You are on page 1of 8
Jurnal Agrijati: . 14 (1); Agustus, 2010 PERTUMBUHAN KACANG MERAH (Phaseolus vulgaris L. ev. GARUT) PADA TANAH LATOSOL YANG INOKULASI MIKOFER DAN DIBERI KOMPOS ORGANIK Tia Setiawati ”, Oman Karmana ?, dan Shindy Triandini Putri > Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan IImu Pengetahuan Alam Universitas Padjadjaran, Bandung ABSTRAK ‘Tojuan penelitian ini ingin mengetabui pengaruh inokulasi mikofer dan dosis kompos organik terhadap pertumbuhan kacang merah (phaseolus vulgaris (L.) cv. Garut) pada tanah latosol Jatinangor. Penelitian telah dilaksanakan di rumah plastik Arboretum Unpad dengan menggunakan metode cksperimental ‘Aca Kelompok (RAK) pola faktorial 2 x 6 dengan 3 kali pengulangan. Faktor pertama adalah inokulasi mikofer (M) yang terdiri dari 2 taraf yaitu tanpa inokulasi mikofer (mo) dan inokulasi mikofer (m,), sedangkan faktor kedua adalah dosis kompos organik (P) yang terdiri dari 6 taraf yaitu tanpa kompos (pa), 0,2 Kg/polibag (p:), 0,4 Kg/polibag (p2), 0,6 Ke/polibag (ps), 0,8 Ke/polibag (p,), dan 1 Kg/polibag (p,). Parameter yang diamati adalah tinggi tanaman, jumlah daun, luas daun, jumlah bunga, jumlah polong, berat biji, jumlah bintil akar, berat dan persentase akar yang terinfeksi. Data dianalisis secara statistik dengan menggunakan ANAVA dan uji lanjut menggunakan Uji Jarak Berganda Duncan (UJBD) pada a = 0,05. Hasil penelitian menunjukkan inokulasi mikofer bérpengaruh nyata dalam meningkatkan tinggi tanaman, jumlah bunga, jumlah polong, jumlah bintil akar, dan berat kering tanaman berturut-turut sebesar 12%; 33%; 25%; 160%; dan 10%, Pemberian berpengaruh nyata terhadap peningkatan tinggi tanaman, Iuas daun, jumlzh bunga, jumlsh polong, dan jumlah bintil akar, dan persentase akar terinfeksi berturut-turut shen 19%; 49%; 60% S196 3% dan 36%. Davis kompos teak untuk menigkatkan an tanaman kacang merah yang diinolkulasi mikofer terdapat pada dosis kompos 1 Koos ( (p:). Terjadi interaksi antara inokulasi mikofer (ize pent pemberian dosis kompos pada jumlah bunga, jumiah polong, dan jumlah bintil akar tanaman kacang Kata kunci : mikofer, kompos onganik, kacang merah PENDAHULUAN yang sering digunakan oleh masyarakat adalah Pupuk kompos yang merupakan bahan organik Kacang_me merah (Phaseolus vulgaris L.) satu sayuran yang dapat ‘merupakan salah ijadiken alternatif dalam memenuhi kebutuban sayuran penduduk dunia yang terus meningkat sejalan dengan meningkatnya jumleh penduduk. Kacang merah atau disebut juga kecang jogo mengandung sumber protein nabati, karbobidrat 59 %, lemak, vitamin B dan C, serta mineral. Jenis kacang ini dapat tumbuh pada tanah jenis Jatosol walaupun pertumbuhannya tidak maksimal (Greensill, 1978; Cahyono, 2003). ‘Tanah ini mempunyai kandungan bahan organik dan hara yang rendsh, sehingga tanah jenis ini kurang produktif dan membutubkan Pemupukan dengan —menggunakan crgsalk dapat |mempabell stra dan tanah serta ramah lingkungan ences 2003). Salah satu pupuk organik iasanya berwama kehitam-hitaman dan tidak berbau. Kompos unsur hara makro dan mikro yang lengkap meskipun dalam jumlah yang relatif rendah, schingga dalam ‘memerlukan