Professional Documents
Culture Documents
Rahmawati Umar
1729041063
Natasya Aulia
1729042042
Andi Muh. Fadel Alfayed
1729041069
PTIK D/04-2017
berkat dan rahmat yang telah dilimpahkan-Nya kepada kami sehingga dapat
menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. Adapun bahasan yang terdapat
perangkat lunak.
dukungan dari berbagai pihak yang turut berpartisipasi langsung maupun tidak
langsung dalam penyelesaian laporan ini. Kami juga mengucapkan terima kasih
maupun moril.
kekurangan dan kesilapan baik dalam hal penulisan maupun isi. Untuk itu, saya
mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca sekalian yang bersifat
membangun yang bisa menjadi bahan acuan dan pertimbangan bagi penulis untuk
Penyusun
DAFTAR ISI
A. Kesimpulan ......................................................................................................
B. Saran .................................................................................................................
A. Latar Belakang
Seiring perkembangan zaman teknologi dan informasi mulai berkembang
pesat sampai saat karena ada tuntutan peradaban yang memaksa manusia untuk
mencari jalan yang lebih efisien dan efektif dalam menunjang setiap kebutuhan
manusia, maka dari itu manusia senantiasa melakukan penelitian, mencari temuan,
dan juga berinovasi terhadap temuannya.
Salah satu hal terpenting yang dilakukan manusia untuk berinovasi dengan
mengembangan suatu sistem informasi. Beberapa tahun terakhir ini
perkembangan pembuatan perangkat lunak terbilang begitu pesat karena memang
manusia telah memasuki era industry 4.0 yang dimana semua mesti terdigitalisasi
oleh komputer. Namun pada awal perkembangannya tidak banyak suatu perangkat
lunak yang telah dibuat oleh badan instansi tertentu banyak mendapat protes dari
penggunanya entahkah itu karena pengelolaan software yang terlalu rumit, bug
sampai pada sistem keamanannya. Maka dari itu penting bagi seorang developer
untuk membuat sistem informasi atau software yang memiliki pengembangan
sistem manajemen yang baik sehingga apa yang dibuat sesuai dengan yang
dibutuhkan pengguna.
Semakin besar dan kompleks suatu sistem informasi atau software yang
dibuat maka manajemen dan perancangan yang baik harus dilakukan. Ada
berbagai metode yang dapat digunakan untuk memudahkan pengembangan sistem
informasi yang dibuat, yang selanjutkan akan dibahas didalam makalah ini terkait
model model pengembangan sistem informasi atau biasa dikenal dengan model
SDLC (system developmet life cycle), namun sebenarnya semua metode yang ada
jika digunakan pada proyek yang tepat tentu akan menghasilkan sebuah sistem
informasi atau software yang berkualitas.
B. Rumusan Masalah
1. Apa itu SDLC..?
2. Bagaimana model-model SDLC..?
C. Tujuan
1. Untuk memenuhi tugas yang diberikan.
2. Memahami pengertian SDLC.
3. Memahami setiap model-model SDLC.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian SDLC
SDLC atau System Development Life-Cycle merupakan proses tahap demi
tahap pembuatan dan pengubahan sistem guna menjamin pengembangan sistem
informasi sesuai dengan kebutuhan pengguna. Adapun tahapannya terdiri dari
rencana (planning), analisis (analysis), desain (design), implementasi
(implementation), uji coba (testing), dan pengelolaan (maintenance).
B. Model-Model SDLC
1. Model SDLC Waterfall
a. Defenisi
Waterfall merupakan salah satu metode manajemen proyek yang
paling sering digunakan dalam pengembangan sistem informasi atau
software, atau bahkan dalam kehidupan sehari-hari karena metode
waterfall ini menekankan pada pentingnya pengerjaan setiap fase per
fasenya artinya untuk lanjut ke tahap pengerjaan berikutnya maka
harus menyelesaikan tahap sebelumnya secara tuntas.
b. Kelebihan
- Pengerjaan fokus pada setiap fasenya untuk mencapai hasil
maksimal
- Bersifat sistematik dan sekuensial, artinya proses
pengerjaannya lebih teratur dan beruntun dari satu tahap ke
tahap yang selanjutnya.
- Mudah diterapkan dalam pengembangan sistem informasi
- Ada kejelasan dalam prosesnya karena pengerjaanya selesai
sesuai dengan yang diharapkan atau tepat waktu.
c. Kekurangan
- Relatif membutuhkan sumber daya yang banyak karena waktu
pengerjaannya cukup lama
- Tidak cocok untuk proyek kecil
- Kemungkinan kegagalan proyek sangat besar karena testing
dilakukan diakhir tahap.
