You are on page 1of 6

Perbandingan Karbopol dan Karboksimetil Selulosa sebagai

Pengental pada Pembuatan Bioetanol Gel. (Sukma Budi Ariyani)

PERBANDINGAN KARBOPOL DAN KARBOKSIMETIL


SELULOSA SEBAGAI PENGENTAL PADA PEMBUATAN
BIOETANOL GEL
(Comparison of Carbopol and Carboxymethyl Cellulose as Thickener
on Making Bioethanol Gel)

Sukma Budi Ariyani dan Nana Supriyatna


Baristand Industri Pontianak, Jln. Budi Utomo No. 41 Pontianak 78243
sukma_ariyani@yahoo.co.id
Naskah diterima tanggal 13 Juni 2013 dan disetujui untuk diterbitkan tanggal 24 Juli 2013

ABSTRAK. Bioetanol gel merupakan bioetanol cair yang telah diberi zat pengental
sehingga lebih aman dalam proses pengangkutan dan penggunaannya. Penelitian ini
bertujuan untuk membandingkan karbopol dan karboksimetil selulosa sebagai
pengental yang digunakan pada pembuatan bioetanol gel dan karakteristik bioetanol
gel yang dihasilkan. Dalam penelitian ini dilakukan pembuatan bioetanol gel dengan
pengental karbopol dan karboksimetil selulosa dengan variabel jumlah masing-masing
yang ditambahkan adalah 1,5; 3; 4,5 dan 6 g. Bahan pengental tersebut diaduk dengan
akuades selama 5 menit kemudian ditambahkan bioetanol cair 70% sebanyak 100 g
secara perlahan-lahan dan diaduk selama 15 menit. Selanjutnya dilakukan pengujian
warna nyala, lama nyala dan viskositas. Bioetanol gel yang terbaik diuji dengan water
boiling test. Hasil bioetanol gel terbaik diperoleh pada penambahan pengental
karbopol 6 g dengan karakteristik warna bioetanol gel putih jernih, warna nyala biru
kadang kemerahan, lama nyala api per 5 g adalah 5 menit 17 detik dan viskositasnya
1.380.000 cP. Sedangkan hasil untuk water boiling test adalah untuk mendidihkan air
100 ml dibutuhkan waktu 16 menit dengan menggunakan bioetanol gel sebanyak 15 g.
Kata kunci : bioetanol gel, karbopol, karboksimetil selulosa

ABSTRACT. Bioethanol gel is a new form of liquid bioethanol that has been given a
thickening agent. This type of bioethanol is believed could make its transportation and
utilization safer. This study aimed to compare the carbopol and carboxymethyl cellulose
as thickener agents and to characterize the bioethanol gel produced. In this research,
carbopol and carboximethyl used for making bioethanol gel were1.5, 3, 4.5 and 6 g.
Then flame color, length of flame and viscosity were tested. The best bioethanol gel
produced obtained on the addition of carbopol 6 g. Its characteristics were clear white
color, the flame color is blue reddish, length of flame per 5 g is 5 minutes 17 seconds,
and viscosity 1,380,000 cP. The boiling water test result on 100 ml of water by using 15
g of bioethanol gel takes 16 minutes.
Keywords: bioethanol gel, carbopol, carboximethyl cellulose

1. PENDAHULUAN mengurangi subsidi minyak tanah.


Bahan Bakar Minyak (BBM) Jumlahnya yang terlalu besar sangat
menjadi kebutuhan yang sangat penting membebani RAPBN. Sebagai kebijakan
dan paling dicari oleh masyarakat. pemerintah, penggunaan minyak tanah
Terutama minyak tanah, hampir semua dikonversi ke gas. Gas dipilih karena
lapisan masyarakat menggunakan minyak cadangannya diperkirakan seratus tahun
tanah. Namun karena deposit minyak bumi lagi. Jadi untuk konversi ke elpiji,
Indonesia hanya tinggal 20 tahun maka Indonesia memiliki sumber yang
harus dilakukan konversi minyak tanah. berlimpah (Triaswati dan Nurhayati,
Selain itu, pemerintah juga ingin 2010).

