You are on page 1of 7

1

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam kehidupan sehari-hari kebersihan merupakan hal yang sangat penting


dan harus diperhatikan, karena kebersihan akan mempengaruhi kesehatan dan
psikologis seseorang. Kebersihan sangat dipengaruhi oleh nilai-nilai individu
dan kebiasaan. Hal ini sangat dipengaruhi diantaranya kebudayaan, sosial,
keluarga, pendidikan, persepsi seseorang terhadap kesehatan, serta tingkat
perkembangan. Jika seorang sakit, biasanya disebabkan oleh kebersihan yang
kurang diperhatikan. Hal ini terjadi karena kita menggangap masalah
kebersihan adalah masalah yang kurang penting, padahal jika hal tersebut
dibiarkan terus dapat mempengaruhi kesehatan secara umum (Mubarak &
Chayatin, 2008).

Kebersihan diri atau disebut juga dengan personal hygiene adalah suatu
pengetahuan tentang usaha-usaha kesehatan perorangan untuk memelihara
kesehatan diri sendiri, memperbaiki dan mempertinggi nilai kesehatan dan
mencegah timbulnya penyakit. Pelaksanaan personal hygiene ada beberapa
faktor yang mempengaruhi, faktor-faktor tersebut diantaranya citra tubuh,
praktik sosial, status sosial ekonomi, pengetahuan, budaya, pilihan pribadi,
dan kondisi fisik (Potter&Perry, 2009). Menurut Depkes tahun 2007, Personal
hygiene adalah salah satu kemampuan dasar manusia dalam memenuhi
kebutuhannnya guna mempertahankan kehidupannya, kesehatan dan
kesejahteraan sesuai dengan kondisi kesehatannya, seseorang dinyatakan
terganggu hygiene personalnya jika tidak dapat melakukan pemeliharaan diri.
Pemeliharaan personal hygiene sangat menentukan status kesehatan, dimana
individu secara sadar dan inisiatif sendiri menjaga kesehatan dan mencegah
terjadinya penyakit. Upaya kebersihan diri ini mencakup tentang kebersihan
rambut, mata, telinga, gigi, mulut, kulit, kuku, serta kebersihan dalam

1 STIKes Faletehan
2

berpakaian. Salah satu upaya personal hygiene adalah merawat kebersihan


kulit karena kulit berfungsi untuk melindungi permukaan tubuh, memelihara
suhu tubuh dan mengeluarkan kotoran-kotoran tertentu. Mengingat kulit
penting sebagai pelindung organ-organ tubuh, maka kulit perlu dijaga
kesehatannya. Penyakit kulit dapat disebabkan oleh bakteri, virus, jamur,
alergi dan iritan. Salah satu penyakit kulit yang disebabkan oleh alergi dan
iritan yaitu penyakit dermatitis.

Dermatitis adalah suatu reaksi peradangan kulit yang bisa terjadi dimana saja
namun yang paling sering terkena adalah tangan dan kaki (Lapisan epidermis
dan dermis) sebagai respons terhadap pengaruh faktor eksogen dan atau faktor
endogen, menimbulkan kelainan klinis berupa efloresensi polimorfik (eritema,
edema, papul, vesikel, skuama, likenifikasi) dan gatal. Jenis dermatitis yang
paling sering dijumpai adalah dermatitis atopik dan dermatitis kontak
(Djuanda, 2005).

Faktor yang paling berperan dalam kejadian penyakit dermatitis adalah


higienitas. Personal hygiene meliputi kebiasaan mencuci tangan, memakaian
handuk, frekuensi mandi dan frekuensi mengganti sprei tidur. Personal
hygiene yang buruk dapat menyebabkan tubuh terserang berbagai penyakit
seperti penyakit kulit, penyakit infeksi, penyakit mulut dan dapat
menghilangkan fungsi bagian tubuh tertentu seperti halnya kulit (Soedarto
dalam Fitri, 2011).