- Kebutuhan sistem harus diketahui diawal tahap, jadi jika suatu
saat terjadi kesalahan dalam proses pengerjaannya maka proyek
harus dihentikan atau tidak tercapainya tujuan yang diinginkan.
d. Tahapan Metode Waterfall
1) Requirement Analisis
Pada tahap awal, semua yang dibutuhkan untuk membuat suatu
software harus diketahui terlebih dahulu apa saja yang menjadi
kebutuhan pengguna dan juga jelas batasan software yang akan
dibuat, informasi tersebut dapat diperoleh melalui survey atau
wawancara secara langsung ke pengguna.
2) System Design
Pada tahap ini developer sudah mulai memikirkan dan
merancang tampilan dari software yang akan dibuatnya yang
nantinya akan terpecah menjadi beberapa bagian subsistem
sebagai arsitektur sistem secara keseluruhan.
3) Implementation
Pada tahap ini sudah mulai dibuatkan unit unit program kecil
untuk mengerjakan suatu tugas khusus dan juga memeriksa
fungsionalitas dari tiap unit tersebut apakah sudah sesuai
dengan yang diinginkan.
4) Integration & Testing
Pada tahap ini, unit unit program kecil yang telah dikerjakan
kemudian akan digabungkan menjadi satu kesatuan sistem
software yang terintegrasi serta menguji fungsionalitasnya.
5) Operation & Maintenance
Tahap akhirnya, software sudah dapat digunakan oleh
pengguna serta software juga mendapat pemeliharaan sebagai
upaya memperbaiki kesalahan yang tidak ditemukan di tengah
proses pengerjaan proyeknya.
2. Model SDLC Agile
a. Defenisi
Agile merupakan salah satu metode manajemen proyek yang
digunakan dalam pengembangan sistem informasi atau software,
metode agile ini lebih meniti beratkan pada pengembangan software
yang tepat guna dan sesuai dengan kebutuhan pengguna ketimbang
mesti terlalu mengurusi hal yang formal seperti negosiasi kontrak dan
dokumentasi yang lengkap, maka dari itu agile metode yang tanggap
terhadap perubahan karena perubahan adalah hal yang penting dalam
kerangka pembangunan software atau sistem informasi, lebih penting
daripada mengikuti rencana.
b. Kelebihan
- Pengerjaan proyek yang relatif fleksibel dan cepat.
- Kemungkinan kepuasaan pelanggan relatif tinggi setelah
software dirilis.
- Testing dapat dilakukan setiap saat untuk menjamin kelayakan
dan fungsionalitas software masih sesuai kebutuhan pengguna.
- Perubahan rencana dapat terjadi suatu waktu karena pengguna
juga turut aktif dalam pengembangan software.
- Cocok diterapkan untuk proyek yang berskala kecil.
c. Kekurangan
- Metode agile sulit diterapkan untuk proyek yang berskala
besar.
- Di dalam metode agile dibutuhkan suatu tim manajemen yang
terlatih atau berpengalaman serta mampu bekerja extra dalam
proses pengembangan software.
d. Tahapan Metode Agile
1) Requirements
Pada tahap awal, semua yang dibutuhkan untuk membuat suatu
software harus diketahui terlebih dahulu apa saja yang menjadi
kebutuhan pengguna dan juga jelas batasan software yang akan
dibuat, informasi tersebut dapat diperoleh melalui survey atau
wawancara secara langsung ke pengguna.
2) Planning
Pada tahap ini, setelah developer dan pengguna bersepakat
membuat software yang diinginkan, developer kemudian
mengidentifikasi fitur-fitur yang dibutuhkan untuk membuat
software tersebut.
3) Design
Pada tahap ini developer sudah mulai memikirkan dan
merancang tampilan dari software sesuai dengan fitur-fitur
yang dibutuhkan.
4) Develop
Pada tahap ini fitur-fitur disatukan menjadi satu kesatuan
sistem yang terintegrasi sebagai suatu rancangan yang
diinginkan.
5) Release
Pada tahap ini software yang telah dibuat kemudian digunakan
oleh pengguna.
6) Track & Monitoring
Pada akhir tahap developer melakukan pemantauan terhadap
kinerja software yang telah dibuat.
B. Saran
Menyadari bahwa penulis masih jauh dari kata sempurna, kedepannya
penulis akan lebih fokus dan details dalam menjelaskan tentang makalah di atas
dengan sumber – sumber yang lebih banyak yang tentu dapat di pertanggung
jawabkan.
DAFTAR PUSTAKA