Professional Documents
Culture Documents
Pada Bab III ini diuraikan tentang tata laksana pengukuran dan pencatatan serta
tata laksana analisis serta hasil yang diharapkan
Bab III - 0
Laporan Akhir
Pengukuran Banjir (Flood Metering) WS. Serbog (Lanjutan)
(Final Report)
Aliran air hujan masuk kedalam sungai dan membangkitkan banjir sesuai dengan
intensitasi hujan yang terjadi, mulai dari kecil (gerimis) ke besar (lebat) dalam bentuk
grafik lengkung intensitas hujan (hydrograph intensitas hujan), yaitu berupa grafik
lengkung/Kurva hubungan antara waktu dengan besaran intensitas hujan, mulai dari
lembah (belum hujan), membesar dan mencapai puncaknya (hujan lebat), kemudian
menurun hingga mencapai lembah kembali (hujan reda).
Waktu (T)
Karena itu bentuk banjir yang dibangkitkan di sungai juga berupa grafik lengkung atau
gelombang banjir, yaitu gelombang atau lengkung hubungan antara waktu dengan
elevasi muka air di sungai (stage hydrograph) atau hubungan antara waktu dengan debit
banjir(discharge hydrograph) yang sama bentuknya dengan hydrograph intensitas hujan,
yaitu berupa grafik lengkung/Kurva, mulai dari lembah (sebelum banjir terjadi atau
datang), kemudian membesar(banjir mulai datang) dan mencapai puncaknya sebelum
menurun kembali kenjadi lembah (banjir berlalu).
Puncak Banjir
Gambar 3.2. Kurva Waktu – Intensitas Gambar 3.3. Kurva Waktu – elevasi muka air banjir
Hujan
Bab III - 1
Laporan Akhir
Pengukuran Banjir (Flood Metering) WS. Serbog (Lanjutan)
(Final Report)
Gelombang banjir ini merambat dari hulu ke hilir berupa gelombang panjang dengan
puncak banjir yang semula besar atau tinggi di hulu, kemudian mengecil atau rendah di
hilir, yang berlangsung secara ber angsur angsur karena adanya efek tampungan dari
palung sungai. Bentuk gelombang banjir ini dapat diperoleh secara utuh dan akurat jika
di titik tersebut dan hulunya muka air banjir tidak meluap dari palung sungai, karena itu
harus diukur dititik degan persyaratan tersebut diatas.
Gambar 3.4. Kurva Waktu – elevasi muka Gambar 3.5. Kurva Waktu – elevasi muka air
air banjir Hulu banjir Hilir
Cepat rambat gelombang banjir (Vg) dapat didifinisikan sebagai jarak antara dua titik di
sungai (L), dibagi selisih waktu terjadinya suatau puncak atau lembah banjir di titik
pertama (T1) dengan waktu terjadinya puncak atau lembah banjir dititik kedua, yang
berada di hilirnya (T2) = Tg. Informasi tentang besaran Tc di suatu sungai ini sangat
penting karena dapat digunakan sebagai peringatan dini akan terjadinya banjir di suatu
titik di hilir atau lokasi penting, jika terjadinya banjir di sebelah hulu telah diketahui
atau dideteksi.
