Professional Documents
Culture Documents
Analisis Hazard Identification Risk Assessment and PDF
Analisis Hazard Identification Risk Assessment and PDF
1-9
http://journalsanitasi.keslingjogja.net/index.php/sanitasi p-ISSN: 1978-5763; e-ISSN: 2579-3896
*JKL Poltekkes Kemenkes Yogyakarta, Jl. Tatabumi 3, Banyuraden, Gamping, Sleman, DIY 55293
email: dewikusumawardhani25@gmail.com
**JKL Poltekkes Kemenkes Yogyakarta
Abstract
The progress in industrial sector faces many problems that is important to be studied because
hazard may lead to risks that affect health problem or even work accidents. An industry needs
Occupational Health Safety (OHS) system with Hazard Identification, Risk Assessment, and
Risk Control (HIRARC) method, that it is applied, dangerous activities can be easy to be found
and controlled immediately, according to the magnitude of the risk level (urgent, high, medium,
and low). The study was conducted in Industri Serikat Pekerja Aluminium Sorosutan and the
purpose was to know the description of hazard identification, risk assessment, and risk control
especially in finishing section 2. The study results show that the percentage of potential hazard
categorized as urgent is 5 % in the lathing room and 6 % in welding room. Meanwhile, the per-
centage of potential hazard which is categorized as high is 22 % in polishing room, 38 % in
broming room, 36 % in grinding room, 33 % in quality control room, and 20 % in product clean-
ing room. Based on the result, it can be concluded that the highest hazard which is categorized
as urgent is exist in two production rooms; i.e. lathing and welding rooms; and the production
rooms that belong to high category are polishing room, broming room, grinding room, quality
control room, and produc cleaning room.
Keywords : hazard identification, risk assessment, risk control, HIRARC
Intisari
1
Sanitasi: Jurnal Kesehatan Lingkungan, Vol.9, No.1, Agustus 2017, pp.1- 9
kesehatan yang diakibatkan oleh peker- Kecelakaan kerja adalah suatu ke-
jaan dan atau lingkungan kerja, serta ter- jadian yang jelas tidak dikehendaki dan
hadap penyakit pada umumnya 1). Se- sering kali tidak terduga yang dapat me-
dangkan keselamatan kerja adalah ke- nimbulkan kerugian baik waktu, harta
selamatan yang bertalian dengan mesin, benda, atau properti maupun korban jiwa
pesawat, alat kerja, bahan, dan proses yang terjadi dalam suatu proses kerja in-
pengolahannya, landasan kerja, dan dustri atau yang berkaitan dengannya 1).
lingkungan kerja serta cara-cara melaku- Menurut Tarwaka 2), secara umum
kan pekerjaan dan proses produksi 2). penyebab terjadinya kecelakaan kerja
Berdasarkan pengertian tersebut, dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu
keselamatan dan kesehatan kerja mem- sebab dasar dan sebab utama. Sebab
punyai arti upaya untuk mengurangi dasar merupakan faktor yang mendasari
maupun mengendalikan faktor-faktor ba- secara umum terhadap kejadian atau
haya penyebab terjadinya penyakit aki- peristiwa kecelakaan. Sebab dasar ke-
bat kerja dan kecelakaan kerja supaya celakaan di industri meliputi komitmen
tercipta derajat kesehatan yang optimal. atau partisipasi dari pihak manajemen
Tujuan penerapan kesehatan dan atau pimpinan perusahaan dalam pene-
keselamatan kerja seperti yang diama- rapan K3 di perusahaannya, manusia
natkan oleh UU No. 1 tahun 1970 di atas atau para pekerjanya sendiri, dan kon-
yaitu agar setiap tenaga kerja dan setiap disi tempat kerja, sarana kerja, dan ling-
orang lain yang berada di tempat kerja kungan.
