You are on page 1of 9

Studi provenance batupasir formasi-formasi di Cekungan Ombilin, Sumatra Barat

(Euis Tintin Yuningsih)

STUDI PROVENANCE BATUPASIR FORMASI - FORMASI


DI CEKUNGAN OMBILIN, SUMATRA BARAT

Euis Tintin Yuningsih


Lab. Petrologi & Mineralogi, Jurusan Geologi, FMIPA, Universitas Padjadjaran

ABSTRACT

Based on rock composition percentage of feldspar, quartz and rock fragment on Q-F-L triangle diagram,
the sandstone provenance of Brani Formation is continental block, otherwise Sawahlunto and
Sawahtambang Formations is recycled orogen. Qm-F-L triangle diagram shows the provenance of Brani,
Sawahlunto and Sawahtambang Formations is continental block, Sangkarewang and Ombilin Formations
is transitional magmatic arc placed in the Cretaceous orogen belt as a result of convergency of Mergui-
Woyla microplates. Based on rock composition percentage on the Qp-Lv-Ls triangle diagram, the source
for Brani and Sawahtambang Formations is mixed orogenic sand, Sawahlunto Formation is collision
orogen and mixed orogenic sand, otherwise the source for Sangkarewang and Ombilin Formations is arc
orogen where the zone of collision is the suturing of Mergui-Woyla microplates, Qm-P-K triangle diagram
shows that Brani, Sawahlunto and Sawahtambang Formations have high maturity or stability from
continental block indicated the source of stable micro continen (continental block provenances) as a part
of Mergui-Woyla terrane, Sangkarewang Formation has low maturity or stability
Keywords : continental block, recycled orogen, transitional magmatic arc, mixed orogenic sand, collision orogen, arc
orogen, maturity, stability

ABSTRAK

Berdasarkan persentase komposisi batuan dari feldspar, kuarsa dan fragmen batuan pada diagram
segitiga Q-F-L, pembentukan batupasir Formasi Brani berasal dari continental block, sedangkan Formasi
Sawahlunto dan Formasi Sawahtambang berasal dari recycled orogen. Diagram segitiga Qm-F-L
menunjukkan bahwa Formasi Brani, Formasi Sawahlunto dan Formasi Sawahtambang berasal dari
continental block, sedangkan Formasi Sangkarewang dan Formasi Ombilin berasal dari transitional
magmatic arc yang terletak di jalur orogen Kapur sebagai hasil konvergensi lempeng mikro Mergui-
Woyla. Berdasarkan persentase batuan pada diagram segitiga Qp-Lv-Ls bahwa sumber untuk Formasi
Brani dan Formasi Sawahtambang adalah dari mixed orogenic sand, sumber Formasi Sawahlunto adalah
collision orogen dan mixed orogenic sand, sedangkan sumber Formasi Sangkarewang dan Formasi
Ombilin adalah arc orogen dimana penyatuan tumbukannya adalah zona penyatuan antara lempeng
mikro Mergui-Woyla, sedangkan pada diagram segitiga Qm-P-K terlihat bahwa Formasi Brani, Formasi
Sawahlunto dan Formasi Sawahtambang memiliki maturity atau stability dari continental block yang
tinggi yang menunjukkan asal lempeng mikro kontinen yang stabil (continental block provenances) yang
merupakan bagian dari terrane Mergui-Woyla, sedangkan Formasi Sangkarewang memiliki maturity atau
stability yang rendah.
Kata kunci : continental block, recycled orogen, transitional magmatic arc, mixed orogenic sand, collision orogen, arc
orogen, maturity, stability

PENDAHULUAN ngan Tinggian Padang, di sebelah


Baratdaya lapangan minyak Minas.
Cekungan Ombilin merupakan ce-
Secara geografis, daerah Cekungan
kungan sedimen Paleogen yang seca-
Ombilin terletak pada koordinat
ra geologi terletak di depresi graben
100º30'00" - 101º15’00” Bujur timur
di rangkaian Bukit Barisan, yang oleh
dan 00º25'00" - 01º00’00” lintang
van Bemmelen (1949) disebut dengan
selatan yang secara administrasi
cekungan intra-montane. Cekungan
terletak di provinsi Sumatra Barat
Ombilin terletak di Sumatra bagian
(Gambar 1).
tengah, di daerah yang dikenal de-

