Professional Documents
Culture Documents
CHARGER
“SWADEN” SCR 110 – 150A
PENDAHULUAN.
“SWADEN” Battery Charger/Rectifier, Type SCR 110 – 150A dibuat untuk pemakaian sebagai
Battery Charger maupun sebagai Power Supply untuk keperluan pada bidang Industrial
atau Telekomunikasi.
Bila tegangan pengisian float telah dicapai, maka arus pengisian kecil sekali mendekati nol.
Dilengkapi dengan peralatan boost secara manual automatis (sesuai dengan keinginan,
maksimum 10 jam) dengan push on switch, maupun secara manual dengan switch.
Indicator standar untuk AC mains on / off, charger on, off, battery low / high, boost,
Equalizing, float, UVT serta buzzer bila tegangan low atau high.
Alat pengaman adalah MCB baik input maupun output dan battery.
INSTALLASI DAN PEMAKAIAN.
Peralatan ini dipasang pada panel yang kokoh, maka bisa diletakkan pada ruangan
yang kering dan berjarak sekurang–kurangnya 5 Cm dari dinding, dilengkapi dengan
fan untuk sirkulasi udara pendingin.
● Pengetesan Awal.
Pada transfomator tegangan bisa dipilih taping tegangan terminal yang sesuai
dengan tegangan PLN. Charger bisa bekerja pada tegangan PLN 10%.
Pada pengetesan awal dibutuhkan beban buatan yang mampu menerima sekurang–
kurangnya 10% diatas kapasitas charger, lalu sambungkan pada terminal beban.
Switch SW pada module CCM harus pada posisi ON sambungkan charger pada PLN
lalu dihidupkan, periksa tegangan output pada arus nominalnya.
Tegangan pada float dan tegangan pada boost telah disetel dipabrik, bila terjadi
pergeseran / perbedaan atau tidak sesuai dengan keinginan, bisa diatur sesuai
dengan tata cara penyetelan.
Bila tegangan sudah benar, lalu lepaskan beban buatan dan disambungkan pada
terminal battery charger. Lakukan pengetesan arus pengisian maksimum dengan cara
menambah beban. Walaupun beban ditambah, maka arus akan tetap konstan.
Bila nilai ini sama dengan nilai Battery charger, berarti sudah benar.
Bila tidak harus dilakukan pengaturan sesuai dengan tata cara
penyetelan.
Penyetelan harus dilakukan oleh technisi yang sudah paham dan mengerti
rangkaian charger ini. Salah penyetelan akan berakibat kurang berfungsinya bisa
atau merusak battery itu sendiri.
Modul ini dicatu dari step down transformator 220 V / 18-0-18 V, 20-0-20 V.
Semua trimpot diatur pada posisi tengah, dan switch SW pada posisi On.
Tanpa battery dan beban, hidupkan battery dengan Oscilloscope akan terlihat
pulse berbentuk sisir pada rangkaian Gate dari Power Semiconductor Static
(Semipack).
Aturlah RV1 dan perhatikan bahwa sudut pengapian akan berubah sesuai dengan
posisi RV1.
Dengan RV1 itu Power Semiconductor Static (Semipack) bisa dimatikan. Charger
dimatikan lagi, penyetelan tegangan pengisian maksimum pada ragam float dan
boost. Setelah itu beri beban pada terminal battery kira–kira 10%, switch SW pada
posisi ON hidupkan charger. Aturlah RV1 sehinga pada arus pengisian (tidak usah
5A).
Pada ragam float aturlah VOLT untuk mendapatkan tegangan float 110%
tegangan nominal. Setelah itu pada ragam boost aturlah BOOST untuk
mendapatkan tegangan boost 120% tegangan nominal.
Lalu charger matikan. Penyetelan arus pengisian maksimum. Switch SW pada
posisi OFF hubungkan battery yang sudah lemah pada terminal battery dari
charger (bisa juga dengan mengurangi sebuah battery, tetapi kapasitas battery AH
nya sekurang–kurangnya 4 kali arus nominal charger, dalam hal ini tegangan
battery berkurang 12 V).
Ragam charger posisi float, hidupkan charger dan atur RV1 sehingga arus
pengisian 110% dari harga nominal nya, selanjutnya dengan RV3 diatur pada arus
pengisian sesuai dengan kapasitas charger.
● PENJELASAN RANGKAIAN.