𝐿 𝐿
𝑉𝑔 = =
(𝑇1 − 𝑇2) 𝑇𝑔
Waktu (T)
Kurva elevasi muka air banjir Hulu Kurva elevasi muka air banjir Hilir
Bab III - 2
Laporan Akhir
Pengukuran Banjir (Flood Metering) WS. Serbog (Lanjutan)
(Final Report)
Cepat rambat gelombang banjir (Tc) dipengaruhi oleh banyak sekali perameter antara
lain bentuk morfologi sungai, variasi kemiringan sungai, hambatan yang terjadi selama
perambatan (bangunan buatan, batuan besar, pulau dll), variasi kekasaran permukaan
palung sungai (variasi tutupan permukaan palung), besaran debit atau elevasi muka air
yang mengalir, kemiringan memanjang palung sungai dan lain lain, oleh karena itu
besaran Tc sesungguhnya sangat sulit dihitung secara teoritis, besarat Tc disuatu sungai
akan diperoleh secara lebih akurat jika dilakukan dengan pengukuran, karena dengan
pengukuran hasil yang diperoleh sudah mempertimbangkan semua parameter existing
yang ada di palung sungai saat itu,
Sesungguhnya kondisi sungai itu pun sangat dinamis, sehingga semua parameter yang
mempengaruhi Tc senantiasa berobah setiap saat secara ruang (disetiap titik palung
sungai berbeda perobahannya) dan waktu (dari satu waktu ke waktu berikutnya), karena
itu besaran Tc tidak berlaku secara permanen (seterusnya), pada periode tertentu, jika
diindikasikan ada perobahan secara significant pada palung sungai, harus dilakukan
pengukuran ulang Tc (Pengukuran Monitoring).
Sebelum tahap pengukuran, tahap persiapan yang paling penting dan relatip berat harus
dilakukan adalah memilih lokasi palung yang akan diukur tinggi muka air dan kecepata
alirannya. Tahap ini adalah tahap paling berat diantara tahap persiapan yang harus
dilakukan karena harus dilakukan dengan walktrough untuk mengamati kondisi palung
yang paling ideal untuk melakukan pengukuran, dengan memperhatikan banyak aspek
sebagai persyaratan yang harus dipenuhi secara manfaat dan hidrolika. Memperhatikan
uraian tentang filosopi pembentukan dan perambatan banjir sebagaimana diuraika pada
Bab Pendahuluan diatas, maka persyaratan lokasi pengukuran yang harus diperhatikan
antara lain (untuk pengukuran dalam rangka study berbeda dengan dalam rangka
monitoring) :
Bab III - 3
Laporan Akhir
Pengukuran Banjir (Flood Metering) WS. Serbog (Lanjutan)
(Final Report)
Bab III - 4
Laporan Akhir
Pengukuran Banjir (Flood Metering) WS. Serbog (Lanjutan)
(Final Report)
3.3.1. Pendahuluan
a. Petugas di hulu harus selalu standby mengamati elevasi muka air
setidaknya satu jam sekali saat dihulu terlihat mendung.
b. Pembacaan dan pencatatan elevasi muka air oleh petugas di dihulu pada
peilscale dimulai setelah ada tanda tanda muka air berobah naik yang
menandai bahwa banjir telah mulai datang. Segera setelah itu memberi
tahu petugas dihilir agar siap siap mulai mengamati dan mencatat elevasi
muka air.
Bab III - 5
Laporan Akhir
Pengukuran Banjir (Flood Metering) WS. Serbog (Lanjutan)
(Final Report)
c. Pembacaan dan pencatatan elevasi muka air oleh petugas di dihilir pada
peilscale dimulai setelah ada pemberitahuan petugas dihulu agar siap siap
mulai mengamati dan mencatat elevasi muka air
d. Setelah pengamatan dan pencatan dimulai, selanjutnya pengamatan dan
pencatatan elevasi muka air dilakukan setiap 15 menit, dalam waktu yang
sama dilakukan pengukuran kecepatan arus dengan salah satu cara seperti
akan dijelaskan pada butir 3 dibawah
e. Waktu atau jam pada saat pengamatan dan pencatatan elevasi muka air
serta pengukuran data untuk menghitung kecepatan arus, harus dicatat,
dimana sebelumnya pencatat waktu kedua pengamat di hulu dan di hilir
sudah saling dicocok dan disamakan.
f. Pengamatan dan pencatatan elevasi muka air serta pengukuran data untuk
menghitung kecepatan arus dilakukan setidaknya setiap 15 menit sejak
awal banjir sampai dengan banjir berakhir.
g. Pengamatan dan pencatatan elevasi muka air serta pengukuran data untuk
menghitung kecepatan arus dilakukan sebanyak mungkin untuk
mendapakan data dalam variasi kejadian banjir.