59
BIOPROPAL INDUSTRI Vol. 4 No. 2, Desember 2013 : 59-64

Akan tetapi dalam pelaksanaannya, yaitu bioetanol hanya diproduksi di daerah


konversi minyak tanah ke gas ternyata tertentu, tidak setiap daerah terdapat
tidak berjalan seperti yang diharapkan. produsen bioetanol.
Masyarakat masih saja mengantri untuk Bioetanol yang berbentuk cair
mendapatkan minyak tanah. Masyarakat beresiko tumpah saat didistribusikan ke
lebih memilih menggunakan minyak tanah daerah lain. Hal ini disebabkan biasanya
daripada gas karena selain alasan bioetanol didistribusikan dalam drum-
konvensional, sudah tradisi atau kebiasaan, drum yang kurang aman dalam
pembelian gas tidak dapat dilakukan secara pengangkutannya jika dibandingkan
eceran dan masyarakat masih ragu pengangkutan minyak tanah oleh
terhadap keamanan penggunaan gas. Pertamina yang dimasukkan dalam tangki.
Banyak kejadian yang dialami masyarakat Selain itu, bioetanol yang berwujud cair
bahwa tabung gas yang meledak lebih beresiko mudah tumpah dan mudah
dikarenakan kualitas tabungnya yang meledak karena sifatnya yang volatil
rendah atau regulatornya yang tidak baik. (Triaswati dan Nurhayati, 2010). Sebagai
Oleh karena itu, perlu dicari solusi lain contoh, dalam penggunaan bioetanol cair
yang dapat menggantikan minyak tanah sebagai bahan bakar rumah tangga di
dan aman digunakan. Beberapa sumber Brazil banyak insiden kebakaran yang
yang bisa digunakan sebagai bahan bakar dilaporkan. Untuk alasan tersebut,
alternatif pengganti minyak tanah antara pemerintah Brazil telah melarang
lain briket, biogas dan bioetanol. penggunaan bioetanol cair dan memulai
Etanol atau etil alkohol (C2H5OH) penggunaan bioetanol gel dengan kalsium
adalah cairan memiliki sifat tidak asetat dan karbopol sebagai pengental. Gel
berwarna, mudah menguap, jernih, bioetanol memberikan solusi terhadap
memiliki bau yang halus dan rasa yang keamanan aplikasi penggunaan energi
pedas (Setyaningsih, 2006). Sedangkan rumah tangga karena tidak mudah tumpah
bioetanol adalah etanol yang diperoleh dari dan menguap (Lloyd dan Vissagie, 2007).
proses fermentasi gula dari bahan yang Oleh karena itu dalam penelitian ini
mengandung karbohidrat dengan bantuan dilakukan perubahan bentuk bioetanol cair
mikroorganisme. Bioetanol adalah salah menjadi bioetanol gel yang lebih aman
satu bahan bakar alternatif yang dapat dalam proses pengangkutan dan
diperbaharui, ramah lingkungan dan penggunaannya.
menghasilkan gas emisi karbon yang Untuk membuat bioetanol gel
rendah dibandingkan dengan bensin atau dibutuhkan kalsium asetat, atau pengental
sejenisnya (sampai 85% lebih rendah). lainnya seperti xanthan gum, karbopol EZ-
Bercermin pada beberapa negara maju 3 polimer dan berbagai material turunan
yang telah lebih dulu mengembangkan selulosa (Tambunan, 2008). Penelitian ini
bioetanol sebagai biofuel. Indonesia pun dilakukan untuk mengetahui pengaruh
tak mau ketinggalan untuk turut serta jenis dan banyaknya pengental pada
mengembangkan bioetanol sebagi bahan pembuatan bioetanol gel. Dalam penelitian
bakar alternatif (Idral dkk., 2012). ini dilakukan pembuatan bioetanol gel
Menurut Sa’id (1987), secara dengan pengental karbopol dan
sederhana, proses pembuatan bioetanol karbosimetil selulosa dan diperoleh
dapat digambarkan dengan reaksi sebagai banyaknya pengental yang dibutuhkan
berikut: sehingga didapatkan hasil bioetanol gel
yang terbaik.
C6H12O6 mikroorganisme 2C2H5OH + Karbopol adalah serbuk halus
2CO2+ berwarna putih, bersifat asam, higroskopik,
Kalor dengan sedikit karakteristik bau. Karbopol
dapat larut di dalam air, etanol (95%) dan
Namun ada beberapa kendala yang gliserin, dapat terdispersi di dalam air
harus dihadapi agar bioetanol dapat untuk membentuk larutan koloidal dan
digunakan oleh masyarakat secara luas,

