You are on page 1of 8

HUBUNGAN PENGETAHUAN KESEHATAN GIGI MULUT DENGAN STATUS

KEBERSIHAN RONGGA MULUT PADA LANSIA

The correlation between oral health knowledge and oral hygiene status
among elderly people

Desi Sandra Sari1, Yuliana Mahdiyah Daat Arina2, Tantin Ermawati3


12Bagian Periodonsia Fakultas Kedokteran Gigi, Universitas Jember
3Bagian Biomedik Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Jember

email : desi_sari.fkg@unej.ac.id

Abstract

Oral health among elderly people needs a specially attention because it will affect their
general health. A good knowledge of oral hygiene is essential to prevent oral disease.
Therefor maintenance of oral hygiene was the best way to maintain the health condition of
the elderly people. The purpose of this research was to determine the correlation between
oral health knowledge of elderly people with oral health status in the working area of
Puskesmas Kalisat Jember. This study was observasional research on 80 elderly people aged
50-70 years old who came to 12 elderly posyandu of Puskesmas Kalisat Jember. Data were
collected by structured questionnaires about oral health knowledge and clinical
examination to determine oral hygiene status based on Oral Hygiene Index-simplified (OHI-
S). Pearson correlation was used for statistical analysis. Most of participant demontrated
oral health knowledge score as sufficient category (52,5%) and the oral hygiene status was
moderate (57,5%). The correlation between the level of oral health knowledge with OHI-S
index was significant (p< 0,05). Among elderly people, the knowledge of oral health
correlated with the oral hygiene.

Keywords: elderly, dental health, Index OHI-S, Puskesmas Kalisat Jember

Abstrak

Kesehatan gigi dan mulut lansia perlu mendapatkan perhatian khusus karena
mempengaruhi kesehatan umum. Pengetahuan yang baik mengenai kebersihan mulut
sangat penting untuk mencegah penyakit gigi dan mulut. Menjaga kebersihan mulut
merupakan salah satu cara menjaga kondisi tubuh lansia. Tujuan dari penelitian ini untuk
melihat hubungan antara pengetahuan kesehatan gigi dan mulut dengan indeks OHI-S
pada lansia di wilayah kerja Puskesmas Kalisat Kabupaten Jember. Metode penelitian
observasional dengan jumlah sampel 80 lansia berusia 50-70 tahun yang datang ke 12
posyandu lansia. Para lansia diberi kuesioner untuk melihat tingkat pengetahuan
kesehatan gigi dan mulut. Status kebersihan mulut dilihat dengan menggunakan indeks
OHI-S. Data disajikan dalam bentuk tabel dan dianalisis dengan korelasi Person.
Hasil penelitian menunjukkan tingkat pengetahuan kesehatan gigi dan mulut para lansia
dalam kategori cukup (52,5%) dan indeks OHI-S sedang (57,5%) yang paling dominan.
Dari hasil statistik didapat ada hubungan yang bermakana antara tingkat pengetahuan
kesehatan gigi dan mulut dengan indeks OHI-S (p < 0,05). Kesimpulan penelitian ini yaitu
ada hubungan antara pengetahuan kesehatan gigi dan mulut dengan status rongga mulut
lansia di wilayah kerja Puskesmas Kalisat Kabupaten Jember.

Kata Kunci : Lansia, Kesehatan gigi mulut, Indeks OHI-S, Puskesmas Kalisat Jember

1. Dewi Sandra Dewi adalah Bagian Periodonsia Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Jember
2. Yuliana Mahdiyah Daat Arina adalah Bagian Periodonsia Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Jember
3. Tantin Ermawati adalah Bagian Biomedik Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Jember

