa hari menginap di
rumah mereka, kemudian kami pergi ke Islamabad, tepatnya di daerah
Rawalpandy.
Pada bulan Juni 2011, suami saya pergi ke Afghanistan selama dua bulan untuk
melihat bagaimana hidup di sana tapi setelah 20 hari dia kembali karena
mendapat ancaman oleh saudara dari istri pertamanya. Oleh karena itulah, kami
melihat bahwa tidak ada jalan bagi kami untuk kembali.
Kami menjual tanah yang kami beli 7 tahun lalu di Mazaresharif dan kami
memutuskan untuk datang ke Indonesia. Pada Agustus 2012, penyelundup
mempersiapkan visa dan paspor lalu membawa kami dari Mashhad ke Teheran.
Setelah itu kami menuju ke Dubai dengan pesawat. Di bandara Dubai, kami
menunggu selama 4 jam, sebelum melanjutkan perjalanan ke Kualalumpur,
Malaysia. Kami tinggal di Malaysia selama 10 hari, setelah itu penyelundup
membawa kami ke Indonesia dengan menggunakan perahu. Kami berlayar
selama 4 jam, dan setelah sampai di daratan, kami naik mobil menuju ke sebuah
bandara. Sekitar 15 jam, kami sampai di bandara. Kemudian, setelah sampai di
bandara, kami melanjutkan perjalanan dengan pesawat. Setelah 1 jam di pesawat,
kami tiba di Jakarta.
Sekarang, kami adalah para pencari suaka disini dan kami sangat berharap kami
diberikan kesempatan sekali lagi. Masalah kami sangatlah serius dan kehidupan
anak-anak saya berada dalam bahaya. Saat ini, saya kehilangan semua yang saya
miliki dan saya berusaha keras untuk menyelamatkan kehidupan anak-anak saya
untuk dapat sampai disini. Bagaimana saya dapat kembali dengan kondisi yang
buruk di Afghanistan seperti yang saya dengar di berita dan tv.