Professional Documents
Culture Documents
a. Fungsinya
b. Sifat pemakaiannya
c. Kegunaannya
d. Umur peralatan
e. Macam & bentuknya
f. Katalog pabrik alat
g. Keputusan Men. Kes. RI No. 116/SK/79
h. Kepraktisan penyimpanan
3. Penempatan alkes di RS
Alkes di apotik
1. Alkes dasar
2. Brankard px
3. Kursi roda
4. Resusitation kit (Ambu bag)
5. Laryngoscope
6. Bed side monitor
7. Suction pump
8. Nebulizer (Inhalasi)
9. Set jahit
10. Set reposisi
11. Set partus
12. Infusion pump
13. Set pasang kirsner wire
14. Set pembuka gips
15. DC Shock / Defibrilator
16. Urinal
17. Pispot
B. Kelemahannya :
1. Bahan baku gelas mudah pecah terhadap tekanan mekanik.
2. Bahan baku gelas mudah tumbuh jamur sehingga mengganggu daya tembus cahaya.
3. Bahan baku gelas mudah tergores.
Untuk perawatan terhadap peralatan yang terbuat dari gelas bukanlah perkara yang
sulit akan tetapi menuntut ketekunan laboran. Dengan memperhatikan keunggulan dan
kelemahan dari bahan baku gelas, maka untuk perawatan peralatan berbahan baku gelas
harus memperhatikan :
1. Ruang penyimpanan peralatan harus bertemperatur antara 270 C – 370 C dan
diberi tambahan lampu 25 watt.
2. Ruang penyimpanan diberi bahan silicon sebagai zat higroskopis.
3. Pada waktu memanaskan tabung reaksi hendaknya ditempatkan di atas kawat
kasa. Boleh menggunakan pemanasan secara langsung asalkan bahan gelas terbuat
dari pyrex.
4. Gelas yang akan direbus hendaknya tidak dimasukkan langsung ke dalam air yang
sedang mendidih melainkan gelas direndam dengan air bersih dan dingin kemudian
tambahkan detergent, larutan kalium dichromat 10 gr, asam belerang 25 ml dan
aquadest 75 ml. Penggunaan detergent dapat menghilangkan lemak dan tidak
membawa efek perubahan fisik. Kadang-kadang memerlukan waktu perendaman
sampai beberapa jam, kemudian dibilas dengan air bersih. Keringkan dengan udara
panas lalu simpan di tempat yang kering.
5. Debu, keringat, minyak dari telapak tangan mudah menempel pada peralatan
berbahan baku gelas. Oleh karena itu setelah digunakan luangkan waktu sejenak
untuk membersihkan permukaan peralatan dengan kain lembut atau dengan kertas
tissue khusus. Gunakan alcohol, acetone, kapas, sikat halus dan pompa angina untuk
membersihkan lensa jangan sampai merusak lapisan lensa. Saat ini terdapat cairan
pembersih khusus kaca/lensa yang dapat diperoleh di optic untuk membersihkan
kaca/lensa dengan lebih sempurna. Hindarkan membersihkan kaca/lensa dalam
keadaan kering apalagi dengan menggunakan kain yang berseray kasar karena hal
itu dapat menimbulkan goresan pada kaca/lensa.
6. Letakkan peralatan berbahan baku gelas di tempat ketika tidak digunakan.
Meletakkan peralatan tidak di tempatnya beresiko merusak kondisi alat karena
mungkin saja peralatan tersebut tertindih atau tertekan yang mengakibatkan
terjadinya perubahan fisik permanent.
Keterangan :
1. 15 = jika jawaban sesuai dengan teori
10 = jika jawaban hampir sama dengan teori,menggunakan bahasanya sendiri
2 = jika jawaban tidak sesuai dengan teori
2. 30 = jika jawaban sesuai dengan teori (betul 3)
20 = jika jawaban sesuai dengan teori (betul 2)
10 = jika jawaban sesuai dengan teori (betul 1)
2 = jika jawaban tidak sesuai dengan teori
3. 30 = jika jawaban sesuai dengan teori (betul 6)
25 = jika jawaban sesuai dengan teori (betul 5)
20 = jika jawaban sesuai dengan teori (betul 4)
15 = jika jawaban sesuai dengan teori (betul 3)
10 = jika jawaban sesuai dengan teori (betul 2)
5 = jika jawaban sesuai dengan teori (betul 1)
2 = jika jawaban tidak sesuai dengan teori
4. 30 = jika jawaban sesuai dengan teori (betul 3)
20 = jika jawaban sesuai dengan teori (betul 2)
10 = jika jawaban sesuai dengan teori (betul 1)
2 = jika jawaban tidak sesuai dengan teori
5. 35 = jika jawaban sesuai dengan teori (betul 7)
30 = jika jawaban sesuai dengan teori (betul 6)
25 = jika jawaban sesuai dengan teori (betul 5)
20 = jika jawaban sesuai dengan teori (betul 4)
15 = jika jawaban sesuai dengan teori (betul 3)
10 = jika jawaban sesuai dengan teori (betul 2)
5 = jika jawaban sesuai dengan teori (betul 1)
2 = jika jawaban tidak sesuai dengan teori
ANALISIS SOAL LATIHAN I
Tahun Pelajaran: 206/2017
1.KETUNTASAN
A.Individu
a.Jumlahsiswa yang mengikutiulangan : 15 Siswa
b.Jumlahsiswa yang tuntasbelajar : 12 Siswa
c.Presentaseketuntasanbelajar : 80%
B.Klasifikasi : Tuntas/tidak
2.KESIMPULAN
A. Siswa yang perluperbaikan : 3 Siswa
B.Nama-nama yang perluperbaikan :