44
45 Jurnal IKESMA Volume 11 Nomor 1 Maret 2015

PENDAHULUAN tahun , usia lanjut tua adalah kelompok


usia antara 75-90 tahun, usia sangat tua
Proses menua adalah proses yang adalah kelompok usia di atas 90 tahun.
fisiologis yang akan di alami pada setiap Kelompok lansia dibagi menjadi
orang. Dampak dari proses menua ini dua yaitu yang produktif, dimana usia
adalah kemunduran fisik yang akan 50-64 tahun dan yang non produktif
menimbulkan masalah kesehatan umum diatas 65 tahun. Berdasarkan proyeksi di
yang akan mengganggu kualitas hidup tahun 2010-2035 kelompok usia lansia
lansia.Proses penuaan juga suatu proses yang produktif dan non produktif akan
biologis yang tidak dapat dihindari dan terus meningkat 3.
akan dialami oleh setiap orang. Menua Kesehatan rongga mulut
adalah suatu proses menghilangnya memegang peranan penting dalam
secara perlahan-lahan (gradual) mendapatkan kesehatan umum dan
kemampuan jaringan untuk kualitas hidup lansia. Keadaan mulut
memperbaiki diri atau mengganti serta yang buruk misalnya banyakanya gigi
mempertahankan struktur dan fungsi yang hilang dan tidak dirawat akan
secara normal, ketahanan terhadap mengganggu fungsi dan aktivitas rongga
cedera, termasuk adanya infeksi1. mulut 4.
Seiring meningkatnya derajat Di Indonesia lansia yang memiliki
kesehatan dan kesejahteraan penduduk kelainan pada gigi dan mulut sebesar
akan berpengaruh pada peningkatan 80%. Prilaku sikat gigi dengan benar
Usaha Harapan Hidup (UHH) di hanya 39% pada lansia. Berdasarkan
Indonesia. Berdasarkan laporan World Riskesdas 2013 prevalensi kehilangan
Health Organization (WHO) pada Tahun gigi pada kelompok usia 55-64 tahun
1980 UHH adalah 55,7 tahun, angka ini sebesar 5,9% dan pada usia >65 tahun
meningkat pada tahun 1990 menjadi sebesar 17,6% yang disebabkan karena
59,5 tahun dan pada tahun 2020 karies dan penyakit periodontal. Karies
diperkirakan UHH menjadi 71,7 tahun. gigi dan penyakit periodontal merupakan
Pada tahun 2010 presentase lansia dunia masalah utama dari kesehatan gigi dan
diestimasi 9,11% dari jumlah penduduk mulut. Berdasarkan data Riset Kesehatan
dunia. Di Indonesia, pada tahun 2010 Dasar tahun 2007, tingginya angka
mempunyai populasi lansia dengan usia permasalahan gigi dan mulut di
diatas 60 tahun keatas sebanyak 9,77% Indonesia mencapai 23,4%. Sedangkan
dan pada tahun 2020 sebanyak 11,34%2. pada tahun 2013, angka permasalahan
Peningkatan angka harapan gigi dan mulut di Indonesia 25,9%,
hidup lansia, jumlah dan proporsi mengalami peningkatan 2,5%. Hal ini
kelompok lanjut usia di negara kita pun dipengaruhi oleh adanya domain
menunjukkan kecenderungan meningkat perilaku kesehatan yang terdiri dari
yaitu 5,3 juta jiwa atau 4,48% pada tahun pengetahuan, sikap dan tindakan yang
1971, 12,7 juta jiwa atau 6,65% pada ikut menentukan derajat kesehatan
tahun 1990 dan akan meningkat tajam masyarakat yang diperoleh seseorang
menjadi 28,8 juta jiwa atau 11,34% pada dalam menentukan sikap dan tindakan
tahun 20103. seseorang5.
Menurut WHO lanjut usia Kebersihan rongga mulut
meliputi : Usia pertengahan adalah merupakan tindakan menjaga rongga
kelompok usia 45-59 tahun, usia lanjut mulut dan pemeliharaan agar tetap
adalah kelompok usia antara 60-70 bersih dan sehat untuk mencegah
Dewi Sandra Dewi : Hubungan Pengetahuan Kesehatan Gigi Mulut ….. 46

