You are on page 1of 23
SISTEM IMUN: PERTAHANAN 2 4 EFEKTIF KITA PENDAHULUAN Pendekatan molekular dalam riset memiliki dampak yang nyata tethadap pengetahuan biologi, dan tidak ada disiplin lmu pengeta- huan yang mendapat keuntungan lebih besar dari teknologi yang baru dibandingkan imunologi. Penggunaan metodologi baru, sepert! teknik DNA rekombinan dan perangkalan DNA dan protein, telah me- revolusionisasi rset imunologi, dan dengan demikian, telah membe- rikan suatu wawasan yang belum pemah terjadi sebelumnya dalam pperkembangan dan fungsi dari sistemimun. Pengetahuan yang terus berkembang mengenai sistem pertahanan tubuh menjadikan imuno- logi salah satu dari daerah masalah pengetahuan yang paling me- nik dan berkembang, dan penemuan riset telah memberikan sum- bangan yang mengesankan terhadap Kesehatan manusia. Sistem imun melibatkan partisipasi dari berbagai nis sel dengan fungsi saling terkait yang merupakan suatu jaringan aktivitas yang secara efektit mempertahankan tubuh dari benda asing dan orga- nisme, contohnya virus dan bakteria, Jenis sel dari sistem membeda~ kan dari sel stem (tandan) dalam sumsum tulang dan termasuk fim- fosit B dan T (sel), makrofag, granulosit, dan sel mast. Sel B merupa- kan sel penghasil-antibodi, yaitu menghasilkan antibodi yang menge- nall antigen (molekul yang asing terhadap sistem imun). Pengenalan antigen merupakan suatu fungsi dari sel B dan T. Pengenalan sel B dari suatu antigen memicu sel untuk menghasilkan antibodi spesifik terhadap antigen tersebut. Pengenalan sel T melibatkan peranan dua-sel—suatu interaksi antara sel penolong T dan sel penyaii antigen, yaitu suatu makrofag. Sel penolong T kemudian bertindak sebagai tombol utama dengan menggiatkan berbagai jenis sel dari sistem imun untuk memberikan respon terhadap bahaya infeksi. Contohnya, aktivasiini termasuk perangsangan dari sintesis antibod oleh sel B dan dari se! T sitotoksik yang membunuh sel host yang ‘mengandung antigen, contohnya sel terinfeksi virus, tetapi bukan sel host sehat. Makrofag yang menelan (fagositosis) antigen dan kemu- dian (seperti dinyatakan di atas) menyajikannya pada sel penolong T,, juga dirangsang. Beberapa peserta lain dari sistem imun adalah ranulosit, yaitu jenis lain dari fagosit, dan sel mast, penting dalam 480. sisrew wun reaksi alergi. Dengan demikian, aksi bersama dariberbagaijenis sel penting untuk mempertahankan dan menyatakan sistem imun. Wa- aupun jaringan pertahanan melibatkan banyak kompleks dan hu- bungan yang rumit, bab ini tidak berusaha untuk meninjau secara luas, tetapi malah memusatkan pada sejumlah jenis sel kunci untuk menggambarkan berbagai jenis mekanisme pertananan yang digu- rnakan sistem ini. IMUNOGLOBULIN: STRUKTUR DAN FUNGSI 1a Kelas Imunoglobulin Lima kelas khas dariimunoglobulin (antibod!) pada mamalia yang le bihtinggi adalah lg, lgM, IgA. IgD, dan IgE (Tabel24-1), dan mereka satu sama lain berbeda dalam ukuran, urutan asam amino, dan kandungan karbohidrat (CH2O). Bagaimanapun, semua imunoglo- bulin, memberikan struktur dasar yang sama: sualu polipeptida be- rantai-empat dengan dua rantai ringan (L) dan dua rantai berat (H), inubungkan bersama oleh ikatan disulfida (Gambar 24-1). Lima kelas ini dinamakan untuk jenis rantai berat yang berkaitan dengan masing-masing, yaitu, IgG