60
Perbandingan Karbopol dan Karboksimetil Selulosa sebagai
Pengental pada Pembuatan Bioetanol Gel. (Sukma Budi Ariyani)

bersifat asam, sifat merekatnya rendah. sebesar 1,5, 3, 4,5 dan 6 gram dicampur
Karbopol bersifat stabil, dengan naiknya terlebih dahulu dengan 20 ml akuades.
temperatur, kekentalannya menurun Campuran tersebut diaduk selama 5 menit.
sehingga mengurangi stabilitas. Karbopol Kemudian ditambahkan bioetanol cair
digunakan sebagai bahan pengental yang sebanyak 100 g sedikit demi sedikit sambil
baik memiliki viskositasnya tinggi, diaduk dengan magnetik strirer selama 15
menghasilkan gel yang bening. menit dengan kecepatan 600 rpm.
Keuntungan pemakaian karbopol Selanjutnya bioetanol gel diuji dan diamati
dibandingkan dengan bahan lain adalah warna nyala api, lama nyala api per 5 g
sifatnya yang mudah terdispersikan dalam bioetanol gel dan viskositasnya. Terakhir,
air dan dengan konsentrasi kecil yaitu dilakukan water boiling test pada bioetanol
0,05-2,00% mempunyai kekentalan yang gel yang terbaik.
cukup sebagai basis gel (Melani dkk.,
2005). 3. HASIL DAN PEMBAHASAN
Karboksimetil selulosa merupakan Warna Bioetanol Gel
eter polimer selulosa linear dan berupa Warna bioetanol gel yang dihasilkan
senyawa anion, yang bersifat dapat dilihat pada Gambar 1. Bioetanol gel
biodegradable, tidak berwarna, tidak dengan pengental karbopol warnanya putih
berbau, tidak beracun, butiran atau bubuk jernih, sedangkan bioetanol gel dengan
yang larut dalam air namun tidak larut pengental CMC warnanya putih agak
dalam larutan organik, memiliki rentang sedikit keruh. Sehingga dapat disimpulkan
pH sebesar 6,5 sampai 8,0, stabil pada pengental karbopol menghasilkan warna
rentang pH 2–10, bereaksi dengan garam gel yang lebih baik.
logam berat membentuk film yang tidak
larut dalam air, transparan, serta tidak
bereaksi dengan senyawa organik.
Karboksimetil selulosa secara luas
digunakan dalam bidang pangan, kimia,
perminyakan, pembuatan kertas, tekstil dan
bangunan (Istighfarini, 2010).
Karboksimetil selulosa merupakan derivat
selulosa yang sifatnya mengikat air dan (a) (b)
sering digunakan sebagai pembentuk
tekstur halus (Indriyati dkk., 2006). Selain Gambar 1. Bioetanol gel: (a) dengan
itu, viskositas karboksimetil selulosa dapat
pengental karbopol dan (b)
turun dengan meningkatnya kekuatan ionik
dengan pengental CMC
dan menurunnya pH diakibatkan karena
polimernya yang bergulung (Aprilia, Nyala Api Bioetanol Gel
2009).
Warna nyala api bioetanol gel hasil
2. METODE PENELITIAN penelitian dapat dilihat pada Gambar 2.
Hasil yang diperoleh menunjukkan warna
Bahan yang digunakan dalam nyala api bioetanol gel dengan pengental
penelitian ini meliputi bioetanol cair, karbopol dan karboksilmetil selulosa
akuades, karbopol tipe 940 dan (CMC) adalah biru kadang kemerahan.
karboksimetil selulosa (CMC). Peralatan Sehingga dapat disimpulkan bahwa untuk
yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis pengental, tidak berpengaruh
erlenmeyer, beaker glass, magnetik stirer, terhadap warna nyala api bioetanol gel.
gelas ukur dan timbangan. Karena dengan penambahan kedua jenis
Penelitian ini menggunakan pengental, warna nyala apinya sama.
prosedur berupa modifikasi dari prosedur Begitu pula dengan banyaknya pengental
penelitian Riyanti (2009) yaitu pengental yang ditambahkan, warna nyala apinya
dengan jenis berbeda (karbopol dan CMC) juga sama.