Menurut hasil penelitian Dewi (2010), mengenai kejadian penyakit dermatitis


di wilayah kerja Puskesmas pembantu Bagendung diperoleh hasil sebanyak
31,1% responden menderita dermatitis, yang menyatakan ada hubungan yang
bermakna antara personal hygiene yang meliputi kegiatan mandi, kegiatan
mencuci tangan dan kegiatan mengganti pakaian dengan kejadian penyakit
dermatitis. Sedangkan Menurut penelitian yang diteliti Sajida tentang
Hubungan Personal Hygiene dan Sanitasi Lingkungan dengan Keluhan

STIKes Faletehan
3

Penyakit Kulit di Kelurahan Denai Kecamatan Medan Denai Kota Medan


tahun 2012, menunjukkan bahwa ada hubungan yang bermakna antara
kebiasaan mandi (p=0,009), kebersihan tangan dan kuku (p=0.001),
kebersihan pakaian (p=0,011), kebersihan handuk (p=0.001), kebersihan
tempat tidur dan sprei (p=0.025), dan kebersihan sanitasi lingkungan
(p=0.014) dengan keluhan penyakit kulit.

Berdasarkan profil kesehatan Indonesia (2010), diperoleh kasus gangguan


kulit di Indonesia sebesar 122.076 kasus. Menurut data RISKESDAS (2007),
prevalensi dermatitis di Indonesia sebesar 6,78%. Prevalensi dermatitis sangat
bervariasi. Sekitar 50–60 % penyakit berupa dermatitis, penyakit kulit akibat
kerja yang merupakan dermatitis kontak sebesar 92,5%, sekitar 5,4% karena
infeksi kulit dan 2,1% penyakit kulit karena sebab lain. Pada studi
epidemiologi, Indonesia memperlihatkan bahwa 97% dari 389 kasus adalah
dermatitis kontak dimana 66,3% diantaranya adalah dermatitis kontak iritan
(DKI) dan 33,7% adalah Dermatitis kontak alergi (DKA) (fitri, 2011).
Prevalensi Dermatitis di Provinsi Banten sebesar 5,3 % pada tahun 2013
terdapat 12.090 kasus Dermatitis di Kota Serang.

Penyakit dermatitis masuk ke dalam 10 (sepuluh) besar penyakit di


Puskesmas Kramatwatu tahun 2014. Prevalensi penyakit Dermatitis pada
tahun 2014 sebanyak 711 kasus.

Berdasarkan survey awal yang dilakukan kepada mantri desa di Desa


Pamengkang, diperoleh data kejadian Dermatitis dari Januari sampai dengan
Maret tahun 2015 sebanyak 53 orang. Masyarakat Desa Pamengkang
mayoritas pergi berobat ke mantri atau bidan desa, hal tersebut di karenakan
sulitnya akses menuju Puskesmas sehingga kurangnya pendataan kejadian
penyakit dermatitis oleh pihak puskesmas.

STIKes Faletehan
4

Kejadian Dermatitis pada masyarakat di Desa Pamengkang lebih banyak


mengenai pada masyarakat yang bekerja sebagai petani, dan buruh.
Masyarakat Desa Pamengkang masih terlihat yang melakukan kegiatan
mandi, mencuci pakaian di sungai/irigasi sekitar pemukiman. Berdasarkan hal
tersebut terlihat bahwa kurang baiknya personal hygiene dan kurangnya
kesadaran dalam penggunaan sarana air bersih yang memungkinkan
terjadinya penyakit kulit pada tubuhnya yaitu penyakit dermatitis.

B. Rumusan Masalah

Saat ini kejadian Dermatitis dari Januari sampai dengan Maret tahun 2015
sebanyak 53. Kejadian Dermatitis pada masyarakat di Desa Pamengkang lebih
banyak mengenai pada masyarakat yang bekerja sebagai petani, dan buruh.
Masyarakat Desa Pamengkang masih terlihat yang melakukan kegiatan
mandi, mencuci pakaian di sungai/irigasi sekitar pemukiman. Berdasarkan hal
tersebut terlihat bahwa kurang baiknya personal hygiene yang meliputi
kebiasaan mandi, kebiasaan mengganti pakaian dan kebiasaan mencuci tangan
dan kaki memakai sabun serta kurangnya kesadaran dalam penggunaan sarana
air bersih.