Bab III - 6
Laporan Akhir
Pengukuran Banjir (Flood Metering) WS. Serbog (Lanjutan)
(Final Report)
𝑳 (𝑴𝟐 − 𝑯𝟐 )^𝟎. 𝟓
𝑽𝒂 = =
𝑻𝒂 𝑻𝒂
3.3.5. Elevasi Peilscale dan Cross Section Diambil Dengan Acuan Lokal
Agar hasil pembacaan elevasi muka air dapat diplotkan (compatible) pada gambar
tampang lintang hasil pengukuran, maka acuan elevasi peilscale dan gambar tampang
lintang akan dibuat sama untuk setiap lokasi. Setelah muka air terbaca diplot di
tampang lintang, maka luas tampang basah banjir pada saat itu dapat dihitung.
Bab III - 7
Laporan Akhir
Pengukuran Banjir (Flood Metering) WS. Serbog (Lanjutan)
(Final Report)
Bab III - 8
Laporan Akhir
Pengukuran Banjir (Flood Metering) WS. Serbog (Lanjutan)
(Final Report)
Bab III - 9
Laporan Akhir
Pengukuran Banjir (Flood Metering) WS. Serbog (Lanjutan)
(Final Report)
3.5. REKOMENDASI
Disini direkomendasikan aktifitas analisis data yang telah diperoleh dengan data
sekunder yang tersedia, aktifitas dimaksud tidak terdapat dalam KAK, antara lain
sebagai berikut :
3.5.2. Tc – Elevasi
Karena hubungan antara elevasi dan debit puncak Qp dan hubungan antara
debit puncak Qp dengan Tc telah didapat, maka hubungan antara Tc – Elevasi
juga bisa didapat, hubungan ini cukup bermanfaat jika peilscale belum
dikonversi dalam debit, perkiraan Tc tetap bisa di peroleh.
3.5.3. Tc – Jarak
Jika pengukuran elevasi muka air banjir dan kecepatan arus dilakukan dalam
banyak titik, maka akan diperoleh hubungan antara jarak lokasi suatu titik
dengan Tc, sehingga berapa besaran Tc disetiap titik akan dapat diperoleh jika
jaraknya dengan titik pengukuran paling diketahui.
Bab III - 10
Laporan Akhir
Pengukuran Banjir (Flood Metering) WS. Serbog (Lanjutan)
(Final Report)
Menindaklanjuti criteria penentuan lokasi FM, dilakukan analisis spasial in-house dan
tinjau lapangan. Direksi Pekerjaan merekomendasikan setiap DAS terwakili 1 (satu)
sistem sungai, Total ada 8 DAS : Bogowonto, Cokroyasan, Wawar, Telomoyo, Ijo,
Tipar, Serayu dan Donan.
Bab III - 11
Laporan Akhir
Pengukuran Banjir (Flood Metering) WS. Serbog (Lanjutan)
(Final Report)
Bab III - 12
Laporan Akhir
Pengukuran Banjir (Flood Metering) WS. Serbog (Lanjutan)
(Final Report)
DONAN HILIR
Desa Jeruklegi Kulon
Kecamatan Jeruklegi
Kabupaten Cilacap
Koordinat XYZ 281700,70 9159194,51 35,22
Luas Tangkapan Air (ha) 2172,37
Keterangan Bp. Slamet Sudiharjo 081228204178
Jalan Cilacap – Wangon, masuk ke arah barat. Tepatnya di
jembatan kali Ijo dusun Pengasinan Dua Desa JerukLegi Wetan.
CP berada di kanan aliran dan Peilscale pilar tengah jembatan
desa (sisi hilir jembatan)
SKETSA :
S hu-hi = 9.59 km
dH hu-hi = 5.23 m
SUNGAI DONAN
Waktu
Vgel (Kecepatan Debit Puncak Gel
Tempuh Jarak Hulu -
Pengukuran Tempuh Puncak Datang (m3/det)
Puncak Banjir Hilir (Km)
Banjir) - (Km/jam)
/ TC (jam)
Hulu Hilir
Bab III - 13
Laporan Akhir
Pengukuran Banjir (Flood Metering) WS. Serbog (Lanjutan)
(Final Report)
SERAYU HILIR
Desa Kedungbenda
Kecamatan Kemangkon
Kabupaten Purbalingga
Koordinat XYZ 315436,08 9173648,73 116,03
Luas Tangkapan Air (ha) 17015,10
Keterangan Bp. Warji 085802453904
Jembatan Kedung Benda jalan baru Prubalingga – Banyumas.
