You are on page 1of 10

Artikel Publikasi

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Tb Paru Pada Usia Dewasa


(Studi kasus di Balai Pencegahan Dan Pengobatan Penyakit Paru Pati)

Rusnoto1, Pasihan Rahmatullah2, Ari Udiono3

Factors Related To The Incidence Of Pulmonary Tuberculosis In Adult Age


At The Clinic Of Lung Disease (Bp4) Pati.
1
Mahasiswa Magister Epidemiologi UNDIP
2
Fakultas Kedokteran UNDIP Bagian Penyakit Dalam
3
Program Studi Magister Epidemiologi Program Pascasarjana UNDIP

Background : Pulmonary Tuberculosis is caused by Mycobacterium Tuberculosis. Prevalency


of Pulmonary Tuberculosis in Indonesia is 130/100.000 in 2003. Prevalensi Pulmonary
Tuberculosis clinic 0,8% from entire all disease in Indonesia and 75% Pulmonary
Tuberculosis patient is productive age group ( 15 - 50 year) with social storey and level of low
economics. In Indonesia Pulmonary Tuberculosis represent especial death cause third.
Infection risk every year in Indonesia among 1-2 %. New patient of Positive BTA from 2003-
2006 in BP4 Pati was 419 cases. Patient Pulmonary Tuberculosis at productive age will
generate problem early in community and also family especially in attainment of work
productivity.
Obyective. To identify the factors related to the incidence of pulmonary tuberculosis in adult
age at the clinic of lung disease (bp4) pati.
Methods : The design is Case control study. The subyek of this study consisted of 106 adult
age who had been treated at clinic of lung disease (BP4 ) Pati ; consist of 53 cases and 53
control. Pulmonary Tuberculosis is diagnosed with rontgen and positive BTA examination. In
control group was diagnosed with rontgen diagnosis and negative BTA examination too. Data
analysis were done using chi square test, odds ratio and logistic regression test.
Results : Base on multivariate analysis, there are five variables as factors related to the
incidence of pulmonary tuberculosis at adult age that is ; dampness ( OR = 9,299 ; 95% CI :
2,286-37,835; p=0,002), ventilation ( OR = 29,994;; 95% C I : 3,388-265,505; p=0,002), History
contact infection ( OR = 79,781; 95% CI: 6,076-1047,499; p=0,001), BMI ( OR = 5,113; 95% CI :
1,364-19,165; p=0,015) and knowledge storey level ( OR = 23,021; 95% C I : 3,002-33,194;
0,001).
Suggestion: an attensified TBH control program, Tb screening, health education information
communication and healty home should be done.

Keywords : Factors related to, adult age, Pulmonary Tuberculosis.


Bibliography : 23 (1983 – 2006)

PENDAHULUAN terserang TB paru dengan kematian 3


juta per tahun dan 95% penderitanya
Penyakit Tuberculosis (TB) paru berada di negara-negara berkembang
disebabkan oleh Mycobacterium (WHO, 1993). TB paru di Indonesia
tuberculosis dan telah menginfeksi menurut WHO (1999 dan 2004)
sepertiga penduduk dunia, sehingga menunjukkan di Indonesia terdapat
merupakan salah satu masalah dunia. 583.000 kasus, kematian 140.000 dan
Kejadian TB paru di negara industri 40 13/100.000 penduduk merupakan
tahun terakhir ini menunjukkan angka penderita baru. Prevalensi TB paru
prevalensi yang sangat kecil. pada tahun 2002 mencapai 555.000
Diperkirakan terdapat 8 juta penduduk kasus (256 kasus/100.000 penduduk),
1

PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com


dan 46% diantaranya merupakan kasus samping itu tercapainya cakupan
baru atau kasus baru meningkat penemuan penderita TB paru secara
104/100.000 penduduk (DEPKES, bertahap dengan target sebesar 70%
2002). akan tercapai pada tahun 2005
Konsekuensi yang dapat terjadi (DEPKES, 2002).
pada penderita TB paru yang tidak Survey Kesehatan Rumah
melakukan pengobatan, setelah lima Tangga (SKRT) (1995) TB paru
tahun menderita diprediksikan 50% dari merupakan penyebab kematian nomor
penderita TB paru akan meninggal. satu untuk penyakit infeksi di Indonesia
Sedangkan sekitar 25% akan sembuh dan SKRT (2001), prevalensi TB paru
sendiri dengan daya tahan tubuh tinggi klinis 0,8% dari seluruh penyakit di
dan 25% lainnya sebagai "kasus kronis" Indonesia (DEPKES, 2002). Penemuan
yang tetap menular (WHO, 1996). penderita TB paru menurut Profil
Kekhawatiran menurunnya kualitas kesehatan Jawa Tengah tahun 2002
kesehatan manusia di dunia, akhirnya sebesar 8.648 penderita dengan angka
WHO tahun 1993 akhirnya penemuan penderita (CDR) 22%.
mencanangkan kedaruratan global Penemuan penderita BTA positif tahun
penyakit TB paru. Kekhawatiran dan 2003 sebanyak 10.390 penderita yang
perhatian dunia semakin kentara saat dilaporkan dari 35 Kabupaten / Kota, 11
muncul epidemi HIV/AIDS, sehingga BP4 dan 1 Rumah Sakit Paru dengan
diperkirakan penderita TB paru semakin angka penemuan penderita (CDR)
meningkat. Genderang perang terhadap 28,5% dan ditemukan jumlah penderita
kuman Mycobacterium tuberculosis baru BTA positif 39.061 kasus. Angka
akhirnya dilakukan berbagai program tersebut meningkat dibandingkan tahun
penanggulang, termasuk di Indonesia sebelumnya sebesar 1.742 kasus
(DEPKES, 2002). (Dinkes Propinsi Jateng, 2002). Menurut
Menurut Departemen Kesehatan Dinas Kesehatan Kabupaten Pati tahun
RI (2001) penderita TB paru 95% 2005 kasus TB paru baru ditemukan
berada di negara berkembang dan 75% 254 kasus dengan (CDR) 26,19 % dan
penderita TB paru adalah kelompok usia tahun 2006 sampai dengan triwulan
produktif (15 – 50 tahun) dengan tingkat ketiga sebanyak 171 kasus dengan
sosial ekonomi rendah. Di Indonesia TB (CDR) 13,05 % (DKK Pati, 2006).
paru erupakan penyebab kematian Penyakit TB paru sebagian besar
utama ketiga setelah penyakit jantung terjadi pada orang dewasa yang telah
dan saluran pernafasan. Risiko mendapatkan infeksi primer pada waktu
penularan setiap tahun (Annual Risk of kecil dan tidak ditangani dengan baik.
Tuberculosis Infection = ARTI) di Morbiditas TB paru terutama akibat
Indonesia dianggap cukup tinggi dan keterlambatan pengobatan, tidak
bervariasi antara 1-2 %. Hal ini berarti terdeteksi secara dini, tidak
pada daerah dengan ARTI sebesar 1 %, mendapatkan informasi pencegahan
setiap tahun diantara 100.000 yang tepat dan memadai (Miller, 1982).
penduduk, 100 (seratus) orang akan Faktor-faktor yang erat hubungannya
terinfeksi. Sebagian besar dari orang dengan kejadian TB paru adalah
yang terinfeksi tidak akan menjadi adanya sumber penularan, riwayat
penderita TB paru, hanya 10 % dari kontak penderita, tingkat sosial
yang terinfeksi yang akan menjadi ekonomi, tingkat paparan, virulensi
penderita TB paru. Faktor yang basil, daya tahan tubuh rendah
mempengaruhi kemungkinan seseorang berkaitan dengan genetik, keadaan gizi,
menjadi penderita TB paru adalah daya faktor faali, usia, nutrisi, imunisasi,
tahan tubuh yang rendah; diantaranya keadaan perumahan meliputi (suhu
karena gizi buruk atau HIV/AIDS. Di dalam rumah, ventilasi, pencahayaan

PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com


dalam rumah, kelembaban rumah,
kepadatan penghuni dan lingkungan METODE PENELITIAN
sekitar rumah ) dan pekerjaan (Amir dan
Alsegaf, 1989). Jenis penelitian yang digunakan
Lamanya perlindungan akibat adalah penelitian observasional dengan
vaksin BCG merupakan perdebatan, rancangan kasus kontrol. Desain ini
pengalaman dari suatu pengkajian dipilih dengan pertimbangan dapat
berpendapat 7-12 tahun hingga 50 digunakan untuk mencari hubungan
tahun setelah pengembangan vaksin ( seberapa jauh faktor risiko
Nelson, 1992). Hasil penelitian dengan mempengaruhi terjadinya penyakit atau
kohort, case control dan meta analisis kelainan tertentu. 8
serta eksperimen yang terseleksi bahwa Pada penelitian ini populasi studi
vaksin BCG mempunyai efektifitas adalah semua penderita yang
sekitar 50% dalam mencegah TB paru, ditemukan di BP 4 Pati yang terpilih
biasanya tidak menetap lama dan untuk masuk ke dalam kelompok kasus
bervariasi dari strain satu kestrain atau kelompok kontrol.
lainnya (Colditz, 1993). Subjek penelitian adalah penderita
Kontak yang berlebihan dengan TB Paru yang diambil dari catatan
kuman Mycobacterium tuberculosis medik rumah sakit. Kasus adalah
adalah kontak yang berlangsung terus penderita TB Paru yang didiagnosis
menerus selama 3 bulan atau lebih . secara klinis berdasarkan pemeriksaan
Masalah kontak ini terutama dilihat dari BTA dan rontgen positif laboratorik
kebiasaan penderita yang kurang baik menderita TB paru dan tercatat dalam
dalam pengeloalan ludah / sekret, rekam medis. Kontrol adalah bukan
kepadatan penghuni dan kondisi penderita TB Paru yang diambil melalui
perumahan rakyat pada umumnya catatan medik yang ada di BP 4 Pati.
kurang memenuhi syarat (Bloom Barry, Besar sampel yang digunakan sebagai
1994), sampel minimal dalam penelitian ini
Menurut cakupan Penderita baru yaitu 106 sampel, dimana 53 sampel
BTA positif dari 2003-2006 di BP4 Pati kasus dan 53 sampel kontrol
tahun 2003 – 2006 jumlah penderita TB Pengolahan data meliputi Cleaning,
paru 419 kasus baru. Editing, Coding, Entry Data. Analisis
Tujuan untuk mengetahui faktor– data hasil penelitian disajikan secara
faktor yang berhubungan dengan univariat (deskriptif) untuk mengetahui
kejadian TB paru pada usia dewasa. proporsi masing-masing variable.
Program SPSS versi 13.0 dipergunakan
untuk analisis bivariat dengan uji X2 (Chi
Square) yakni menganalisis hubungan
masing-masing faktor dengan kejadian
TB Paru dan mendapatkan risiko (Odds
Ratio), yang bermakna dengan tingkat
kepercayaan α = 0,05 dan Confidence
Interval (CI) = 95%. Selanjutnya variabel
yang mempunyai korelasi cukup kuat
dalam hal ini p < 0,05 dan p< 0,25 pada
analisis bivariat bermakna dilakukan
analisis multivariate. Untuk memperoleh
pengaruh variable bebas (faktor risiko)
terhadap variabel terikat dilakukan uji
Regresi Logistik Ganda dengan metode
Forward strepwise conditional

PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com


Kemungkinan interaksi antara dua responden 39,8 tahun terbanyak usia 46
variabel atau lebih dilakukan apabila dengan standar deviasi 10,489
ada kemungkinan hubungan biologis Pekerjaan responden proporsi
atau statistik dengan memasukkan terbesar adalah petani sebanyak 43
interaksi ke dalam model orang atau 43,6% kemudian buruh
pabrik 18 orang atau 17% dan paling
Gambaran Karakteristik Subjek kecil adalah buruh tani 1 orang atau
Penelitian 0,9% pada kasus dan PNS sebanyak 1
orang atau 0,9% pada kontrol.
Dari 106 responden laki-laki 49 Berdasarkan kelompok pekerja dengan
orang terdiri dari 22 atau 20,8% kasus penghasilan tetap dan tidak tetap, maka
dan 27 atau 25,5% kontrol sedangkan proporsi tidak tetap lebih besar yaitu 76
responden wanita 57 orang terdiri dari orang atau 71,7% terdiri dari 43 atau
31 atau 29,2% kasus dan 26 atau 46,35 pada kasus dan 33 atau 33,1%
24,5% kontrol. Kabupaten Pati 69 atau kontrol dari pendapatan tetap 30 atau
65,1% orang, terdiri dari 33 atau 31,1% 28,3% terdiri dari 10 atau 9,4% pada
kasus dan 36 atau 34% kontrol, Kudus kasus lebih kecil kontrol20 atau 18,9%
24 orang atau 22,6% terdiri dari 14 Pendapatan terendah Rp 110.000
orang atau 13,25 kasus dan 10 orang dan tertinggi Rp 1.425.000,-.
atau 9,4% kontrol, Rembang 8 orang Pendapatan terbanyak pada masing-
atau 7,5% terdiri dari 3 orang atau 5,7% msing keluarga adalah Rp 520.000,-
kasus dan 5 orang 9,4% kontrol, Jepara Pengeluaran pada kelompok kasus rata-
4 orang atau 3,8 % terdiri dari 3 orang rata Rp 660.284,91 dan pada kelompok
atau 2,8% kasus dan 1 orang atau kontrol Rp 774.433,-. Kategori
0,9% kontrol sedangkan paling sedikit pendapatan keluarga dilihat dari
adalah demak 1 orang 0,9%. pengeluaran bulanan hasil penelitian
Pendidikan terakhir yang diikuti menunjukkan proporsi pendapatan
responden paling banyak tidak tamat tertinggi antara Rp 501.000,- - Rp
SD 33 orang atau 31,1% dimana 750.000,- sebesar 46,2% dan paling
kelompok kasus lebih banyak yaitu 13 kecil < Rp 250.000,- sebesar 1,9%
orang atau 12,3 % dan 20 orang atau Kepadatan rumah yang dihitung
18,9% control, tamat SMA 27 orang berdasarkan luas rumah dengan dibagi
atau 25,5% terdiri dari 4 orang atau jumlah penghuni. Hasil penelitian
3,8% kasus dan 23 orang 21,7% didapatkan jumlah penghuni rumah
control, tamat SD 22 orang atau 20,8% antara 1 – 10 orang.. Responden
terdiri dari 16 orang atau 15,1% kasus terbanyak adalah sesuai standar yaitu
dan 6 orang atau 5,7% control, tamat lebih dari 9 m² sebanyak 89 responden
SLTP 15 orang atau 14,2% semuanya (84 %), pada kelompok kasus 39 orang
pada kelompok kasus, tidak sekolah 6 ( 36,8 %) dan pada kelompok kontrol 50
orang atau 5,7% sama antara kelompok orang (47,2 %) sedangkan yang tidak
kasus dan control yaitu 3 orang atau standar 17 orang (16 %) pada kelompok
2,8% sedangkan paling sedikit adalah kasus 14 orang (13,2 %) dan pada
pendidikan tamat PT 3 orang atau 2,8% kelompok kontrol 3 orang (2,8 %).
terdiri dari 2 orang atai 1,9% kasus dan Jumlah penghuni terbanyak adalah 5
1 orang atau 0,9% kontro. orang sebanyak 40 keluarga (37,7 %)
Proporsi usia yang paling banyak pada kelompok kasus 16 keluarga (15,
adalah 46 - 50 tahun 56 orang (52,8 %) 1 %) dan pada kelompok kontrol 24
terdiri dari kelompok kasus 37 orang keluarga (22,6 %)
(34,9%) dan kelompok kontrol 19 orang
(17,9 %) dan terendah pada usia 36 – HASIL
40 tahun 4 orang (3,8 %). Rata-rata usia

PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com


Proporsi adanya riwayat kontak dengan 95 % Confidence Interval (CI)
penularan dengan anggota keluarga 2,930 – 17,179, dengan nilai p = 0,0001.
yang menderita TB paru lebih besar Proporsi Ukuran ventilasi kamar
pada kelompok TB paru (34 %) dari tidur tidak standar (98,1 %) lebih besar
kelompok bukan TB (7,5 %). Hasil dari kelompok bukan TB (75,5 %). Hasil
analisa statistik menunjukkan adanya analisa statistik menunjukkan adanya
hubungan yang bermakna dengan hubungan yang bermakna dengan
didapatkan hasil odds ratio (OR) didapatkan hasil odds ratio (OR)
sebesar 6,3 dengan 95 % Confidence sebesar 16,9 dengan 95 % Confidence
Interval (CI) 1,961 – 20,238, dengan Interval (CI) 2,121 – 134,641, dengan
nilai p = 0,001. nilai p = 0,001.
Proporsi usia responden diatas 45 Proporsi pencahayaan kamar tidur
tahun lebih besar (69,8 %) lebih besar pada kelompok TB paru (58,5 %) lebih
dari usia antara 15 – 45 tahun (37,7 %). besar dari kelompok bukan TB (15,1 %).
Hasil analisa statistik menunjukkan Hasil analisa statistik inferensial
adanya hubungan yang bermakna menunjukkan adanya perbedaan yang
dengan didapatkan hasil odds ratio (OR) bermakna dengan nilai p = 0001,
sebesar 3,816 dengan 95 % Confidence setelah dilakukan kategorikal juga ada
Interval (CI) 1,701 – 8,558, dengan nilai hubungan yang bermakna dengan nilai
p = 0,001. odds ratio (OR) sebesar 7,926 dengan
Proporsi kelembaban di dalam 95 % Confidence Interval (CI) 3,129 –
kamar tidur < 40 % atau > 70 % pada 20,080.
kelompok TB paru lebih besar (62,3 %) Proporsi kepadatan rumah yang
lebih besar dari kelompok bukan TB tidak standar (26,4 %) pada kelompok
(20,8 %). Hasil analisa statistik TB paru lebih besar dari kelompok
menunjukkan adanya perbedaan yang bukan TB (5,7 %). Hasil analisa statistik
bermakna antara kelembaban udara menunjukkan adanya hubungan yang
dikamar tidur dengan kejadian TB paru bermakna dengan didapatkan hasil
dengan nilai p = 0,004, berdasarkan odds ratio (OR) sebesar 5,983 dengan
kategorikal memenuhi standar dan tidak 95 % Confidence Interval (CI) 1,606 –
sesuai standar didapatkan hasil adanya 22,293, dengan nilai p = 0,004.
hubungan yang bermakna dengan Proporsi suhu dalam kamar tidur
didapatkan hasil odds ratio (OR) tidak standar pada kelompok Tb Paru
sebesar 6,3 dengan 95 % Confidence 52,8 % lebih besar dari kelompok bukan
Interval (CI) 2,651-14,971. Tb yaitu 13,2 %. Hasil analisa statistik
Proporsi jenis lantai kamar tidur menunjukkan adanya perbedaan yang
tidak standar pada kelompok TB paru signifikan dengan nlai p = 0,0001, hasil
81,1 % lebih besar dari kelompok bukan kategorikal menunjukkan adanya
TB paru 37,7%. Hasil analisa statistik hubungan yang bermakna dengan
menunjukkan adanya hubungan yang didapatkan hasil odds ratio (OR)
bermakna dengan didapatkan hasil sebesar 7,360 dengan 95 % Confidence
odds ratio (OR) sebesar 7,095 dengan Interval (CI) 2,816 – 19,238.
95 % Confidence Interval (CI) 2,930 – Proporsi tingkat pendapatan ≤ Rp
17,179, dengan nilai p = 0,0001. 650.000,- sebesar 56,6 % lebih besar
Proporsi Jenis dinding kamat tidur dari kelompok bukan Tb yaitu 34 %.
tidak setandar pada kelompok TB paru Hasil analisa statistik menunjukkan
(62,3 %) lebih besar dari kelompok adanya perbedaan yang signifikan
bukan TB (18,9 %). Hasil analisa dengan nilai p = 0,016, hasil kategorikal
statistik menunjukkan adanya hubungan terbukti ada hubungan yang bermakna
yang bermakna dengan didapatkan dengan didapatkan hasil odds ratio (OR)
hasil odds ratio (OR) sebesar 7,095

PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com


sebesar 2,536 dengan 95 % Confidence paru 54,7 % lebih besar dari kelompok
Interval (CI) 1,155 – 5,568. bukan TB 32,1 %. Hasil analisa statistik
Proporsi tingkat pengetahuan menunjukkan adanya hubungan yang
kurang pada kelompok TB paru 90,6 % bermakna dengan didapatkan hasil
lebih besar dari kelompok bukan TB odds ratio (OR) sebesar 2,559 dengan
26,4 %. Hasil analisa statistik 95 % Confidence Interval (CI) 1,161 –
menunjukkan adanya perbedaan yang 5,642, dengan nilai p = 0,019.
signifikan dengan nilai p = 0,0001, hasil Proporsi yang mempunyai
kategorikal terbukti ada hubungan yang kebiasaan minuman keras pada
bermakna dengan didapatkan hasil kelompok Tb 20,8 % lebih besar dari
odds ratio (OR) sebesar 26,743 dengan kelompok bukab TB 17 %. Hasil analisa
95 % Confidence Interval (CI) 8,857 – statistik menunjukkan tidak adanya
80,749. hubungan yang bermakna dengan
Proporsi jenis pekerjaan yang didapatkan hasil odds ratio (OR)
berpenghasilan tidak tetap 81,1 % lebih sebesar 1,280 dengan 95 % Confidence
besar dari kelompok bukan TB yaitu Interval (CI) 0,482 – 3,402, dengan nilai
62,3 %. Hasil analisa statistik p = 0,620.
menunjukkan adanya hubungan yang Proporsi adanya riwayat penyakit
bermakna dengan didapatkan hasil yang menyertai pada kelompok kasus
odds ratio (OR) sebesar 2,606 dengan 32,1 % lebih besar dari kelom[pok
95 % Confidence Interval (CI) 1,076 – bukan TB tidak ada (0 %). Hasil analisa
6,310, dengan nilai p = 0,031. statistik menunjukkan adanya hubungan
Proporsi status gizi (IMT) kurang yang bermakna dengan didapatkan
baik pada kelompok TB paru 64,2 % hasil odds ratio (OR) sebesar 2,472
lebih besar dari kelompok bukan TB dengan 95 % Confidence Interval (CI)
11,3 %. Hasil analisa statistik 1,921 – 3,181, dengan nilai p = 0,0001.
menunjukkan adanya perbedaan yang Selengkapnya seperti tertera pada
bermakna dengan nilai p = 0,038, hasil tabel 2. berikut :
kategorikal menunjukkan ada hubungan
yang bermakna dengan didapatkan
hasil odds ratio (OR) sebesar 3,789
dengan 95 % Confidence Interval (CI)
1,694 – 8,475.
Proporsi mempunyai riwayat
kebiasaan merokok pada kelompok TB

PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com


Tabel 1
Rangkuman dari beberapa variabel terhadap kejadian TB Paru pada usia
dewasa di BP4 Pati tahun 2007
Variabel Odds 95 % CI Nilai P
Ratio
(OR)
Kelembaban kamar tidur 6,3. 2,651 – 14,971 0,004
Ventilasi kamar tidur 16,9 2,121 – 134,641 0,001
Pencahayaan kamar tidur 7,926 3,129 – 20,080 0,0001
Suhu Kamar tidur 7,360 2,816 – 19,238 0,0001
Jenis lantai 7,095 2,930 – 17,179 0,001
Jenis dinding kamar tidur 7,095 2,930 – 17,179 0,001
Jumlah penghuni 5,983 1,606 – 22,293 0,004
Riwayat kontak penularan 6,3 1,961 – 20,238 0,001
dengan anggota keluarga
Riwayat penyakit penyerta 2,472 1,921 – 3,181 0,001
Umur 3,816 1,701 – 8,558 0,001
Jenis pekerjaan 2,606 1,076 – 6,310 0,031
Tingkat pendapatan 2,536 1,155 – 5,568 0,016
Tingkat pengetahuan 26,743 8,857 – 80,749 0,0001
Kebiasaan merokok 2,559 1,161 – 5,642 0,019
Kebiasaan minuman keras 1,280 0,482 – 3,402 0,620
Status gizi 14,018 5,063 – 38,811 0,038

Tabel 2
Rangkuman Hasil analisa multivariat model
akhir regresi logistik
No Variabel B Wald OR 95% CI Nilai p
(eks β)
1 Kelembaban 2,230 0,716 9,299 2,286-37,835 0,002
kamar tidur
2 Ventilasi 3,401 1,113 29,994 3,388-265,505 0,002
kamar tidur
3 Riwayat 4,379 1,314 79,781 6,076-1047,499 0,001
penularan
4 IMT 1,632 0,674 5,113 1,364-19,165 0,015
5 Tingkat 3,848 1,128 23,021 3,002-33,194 0,001
pengetahuan
Constant : - 8,294
79,781, 95% Confidence Interval :
PEMBAHASAN 6,076-1047,499, p=0,001), Status gizi
Hasil uji analisa regresi terdapat 5 (lima (Indeks Massa Tubuh) (OR adjusted =
) variabel yang berhubungan secara 5,113 ; 95% Confidence Interval :
bersama-sama terhadap kejadian TB 1,364-19,165, p=0,015) dan tingkat
Paru pada usia dewasa yaitu ; pengetahuan (OR adjusted = 23,021 ;
kelembaban kamar tidur (OR adjusted 95% Confidence Interval : 3,002-
= 9,299, ; 95% Confidence Interval : 33,194, p=0,001).
2,286-37,835, p=0,002), ventilasi
kamar tidur (OR adjusted = 29,994, ;
95% Confidence Interval : 3,388-
265,505, p=0,002), Riwayat penularan
anggota keluarga (OR adjusted =
7

PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com


Apabila dimasukkan dalam demikian juga keadaan ventilasi
persamaan regresi logistik ganda, udara dalam kamar yang kecil
maka diperoleh nilai : erat kaitannya dengan kejadian
1 penyakit TB paru. Ventilasi
r = ------------------------------------ kurang dari 15 % dari luas lantai
1 + e –{α + β1x1(lembab) + β2x2 (ventilasi) + beresiko terjadinya TB paru 16,9
β3x3 (rriwayat penularan) + β4x4 (IMT)+ β5x5 (Tingkat
pengetahuan) } kali lebih besar. Ventilasi kamar
tidur berperan besar dalam
1
sirkulasi udara terutama
r= -------------------------------------
mengeluarkan CO2 termasuk
–{-14,990 + 2,230 bahan-bahan yang tercemar
1 + 2,7182818
+ 3,401 +4,379 +1,632+3,848} seperti kuman bakteri, sehingga
ventilasi suatu ruangan tidak
memenuhi standar minimal, maka
1
ruang akan menjadi panas dan
r= -------------------------------------
udara stagnan didalamnya
akhirnya membahayakan
1 + 2,7182818 –7,196
pemakai ruangan.
1
Riwayat penularan
r = -------------------------------------
anggota keluarga jika ada yang
x 100%
menderita TB paru akan mampu
1 + 0,000749578
menularkan 79,781 kali dari
keluarga yang tidak ada yang
r = 99,92 %
menderita TB paru. Riwayat
kontak penderita dalam satu
Tingkat risiko responden
keluarga dengan anggota
yang mempunyai kelembaban
keluarga yang lain yang sedang
kamar tidur < 40% atau > 70 %,
menderita TB Paru merupakan
ventilasi kamar tidur < 15%,
hal yang sangat penting karena
adanya riwayat penularan
kuman Mycobacterium
anggota keluarga, status gizi
Tuberkulosis sebagai etiologi TB
(IMT) < 17 atau > 23, dan tingkat
Paru adalah memiliki ukuran
pengetahuan tentang TB pru
yang sangat kecil, bersifat aerob
yang rendah memiliki tingkat
dan mampu bertahan hidup
risiko untuk mengalami kejadian
dalam sputum yang kering atau
TB paru sebesar 99,92 %.
ekskreta lain dan sangat mudah
Kejadian TB paru yang
menular melalui ekskresi inhalasi
berhubungan dengan kondisi
baik melalui nafas, batuk, bersin
lingkungan fisik rumah tidak
ataupun berbicara (droplet
berdiri oleh satu faktor saja tetapi
infection). Sehingga adanya
banyak faktor dalam penelitian ini
anggota keluarga yang menderita
berhubungan secara bersama-
TB paru aktif, maka seluruh
sama adalah kelembaban dan
anggota keluarga yang lain akan
ventilasi kamar tidur . Pada
rentan dengan kejadian TB paru
keadaan ventilasi yang kurang,
termasuk juga anggota keluarga
maka udara terperangkap dalam
dekat . Riwayat kontak anggota
kamar dan keadaan kamar
keluarga yang serumah dan
menjadi pengab dan lembab.
terjadi kontak lebih dari atau
Kelembaban dalam rumah
sama dengan 3 bulan berisiko
memudahkan
untuk terjadinya TB paru
berkembangbiaknya kuman
terutama kontak yang berlebihan
Mycobacterium tuberculosis)
8

PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com


melalui penciuman, pelukan, riwayat penyakit penyerta, umur,
berbicara langsung. Hasil jenis pekerjaan, tinglkat pendapatan,
penelitian didapatkan sebesar kebiasaan merokok dan kebiasaan
63,8% yang terdeteksi menderita minm-minuman beralkohol.
TB paru yang berasal dari kontak Berdasarkan hasil penelitian diatas
serumah dengan keluarga atau disarankan : Dinas Kesehatan agar
orang tua yang menderita TB melakukan upaya promosi
paru. kesehatan untuk meminimalkan
Keadaan status gizi dan risiko terjadinya TB paru terutama
penyakit infeksi merupakan keadaan ruang kamar tidur yang
pasangan yang terkait. Penderita sehat, ventilasi kamar tidur,
infeksi sering mengalami konsumsi gizi, pencegahan
anoreksia, penggunaan waktu penularan dari menderita sakit TB
yang berlebih, penurunan gizi paru dan peningkatan pendidikan
atau gizi kurang akan memiliki melalui penyuluhan kesehatan, Bagi
daya tahan tubuh yang rendah BP4 Pati permasalahan keadaan
dan sangat peka terhadap perumahan, status gizi dan
penularan penyakit. Pada pengetahuann yang rendah perlu
keadaan gizi yang buruk ,maka kunjungan rumah, program
reaksi kekebalan tubuh akan pemberian makanan bergizi dan
menurun sehingga kemampuan penyuluhan secara terus menerus.
dalam mempertahankan diri Bagi Penderita atau pengunjung BP4
terhadap infeksi menjadi berdasarkan temuan perlunya
menurun. keadaan kamar lembab dengan
Pengetahuan tentang TB kelembaban 40% - 70% , ventilasi
paru yang rendah akan beresiko yang kurang >15% dari luas lantai,
23,021 kali lebih besar dari maka perlunya udara masuk bebas
pengetahuan yang tinggi, ternyata dengan membuat ventilasi secara
62 % responden tidak mengetahui cukup >15% luas lantai, penularan
secara baik pengetahuan tentang pada anggota keluarga perlu
TB paru. Keadaan pengetahuan dilakukan hygiene yang baik untuk
dan tingkat pendidikan yang penderita maupun anggota keluarga
kurang mempengaruhi terjadinya yang lain, gizi yang rendah perlunya
penyakit TB paru dan kegagalan ditingkatkan baik pada penderita
pada pengobatan TB paru. maupun keluarga dengan diet TKTP
dan selalu mencari informsi tentang
penyakit TB paru agar terhindar dari
penyakit dan mampu antisipasi dini.
SIMPULAN DAN SARAN
DAFTAR PUSTAKA
Faktor yang terbukti
berpengaruh terhadap kejadian TB Amir Dan Alsegaf, H, 1989, Pengantar
paru adalah kelembaban kamar Penyakit Paru, Air Langga University
tidur, ventilasi kamar tidur, Riwayat Press. Surabaya 13 – 32.
penularan anggota keluarga, status Bahar, A, 1990, TB paru Dalam Ilmu
gizi (Indeks Massa Tubuh) dan Penyakit Dalam, balai Penerbit FKUI,
tingkat pengetahuan. Dan factor Jakarta.
yang terbukti tidak berpengaruh Beaglehole, R, Bonita, R, Kjellstrom, T,
pencahayaan kamar tidur, suhu 1997, Dasar-dasar Epidemiologi
kamar tidur, jenis lantai, jenis dinding (Terjemahan), Gajah Mada University,
kamar tidur, jumlah penghuni, Yogyakarta, 119 – 127.

PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com


Bloom Barry, 1994, Tuberculosis , Notoatmodjo, , Soekijo, 2003,
Pathogenesis , Protection and Pendidikan dan Perilaku Kesehatan,
Control, Howard Hughest Medical Rineka Cipta, Jakarta.
Research Institute / Albert Einstein Price, Sylvia A. and willson, Loraine M,
Collage ASM Press, Washington DC. 1998. Buku 2 Patofisiologi Konsep
Corwin Elizabeth. 2001. Buku Saku Klinis Proses-proses Penyakit. edisi 4,
Patofisiologi. EGC. Jakarta. Alih Bahasa Peter Anugrah, EGC,
Crofton, J, Horne, N, Miller, F, 1992, TB Jakarta.
Klinik (Terjemahan), Widya Medika, Sanroepi, D., Gunarso, I.T., Adisapto,
Jakarta. W., Gandasasmita,U., Soemini, Sidik,
Danususanto, H, 1983, Low And High I., Debratadja, M., Suyanto, Wijoyono,
Risk Persons For Tuberculosis, Am, U., Santoso, Winarko, Sukini, E.,
Rev, Respir, Dis, 136 : 255 – 257. Marlina, N., Kusumawati, S.,
Dinas Kesehatan Propinsi Jawa Soingkilawang, J., 1989, Pengawasan
Tengah, 2002, Laporan Tahunan Penyehatan Pemukiman, Pusat
Propgram Penanggulangan TB, Pendidikan Tenaga Kesehatan,
Semarang. Departemen Kesehatan RI, Jakarta.
Lamesshow, S, Hosmer, D.W, J.r. Klar, Schoeman, J.H, Westaway, M,S, &
Lwangan, S.K, 1997, Besar Sampel Neethling, A, 1991, The Relatonship
dalam Penelitian Kesehatan Between Socioeconomic Factors and
(Terjemahan), Gajah Mada Universty Pulmonary Tuberculosis, Interntional
Press, Yogyakarta. Journal of Epidemiologi, 20, (2), : 435
Lubis P, 1997, Perumahan Sehat, – 440.
Proyek Pengembangan Pendidikan Singgih Santoso, 2005, Menguasai
Tenaga Sanitasi Pusat . Jakarta. 11 – Statistik Di Era Informasi Dengan
57. SPSS 12, PT Elex Media Komputindo
Macmohan, B, Pugh, T.F, 1995, Kelompok Gramedia, Jakarta.
Epidemiologi Prinsip Dan Metode Smith, P.G dan Moss, A.R, 1994,
(terjemahan), Proyek Epidemiology of Tuberculosis,
Pengemabangan FKM, depdikbud , Phatogenesis, Protection, and
Jakarta, : 334 – 335. Control, ASM Press, Whosington DC,
Mangunnegoro, H dan Suryatenggara, 47-51.
W, 1994, Pedoman Praktis Diagnosis Topley, J.M, Maher Dan M Bewe , L.N,
dan Penatalaksanaan TB paru, 1996, Transmission of Tuberculosis to
Cetakan ke 2, Yayasan Penerbit IDI, Contact of Sputum Adult in Malawi,
Jakarta. Archief Of disease in Chilhood . 74 :
Miller, F.J.W., 1982, Tuberculosis in 140 – 143.
Children Evolution, Epidemiology, Waspadji, Sarwono, dkk. 2001. Buku
Treatment, Prevention, Churcil Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jilid II.
Livingstone , Edinburgh London Edisi ke-3 FKUI. Jakarta. Terjemahan
Melbourne and New York. Petrus, A. Penerbit Buku Kedokteran
Mukti, A.G, 1994, Smoking And Alcohol EGC, Jakarta.
Consumption as Risk Faktor for ------------, 2006, Register Harian
developing Pulmonary Tuberculosis, Penderita TB paru, Balai Pengobatan
Majalah Epidemiologi Klinik Dan Penyakit Paru-paru (BP4), Pati.
Biostatistik Indonesia, (1) : 8 –12

10

PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com

You might also like