Rangkaian OL (Over Load) bekerja, lampu Led Indicator (OL) menyala dan
buzzer (optional) berbunyi. Bila beban lebih tersebut berlanjut, maka
rangkaian output secara otomatis diputus. Rangkaian OL (Over Load) bekerja,
lampu Led Indicator (OL) menyala dan buzzer (optional) berbunyi. Agar bisa
bekerja kembali harus menekan tombol RESET.
Bila tegangan net PLN mati, maka beban berkurang secara otomatis dicatu
dari battery. Bila tegangan net PLN mati dalam waktu lama sehingga pada
suatu saat tegangan battery turun sampai 44 VDC, maka rangkaian output
secara otomatis diputus. Rangkaian LV (Low Voltage) bekerja, lampu Led
Indicator LV menyala dan buzzer (optional) berbunyi. Agar bisa bekerja
otomatis atau secara otomatis di riset oleh rangkaian HVS (High Voltage
Sensing) bila net PLN hidup lagi.
● Rangkaian Sumber Daya Arus Searah.
Rangkaian jembatan Power Semiconductor Static (Semipack), merupakan sumber
daya arus searah yang mengisi battery. Rangkaian LC filter dua tingkat digunakan
untuk mendapatkan ripple voltage yang baik.
Kapasitor filter C(1……..) dan resistor R2, dan R3 berfungsi sebagai bleeder. D1
sebagai free wheeling dioda. Arus pengisian diukur (sebagai sensor) dengan
peralatan RS1. MCCB Q4 mengamankan rangkaian output dan blocking dioda D2
memungkinkan kerja paralel 2 (dua) buah charger.
Pengetesan pulse segi empat dari pin 14 dan 15 Q3 dibuat berbentuk sisir oleh
Q5. Sedangkan Q2 menentukan lebar pulse dari Qs dan Qv diperkuat untuk
menyulut thyristor lewat pulse transformer. Pengontrolan tegangan lewat pin 11,
Q3 dan Q2. Titik kerja Q2 ditentukan oleh tegangan acuan di pin 2. Tegangan kerja
pada pin 3 Q2 diatur oleh RV1 dan ditentukan oleh output dari rangkaian sensor
tegangan dan arus.
Rangkaian Sensor Tegangan dan Arus.
IC Q8 sebagai pengisian. Tegangan acuan pada pin 2. Tegangan pada
pin 3 melalui RV2 dihubungkan pada sisi RS yang lebih positif V4.
Tegangan output Q8 dihubungkan dengan Q2 lewat D15.
Rangkaian sensor tegangan lewat pembagi tegangan R38, RV3, R39,
R40 dan RV4. RV3 menentukan tegangan float sedangkan RV4 yang
dalam keadaan float dihubung singkatkan menentukan tegangan
boost. R36 dan R37 menentukan tegangan acuan bagi Q9. Q4 sebagai
rangkaian soft start bila charger dihidupkan.
I. Persiapan :
Dalam keadaan normal, battery charger ini tidak memerlukan perawatan yang
khusus. Kerusakan pada komponen–komponen pada umumnya disebabkan oleh
kegoncangan tegangan PLN, yang disebabkan oleh kegoncangan transient yang
terjadi pada jala–jala PLN atau oleh beban yang berlebihan.
Pemeliharaan secara rotine diperlukan untuk menjaga kestabilan kerja charger.
Setelah battery charger terpasang dalam kondisi normal, perlu diperhatikan hal–
hal sebagai berikut :
a. Periksa tegangan float, arus pengisian dan tegangan output setiap 2 (dua)
minggu sekali.
b. Setelah itu hidupkan boost untuk sementara, periksa tegangan boost, arus
pengisian dan tegangan output. Bila menggunakan timer bisa direset dengan
menekan push off switch BR.
Setiap 6 (enam) bulan battery harus diberi pengisian secara boost untuk konpensasi
muatan. Periksalah tegangan boost, arus pengisian dan tegangan output.
Juga dianjurkan setiap 6 (enam) bulan alarm indicator battery rendah / tinggi harus
diperiksa. Matikan rangkaian PLN dengan mematikan switch Q1. Kemudian hidupkan
lagi. Dengan cara ini bisa diketahui, keadaan battery masih baik apa tidak.
Dalam kasus peralatan mati, maka matikan MCB Q1 PLN. Kemudian rangkaian semi
konduktor pada control module, kecil sekali kemungkinan rusaknya control module
yang disebabkan oleh kerusakan pada rangkaian DC utama, karena terpisah oleh pulse
transformer.