harus selalu mendapat perlindungan Adapun sebab utama dari kejadian
atas keselamatan dan kesehatannya, kecelakaan kerja adalah adanya faktor
setiap sumber produksi dapat dipakai dan persyaratan K3 yang belum dilak-
dan dipergunakan secara aman dan efi- sanakan secara standar. Sebab utama
sien, serta setiap proses produksi dapat kecelakaan kerja antara lain meliputi fak-
berjalan secara lancar tanpa hambatan. tor unsafe action (lack of knowledge and
Oleh karena itu, pada intinya tujuan upa- skill, inadequate capability, bodily defect,
ya K3 adalah untuk mencegah kecelaka- unsafe attitude and habits, confuse and
an yang ditimbulkan karena adanya su- stress, lack of skill, difficulty in concen-
atu bahaya di lingkungan kerja 3). trating, worker’s ignorance, improper mo
Penerapan teknologi maju di dalam tivation, low job satisfaction, dan sikap
sebuah industri sampai saat ini telah kecenderungan mencelakai diri sendiri),
semakin intensif, sehingga efek samping unsafe condition, serta unsafe man-ma-
yang ditimbulkan juga semakin beragam. chine interaction.
Efek samping proses produksi dapat Sesuai persyaratan OHSAS 18001,
berakibat buruk kepada pekerjaan dan organisasi harus menetapkan prosedur
lingkungan kerja, sehingga pekerjaan mengenai identifikasi bahaya (hazard-
dan lingkungan kerja yang tidak meme- identification) penilaian risiko (risk asses-
nuhi syarat-syarat kesehatan dan tenaga ment), dan menentukan pengendalian-
kerja dapat mengakibatkan gangguan nya (risk control) atau disingkat HIRA-
kesehatan atau sakit 4). RC. Keseluruhan proses ini disebut juga
Keadaan sakit atau gangguan kese- sebagai manajemen risiko (risk manage-
hatan pada tenaga kerja dapat menu- ment) 3).
runkan kemampuan mereka untuk me- Identifikasi terhadap bahaya dilaku-
lakukan pekerjaan fisik, melemahkan ke- kan dengan tujuan menjabarkan risiko
tajaman berfikir untuk mengambil kepu- yang dapat disebabkan oleh faktor-faktor
tusan yang cepat dan tepat, serta menu- bahaya di lingkungan kerja, kemudian di-
runkan kewaspadaan dan kecermatan 1). lakukan penilaian risiko dengan para-
Selain berpotensi menyebabkan penya- meter probability dan severity, kemudian
kit akibat kerja, sebuah industri juga me- digambarkan seberapa besar dampak
nempatkan pekerja dalam posisi yang dari potensi bahaya yang teridentifikasi
rentan terhadap kecelakaan kerja 5). tersebut dengan risk rating untuk meng-
p-ISSN: 1978-5763; e-ISSN: 2579-3896
Online: http://journalsanitasi.keslingjogja.net/index.php/sanitasi
2
Kusumawardhani, Kasjono & Purwanto, Analisis Hazard Identification …
evaluasi besarnya risiko dan skenario tangga yang terbuat dari aluminium. In-
dari dampak yang ditimbulkan. dustri ini dalam proses produksinya me-
Tingkat risiko urgent adalah tingkat miliki bahaya yang terkait dengan ber-
bahaya yang sangat tinggi, high merupa- bagai faktor risiko penyakit akibat kerja
kan tingkat bahaya serius, medium ting- hingga kecelakaan akibat kerja pada te-
kat bahaya sedang, low adalah tingkat naga kerja. Persyaratan kesehatan ling-
bahaya kecil, dan none adalah klasifikasi kungan perkantoran dan industri di se-
tingkat bahaya yang hampir tidak memi- mua bagian juga tidak memenuhi per-
liki bahaya. Tahap selanjutnya yang di- syaratan.