dosis yang lebih tinggi daripada pupuk anorganik (Musnamar, 2003). Pemupnkan yang sesuai baik jenis ‘maupun dosisnya dapat memperbaiki keseim- Dbangan hara dan meningkatkan kondisi fisik dan Kimiawi tanah sehingga dapat menumjang pertumbuban tanaman. Walaupun telah terdapat kescimbangan unsur hara dalam tanah, namun penyerapan hara oleh tanaman tetap terbatas ‘karena faktor lingkungan. Untuk meningkatkan kapasitas hara oleh tanaman serta efisiensi penggunaan pupuk dapat dibantu oleh’ 1 adanya mikroorganisme antara lain mikoriza rang bersimbiosis dengan akar tanaman. ‘Mikoriza merupakan hubungan simbiosis ‘mutualistik antara fungi (mykes) dan perakaran (rhiza) tumbuhan tingkat tinggi (Setiadi, 1992). Fungi Mikoriza Arbuskula (FMA) membentuk Jjala-jala hifa di dalam atau di antara sel korteks pada jaringan tumbuhan yang discbut hifa internal dan hifa pada epidermis akar yang disebut hifa eksternal berfiungsi untuk menyerap air dan garam di dalam tanah (Salisbury & Ross, 1991). Saat ini terdapat produk FMA siap pakai yaitu mikofer yang dikeluarkan oleh PAU IPB Bogor. Mikofer yang digunakan dalam penclitian ini mengandung empat jenis Fungi Mikoriza Arbuskula (FMA), yaitu Gigaspora margarita, Glomus manihotis, Glomus etunicatum, dan Acaulospora tuberculata, BAHAN DAN METODE Bahan-bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah air, aquades, benih kacang merah (Phaseolus vulgaris L. cx. Garut) produksi Perintis Tani Benih Sukatani Tesikmalaya, inokulan mikofer (Gigaspora ‘margarita, Glomus manihotis, Glomus etunicatum, dan Acaulospora tuberculata) dari Laboratorium Bioteknologi Kehutanan PAU IPB Bogor, tanah Iatosol dari Arboretum Jatinangor Unpad, pupuk kompos organik produksi Pupuk Padjajaran LEMLIT UNPAD; zat kimia yang digunakan adalah karbol fuchsin, HCl 1%, hipoklorit 5%, H,0- alkalin, dan KOH 10% Rancangan percobaan yang digunakan pada penelitian ini adalah Rancangan Acak Kelompok (RAK) pola fuktorial 2 x 6 dengan tiga kali pengulangan. Faktor pertama adalah inokulasi mikofer (M), terdiri dari 2 taraf yaitu Jurnal Agrijati -. 14 (1); Agustus, 2010 tanpa inokulasi mikofer (m) dan inokulasi mikofer (m;). Faktor kedua adalah dosis kompos organik (P), terdiri dari 6 taraf yaitu tanpa kompos (px), 0,2 Kefpolibag (p1), 0.4 Ke/polibag (2), 0,6 Ke/polibag (p,), 0,8 Ke/polibag (p.), dan 1 Kg/polibag (ps). Prosedur Kerja 1, Persiapan Media Tanam, Penyemaian Benih dan Penanaman Tanah yang akan digunakan sebelumnya dikeringanginkan dan diayak kemudian disteril- kan. Kompos dicampurkan dengan tanah sampai homogen sesuai dengan dosis _perlakuan. Inokulasi mikofer sebanyak 7,5 g dimasukkan ke dalam Iubang tanam sedalam 4 cm pada tiap polibag dan ditutup kembali dengan selapis tipis tanah, Benih disemaikan menggunakan media ‘yang berupa campuran tansh : pasir : kompos dengan perbandingan 1: 1: 1. Kecambah kacang merah dipilih berdasarkan homogeni- tasnya kemudian ditanam di dalam polibag berisi tanah yang telah diberi pupuk diinokulasi mikofer sesuai perlakuan, Pemeliharaan tanaman dilakukan dengan penyiraman, pengendatian hhama penyakit, serta pencabutan gulma. 