terjadinya penyakit di rongga mulut dan Tujuan dari penelitian ini adalah
sekitanya seperti karies, adanya kalkulus untuk melihat hubungan antara
dan adanya bau mulut. Tujuan dari pengetahuan kesehatan gigi dan mulut
pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut dengan oral higiene index-simplified
adalah untuk menyingkirkan atau (OHI-S) pada lansia di wilayah Kerja
mencegah timbulnya plak gigi dan sisa- Puskesmas kalisat Kecamatan Kalisat
sisa makanan yang melekat di gigi5. Kabupaten Jember.
Kebersihan rongga mulut
seseorang dapat diukur dari indikator
yang disebut indeks. Ada beberapa METODE PENELITIAN
indeks yang dapat digunakan untuk
menentukan status oral hygiene Jenis penelitian ini adalah
seseorang salah satunya adalah indeks observasional yang dilakukan di 12
oral hygiene index simplified (OHI-S) posyandu lansia di wilayah kerja
diperoleh dengan cara mengukur debris Puskesmas Kalisat Kecamatan Kalisat
dan kalkulus yang menutupi permukaan Kabupaten Jember. Populasi penelitian
gigi yang terdiri dari dua komponen ini adalah para lansia yang datang ke
yakni indeks debris dan indeks kalkulus6. posyandu lansia antara bulan April-Juni
Penduduk Kalisat untuk lansia 2014 dengan rentang usia 50-69 tahun.
(Data Kecamatan tahun 2012) adalah Kriteria inklusi meliputi tidak terdapat
7301 jiwa terdiri atas 3588 laki-laki edentulous dan tidak terbelakang mental,
dan 3713 perempuan. Dimana sekitar kriteria ekslusi tidak bersedian dijadikan
40% jumlah penduduk lansianya berusia responden. Sebanyak 80 orang lansia
diatas 50 tahun. Prevalensi penyakit gigi dipilih sebagai subjek penelitian. Dimana
dan mulut pada lansia di kecamatan variabel tingkat pengetahuan diukur dari
Kalisat sekitar 75% tetapi yang datang nilai kuesioner berdasarkan tabel
ke poli gigi Puskesmas Kalisat hanya konversi nilai (tabel 1). Variabel tingkat
40% itupun jika ada keluhan pada kebersihan mulut diukur dengan
rongga mulutnya. Keluhan yang paling menggunakan Indeks Oral Hygiene Index
banyak adalah karies gigi dan penyakit Simplified (OHI-S) (tabel 2).
periodontal yang menyebabkan
terjadinya kegoyangan gigi7.

Tabel 1. Tabel konversi nilai 8


Nilai 0-100 Nilai Huruf Predikat
81-100 A Baik
66-80 B Cukup
51-65 C Kurang

Tabel 2. Indeks OHI-S 6


Kriteria Indeks OHI-S
Indeks
Angka Kriteria
OHI-S 0-1,2 Baik
1,3-3 Sedang
3,1-6 Buruk
OHI-S mengukur debris dan dan terdiri dari dua komponen yakni
kalkulus yang menutupi permukaan gigi indeks debris dan indeks kalkulus. Enam
47 Jurnal IKESMA Volume 11 Nomor 1 Maret 2015

permukaan gigi yang diperiksa adalah dan bagian incisal. Penilaian skor debris
permukaan bukal/labial gigi molar 1 (gambar 1).
kanan atas permanen, insisivus 1 kanan Cara penilaian untuk kalkulus
atas permanen, molar 1 kiri atas sama dengan debris, untuk skor
permanen, gigi insisivus 1 kiri bawah penilaian kalkulus adalah seperti Gambar
permanen dan permukaan lingual gigi 2.
molar 1 kiri dan kanan bawah permanen
menggunakan explores yaitu sonde lurus
atau setengah lingkaran. Bila gigi molar 1
tidak ada digantikan oleh gigi molar 2
dan 3, sedangkan bila gigi insisivus 1 kiri
yang menjadi gigi indeks tidak ada maka
digantikan oleh gigi insisivus 1 kanan.

Gambar 2.
Kriteria Untuk Calculus Skor (CI-S)

Skor penilaian kalkulus terlihat adalah:


nilai 0 = tidak ada kalkulus,
nilai 1 = kalkulus supragingiva
Gambar 1. menutupi tidak lebih dari
Kriteria Untuk Skor Debris (DI-S) 1/3 permukaan gigi, nilai 2
kalkulus supragingiva
Gambar 1 menunjukkan kriteria untuk menutupi lebih dari 1/3
skor debris adalah : permukaan gigi tetapi tidak
nilai 0 = tidak ada debris, lebih dari 2/3 permukaan
nilai 1 = debris lunak atau terdapat gigi yang diperiksa atau
ekstrinsik stain tanpa debris adanya bercak kalkulus
menutupi tidak lebih dari subgingiva sekeliling bagian
1/3 permukaan gigi, servikal gigi,
nilai 2 = debris lunak menutupi lebih nilai 3 = kalkulus supragingiva
dari 1/3 permukaan gigi menutupi lebih dari 2/3
tetapi tidak lebih dari 2/3 permukaan yang diperiksa
permukaan gigi yang atau adanya pita tebal yang
diperiksa, nilai 3 debris tidak terputus dari kalkulus
lunak menutupi lebih dari 2/ subgingiva ekeliling servikal
3 permukaan yang diperiksa. gigi yang diperiksa.
Permukaan gigi yang berkurang OHI-S diperoleh dengan
tingginya karena karies atau trauma menjumlahkan nilai indeks debris dan
tidak digunakan sebagai gigi indeks. indeks kalkulus. Perhitungan indeks
Paling sedikit ada dua permukaan gigi untuk tiap individu adalah :
indeks untuk tiap individu harus ada.
Cara pengukuran debris adalah masing-
masing permukaan gigi yang diperiksa
dibagi tiga bagian secara horizontal yaitu
bagian gingiva, bagian tengah (midline)
Dewi Sandra Dewi : Hubungan Pengetahuan Kesehatan Gigi Mulut ….. 48