Komplek wisata tubing desa Kedung benda Purbalingga. CP di
taman kiri aliran dan Peil Schaal di pilar timur jembatan (sisi hilir
jembatan)
SKETSA :
S hu-hi = 18.22 km
dH hu-hi = 18.99 m
SUNGAI SERAYU
Waktu
Vgel (Kecepatan Debit Puncak Gel
Tempuh Jarak Hulu -
Pengukuran Tempuh Puncak Datang (m3/det)
Puncak Banjir Hilir (Km)
Banjir) - (Km/jam)
/ TC (jam)
Hulu Hilir
Bab III - 14
Laporan Akhir
Pengukuran Banjir (Flood Metering) WS. Serbog (Lanjutan)
(Final Report)
TIPAR HILIR
Desa Sikampuh
Kecamatan Kroya
Kabupaten Cilacap
Koordinat XYZ 301886,26 9155873,29 24,28
Luas Tangkapan Air (ha) 8107,14
Keterangan Bp. Helmi 081252141449
SKETSA :
S hu-hi = 8.09 km
dH hu-hi = 0.94 m
SUNGAI TIPAR
Waktu
Vgel (Kecepatan Debit Puncak Gel
Tempuh Jarak Hulu -
Pengukuran Tempuh Puncak Datang (m3/det)
Puncak Banjir Hilir (Km)
Banjir) - (Km/jam)
/ TC (jam)
Hulu Hilir
Bab III - 15
Laporan Akhir
Pengukuran Banjir (Flood Metering) WS. Serbog (Lanjutan)
(Final Report)
IJO HILIR
Desa Kedungbenda
Kecamatan Nusawungu
Kabupaten Cilacap
Koordinat XYZ 321669,33 9152235,70 27,35
Luas Tangkapan Air (ha) 19029,61
Keterangan Bp. Gatot 085290462343
SKETSA :
S hu-hi = 9,34 km
dH hu-hi = 3,72 m
SUNGAI IJO
Waktu
Vgel (Kecepatan Debit Puncak Gel
Tempuh Jarak Hulu -
Pengukuran Tempuh Puncak Datang (m3/det)
Puncak Banjir Hilir (Km)
Banjir) - (Km/jam)
/ TC (jam)
Hulu Hilir
Bab III - 16
Laporan Akhir
Pengukuran Banjir (Flood Metering) WS. Serbog (Lanjutan)
(Final Report)
JATINEGARA HILIR
Desa Pakuran
Kecamatan Buayan
Kabupaten Kebumen
Koordinat XYZ 332929,6 9148480,06 19,52
Luas Tangkapan Air (ha) 3103,35036
Keterangan Bp. Firman 085643040122
SKETSA :
S hu-hi = 7,02 km
dH hu-hi = 4,97 m
SUNGAI JATINEGARA
Waktu
Vgel (Kecepatan Debit Puncak Gel
Tempuh Jarak Hulu -
Pengukuran Tempuh Puncak Datang (m3/det)
Puncak Banjir Hilir (Km)
Banjir) - (Km/jam)
/ TC (jam)
Hulu Hilir
Bab III - 17
Laporan Akhir
Pengukuran Banjir (Flood Metering) WS. Serbog (Lanjutan)
(Final Report)
BEDONO HILIR
Desa Butuh
Kecamatan Butuh
Kabupaten Purworejo
Koordinat XYZ 373545,4 9146291,68 26,27
Luas Tangkapan Air (ha) 6417,861884
Keterangan Bp. Agus 085292353656
SKETSA :
S hu-hi = 11,14 km
dH hu-hi = 26,14 m
SUNGAI BEDONO
Waktu
Vgel (Kecepatan Debit Puncak Gel
Tempuh Jarak Hulu -
Pengukuran Tempuh Puncak Datang (m3/det)
Puncak Banjir Hilir (Km)
Banjir) - (Km/jam)
/ TC (jam) Hulu Hilir
Bab III - 18
Laporan Akhir
Pengukuran Banjir (Flood Metering) WS. Serbog (Lanjutan)
(Final Report)
JALI HILIR
Desa Jatingarang
Kecamatan Bayan
Kabupaten Purworejo
Koordinat XYZ 379687,36 9144656,168 26,18
Luas Tangkapan Air (ha) 2893,327282
Keterangan Bp. Sunu 082243721959
SKETSA :
S hu-hi = 11,90 km
dH hu-hi = 18,90 m
SUNGAI COKROYASAN
Waktu
Vgel (Kecepatan Debit Puncak Gel
Tempuh Jarak Hulu -
Pengukuran Tempuh Puncak Datang (m3/det)
Puncak Banjir Hilir (Km)
Banjir) - (Km/jam)
/ TC (jam) Hulu Hilir
Bab III - 19
Laporan Akhir
Pengukuran Banjir (Flood Metering) WS. Serbog (Lanjutan)
(Final Report)
BOGOWONTO HILIR
Desa Bugel
Kecamatan Bagelen
Kabupaten Purworejo
