You are on page 1of 228
PERLINDUNGAN HUKUM HAK ATAS MEREK TERHADAP TINDAKAN PASSING OFF TESIS Disusun Dalam Rangka Memenuhi Persyaratan Program Magister !imu Hukum Oleh Slamet Yuswanto, SH NIM, B4A 099 143 Pembimbing Prof. Dr. Sri Redjeki Hartono, SH DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL R.l. PROGRAM MAGISTER ILMU HUKUM UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG — 2002 | Lembar Pengesahan PERLINDUNGAN HUKUM HAK ATAS MEREK TERHADAP TINDAKAN PASSING OFF TESIS Telah diterima sebagai persyaratan untuk memperoleh gelar Magister IImu Hukum Dipertahankan di hadapan Sidang Dewan Penguji pada tanggal 23 Desember 2002 Disusun oleh Slamet Yuswanto, SH NIM. B4A 089 143 Mengetahui Magister limu Hukum Biponegoro |. Barda Nawawi Arief, SH NIP. 130 350 519 Dosen Pembimbing Prof. Dr. Sri Redjeki Hartono, St NIP. 130 368 053 Abstrak Atus globalisasi mendorong perkembangan kegiatan bidang ekonomi dan perdagangan negara-negara di dunia pada dasawarsa belakangan ini karena adanya sistem informasi, komunikasi dan transportasi yang lebih mudah sehingga produk barang atau jasa dari negara lain akan dengan cepat diperoleh. Kegiatan ekonomi dan perdagangan yang semakin meningkat ini juga sebagaian berasal dari produk-produk kekayaan intelektual seperti karya cipta, merek maupun penemuan-penemuan di bidang teknologi. Olen karena itu Indonesia sebagai negara berkembang periu mencermati dan memahaminya guna mengantisipasi permasalahan yang akan timbul sehubungan dengan hak kekayaan intelektual yaitu dengan memberikan perlindungan hukum, Perlindungan hukum di bidang merek sudah ada sejak 1961 melalui Undang-Undang Nomer 21 tentang Merek Perusahaan dan Merek Pemiagaan. Kemudian Undang-Undang tersebut secara mendasar diganti dengan Undang-Undang Nomor 19 Tahun 1992 tentang Merek. Seiring dengan perkembangan perdagangan dunia yang melahirkan WTO (World Trade Organisation) dengan TRIPs (Trade Related Aspects of Intellectual Property Rights) sebagai lampirannya, maka kefentuan mengenai merek diperbaharui terus hingga melahitkan Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2001 yang disahkan dan diundangkan pada 1 Agustus 2001. Perlindungan hukum hak atas merek dimaksudkan untuk mencegah segala perbuatan curang yang dilakukan oleh pihak yang tidak bertanggung jawab, termasuk tindakan passing off. Perlindungan ini mencakup konsistensi sistem perlindungan hak atas merek, perangkat undang-undang terhadap tindakan passing off serta perlindungan hukum terhadap tindakan passing off melalui putusan pengadilan. ‘Terdapat 2 (dua) sistem pemberian hak atas merek yang telah dianut oleh undang-undang merek yaitu sistem deklaratif (dianut oleh Undang- Undang Nomor 21 Tahun 1961) dan sistem konstitutif. (dianut oleh Undang- Undang Nomor 19 Tahun 1992 hingga Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2001). Sistem deklaratif mengakui pemakai pertama atas suatu merek yang mendapat perlindungan hukum, sedang sistem konsfitutif_mensyaratkan adanya pendaftar pertama atas suatu merek yang mendapat perlindungan hukum. Namun pada prakteknya sistem ini tidak muri dilaksanakan. Perangkat perundang-undangan di bidang merek sejak Undang- Undang Nomor 21 Tahun 1961, Undang-Undang Nomor 19 Tahun 1992, Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1997 serfa Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2001 melalui pasal-pasalnya telah mengakomodasi perlindungan hukum terhadap tindakan passing off. iff

You might also like