33
Bulletin of Scientific Contribution. Vol. 5, No. 1, Januari 2007:33-41

Telah banyak peneliti yang ini membentuk daerah pengundakkan


mempelajari Cekungan Ombilin ini, mengiri (left steping) diantara Sesar
diantaranya adalah Musper (1929) Sitangkai dan Sesar Silungkang di
yang mengidentifikasi adanya fosil Terban Talawi dan daerah peng-
ikan fresh-water Tersier. Possavec undakkan menganan (right steping) di
dkk (1973) membahas tentang gam- Terban Sinamar.
baran sesar tektonik dari wilayah ini. Satuan batuan tertua yang dien-
Formasi berumur pra-Tersier dari wi- dapkan pada Cekungan Ombilin
layah ini telah dipublikasi oleh Klompe adalah sedimen berfasies danau air
dkk (1957), sedang Katili (1962) tawar dari Formasi Sangkarewang
membahas tentang granit Trias. Se- yang mempunyai hubungan men-
lain itu, Cjia (1972) juga membahas jemari dengan endapan sungai
tentang daerah Ombilin. Cekungan teranyam dan kipas aluvium-delta
Ombilin termasuk dalam peta geologi dari Formasi Brani. Berdasarkan
(Geological Survey of Indonesia) dari pengamatan sebaran besar butir di
Kastowo dan Silitonga (1973). daerah Pagias, terlihat penghalusan
Menurut de Coster (1976) sejarah butiran dan batuan sumber dari
geologi dari cekungan Sumatra Formasi Brani berasal dari batuan
Selatan dan Sumatra Tengah, fasies pra-Tersier yang diendapkan ke arah
Tersier Bawahnya terutama adalah baratlaut. Pada bagian utara ce-
non marine, yang lingkungan sedi- kungan yang dibatasi oleh Sesar
mentasinya terdiri dari kompleks la- Sitangkai dan Sesar Tigojangko, juga
kustrin, deltaik dan fluviatil. Sing- diendapkan sedimen berfasies kipas
kapan yang bagus dan kesampaian aluvium-delta dari Formasi Brani.
daerah yang mudah, membuat Ce- Fase tarikan yang sinambung pada
kungan Ombilin ini menjadi daerah Eosen, mengakibatkan perpindahan
yang baik untuk studi litologi berumur pusat pengendapan ke arah tenggara
Tersier Awal dari Sumatra. Runtunan yang bersamaan waktunya dengan
sedimentasi Tersier yang dipengaruhi terbentuknya Sesar Sawahlunto.
oleh perubahan mukalaut, menen- Perkembangan lingkungan pengen-
tukan variasi satuan batuan dan ling- dapannya relatif sama dengan run-
kungan pengendapan yang secara tunan sedimentasi Paleosen dibawah-
tidak selaras diendapkan di atas ba- nya. Di daerah Parambahan berkem-
tuan pra-Tersier. Sedimentasi Tersier bang batuan sedimen berfasies sungai
ini terdiri atas Formasi Brani, Formasi berkelok dari Formasi Sawahlunto
Sangkarewang, Formasi Sawahlunto, yang ke arah tenggara berubah men-
Formasi Sawahtambang, Formasi jadi endapan sungai teranyam dari
Ombilin dan Formasi Ranau. Formasi Sawahtambang. Lingkungan
Struktur geologi Cekungan Ombilin pengendapan ini berkembang pada
terdiri dari sesar-sesar berarah barat- beberapa tempat berupa endapan
laut-tenggara, utara-selatan, timur- sungai berkelok pada bagian bawah
laut-baratdaya, dan barat-timur. Se- (Anggota Rasau). Hal ini mem-
sar-sesar tersebut merupakan bagian perlihatkan adanya hubungan men-
dari Sistem Sesar Sumatra yang jemari Formasi Sawahlunto dengan
berarah baratlaut-tenggara. Terben- Formasi Sawahtambang.
tuknya Cekungan Ombilin akibat Sinambungnya gerak-gerak men-
gerak-gerak mendatar Sesar Sumatra datar pada Oligosen Bawah di se-
pada awal Paleosen yang ditunjukkan panjang Sesar Sitangkai dan Sesar
oleh gerak-gerak mendatar menganan Silungkang mengakibatkan terbentuk-
Sesar Takung dan Sesar Silungkang. nya Sesar Tanjangampalu yang ber-
Sesar-sesar tersebut membentuk arah utara-selatan. Fase ekstensional
zona tarikan yang dibatasi oleh sesar- yang mengakibatkan berpindahnya
sesar normal berarah utara-selatan di pusat pengendapan ke arah tenggara
sebelah barat cekungan. Zona tarikan yang diikuti fase genanglaut yang