Akan tetapi bila salah satu komponen pada control PCB dianggap ada rusak, dianjurkan
untuk mengganti control module nya. Control module yang rusak bisa dibawa ke
pabrik untuk diperbaiki.
Bila terjadi gangguan seperti tegangan output rendah, ripple voltage tinggi output
tidak terkendali, arus pengisian tidak terkendali dan lan–lain, bisa dilakukan
pemeriksaan sebagai berikut :
F6 Setting Alaram (Very Low, High, Very High), Tegangan Auto Boost, Current
limiter, enable timer (Boost & protection)
Pengantar
Secara umum, Charger control terdiri dari 'meter AC
dan DC', ' Operator panel, 'PLC' dan 'Modul CCM'.
Meter-meter berfungsi untuk membaca besaran
listrik baik pada sisi input (AC) dan Output (DC) pada
chrger. 'Operator panel' berfungsi sebagai antarmuka
untuk monitoring maupun mengatur parameter
charger. 'PLC' berfungsi sebagai kontroler untuk
mengatur tegangan keluaran charger, juga berfungsi
sebagai perangkat proteksi. 'Modul CCM' berfungsi
untuk mengubah sinyal analog dari PLC menjadi
sinyal-sinyal untuk mengatur penyalaan SCR. Topologi
sistem ditunjukan pada gambar 1.1.
Gambar 1.1. Topologi sistem control charger.
2. Cara kerja sistem
Besaran listrik pada sisi input (AC) dan sisi output (DC) akan
dibaca 'meter-meter'. Nilai hasil pembacaan meter berupa
data tegangan output DC, Arus output DC, tegangan input AC,
arus input AC, dan Frekuensi input kemudian akan dikirimkan
ke 'PLC' melalui RS-485 bus. Data - data tersebut selanjutnya
akan diproses oleh 'PLC'. Data input tegangan, arus, dan
frekunsi akan dikirimkan ke operator panel untuk ditampilkan.
Data tegangan output DC akan diproses oleh 'PLC' untuk
digunakan sebagai acuan untuk mengaktifkan sistem alarm
dan proteksi antara lain low voltage, high voltage, dan very
high voltage. Selain hal tersebut data tegangan DC digunakan
untuk untuk mengaktifkan atau menonaktifkan dioda dropper,
serta mengaktifkan mode boost secara otomatis. Data arus
output akan diproses oleh 'PLC' untuk digunakan sebagai
acuan untuk mengaktifkan fungsi pembatasan arus.
'PLC' dilengkapi pula dengan digital input yang digunakan
untuk membaca status dan alarm. Hasil pembacaan kedua
hal tersebut digunakan untuk megaktifkan sistem proteksi
dan dikirimkan pula ke operator panel untuk ditampilkan.
Selain untuk proteksi, 'PLC' berfungsi untuk mengirim
sinyal acuan ke modul 'CCM'. Sinyal dari 'PLC' berupa sinyal
analog dikirim ke analog isolator. Analog isolator kemudian
mengirim sinyal yang berasal dari PLC ke modul
'CCM'.Sinyal tersebut selanjutnya dikonversi oleh modul
'CCM' menjadi sinyal-sinyal untuk penyalaan (trigger) SCR.
'Operator panel' berfungsi untuk menampilkan data yang
dikirim oleh 'PLC' yaitu berupa pengukuran tegangan input
AC, output DC, alarm dan status pada charger. 'Operator
panel' juga berfungsi sebagai antarmuka, baik untuk
mengubah nilai nilai parameter parameter operasi
maupun parameter parameter untuk proteksi.
3. Pengoperaian charger melalui operator
panel
3.1 Simatic KP300 basic mono
Gambar 3.1 menunjukan antar muka operator
panel dengan tipe SIMATIC PANEL KP300 basic
mono. Antar muka operator panel terdiri dari
'display', tombol -tombol 'function key' dan tombol-
tombol 'control key'. 'Display' berfungsi untuk
menampilkan nilai pengukuran, alarm dan
parameter lainnya. 'Function key' berfungsi untuk
mengubah tampilan. 'Control key' berfungsi untuk
memilih dan mengatur (mengubah, menghapus, dll)
nilai dari suatu parameter.
Gambar 3.1. Antar muka KP300 basic mono.