61
BIOPROPAL INDUSTRI Vol. 4 No. 2, Desember 2013 : 59-64

tinggi serta waktu pembakarannya menjadi


semakin cepat.

Gel (menit)
3 3,28

Bioeta
nol
2,26
2
(a) (b) 2

Lama Nyala
Gambar 2. Nyala api bioetanol gel: (a)
dengan pengental karbopol dan 1 0,92
(b) dengan pengental CMC
0
Lama Nyala Api Bioetanol Gel 0 1 2 3 4 5 6 7
Hubungan antara banyaknya bahan Jumlah CMC (g)
pengental, baik karbopol atau CMC yang
ditambahkan terhadap nyala api bioetanol Gambar 4. Hubungan lama nyala bioetanol
gel dapat dilihat pada Gambar 3 dan 4. gel terhadap banyaknya CMC
Pada Gambar 3 dan 4 dapat dilihat bahwa yang digunakan
semakin banyak bahan pengental baik itu
karbopol atau CMC yang ditambahkan Adanya bahan pengental dan air
maka semakin lama nyala dari bioetanol menjadi faktor penahan agar lama
gel. Hal ini dikarenakan bahan pengental pembakaran menjadi semakin panjang.
mempunyai sifat mengikat bioetanol, Bahan pengental dengan konsentrasi yang
sehingga semakin banyak bahan pengental semakin meningkat akan menahan laju
yang ditambahkan, bioetanol makin penguapan bioetanol karena bioetanol
banyak yang terikat. Sampel yang diujikan terperangkap di dalam bahan pengental
adalah bioetanol gel per 5 gram. sehingga pelepasan uap bioetanol terjadi
secara perlahan. Akibatnya adalah lama
6
Gel

pembakaran menjadi semakin panjang.


NyalaBioeta

5
(menit

Oleh karena itu semakin banyak bahan


nol

5,1 5,28 pengental yang ditambahkan, lama


)

4
4,05 pembakaran menjadi lebih panjang.
3 3,6 Uji pembakaran gel bioetanol tidak
2 hanya bergantung kepada faktor
Lama

konsentrasi bioetanol dan bahan pengental


1 yang digunakan tetapi faktor lingkungan
0 pembakaran juga mempengaruhi lama
0 1 2 3 4 5 6 7
pembakaran gel bioetanol. Faktor
lingkungan tersebut antara lain
Jumlah Karbopol (g)
ketersediaan permukaan untuk
Gambar 3. Hubungan lama nyala menguapkan bioetanol karena tidak seperti
bioetanol gel terhadap penggunaan bioetanol cair maupun minyak
banyaknya karbopol yang tanah, gel bioetanol dibakar secara
digunakan langsung tanpa menggunakan sumbu,
suhu, laju aliran uap bioetanol ke wilayah
Menurut Meilianti (2009), uap
pembakaran dan ketersediaan udara di
bioetanol yang tercampur dengan udara sekeliling daerah pembakaran.
bebas membentuk suatu campuran yang Untuk jenis pengental yang
mudah terbakar. Makin tinggi konsentrasi digunakan, bioetanol gel dengan bahan
bioetanol, maka makin cepat menguap dan pengental karbopol lebih tahan lama
kemampuan terbakarnya menjadi lebih

62
Perbandingan Karbopol dan Karboksimetil Selulosa sebagai
Pengental pada Pembuatan Bioetanol Gel. (Sukma Budi Ariyani)

nyalanya dibandingkan dengan bioetanol menjadi hal yang tidak efisien, jika dengan
gel dengan bahan pengental CMC. Hal ini jumlah pengental yang kecil sudah
dikarenakan kelarutan karbopol lebih memenuhi tujuan penambahan pengental
tinggi dibandingkan dengan CMC dalam tersebut. Dari hasil penelitian yang
bioetanol 70%. Hal tersebut dapat dilihat diperoleh, bahwa dengan penambahan
saat mencampurkan bioetanol dengan karbopol 6 gram dalam 100 gram bioetanol
pengental CMC, ada bagian CMC yang sudah cukup untuk membuat bietanol gel
tidak larut atau mengendap, sedangkan yang tidak mudah tumpah.
dengan pengental karbopol, tidak ada
bagian yang mengendap atau semua larut.