34
Studi provenance batupasir formasi-formasi di Cekungan Ombilin, Sumatra Barat
(Euis Tintin Yuningsih)

berlangsung pula pada cekungan bu- tekstur dan pemerian perubahan


sur belakang. Perubahan ini mengaki- kumpulan mineral primer dan se-
batkan fasies darat Formasi Sawah- kunder, dengan demikian batuan da-
lunto dan Formasi Sawahtambang pat ditentukan jenisnya berdasarkan
menjadi berfasies laut dalam pada klasifikasi yang dipilih, dan proses-
Formasi Ombilin. proses sekunder lainnya (seperti pro-
ses ubahan) yang terdapat dalam ba-
BAHAN DAN METODE PENELITIAN tuan. Untuk perhitungan prosentase
kandungan fragmen dan mineral
Bahan yang diteliti dalam peneli-
dalam sayatan batuan dilakukan
tian ini adalah batupasir dari formasi
dengan cara visual.
– formasi yang ada di Cekungan Om-
bilin diantaranya dari Formasi Brani,
HASIL DAN PEMBAHASAN
Formasi Sangkarewang, Formasi Sa-
wahlunto, Formasi Sawahtambang Komposisi fragmen dan mineral
dan Formasi Ombilin. Adapun per- yang berada di dalam batuan dapat
alatan yang digunakan dalam pe- diketahui asal usulnya melalui peng-
nelitian ini diantaranya adalah kom- amatan mikroskopis maupun analisa
pas geologi, palu geologi, loupe, pita butiran atau mineralnya. Studi ten-
ukur, kamera, perlengkapan alat tulis tang hubungan komposisi penyusun
dan kantong sampel. Parameter yang batuan dengan genesanya telah
diteliti meliputi jenis litologi dan banyak dilakukan, salah satu hasil
karakteristik dari mineralogi penyu- studi yang dikemukakan adalah ke-
sunnya terkaitan komposisi sedimen klastik
Metode pengambilan sampel yang dengan kedudukan tektonik. Pe-
digunakan dalam penelitian ini adalah nentuan provenance enviroment yang
purposive sampling, yaitu teknik pe- berdasarkan hasil analisa komposisi
nentuan sampel dengan pertim- butiran dapat dilakukan dengan
bangan tertentu yang dianggap me- menggunakaan metode analisa modal
wakili populasi yang ada. Prosedur dari Dickinson, 1985 dalam Tucker,
pengumpulan data dilakukan melalui 1991.
beberapa cara yaitu studi literatur Berdasarkan komposisi mineral,
untuk data sekunder dan survey Dickinson, 1985 dalam Tucker, 1991
lapangan serta analisis laboratorium menentukan jenis provenan menjadi
untuk data primer. empat bagian yaitu kraton yang stabil
Untuk mencapai tujuan penelitian (stable craton), batuan dasar yang
yang diharapkan, pendekatan yang terangkat (basement uplift), busur
dilakukan adalah dengan cara peng- magmatik (magmatic arc), dan
amatan langsung di lapangan dan orogen terdaurkan (recycled orogen).
analisis laboratorium, serta tahap pe- Komposisi batupasir asal kraton yang
kerjaan studio. Pengamatan langsung stabil, berasal dari granit dan kadang-
di lapangan dilakukan dengan cara kadang genes dengan prosentase
deskripsi megaskopis litologi di dae- Qm/Qp yang tinggi. Pada batuan
rah penelitian, sedangkan analisis la- dasar yang terangkat, sebagian besar
boratorium meliputi analisis petrografi. batupasirnya bersifat arkosan dan
Dari pengamatan langsung di la- kuarsafeldsparan. Pada busur mag-
pangan dan analisis petrografi dapat matik, batupasirnya terdiri dari bahan
diketahui mineralogi, variasi mine- volkanikan dan plutonan yang berasal
ralogi dan komposisi serta jenis dari strato-volkan berupa campuran
litologinya. yang bersifat arkosan dan silikaan.
Analisis Petrografi digunakan un- Pada orogen yang terdaurkan per-
tuk mempelajari tekstur serta mine- ulangan orogen terjadi pada ling-
ralogi batuan secara detail, yang kungan tektonik yang mengalami
meliputi indeks mineral, perubahan pengangkatan, periukan dan erosi.