lakukan adalah mengendalikan risiko da- Dengan adanya bahaya tersebut,
ri potensi bahaya dengan cara eliminasi, pihak Industri Serikat Pekerja Aluminium
subsitusi, pengendalian teknik, pengen- melakukan pengendalian dengan men-
dalian administrasi, maupun APD yang nyediakan APD, tetapi tenaga kerja tidak
bertujuan untuk meminimalisir tingkat ri- menggunakannya karena jumlahnya ter-
siko penyakit akibat kerja maupun ke- batas, tidak nyaman memakainya saat
celakaan akibat kerja. bekerja, serta tidak ada sanksi bagi me-
reka yang tidak memakai
Tabel 1. Berdasarkan hal tersebut peneliti
Matriks penilaian risiko
ingin mengetahui apakah manajemen K3
Probability di industri tersebut sudah berjalan de-
Conse-
quence
ngan baik atau belum, melalui analisis
Frequent Probable Occasional Remote
4 3 2 1 tingkat potensial hazard dan penilain ri-
20 15 10
siko disertai upaya pengendaliannya, de-
Catas- 5
tropic 5 Urgent Urgent High Medium ngan menggunakan metoda HIRARC
dan teknik daftar periksa atau checklist.
16 12 8 4
Fatal 4
Urgent High Medium Low Teknik ini belum pernah dilakukan di in-
12 9 6 3
dustri tersebut, sehingga jika berhasil di-
Critical 3
High Medium Medium Low harapkan dapat diterapkan.
8 6 4 2
Marginal 2
Medium Medium Low Low METODA
Negli- 4 3 2 1
gible 1 Low Low Low Low
Penelitian yang digunakan bersifat
deskriptif dengan metoda survei. Popu-
Tabel 2. lasi penelitian adalah seluruh hazard di
2)
Klasifikasi Tingkat Risiko bagian finishing 2 Industri Serikat Peker-
ja Aluminium dan tenaga kerja seba-
Tingkat risiko Tingkat bahaya Klasifikasi
nyak 40 orang. Sampel yang diambil
adalah seluruh populasi penelitian (total
sampling).
Urgent Sangat tinggi Hazard kelas A
Proses pengambilan data identifika-
si bahaya dilakukan dengan observasi
High Serius Hazard kelas B
pada alat, tenaga kerja, dan kondisi ling-
Medium Sedang Hazard kelas C
kungan kerja industri menggunakan daf-
tar periksa. Kemudian tahap selanjutnya
Low Kecil Hazard kelas D melakukan penilaian risiko dari data ter-
sebut dan melakukan analisis pengen-
None Hampir tdk ada Hazard kelas E dalian risiko dari data yang diperoleh da-
ri daftar periksa.
Selanjutnya, data yang diperoleh di-
Industri Serikat Pekerja Aluminium analisis secara deskriptif yang meng-
di Sorosutan Kota Yogyakarta merupa- gambarkan identifikasi bahaya, penilaian
kan home industry yang bergerak di bi- risiko, dan pengendalian risiko yang di-
dang pembuatan barang-barang rumah tabulasikan dalam bentuk tabel dan ha-
p-ISSN: 1978-5763; e-ISSN: 2579-3896
Online: http://journalsanitasi.keslingjogja.net/index.php/sanitasi
3
Sanitasi: Jurnal Kesehatan Lingkungan, Vol.9, No.1, Agustus 2017, pp.1- 9
4
Kusumawardhani, Kasjono & Purwanto, Analisis Hazard Identification …
4 Gangguan
High v v Keterangan :
penglihatan
E : Eliminasi
5 Kelelahan kerja S : Substitusi
karena tidak T : Pengendalian teknik
dapat beristira- High v A : Pengendalian administratif
hat secara APD : Alat pelindung diri
maksimal
6 Tangan atau jari
tergores akibat Medium v
PEMBAHASAN
bor
7 Gangguan per- Ruang Pembubutan
napasan akibat
debu serpihan
Medium v v Berdasarkan Tabel 3 dapat diketa-
bor hui bahwa hazard tertinggi pada ruang
8 Tuli atau pembubutan adalah terjadinya kebakar-
gangguan Medium v v v
pendengaran an yang masuk kategori urgent. Bahaya
9 Iritasi mata kebakaran di ruang pembubutan dapat
akibat terkena Low v terjadi kapan saja karena banyak pe-
serpihan bor
luang yang dapat menjadi pemicunya, di
10 Kaki tersandung Low v
antaranya adalah korsleting listrik akibat
Ruang Las
instalasi dan kabel-kabel yang diguna-
1 Terjadi
kebakaran
Urgent v v kan tidak beraturan sehinngga sisa-sisa
2 Kelelahan kerja bubut yang tajam serta berterbangan da-
karena tidak bisa
bekerja dengan
High v pat menggores kabel dan membahaya-
maksimal kan pekerja.