NO. Nama NO. Nama
1. Intan Sintiani 9.
2. Khairini Handayani 10.
3. Wulan Jansarika 11.
4. 12.
5. 13.
6. 14.
7. 15.
8. 16.
Mengetahui SukaMakmur,
Kepala SMKN 2 Muaro Jambi Guru Mata Pelajaran
Mengetahui,
Kepala SMKN 2 Muaro Jambi Guru Mata Pelajaran,
a. Alkohol
Etil alkohol atau propil alkohol pada air digunakan untuk mendesinfeksi kulit. Alkohol
yang dicampur dengan aldehid digunakan dalam bidang kedokteran gigi unguk
mendesinfeksi permukaan, namun ADA tidak menganjurkkan pemakaian alkohol
untuk mendesinfeksi permukaan oleh karena cepat menguap tanpa meninggalkan efek
sisa.
b. Aldehid
Glutaraldehid merupakan salah satu desinfektan yang populer pada kedokteran gigi,
baik tunggal maupun dalam bentuk kombinasi. Aldehid merupakan desinfektan yang
kuat. Glutaraldehid 2% dapat dipakai untuk mendesinfeksi alat-alat yang tidak dapat
disterilkan, diulas dengan kasa steril kemudian diulas kembali dengan kasa steril yang
dibasahi dengan akuades, karena glutaraldehid yang tersisa pada instrumen dapat
mengiritasi kulit/mukosa, operator harus memakai masker, kacamata pelindung dan
sarung tangan heavy duty. Larutan glutaraldehid 2% efektif terhadap bakteri vegetatif
seperti M. tuberculosis, fungi, dan virus akan mati dalam waktu 10-20 menit, sedang
spora baru alan mati setelah 10 jam.
c. Biguanid
Klorheksidin merupakan contoh dari biguanid yang digunakan secara luas dalam
bidang kedokteran gigi sebagai antiseptik dan kontrok plak, misalnya 0,4% larutan
pada detergen digunakan pada surgical scrub (Hibiscrub), 0,2% klorheksidin glukonat
pada larutan air digunakan sebagai bahan antiplak (Corsodyl) dan pada konsentrasi
lebih tinggi 2% digunakan sebagai desinfeksi geligi tiruan. Zat ini sangat aktif
terhadap bakteri Gram(+) maupun Gram(-). Efektivitasnya pada rongga mulut
terutama disebabkan oleh absorpsinya pada hidroksiapatit dan salivary mucus.
d. Senyawa halogen. Hipoklorit dan povidon-iodin adalah zat oksidasi dan melepaskan
ion halide. Walaupun murah dan efektif, zat ini dapat menyebabkan karat pada logam
dan cepat diinaktifkan oleh bahan organik (misalnya Chloros, Domestos, dan
Betadine).
e. Fenol
Larutan jernih, tidak mengiritasi kulit dan dapat digunakan untuk membersihkan alat
yang terkontaminasi oleh karena tidak dapat dirusak oleh zat organik. Zat ini bersifat
virusidal dan sporosidal yang lemah. Namun karena sebagian besar bakteri dapat
dibunuh oleh zat ini, banyak digunakan di rumah sakit dan laboratorium.
f. Klorsilenol
Klorsilenol merupakan larutan yang tidak mengiritasi dan banyak digunakan sebagai
antiseptik, aktifitasnya rendah terhadap banyak bakteri dan penggunaannya terbatas
sebagai desinfektan (misalnya Dettol).
Perhatian :
(1)Sterilisator harus dalam keadaan siap pakai.
(2)Peralatan harus bersih dan masigh berfungsi.
(3)Peralat yang dibungkus harus diberi label yang dengan jelas mencantumkan :
nama, jenis peralatan, tanggal dan jam disterilkan.
(4)Menyusun peralatan didalam sterilisator harus sedemikian rupa, sehingga seluruh
bagian dapat disterilkan.
(5)Waktu yang diperlukan untuk mensterilkan setiap jenis peralatan harus tepat
(dihitung sejak peralatan disterilkan).
(6)Dilarang memasukkan atau menambahkan peralatan lain kedalam sterilisator,
sebelum waktu untuk mensterilkan selesai.
(7)Memindahkan peralatan yang sudah steril ketempatnya harus dengan korentang
steril.