2. Pemeriksaan Infeksi-Mikoriza Pemeriksaan —persentase —_infeksi endomikoriza (FMA) mengguniakan metode ‘pewamaan dengan dari Kormanik dan McGraw's (1982) dalam Setiadi dik. (1982). Persentase akar yang terinfeksi FMA (endomikoriza) dihitung berdasarkan rumus sebagai berikut Jumlah contoh akar yang terinfeksi % akar yang terinfeksi = 100% Sumlch seluruh contoh akar yang diamati HASIL DAN PEMBAHASAN ‘Tinggi Tanaman Hasil ANAVA menunjukkan bahwa inokulesi mikofer dan dosis kompos berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman, tetapi tidak terjadi interaksi antara kedua faktor tersebut. Hasil pengujian dengan UIBD pada a = 0,05 dapat Ailihat pada Tabel 1 dan 2. Jurnal Agrijati :’ 14 (1); Agustus, 2010 Tabel 1. Rata-rata Tinggi Tanaman (cm) Pada Perlakuan Inokulasi Mikofer Perlaknan Rata-rata Tinggi Tanaman (em) ‘Tanpa inokulasi (m0) 62,56 a Tnokulasi mikofer (mi) 0,726 Ket : Huruf yang sama memunjukkan tid Pada Tabel 1 tampak bahwa inokulasi mikofer berpengaruh nyata dalam mening- katkan rata-rata tinggi tanaman. Nilai rata-rata tinggi tanaman yang diinokulasi mikofer (69,72 cm) lebih besar daripada tanaman yang tidak diinokulasi mikofer (62,56 cm) atau mengalami kkenaikan sebesar 12% dibandingkan dengan tanaman tanpa inokulasi, De la Cruz (A981) dalam Atma (2001) meaporkan babwa nya unsur hara yang serapannya meningkat dari ‘adanya mikoriza selain P, yaituN, K, Ca, Mg, ‘Tabel 2. Rata-rata Tinggi Tanaman fk berbeda nyata menurut UIBD (a =0,08). Fe, Cu, Mn dan Zn. Unsur Cu berperan dalam proses oksidasi-reduksi dan Zn berperan dalam diperlukan dalam _ sintesis (Dwidjoseputro, 1994), Auksin adalah substansi organik yang pada konsentrasi rendah (<0,001 'M) meningkatkan pertumbuhan di sepanjang sumbu longitudinal (Wilkins, 1990). Pening- ketan kadar hormon auksin menyebabkan meningkatnya pertumbuhan vegetatif seperti batang. (cm) Pada Perlakuan Dosis Kompos Perlakuan Rata-rata Tinggi Tanaman (cm) “Tanpa kompos (ps) 60,504 0,2 Kp/polibag_ (pi) 61,83 ab 0,4 Kp/polibag (92) 64,50 be | 0,6 Kg/polibag (ps) 58,00 ¢ 0,8 Kp/polibag (ps) 70,00 ¢ 1 Kp/polibag (ps) 72,004 Ket : Huruf yang sama menunjukkan td Pada Tebel 2 tampak bahwa dosis kompos pz, Ps Po dan ps berpengaruh nyata dalam me- ningketkan tinggi tanaman. Pemberian dosis Selain kaya akan unsurhara baik makro maupun rmikro, kompos juga mengandung sejumlah asam-asam organik. salah satunya yaitn asam (1984) jak berbeda nyata menurut UIBD (a =0,05). tanaman, yakni auksin, Adanya hormon ini diduga menjadi pemacu pertumbuhan tanaman sehingga tinggi tanaman dapat meningkat Luas Daun Hasil ANAVA menunjukkan bahwa faktor dosis kompos berpengaruh nyata terhadap Iuas daun, tetapi faktor inokulasi mikofer tidak berpengaruh nyata dan tidak terjadi interaksi antara kedua faktor tersebut. Hasil UBD pada a = 0,05 dapat dilihat pada Tabel 3. abel 3. Rata-rata Luas Daun (cm) Pada Perlakuan Dosis Kompos Perlakuan Rata-rata Luas Daun (cm?) ‘Tanpa kompos (Po) 1480,50 a 0,2 Kp/polibag _(p:) 1835,83 b 0,4 Kp/polibag (pn) 2029,83 0,6 2202,00 b 08: 2011,00b 1 Kp/polibag (ps) 1955,83 6 Ket: Huruf yang sama menunjukkan dak berbeda nyata menuret Uji Tarak ‘Berganda Duncan (a =0,05).

You might also like