untuk rantai berat gama (7) dan IgA untuk rantai alfanya (a). Setiap imunoglobulin bertungsi ganda, dengan salu daerah molekul bertindak untuk mengikat antgen dan molekul Jain untuk fungsi biologi lainnya, yaitu untuk mengikat imunoglobulin kepada sel host (IgM dan IgD pada membran sel 8). Imunoglobulin utama dalam serum darah manusia adalah IgG, yang mencakup 70 hingga 75 persen dari imunoglabulin. IgG meru- pakan suatu polipeptida tunggal berantai-empat, yeitu, suatu imuno- globulin monomerik Diketahui empat subkelas IgG manusia, dan masing-masing di- identitikasi melaluijenis rantaiberat y, yaitu, IgGs, dan lgGe yang ma- sing-masing memilki antai berat 71 dan yz. IgG merupakan antibodi vtama dari respon imun sekunder. gM, yang mencakup sekitar 10 persen dari imunoglobulin serum, mempunyai struktur pentamerik, terri dari lima imunoglobulin mo- Romer yang dihubungkan melalulikatan disulfida, loM seringkali me- rupakan antibodi pertama yang ditujukan melawan semua antigen. IgA mencakup sekitar 15-20 persen dari imunoglobutin serum manusia dan merupakan antibodi utama dalam sekresi seromukosa seperti ludah, sekresi trakeobronkial, dan susu. IgA sekretorik dise- but sebagai /gAs dan disekresikan pada permukaan mukosa Tabel 24-1 Lima kelas imunoglobulin manusia, Kelas Rantalberat_%ig Serum eM CHO 1g 7 “70 146.000 a ght a *10 970,000 12 oA & -20 160.000 ET gD 3 <1 184.000 “9 ge © sediit 188.000 “12 |MUNOGLOBULN: STRUKTUR DAN FUNGS! 481 Tempat 7 arta toga () 5 rama ng OO Rantalin@SS — Gambar 241 (ee Rantaiintor ss _Stukturdasar IgG, berkaitan dengan protein lain, Komponen sekretorik. Komponen ter- kait ini dihasilkan oleh sel epitelial dan mengarahkan transpor IgA ‘melalui epitelium dan melindungi imunogiobulin dari proteolisis. Wa- laupun demikian, pada manusia, sekitar 80 persen dari IgA adalah ‘monomer, pada sebagian besar mamalia imunoglobulin utama me- rupakan molekul dimerik. Dikenal dua subkelas IgA (IgA1, dan 1942). (Gampai sekarang, hanya IgA dan IgG yang diketahui secara pasti memilki subkelas.) \Walaupun IgD, yang merupakan monomer, mencakup kurang dari 1 persen dari imunoglobulin serum, tetapi diketahui terdapat ‘dalam membran limfositB sirkulasitertentu, Fungsi biologi yang pasti dari lgD masih bolum diketahui, walaupun imunoglobulin dapat ter- libat dalam diterensiasi limfosit yang dipicu-antigen. IgE dalam serum hanya terdapat dalam jumlah sedikit; namun, imunoglobulin monomerik ditemukan pada membran permukaan ba- sofil dan sel mast (keduanya mengandung sejumlah besar histamin) darijaringan mukosal, contohnya mukosa bronkial dan usus. IgE me- rupakan imunoglobulin yang berkaitan dengan reaksi alergi seperti aasma, hives (galigata), dan hayfever. Seperti diperiihatkan dalam Tabel 24-1, semua imunoglobulin yang dianalisis hingga sekarang merupakan glikoprotein dengan kandungan karbohidrat yang bervariasi dari 2 persen untuk IgG hingga 12 persen untuk IgM dan IgE. Unit oligosakarida yang melekat merupakan ciri struktural khas dari berbagai kelas imunoglobulin ‘yang berbeda karena jumlah dan tempat perlekatannya bervariasi di antara kelima Kelas. Struktur Antibodi Gambar 24-1 menggambarkan struktur dasar dari IgG, yang meru- akan contoh dari struktur tipikal suatu antibodi. Seperti dinyatakan

You might also like