Koordinat XYZ 390088,66 9135060,11 31,72
Luas Tangkapan Air (ha) 17296,51678
Keterangan Bp. Slamet 085743328300
SKETSA :
S hu-hi = 25,79 km
dH hu-hi = 79,92 m
SUNGAI BOGOWONTO
Waktu
Vgel (Kecepatan Debit Puncak Gel
Tempuh Jarak Hulu -
Pengukuran Tempuh Puncak Datang (m3/det)
Puncak Banjir Hilir (Km)
Banjir) - (Km/jam)
/ TC (jam) Hulu Hilir
Bab III - 20
Laporan Akhir
Pengukuran Banjir (Flood Metering) WS. Serbog (Lanjutan)
(Final Report)
GAMBAR
Gambar 3.1. Kurva Waktu – Inntensitas Hujan .............................................................................. 1
Gambar 3.2. Kurva Waktu – Intensitas Hujan ................................................................................ 1
Gambar 3.3. Kurva Waktu – elevasi muka air banjir ..................................................................... 1
Gambar 3.4. Kurva Waktu – elevasi muka air banjir Hulu ............................................................ 2
Gambar 3.5. Kurva Waktu – elevasi muka air banjir Hilir ............................................................ 2
Gambar 3.6. Ilustrasi Waktu Tempuh Gelombang Banjir (Tg) ..................................................... 2
Gambar 3.7. Pengukuran Kecepatan Arus Secara Langsung ......................................................... 7
Gambar 3.8. Pengukuran Kecepatan arus secara langsung ............................................................ 7
Gambar 3.9. Pemasangan Peilscale.................................................................................................... 8
Gambar 3.10. Peta Sebaran Lokasi FM .......................................................................................... 12
Gambar 3.11. DAS Donan ................................................................................................................ 13
Gambar 3.12. DAS Serayu ................................................................................................................ 14
Gambar 3.13. DAS Tipar .................................................................................................................. 15
Gambar 3.14. DAS Ijo ....................................................................................................................... 16
Gambar 3.15. DAS Telomoyo ........................................................................................................... 17
Gambar 3.16. DAS Wawar ............................................................................................................... 18
Gambar 3.17. DAS Cokroyasan ....................................................................................................... 19
Gambar 3.18. DAS Bogowonto......................................................................................................... 20
Tabel
Tabel 3.1. Koordinat Lokasi FM terpilih ........................................................................................ 11
Bab III - 21
Laporan Akhir
Pengukuran Banjir (Flood Metering) WS. Serbog (Lanjutan)
(Final Report)
Bab III - 22