35
Bulletin of Scientific Contribution. Vol. 5, No. 1, Januari 2007:33-41

Daerah orogen terdaurkan ini meliputi transitional magmatic arc provenance


zona penunjaman, zona cekungan terdiri dari data SKR-1 dan OMF-1
busur belakang dan zona penyatuan yang masuk dalam lithic recycled.
antar lempeng-mikro. Zona penun- Secara tectonic setting, Continental
jaman meliputi jalur isoklinal yang block berada di Interior continen atau
terlipat, jalur melange disepanjang passive margin, sedangkan recycled
daerah tektonik yang terdapat dian- orogen berada di kompleks subduksi
tara parit samudra dan cekungan atau jalur perlipatan-persesaran.
busur depan. Zona busur belakang
Diagram Qp-Lv-Ls (gambar 4)
memperlihatkan adanya jalur sedi-
memperlihatkan hubungan antara
mentasi yang terlipat dan meta-
kuarsa polikristalin dengan fragmen
sedimen yang berasal dari kontinen.
batuan yang terdiri dari fragmen
Zona penyatuan memperlihatkan sifat
volkanik dan fragmen sedimen. Hasil
lempeng samudra dan kontinen.
ploting memperlihatkan data lebih
Dari sampel batupasir yang di-
banyak tersebar pada daerah mixed
ambil pada tiap Formasi yang ter-
orogenic sand, namun beberapa data
dapat di Cekungan Ombilin, setelah
berada pada arc orogen sources
dilakukan analisis petrografi (Tabel 2)
(SKR-1 dan OMF-1) dan collision
dengan menggunakan metode analisa
orogen sources (SWL-2).
modal batupasir dari Dickinson yang
telah dihitung prosentase setiap kate- Diagram Qm-P-K (gambar 5)
gorinya (tabel 3), kemudian diplot di melibatkan butiran mineral kuarsa
atas diagram segitiga yang terdiri dari monokristalin dan kelompok feldspar
diagram Q-F-L; Qm-F-L; Qp-Lv-Ls yang terdiri dari butiran plagioklas
dan Qm-P-K. Hasil analisa data yang dan K-feldspar. Diagram ini meng-
telah diolah ditunjukkan seperti pada gambarkan 2 hal yaitu perbandingan
gambar 2, 3, 4 dan 5. plutonik/volkanik di dalam magmatic
Berdasarkan hasil analisa modal arc, dan maturity atau stability dari
yang ditunjukkan oleh gambar 2, 3, 4 continental block. Pada gambar 5
dan 5 dapat diketahui provenance terlihat bahwa data terkumpul pada
terrane dari contoh batuan yang telah ujung atas yang menunjukkan
dianalisa komposisi butiran mine- maturity atau stability dari continental
ralnya. Diagram Q-F-L (gambar 2) block yang tinggi yang diwakili oleh
memperlihatkan sebaran titik data data BRF-1, BRF-2, BRF-3, SWL-1,
yang dapat dikelompokkan menjadi 2 SWL-2 dan SWT-1 sedang yang
(dua) provenance yaitu Continental rendah diwakili oleh data SKR-1.
block provenance dan Recycled Untuk daerah magmatic arc diwakili
orogen provenance. Data contoh ba- oleh OMF-1 yang menunjukkan
tuan yang terdapat dalam continental perbandingan plutonik/volkanik yang
block provenance terdiri dari data rendah, artinya provenance butiran
BRF-1, BRF-2 dan BRF-3, yang mineral di dalam magmatic arc
terdapat dalam recycled orogen berhubungan dengan volkanik.
provenance terdiri dari data SWL-1,
SWL-2 dan SWT-1. Sedangkan 2
KESIMPULAN
(dua) titik yang lain berada diluar
yaitu SKR-1 dan OMF-1. Dapat disimpulkan bahwa provenance
enviroment dari batupasir di Cekung-
Diagram Qm-F-L (gambar 3)
an Ombilin adalah sebagai berikut :
memperlihatkan provenance yang
1. Berdasarkan diagram Q-F-L,
lebih detail, hasil yang diperoleh dari
provenance-nya berasal dari dari
diagram Q-F-L, yaitu di Continental
continental block (BRF-1, BRF-2
block terdiri dari data BRF-1, BRF-2,
dan BRF-3) dan recycled orogen
BRF-3, SWL-1, SWL-2 dan SWT-1,
(SWL-1, SWL-2 dan SWT-1).
sedang yang terdapat dalam

