Professional Documents
Culture Documents
4349 1 8426 1 10 20170321 PDF
4349 1 8426 1 10 20170321 PDF
The correlation between oral health knowledge and oral hygiene status
among elderly people
email : desi_sari.fkg@unej.ac.id
Abstract
Oral health among elderly people needs a specially attention because it will affect their
general health. A good knowledge of oral hygiene is essential to prevent oral disease.
Therefor maintenance of oral hygiene was the best way to maintain the health condition of
the elderly people. The purpose of this research was to determine the correlation between
oral health knowledge of elderly people with oral health status in the working area of
Puskesmas Kalisat Jember. This study was observasional research on 80 elderly people aged
50-70 years old who came to 12 elderly posyandu of Puskesmas Kalisat Jember. Data were
collected by structured questionnaires about oral health knowledge and clinical
examination to determine oral hygiene status based on Oral Hygiene Index-simplified (OHI-
S). Pearson correlation was used for statistical analysis. Most of participant demontrated
oral health knowledge score as sufficient category (52,5%) and the oral hygiene status was
moderate (57,5%). The correlation between the level of oral health knowledge with OHI-S
index was significant (p< 0,05). Among elderly people, the knowledge of oral health
correlated with the oral hygiene.
Abstrak
Kesehatan gigi dan mulut lansia perlu mendapatkan perhatian khusus karena
mempengaruhi kesehatan umum. Pengetahuan yang baik mengenai kebersihan mulut
sangat penting untuk mencegah penyakit gigi dan mulut. Menjaga kebersihan mulut
merupakan salah satu cara menjaga kondisi tubuh lansia. Tujuan dari penelitian ini untuk
melihat hubungan antara pengetahuan kesehatan gigi dan mulut dengan indeks OHI-S
pada lansia di wilayah kerja Puskesmas Kalisat Kabupaten Jember. Metode penelitian
observasional dengan jumlah sampel 80 lansia berusia 50-70 tahun yang datang ke 12
posyandu lansia. Para lansia diberi kuesioner untuk melihat tingkat pengetahuan
kesehatan gigi dan mulut. Status kebersihan mulut dilihat dengan menggunakan indeks
OHI-S. Data disajikan dalam bentuk tabel dan dianalisis dengan korelasi Person.
Hasil penelitian menunjukkan tingkat pengetahuan kesehatan gigi dan mulut para lansia
dalam kategori cukup (52,5%) dan indeks OHI-S sedang (57,5%) yang paling dominan.
Dari hasil statistik didapat ada hubungan yang bermakana antara tingkat pengetahuan
kesehatan gigi dan mulut dengan indeks OHI-S (p < 0,05). Kesimpulan penelitian ini yaitu
ada hubungan antara pengetahuan kesehatan gigi dan mulut dengan status rongga mulut
lansia di wilayah kerja Puskesmas Kalisat Kabupaten Jember.
Kata Kunci : Lansia, Kesehatan gigi mulut, Indeks OHI-S, Puskesmas Kalisat Jember
1. Dewi Sandra Dewi adalah Bagian Periodonsia Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Jember
2. Yuliana Mahdiyah Daat Arina adalah Bagian Periodonsia Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Jember
3. Tantin Ermawati adalah Bagian Biomedik Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Jember
44
45 Jurnal IKESMA Volume 11 Nomor 1 Maret 2015
terjadinya penyakit di rongga mulut dan Tujuan dari penelitian ini adalah
sekitanya seperti karies, adanya kalkulus untuk melihat hubungan antara
dan adanya bau mulut. Tujuan dari pengetahuan kesehatan gigi dan mulut
pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut dengan oral higiene index-simplified
adalah untuk menyingkirkan atau (OHI-S) pada lansia di wilayah Kerja
mencegah timbulnya plak gigi dan sisa- Puskesmas kalisat Kecamatan Kalisat
sisa makanan yang melekat di gigi5. Kabupaten Jember.
Kebersihan rongga mulut
seseorang dapat diukur dari indikator
yang disebut indeks. Ada beberapa METODE PENELITIAN
indeks yang dapat digunakan untuk
menentukan status oral hygiene Jenis penelitian ini adalah
seseorang salah satunya adalah indeks observasional yang dilakukan di 12
oral hygiene index simplified (OHI-S) posyandu lansia di wilayah kerja
diperoleh dengan cara mengukur debris Puskesmas Kalisat Kecamatan Kalisat
dan kalkulus yang menutupi permukaan Kabupaten Jember. Populasi penelitian
gigi yang terdiri dari dua komponen ini adalah para lansia yang datang ke
yakni indeks debris dan indeks kalkulus6. posyandu lansia antara bulan April-Juni
Penduduk Kalisat untuk lansia 2014 dengan rentang usia 50-69 tahun.