OHI-S = Debris Indeks + Kalkulus data serta di analisis menggunakan


Indeks Alat ukur yang digunakan dalam korelasi Pearson dengan tingkat
penelitian ini adalah Oral Higiene Index signifikansi 5%.
Simplified (OHI-S) Greene dan Vermilion
yang dicatat pada format pemeriksaan
kebersihan gigi dan mulut. Blangko ini HASIL DAN PEMBAHASAN
dilengkapi dengan identitas subjek
penelitian yaitu nama, umur dan jenis Didapatkan subjek penelitian
kelamin6. sebanyak 80 orang lansia dengan
Hasil penelitian yang diperoleh karakteristik yang tampak pada tabel 3.
ditampilkan dalam bentuk tabel dan

Tabel 3. Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin dan usia


Karakteristik N Persentase
Jenis Kelamin
Laki-laki 31 38,8%
Perempuan 49 61,2%
Usia
50-59 tahun 55 68,8%
60-69 tahun 25 31,2%
Dari tabel 3 didapatkan jumlah lansia (68,8%) lebih banyak dibandingkan
perempuan (61,2%) lebih banyak dari dengan usia 60-69 tahun (31,2%)
laki-laki (38,8%) dan usia 50-59 tahun

Tabel 4. Rata-rata nilai kuisioner kesehatan gigi dan mulut lansia


Variabel n Prosentase
Tingkat pengetahuan Baik 10 12,5 %
Tingkat Pengetahuan Cukup 42 52,5 %
Tingkat Pengetahuan Rendah 28 35 %

Hasil dari tabel 4 adalah hasil dari dengan tingkat pengetahuan yang cukup
tingkat pengetahuan kesehatan gigi dan dan tingkat pengetahuan rendah 35%
mulut lansia yang paling besar 52,5% dan tingkat pengetahuan baik 12,5%.

Tabel 5. Tingkat kebersihan gigi dan mulut lansia dengan indeks OHI-S

Indeks OHI-S n Persentase tingkat kebersihan gigi dan mulut


Baik 12 15 %
Sedang 46 57,5 %
Buruk 22 27,5 %
Tingkat kebersihan gigi dan mulut dapat buruk sebesar 27,5% dan indeks OHI-S
dilihat pada tabel 5 dimana persentase baik sebesar 15%.
para lansia memiliki indeks OHI-S yang
sedang sebesar 57,5%. Indeks OHI-S
49 Jurnal IKESMA Volume 11 Nomor 1 Maret 2015

Tabel 6. Hubungan Tingkat Pengetahuan Kesehatan gigi dan mulut dengan OHI-S
Tingkat n Indeks OHI-S P
pengetahuan Baik Sedang Buruk
Baik 10 4 9 1 *
Cukup 42 8 20 9
Rendah 28 0 17 13
80 12 46 22
* signifikansi