Gel (cP)
1600000
Hal tersebut menunjukkan bahwa CMC 1.380.000
1400000
tidak berikatan sempurna dengan 1200000 1.374.000

Bioet
anol
bioetanol. Data rinci tentang kelarutan 1.132.000
karbopol dan CMC dalam bioetanol tidak 1000000
diperoleh. Tetapi menurut Melani dkk. 800000

Viskosita
(2005), karbopol larut dalam bioetanol 600000 11.000
200000

s
95%. Sedangkan CMC larut dalam 400000
campuran air dan bioetanol, CMC tidak
larut sempurna dalam bioetanol dengan
0
konsentrasi ≥80% (Riyanti, 2009).
Berdasarkan hasil yang diperoleh pada 0 1 2 3 4 5 6 7
penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa Jumlah Karbopol (g)
karbopol larut sempurna pada bioetanol
70% sedangkan CMC tidak larut sempurna Gambar 5. Hubungan viskositas
dalam bioetanol 70%. bioetanol gel terhadap
banyaknya karbopol yang
Viskositas digunakan
Viskositas (kekentalan) adalah suatu
larutan yang kondisinya dapat
3000
Gel (cP)

digambarkan sebagai larutan yang sulit 2.688


dialirkan. Maksud dari pengukuran ini 2500
adalah untuk menentukan nilai kekentalan
tano
Bioe

2000
l

suatu larutan yang dinyatakan dalam


centipoises (cP). Makin tinggi nilai 1500
viskositas suatu larutan maka makin tinggi
Viskosita

1000 972
pula kekentalannya (Saputra, 2012).
570
s

Hubungan viskositas bioetanol gel dengan 500


banyaknya pengental baik karbopol atau 216
CMC yang ditambahkan dapat dilihat pada 0
Gambar 5 dan 6. 0 1 2 3 4 5 6 7
Pada Gambar 5 dan 6 dapat dilihat Jumlah CMC (g)
bahwa semakin banyak bahan pengental
yang ditambahkan, semakin tinggi Gambar 6. Hubungan viskositas bioetanol
viskositas bioetanol gel. Semakin banyak gel terhadap banyaknya CMC
bahan pengental ditambahkan semakin
yang digunakan
banyak pula bioetanol yang terikat
membentuk gel dan kekentalan bioetanol Untuk pengaruh jenis bahan
gel pun meningkat. Fungsi penambahan pengental, dengan penambahan karbopol
pengental disini adalah meningkatkan 1,5 gram saja dapat menghasilkan
viskositas bioetanol sehingga bioetanol bioetanol gel dengan kekentalan 11.000
menjadi gel yang tidak mudah tumpah
cP, sedangkan dengan bahan pengental
karena kekentalannya meningkat.
karbosilmetil selulosa (CMC), dengan
Penambahan pengental yang berlebihan