3 Tidak Pengendalian risiko terjadinya keba-
menggunakan
APD yang
Medium v karan meliputi pengendalian teknik dan
sesuai administratif. Dalam pengendalian se-
4 Kecelakaan
Medium v v cara teknik, sistem yang hanya menye-
kerja
diakan APAR sebagai pengendali keba-
5 Iritasi mata
hingga karan dapat diubah menjadi sistem yang
Medium v
gangguan menggunakan standarisasi perlindungan
penglihatan
kebakaran dengan fire protection, yaitu
6 Tangan terluka Medium v
passive fire protection active fire protect-
7 Wajah terluka Medium v
ion, dan education of safety of the fire.
5
Sanitasi: Jurnal Kesehatan Lingkungan, Vol.9, No.1, Agustus 2017, pp.1- 9
6
Kusumawardhani, Kasjono & Purwanto, Analisis Hazard Identification …
7
Sanitasi: Jurnal Kesehatan Lingkungan, Vol.9, No.1, Agustus 2017, pp.1- 9
8
Kusumawardhani, Kasjono & Purwanto, Analisis Hazard Identification …
dar yaitu respirator yang memiliki cart- 4. Soeripto, 2008. Higiene Industri, Ba-
ridge dan googgles. lai Penerbit FKUI, Jakarta.
Perusahaan juga diharapkan me- 5. Muhammad, I., 2013. Bahaya di
ningkatkan safety performance untuk Tempat Kerja: Pengecoran Logam
meminimalisir kecelakaan akibat bahaya (http://www.konsultasik3.com/2013/-
unsafe act maupun unsafe condition, 04/bahaya-di-tempat-kerja-pengecor-
dan perusahaan diharapkan memiliki te- an-logam.html.
naga khusus Health Safety Environment 6. Tarwaka, 2016. Dasar-Dasar Kese-
(HSE) untuk memberikan pengawasan lamatan Kerja serta Pencegahan Ke-
secara rutin dan mengelola manajemen celakaan di Tempat Kerja, Harapan
risiko sesuai peraturan yang berlaku. Press, Surakarta:.
Adapun saran untuk peneliti selan- 7. Keputusan Menteri Kesehatan RI No.
jutnya adalah menggunakan teknik-tek- 1405/Menkes/SK/XI/2002 tentang
nik identifikasi bahaya yang lainnya, ya- Persyaratan Kesehatan Lingkungan
itu teknik daftar kejadian, teknik what if, Kerja PerKantoran dan Industri,
teknik HAZOPS, teknik FMEA, maupun 2002, Kemenkes RI, Jakarta.
task analysis. 8. SIKERNAS POM RI, 2012. Alu-
minium Powder (ik.pom.go.id/ v2013
DAFTAR PUSTAKA /katalog/Aluminum Pow-der.pdf).
9. Suprianto, R. & Evendi, A., 2015.
1. Suma’mur, 2009. Higiene Perusaha- Kepatuhan Pemakaian Alat Pelin-
an dan Kesehatan Kerja (Hiperkes), dung Diri pada Pekerja Las di Indra-
CV. Sagung Seto, Jakarta. mayu (http://ejournal.unwir.ac.id/).
2. Tarwaka, 2014. Keselamatan dan 10. Anizar, 2009. Teknik Keselamatan
Kesehatan Kerja, Manajemen dan dan Kesehatan Kerja di Industri, Gra-
Implementasi K3 di Tempat Kerja, ha Ilmu, Yogyakarta.
Harapan Press, Surakarta. 11. Saputra, D., 2017. Cara Mencegah
3. Ramli, S., 2010. Sistem Manajemen Kebakaran saat Pengelasan (http://
Keselamatan dan Kesehatan Kerja www.darmawansaputra.com/2015/01
OHSAS 18001, Dian Rakyat, Jakar- /cara-mencegah-kebakaran-saat-
ta. pengelasan.html).