Lansia dengan tingkat pengetahuan Mengingatkan besarnya


kesehatan gigi dan mulut yang baik pengaruh perilaku terhadap derajat
memiliki indeks OHI-S yang baik (4 kesehatan gigi dan mulut maka
orang), sedang (9 orang) dan buruk (1 diperlukan pendekatan khusus dalam
orang). Tingkat pengetahuan kesehatan membentuk perilaku positif terhadap
gigi dan mulut yang cukup memiliki kesehatan gigi. Sikap yang positif akan
indeks OHI-S yang baik (8 orang) sedang mempengaruhi niat untuk ikut dalam
(20 orang) dan buruk (9 orang). Tingkat kegiatan yang berkaitan dengan hal
pengetahuan kesehatan gigi dan mulut tersebut dan sikap seseorang
yang rendah memiliki indeks OHI-S yang berhubungan erat dengan pengetahuan
baik (0) sedang (17 orang) dan buruk yang diterimanya, khususnya kesehatan
(13 orang). Hasil analisis korelasi gigi. Pengetahuan merupakan dasar
Pearson didapatkan ada hubungan yang terbentuknya suatu prilaku. Seseorang
signifikan antara tingkat pengetahuan dikatakan dikatakan kurang
dengan indeks OHI-S (p < 0,05 ) dimana pengetahuan apabila dalam kondisi tidak
ada hubungan antara pengetahuan mampu untuk mengenal dan
kesehatan gigi dan mulut dengan indeks menjelaskan serta menganalisa suatu
OHI-S pada lansia di wilayah kerja keadaan. Jika tingkatan pengetahuan
Puskesmas Kalisat Kabupaten Jember lebih tinggi, perhatian kesehatan gigi
(tabel 6). akan tinggi begitu juga sebaliknya, jika
Pada penelitian ini didapatkan pengetahuan kurang perhatian
bahwa ada hubungan yang bermakna perawatan gigi juga rendah 11.
antara tingkat pengetahuan kesehatan Keadaaan rongga mulut yang
gigi dan mulut dengan tingkat buruk pada lansia misalnya karena
kebersihan mulut lansia di posyandu hilangnya gigi atau yang gigi yang rusak
lansia wilayah kerja Puskesmas Kalisat karena tidak dirawat akan mengganggu
Kabupaten Jember. Hasil penelitian ini fungsi dan aktivitas rongga mulut
sependapat dengan penelitian sehingga berdampak pada kulitas hidup
Nindyawati bahwa sebagian besar lansia 1. Hasil penelitian menunjukkan
masyarakat lansia di Kelurahan Rurukan 95% pasien bergigi dengan usia lebih
Kecamatan Tomohon Timur memiliki dari 65 tahun mempunyai penyakit
status kebersihan mulut buruk9. periodontal dengan indeks OHI-S yang
Pengetahuan kesehatan gigi dan buruk 12
mulut terbentuk dari prilaku seseorang. Penyakit gigi dan mulut
Penelitian lain, juga menunjukan adanya merupakan penyakit yang dapat
kolerasi antara pengetahuan dengan menyerang manusia dari semua
perilaku kesehatan gigi dn mulut 10. golongan umur termasuk lansia, bersifat
Dewi Sandra Dewi : Hubungan Pengetahuan Kesehatan Gigi Mulut ….. 50

progresif dan bila tidak dirawat akan lansia mudah menjangkau posyandu
semakin parah. Walaupun demikian, tanpa harus mengalami kelelahan
karena proses terjadinya penyakit ini atau kecelakaan fisik karena
lambat dan realitanya jarang kematian penurunan daya tahan atau
maka sering penderita tidak memberikan kekuatan fisik tubuh.
perhatian khusus. Itulah sebabnya 3). Dukungan keluarga sangat berperan
kesehatan gigi dan mulut masyarakat dalam mendorong minat atau
Indonesia merupakan salah satu masalah kesediaan lansia untuk mengikuti
kesehatan masyarakat yang perlu kegiatan posyandu lansia. Keluarga
mendapat perhatian serius dari tenaga bisa menjadi motivator kuat bagi
kesehatan 13. lansia apabila selalu menyediakan
Kebutuhan perawatan gigi yang diri untuk mendampingi atau
utama bagi lansia adalah perawatan mengantar lansia ke posyandu,
kebersihan gigi dan mulut dan mengingatkan lansia jika lupa jadwal
kebutuhan perawatan periodontal yang posyandu, dan berusaha membantu
berarti keadaan ini dapat merupakan mengatasi segala permasalahan
status kesehatan gigi dan mulut lansia bersama lansia 15.
yang memerlukan perhatian utama.
Lansia rentan terhadap penyakit sistemik Kegiatan Posyandu lansia
yang bermanifestasi di dalam rongga sebaiknya dilakukan dengan
mulut yang menyebabkan kebersihan memberikan penyuluhan tentang
rongga mulut menjadi buruk14. pengetahuan kesehatan gigi dan mulut
Beberapa kendala yang dihadapi secara sederhana dan mudah dimengerti
lansia dalam mengikuti kegiatan lansia dengan harapan penyakit gigi dan
posyandu antara lain : mulut pada kelompok usia lanjut dapat
1). Pengetahuan lansia yang rendah menurun. Jadi secara umum, kebersihan
tentang manfaat posyandu gigi dan mulut penting bagi kesehatan
Pengetahuan lansia akan manfaat dan kesejahteraan tubuh karena dapat
posyandu ini dapat diperoleh dari mempengaruhi fungsi bicara,
pengalaman pribadi dalam pengunyahan, dan rasa percaya diri.
kehidupan sehari-harinya. Dengan Adanya perubahan jaringan rongga
menghadiri kegiatan posyandu, mulut juga menandakan perubahan
lansia akan mendapatkan status kesehatan seseorang.
penyuluhan tentang bagaimana cara
hidup sehat dengan segala
keterbatasan atau masalah SIMPULAN DAN SARAN
kesehatan yang melekat pada
mereka. Dengan pengalaman ini, Pengetahuan kesehatan gigi dan
pengetahuan lansia menjadi mulut para lansia berhubungan dengan
meningkat, yang menjadi dasar indeks kebersihan mulut, dimana
pembentukan sikap dan dapat semakin baik tingkat pengetahuan para
mendorong minat atau motivasi lansia maka semakin baik pula indeks
mereka untuk selalu mengikuti OHI-S.
kegiatan posyandu lansia. Perlu adanya kerjasama antara
2). Jarak rumah dengan lokasi posyandu petugas kesehatan dengan kader
yang jauh atau sulit dijangkau. Jarak posyandu lansia untuk memberikan
posyandu yang dekat akan membuat
51 Jurnal IKESMA Volume 11 Nomor 1 Maret 2015