(Data Kecamatan tahun 2012) adalah Kriteria inklusi meliputi tidak terdapat
7301 jiwa terdiri atas 3588 laki-laki edentulous dan tidak terbelakang mental,
dan 3713 perempuan. Dimana sekitar kriteria ekslusi tidak bersedian dijadikan
40% jumlah penduduk lansianya berusia responden. Sebanyak 80 orang lansia
diatas 50 tahun. Prevalensi penyakit gigi dipilih sebagai subjek penelitian. Dimana
dan mulut pada lansia di kecamatan variabel tingkat pengetahuan diukur dari
Kalisat sekitar 75% tetapi yang datang nilai kuesioner berdasarkan tabel
ke poli gigi Puskesmas Kalisat hanya konversi nilai (tabel 1). Variabel tingkat
40% itupun jika ada keluhan pada kebersihan mulut diukur dengan
rongga mulutnya. Keluhan yang paling menggunakan Indeks Oral Hygiene Index
banyak adalah karies gigi dan penyakit Simplified (OHI-S) (tabel 2).
periodontal yang menyebabkan
terjadinya kegoyangan gigi7.
permukaan gigi yang diperiksa adalah dan bagian incisal. Penilaian skor debris
permukaan bukal/labial gigi molar 1 (gambar 1).
kanan atas permanen, insisivus 1 kanan Cara penilaian untuk kalkulus
atas permanen, molar 1 kiri atas sama dengan debris, untuk skor
permanen, gigi insisivus 1 kiri bawah penilaian kalkulus adalah seperti Gambar
permanen dan permukaan lingual gigi 2.
molar 1 kiri dan kanan bawah permanen
menggunakan explores yaitu sonde lurus
atau setengah lingkaran. Bila gigi molar 1
tidak ada digantikan oleh gigi molar 2
dan 3, sedangkan bila gigi insisivus 1 kiri
yang menjadi gigi indeks tidak ada maka
digantikan oleh gigi insisivus 1 kanan.
Gambar 2.
Kriteria Untuk Calculus Skor (CI-S)
Hasil dari tabel 4 adalah hasil dari dengan tingkat pengetahuan yang cukup
tingkat pengetahuan kesehatan gigi dan dan tingkat pengetahuan rendah 35%
mulut lansia yang paling besar 52,5% dan tingkat pengetahuan baik 12,5%.
Tabel 5. Tingkat kebersihan gigi dan mulut lansia dengan indeks OHI-S
Tabel 6. Hubungan Tingkat Pengetahuan Kesehatan gigi dan mulut dengan OHI-S
Tingkat n Indeks OHI-S P
pengetahuan Baik Sedang Buruk
Baik 10 4 9 1 *
Cukup 42 8 20 9
Rendah 28 0 17 13
80 12 46 22
* signifikansi
progresif dan bila tidak dirawat akan lansia mudah menjangkau posyandu
semakin parah. Walaupun demikian, tanpa harus mengalami kelelahan
karena proses terjadinya penyakit ini atau kecelakaan fisik karena
lambat dan realitanya jarang kematian penurunan daya tahan atau
maka sering penderita tidak memberikan kekuatan fisik tubuh.
perhatian khusus. Itulah sebabnya 3). Dukungan keluarga sangat berperan
kesehatan gigi dan mulut masyarakat dalam mendorong minat atau
Indonesia merupakan salah satu masalah kesediaan lansia untuk mengikuti
kesehatan masyarakat yang perlu kegiatan posyandu lansia. Keluarga
mendapat perhatian serius dari tenaga bisa menjadi motivator kuat bagi
kesehatan 13. lansia apabila selalu menyediakan
Kebutuhan perawatan gigi yang diri untuk mendampingi atau
utama bagi lansia adalah perawatan mengantar lansia ke posyandu,
kebersihan gigi dan mulut dan mengingatkan lansia jika lupa jadwal
kebutuhan perawatan periodontal yang posyandu, dan berusaha membantu
berarti keadaan ini dapat merupakan mengatasi segala permasalahan
status kesehatan gigi dan mulut lansia bersama lansia 15.
yang memerlukan perhatian utama.
Lansia rentan terhadap penyakit sistemik Kegiatan Posyandu lansia
yang bermanifestasi di dalam rongga sebaiknya dilakukan dengan
mulut yang menyebabkan kebersihan memberikan penyuluhan tentang
rongga mulut menjadi buruk14. pengetahuan kesehatan gigi dan mulut
Beberapa kendala yang dihadapi secara sederhana dan mudah dimengerti
lansia dalam mengikuti kegiatan lansia dengan harapan penyakit gigi dan
posyandu antara lain : mulut pada kelompok usia lanjut dapat
1). Pengetahuan lansia yang rendah menurun. Jadi secara umum, kebersihan
tentang manfaat posyandu gigi dan mulut penting bagi kesehatan
Pengetahuan lansia akan manfaat dan kesejahteraan tubuh karena dapat
posyandu ini dapat diperoleh dari mempengaruhi fungsi bicara,
pengalaman pribadi dalam pengunyahan, dan rasa percaya diri.
kehidupan sehari-harinya. Dengan Adanya perubahan jaringan rongga
menghadiri kegiatan posyandu, mulut juga menandakan perubahan
lansia akan mendapatkan status kesehatan seseorang.
penyuluhan tentang bagaimana cara
hidup sehat dengan segala
keterbatasan atau masalah SIMPULAN DAN SARAN
kesehatan yang melekat pada
mereka. Dengan pengalaman ini, Pengetahuan kesehatan gigi dan
pengetahuan lansia menjadi mulut para lansia berhubungan dengan
meningkat, yang menjadi dasar indeks kebersihan mulut, dimana
pembentukan sikap dan dapat semakin baik tingkat pengetahuan para
mendorong minat atau motivasi lansia maka semakin baik pula indeks
mereka untuk selalu mengikuti OHI-S.
kegiatan posyandu lansia. Perlu adanya kerjasama antara
2). Jarak rumah dengan lokasi posyandu petugas kesehatan dengan kader
yang jauh atau sulit dijangkau. Jarak posyandu lansia untuk memberikan
posyandu yang dekat akan membuat
51 Jurnal IKESMA Volume 11 Nomor 1 Maret 2015