You are on page 1of 4

Bronkitis

No. Dokumen : sop/pkmcp/pkm/


No. Revisi : 00
SOP Tanggal Terbit :

PEMERINTAH
Halaman :
PROVINSI DKI
JAKARTA

PUSAT Drg. Ati Sukmaningsih, MKM


KESEHATAN NIP.19600326 198409 2 001
MASYARAKAT
KECAMATAN
CEMPAKA PUTIH

1. Pengertian Bronkitis adalah suatu peradangan pada bronkus (saluran udara ke


paru-paru), radang dapat berupa hipersekresi mukus dan batuk
kronis berulang-ulang minimal selama 3 bulan pertahun atau paling
sedikit dalam 2 tahun berturut turut pada pasien yang diketahui tidak
terdapat penyebab lain
2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah petugas dalam
penatalaksanaan penyakit Bronkitis Akut

3. Kebijakan Keputusan Kepala Pusat Kesehatan Masyarakat Kecamatan


Cempaka Putih Nomor 081 Tahun 2017 Tentang Penyakit -
Penyakit Yang Dapat Ditangani di Pusat Kesehatan Masyarakat
Kecamatan Cempaka Putih

4. Referensi 1. Undang - Undang Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2004


Tentang Pelayanan Publik.
2. Undang - Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009
Tentang Kesehatan
3. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
HK.02/02/MENKES/514 tahun 2015 tentang Panduan
Praktik Klinis Bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan Kesehatan
Tingkat Pertama
5. Alat dan Bahan 1. ATK
2. Stetoskop
3. Oksigen
6. Petugas Dokter umum dan Perawat Umum

7. Prosedur / 1. Petugas menanyakan keluhan dan gejala yang dirasakan oleh


langkah-langkah pasien.
2. Petugas mencatat hasil anamnesa di SIKDA pasien.
3. Lakukan pemeriksaan fisik pada pasien dimulai dengan
pemeriksaan kepala/leher, dada, perut dan ekstrimitas.
Pada pemeriksaan fisik paru ditemukan:
Inspeksi: Pasien tampak kurus dengan barrel shape chest
(diameter anteroposterior dada meningkat)
Palpasi: fremitus taktil dada normal
Perkusi: sonor, peranjakan hati mengecil, batas paru hati lebih
rendah
Auskultasi: suara nafas vesikuler ataubronkovesikuler, dengan
ekspirasi memanjang, terdapat ronki basah kasar yang tidak tetap
(dapat hilang atau pindah setelah batuk), wheezing dengan
berbagai gradasi (perpanjangan ekspirasi hingga mengi) dan
krepitasi
Dokter melakukan pemeriksaan Penunjang
1.pemeriksaan sputum dengan pengecatan Gram akan banyak
didapat leukosit PMN dan mungkin pula bakteri
2. Foto Thoraks pada bronkitis kronis memperlihatkan tubular
shadow berupa bayangan garis-garis yang paralel keluar dari hilus
menuju apex paru dan corakan paru yang bertambah
3. Tes fungsi paru apat memperlihatkan Obstruksi Jalan Napas
yang reversibel dengan menggunakan bronkodilator

4. Petugas melakukan konseling dan edukasi mengenai:


1. Mendukung poerbaikan kemampuan penderita dalam
melaksanakan aktivitas sehari-hari sesuai dengan pola
kehidupan nya
2. Memotivasi pasien untuk menghindari merokok,
menghindari iritan lain nya yang dapat terhirup, mengontrol
suhu dan kelembapan lingkungan, nutrisi yang baik, dan
cairan yang adekuat
3. Mengidentifikasi gejala efek samping obat, seperti
bronkodilator dapat menimbulkan lemas, berdebar,gemetar,
keringat dingin
8. Petugas melakukan rujukan bila:
Pada pasien dengan keadaan umum buruk, perlu dirujuk ke Rumah
Sakit yang memadai untuk moniotor secara intensif dan konsultasi
ke spesialis terkait.

9. Petugas melakukan pencatatan dan pelaporan dalam rekam


medis

No. Dokumen : sop/pkmcp/pkm/


No. Revisi : 00
Halaman :
10. Petugas mempersilahkan pasien mengambil obat di apotek.

4. Diagram
Mulai
Alir
SIKDA
Anamnesa &
pemeriksaan fisik

Pemeriksaan SIKDA
penunjang

Penegakkan diagnosa :
Varicella

a. Pemberian obat antitusif (penekan batuk) : kodein (obat


doveri) dapat diberikan 10mg, diminum 3x/hari.
b. Pemberian ekspektoran (obat batuk pengenvcer dahak)
yang lazim digunakan diantaranya: GG (Glyceryl
Guaiacolate, bromheksin,ambroksol, dan lain lain)
c. Antipiretik (pereda panas): parasetamol (asetaminofen) dan
sejenisnya digunakan jika penderita demam.
d. Bronkodilator (melonggarkan napas) diantaranya:
Salbutamol, terbuta;lin sulfat, teofilin, aminofilin, dan lain-
lain.
e. Antibiotika hanya digunakan jika dijumpai tanda-tanda
infefksi oleh kuman berdasarkan pemeriksaan dokter.
Antibiotik yang dapat diberikan antara lain: ampisilin,
eriotromisin, atau spiramisin 3x500mg/hari
f. Terapi Lanjutan: Jika terapi antiInflamasi sudah dimulai,
lanjutkan terapi hingga gejala menghilang paling sedikit 1
minggu. Bronkodilator juga dapat diberikan jika diperlukan.

KIE
SIKDA

Pencatatan dan pelaporan

RESEP
ELEKTRONIK
Apotek

No. Dokumen : sop/pkmcp/pkm/


No. Revisi : 00
Halaman :
Selesai
5. Unit Terkait  Loket pendaftaran
 Unit layanan Poli Umum, Poli Lansia, MTBS
 Apotek
 Laboratorium

6. Dokumen Rekam Medis Elektronik (SIKDA) / Rekam Medis Manual.


terkait

Rekaman Historis Perubahan


No Yang dirubah Isi Perubahan Tgl.Terbit

No. Dokumen : sop/pkmcp/pkm/


No. Revisi : 00
Halaman :

You might also like