63
BIOPROPAL INDUSTRI Vol. 4 No. 2, Desember 2013 : 59-64

penambahan 6 gram, kekentalan yang Bakterial Selulosa. Jurnal Sains Materi


diperoleh 2.688 cP. Jadi untuk Indonesia. Vol. 8, No. 1. Oktober 2006.
memperoleh kekentalan yang tinggi (> Istighfarini, V.N. 2010. Kajian Plastisitas
2.688 cP), diperlukan penambahan CMC > Lempung Asal Ds. Getaan Kec.
6 gram. Pagelaran Kab. Malang Dengan Zat
Imbuh Abu Layang. Skripsi. Fakultas
Water Boiling Test
Sains dan Teknologi. Universitas Islam
Water boiling test adalah pengujian Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim.
yang bertujuan untuk mengetahui berapa Malang.
lama waktu yang diperlukan bioetanol gel
sehingga dapat mendidihkan 100 ml air. Lloyd, P.J.D. dan Vissagie, E.M. 2007. A
Hasil bioetanol terbaik yakni dengan bahan Comparison of Gel Fuels With
pengental karbopol 6 gram diujikan Alternative Cooking Fuels. Journal of
kembali dengan water boiling test. Dari uji Energy in Southern Africa. Vol 18 No.
ini, waktu yang dibutuhkan untuk 3. August 2007
mendidihkan air sebanyak 100 ml adalah Meilianti, S. 2009. Formulasi Gel Bioetanol
16 menit, sedangkan bioetanol gel yang
dengan Pengental Polimer Asam
diperlukan sebanyak 15 gram. Akrilat. Skripsi. Fakultas Teknologi
Pertanian. IPB. Bogor.
4. KESIMPULAN
Melani, D., T. Purwanti dan W. Soeratri. 2005.
Bioetanol gel dengan hasil terbaik Korelasi Kadar Propilenglikol Dalam
dari hasil penelitian ini adalah bioetanol Basis dan Pelepasan Dietilammonium
gel dengan pengental karbopol sebanyak 6 Diklofenak Dari Basis Gel Carbopol
gram. Hasil pengamatan dan uji bioetanol ETD 2020. Bagian Farmasetika Fakultas
gel dengan pengental karbopol 6 gram Farmasi. Universitas Airlangga.
meliputi warna bioetanol gel nya putih Surabaya
bersih dan nyala api bioetanol gel biru Riyanti, A. 2009. Kajian Produksi Gel
kemerahan. Lama nyala api per 5 gram Bioetanol Dengan Menggunakan
bioetanol gel adalah 5,28 menit dan Carboxymethyl-cellulose (CMC)
viskositasnya mencapai 1.380.000 cP. Sebagai Bahan Pengental. Skripsi. IPB.
Sedangkan untuk water boiling test, untuk Bogor.
dapat mendidihkan air 100 ml diperlukan Sa’id, E. 1987. BIOINDUSTRI. Penerapan
waktu 16 menit dan bioetanol gel yang Teknologi Fermentasi. Jakarta : PT.
diperlukan adalah 15 gram. Mediyatama Sarana Perkasa.
Saputra, R. 2012, Pengaruh Konsentrasi Alkali
DAFTAR PUSTAKA dan Rasio Rumput Laut-Alkali
Aprilia, L. 2009. Preparasi Produk Nata de Terhadap Viskositas dan Kekuatan Gel
Pina dan Aplikasi Pengikatannya Semi Refined Carragenan (SRC) dari
Terhadap Logam Kobalt (II). Skripsi. Rumput Laut Eucheuma Cottonii.
Fakultas Matematika dan Ilmu Skripsi. Jurusan Teknologi Pertanian.
Pengetahuan Alam. IPB. Bogor. Universitas Hasanudin. Makassar.
Idral, Daniel De, M. Salim dan E. Mardiah. Setyaningsih, D. 2006. Produksi dan Analisis
2012. Pembuatan Bioetanol Dari Ampas Mutu Bioetanol. Sosialisasi
Sagu Dengan Proses Hidrolisis Asam Pemanfaatan Pati Sagu Sebagai Bahan
dan Menggunakan Saccharomyces Baku Bio Enerji. SBRC LPPM-IPB.
cerevisiae. Jurusan Kimia FMIPA Tambunan, L. A. 2008. Bioetanol Antitumpah.
Unand: Jurnal Kimia Unand. Volume 1
Trubus.2008.Vol XXXIX.pp.24-25.
Nomor 1.
Triaswati, I. dan L. Nurhayati. 2010.
Indriyati, L. Indrarti dan E. Rahmini. 2006.
Pembuatan Bioetanol Gel Sebagai
Pengaruh Carboxymethyl Cellulose
Bahan Bakar Alternatif Pengganti
(CMC) dan Gliserol Terhadap Sifat
Minyak Tanah. Skripsi. Jurusan Teknik
Mekanik Lapisan Tipis komposit Kimia. Universitas Diponegoro.
Semarang.

64

You might also like