penyuluhan dan pemeriksaan kesehatan 8. Permendikbud, (2014), Pedoman


gigi dan mulut secara rutin. Penilaian Hasil Belajar Oleh
Pendidik No 104, Kementerian
Pendidikan Dan Kebudayaan
DAFTAR RUJUKAN Republik Indonesia.
9. Nidyawati, Wicaksono, Soewantoro.
1. Ratmini dan Arifin (2011). (2013).Gambaran Tingkat
Hubungan Kesehatan Mulut dengan Pengetahuan Dan Kebersihan Mulut
Kualitas Hidup Lansia. Jurnal Ilmu Pada Masyarakat Lanjut Usia Di
Gizi Vol.2(2) p: 139-147 Kelurahan Rurukan Kecamatan
2. Badan Pusat Statistik. (2009). Tomohon Timur. Jurnal Biomedik
Human Development Index (HDI) by Vol.5 No.1:p.169-174
Province and National. 10. Notoatmodjo S,(1990) dalam
http://dds.bps.go.id diakses Budiharto. Pengantar ilmu perilaku
Desember 2011 kesehatan dan pendidikan
3. Hasibuan, W., Ismayadi. (2010). kesehatan gigi. Jakarta: EGC. 2010. p.
Laporan Penelitian: Hubungan 1-24
Program Pelayanan Posyandu Lansia 11. Eka. (2010). Pengaruh pendidikan
terhadap Tingkat Kepuasan Lansia di kesehatan gigi terhadap
Daerah Binaan Puskesmas 3 pengetahuan dan sikap anak usia
Darussalam, Medan. Medan: PSIK FK sekolah di SD Boto Kembang
USU Kulonprogo Yogyakarta. Jurnal
4. Wibisono dan Ghozali.(2010) Unikal; p. 1-2
Pengetahuan Dasar tentang 12. Soemitro, S. (2006), Kesehatan
Kesehtaan Gigi dan Mulut. Buku Ajar Jaringan periodontal pada Lanjut
Ilmu Kesehatan Lansia: Jakarta FKG Usia, JITEKGI, 3,(2); p :38-41
UI 13. Pusat data Informasi Kemenkes RI,
5. Riset Kesehatan dasar. Badan (2013). Gambaran Kesehatan Lanjut
Penelitian dan Pengembangan Usia Di Indonesia. Buletin Jendela
Kesehatan Departemen Kesehatan Data dan Informasi Kesehatan
Republik Indonesia. (2007), Badan Semester I. Kementerian Kesehatan
Penelitian dan pengembangan RI
Kesehatan Departemen Kesehatan 14. Ghozali, TD. (2010). Kelainan Gigi
Republik Indonesia. p. 116-119. dan Mulut Pada Usia Lanjut. Buku
6. Carranza (2006) Clinical Ajar Geriatri (Ilmu Kesehatan
Periodontology 10 th Ed, . Lansia) Ed 4 Jakarta. Balai Penerbit
Philadelphia: WB Saunders: 506-11 FK UI p: 694-706
7. Puskesmas Kalisat. (2012). Laporan 15. DepKes RI .(2002). Pedoman
tahunan Puskesmas Kalisat, Jember. Pengelolaan Kegiatan Kesehatan di
Dinas Kesehatan Jember Kelompok Usia Lanjut, Jakarta.

You might also like