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui hubungan pekerjaan, penggunaan sarana air bersih dan


personal hygiene dengan kejadian penyakit dermatitis di Desa
Pamengkang wilayah kerja puskesmas Kramatwatu tahun 2015

2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui gambaran penyakit dermatitis di Desa Pamengkang


wilayah kerja puskesmas Kramatwatu tahun 2015

STIKes Faletehan
5

b. Untuk mengetahui gambaran pekerjaan di Desa Pamengkang wilayah


kerja puskesmas Kramatwatu tahun 2015

c. Untuk mengetahui gambaran penggunaan sarana air bersih di Desa


Pamengkang wilayah kerja puskesmas Kramatwatu tahun 2015

d. Untuk mengetahui gambaran kebiasaan mandi di Desa Pamengkang


wilayah kerja puskesmas Kramatwatu tahun 2015

e. Untuk mengetahui gambaran kebiasaan mengganti pakaian di Desa


Pamengkang wilayah kerja Puskesmas Kramawatu tahun 2015

f. Untuk mengetahui gambaran kebiasaan mencuci tangan di Desa


Pamengkang wilayah kerja puskesmas Kramatwatu tahun 2015
g. Untuk mengetahui gambaran kebiasaan mencuci kaki di Desa
Pamengkang wilayah kerja puskesmas Kramatwatu tahun 2015
h. Untuk mengetahui hubungan pekerjaan dengan kejadian dermatitis di
Desa Pamengkang wilayah kerja puskesmas Kramatwatu tahun 2015
i. Untuk mengetahui hubungan penggunaan sarana air bersih dengan
kejadian dermatitis di Desa Pamengkang wilayah kerja puskesmas
Kramatwatu tahun 2015
j. Untuk mengetahui hubungan kebiasaan mandi dengan kejadian
dermatitis di Desa Pamengkang wilayah kerja puskesmas Kramatwatu
tahun 2015
k. Untuk mengetahui hubungan kebiasaan ganti pakaian dengan kejadian
dermatitis di Desa Pamengkang wilayah kerja puskesmas Kramatwatu
tahun 2015
l. Untuk mengetahui hubungan kebiasaan mencuci tangan dengan
kejadian dermatitis di Desa Pamengkang wilayah kerja puskesmas
Kramatwatu tahun 2015

STIKes Faletehan
6

m. Untuk mengetahui hubungan kebiasaan mencuci kaki dengan kejadian


dermatitis di Desa Pamengkang wilayah kerja puskesmas Kramatwatu
tahun 2015.

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi STIKes Faletehan Serang


Sebagai referensi bagi peneliti berikutnya dan bahan masukan dalam
pengembangan ilmu kesehatan masyarakat terutama yang berkaitan
dengan masalah penyakit dermatitis

2. Bagi Desa Pamengkang Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan


Kramatwatu Kota Serang
Dapat memberikan informasi pada masyarakat terutama tentang faktor-
faktor yang berhubungan dengan kejadian penyakit dermatitis

3. Bagi Peneliti
Dapat dijadikan bahan referensi untuk kegiatan penelitian selanjutnya dan
sebagai sarana aplikatif terhadap ilmu pengetahuan yang didapat dibangku
kuliah khususnya yang berkaitan dengan kegiatan penelitian ilmiah.

E. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pekerjaan, penggunaan


sarana air bersih, kebiasaan mandi, kebiasaan mengganti pakaian, kebiasaan
mencuci tangan dan kebiasaan mencuci kaki dengan kejadian dermatitis pada
masyarakat, penelitian ini dilakukan pada bulan April-Juni tahun 2015 yang
bertempat di Desa Pamengkang wilayah kerja Puskesmas Kramatwatu karena
pada bulan Januari sampai dengan Maret tahun 2015 tercatat 53 kasus
penyakit dermatitis di Desa Pamengkang, penelitian ini menggunakan data

STIKes Faletehan
7

primer yaitu dengan cara observasi dan wawancara, sedangkan data sekunder
didapat dari Puskesmas Kramatwatu dan mantri Desa Pamengkang dengan
metode penelitian cross sectional.

STIKes Faletehan

You might also like