(8)Untuk mendinginkan peralatan steril dilarang membuka bungkus maupun
tutupnya.
(9)Bila peralatan yang baru disterilkan terbuka, peralatan tersebut harus disterilkan
kembali.
Pemeliharaan Peralatan Perawatan dan Kedokteran
Pengertian :
Melaksanakan pemeliharaan peralatan perawatan dan kedokteran dengan cara
membersihkan, mendesinfeksi atau mensterilkan serta menyimpannya.
Tujuan :
(1)Menyiapkan peralatan perawatan dan kedokteran dalam keadaan siap pakai.
(2)Mencegah peralatan cepat rusak.
(3)Mencegah terjadinya infeksi silang.
b. Pemijaran langsung
Digunakan untuk sterilisasi alat logam, bahan yang terbuat dari porselen, tidak
cocok untuk alat yang berlekuk karena pemanasannya tidak rata.
c. Minyak dan penangas lain
Digunakan untuk sterilisasi alat bedah seperti gunting bedah sebagai lubrikan
menjaga ketajaman alat, bahan kimia stabil dalam ampul.
- Pemanasan basah
Prinsipnya adalah dengan cara mengkoagulasi atau denaturasi protein penyusun
tubuh mikroba sehingga dapat membunuh mikroba.
a. Uap bertekanan (autoklaf)
Digunakan untuk sterilisasi alat gelas, larutan yang dimaksudkan untuk
diinjeksikan ke dalam tubuh, alat berskala, bahan karet. Waktu yang dibutuhkan
untuk sterilisasi larutan suhu 121oC adalah 12 menit. Uap jenuh pada suhu 121oC
mampu membunuh secara cepat semua bentuk vegetatif mikroorganisme dalam 1
atau 2 menit. Uap jenuh ini dapat menghancurkan spora bakteri yang tahan
pemanasan.
b. Pemanasan dengan bakterisida
Digunakan untuk sterilisasi larutan berair atau suspensi obat yang tidak stabil
dalam autoklaf. Tidak digunakan untuk larutan obat injeksi intravena dosis
tunggal lebih dari 15 ml, injeksi intratekal, atau intrasisternal.
c. Air mendidih
Digunakan untuk sterilisasi alat bedah seperti jarum spoit. Hanya dilakukan dalam
keadaan darurat. Dapat membunuh bentuk vegetatif mikroorganisme tetapi tidak
sporanya.
- Cara bukan panas
a. Sterilisasi dengan radiasi
Prinsipnya adalah radiasi menembus dinding sel dengan langsung mengenai DNA
dari inti sel sehingga mikroba mengalami mutasi. Digunakan untuk sterilisasi
bahan atau produk yang peka terhadap panas (termolabil). Ada dua macam radiasi
yang digunakan yakni gelombang elektromagnetik (sinar x, sinar γ) dan arus
partikel kecil (sinar α dan β).
2. Secara kimia
a. Menggunakan bahan kimia
Dalam pensterilan digunakan bahan kimia seperti alkohol 96%, fenol 5%, selain itu
juga Aceton tab formalin, sulfur dioxida dan chlorin. Materi yang akan disuci
hamakan dibersihkan terlebih dahulu kemudian direndam dalam alkhohol aceton atau
tab formalin selama kurang lebih 24 jam.
b. Sterilisasi gas
Dalam pensterilan digunakan bahan kimia dalam bentuk gas atau uap, seperti etilen
oksida, formaldehid, propilen oksida, klorin oksida, beta propiolakton, metilbromida,
kloropikrin. Digunakan untuk sterilisasi bahan yang termolabil seperti bahan biologi,
makanan, plastik, antibiotik.
3. Metode mekanik
a. Filtrasi
Digunakan untuk sterilisasi larutan yang termolabil. Penyaringan ini menggunakan
filter bakteri. Metode ini tidak dapat membunuh mikroba, mikroba hanya akan
tertahan oleh pori-pori filter dan terpisah dari filtratnya
Keterangan :
1. 20 = jika sesuai dengan teori (betul 4)
15 = jika sesuai dengan teori (betul 3)
10 = jika sesuai dengan teori (betul 2)
5 = jika sesuai dengan teori (betul 1)
2 = jika tidak sesuai dengan teori
2. 30 = jika sesuai dengan teori
20 = jika hampir sesuai dengan teori, menggunakan bahasa sendiri
5 = jika tidak sesuai dengan teori
3. 30 = jika sesuai dengan teori
20 = jika hampir sesuai dengan teori, menggunakan bahasa sendiri
5 = jika tidak sesuai dengan teori
4. 20 = jika sesuai dengan teori (betul 4)
15 = jika sesuai dengan teori (betul 3)
10 = jika sesuai dengan teori (betul 2)
5 = jika sesuai dengan teori (betul 1)
2 = jika tidak sesuai dengan teori
ANALISIS SOAL LATIHAN II
Tahun Pelajaran: 2016/2017
Mengetahui SukaMakmur,
Kepala SMKN 2 Muaro Jambi Guru Mata Pelajaran