36
Studi provenance batupasir formasi-formasi di Cekungan Ombilin, Sumatra Barat
(Euis Tintin Yuningsih)

2. Berdasarkan diagram Qm-F-L, Koesoemadinata, R.P & Matasak, T.,


provenance-nya berasal dari 1981, Stratigraphy and
continental block (BRF-1, BRF-2, Sedimentation, Ombilin Basin,
BRF-3, SWL-1, SWL-2 dan SWT-1) Central Sumatra, Proceedings of
dan transitional magmatic arc the 10th Annual Conference,
(SKR-1dan OMF-1) yang masuk Indonesia Petroleum Association,
dalam lithic recycled. Jakarta, h217-249
3. Berdasarkan diagram Qp-Lv-Ls, McCourt, W. J., Crow, M. J., Cobbing,
source dari fragmen penyusun E.J., Amin, T.C., Mesozoic and
batupasir berasal dari arc orogen Cenozoic Pluton Evolution of SE
(SKR-1 dan OMF-1), dan collision Asia : Evidence from Sumatra,
orogen (SWL-2) sedangkan BRF-1, Indonesia, in Hall, R., & Blundell, D.
BRF-2, BRF-3, SWL-1 dan SWT-1 J. (eds), 1996, Tectonic Evolution
berada pada mixed orogenic sand. of SE Asia, Geological Society
4. Berdasarkan diagram Qm-P-K, Special Publication, no. 106, h321-
menunjukkan maturity atau 335
stability dari continental block Silitonga, P. H & Kastowo., 1973,
yang tinggi (BRF-1, BRF-2, BRF-3, Geologic Map of the Solok
SWL-1, SWL-2 dan SWT-1), Quadrangle, Sumatra, Direktorat
maturity atau stability dari Geologi, Bandung, 6h
continental block yang rendah Situmorang, B., dkk., 1991, Structural
(SKR-1), provenance magmatic Development of the Ombilin Basin
arc (OMF-1). Maturity atau West Sumatra, Proceeding
stability dari continental block ini Indonesian Petroleum Association
memperlihatkan asal bongkah 20th, h1-15
kontinen yang stabil yaitu Van Bemmelen, R. W., 1949, The
lempeng-mikro Mergui – Woyla. Geology of Indonesia, VoI.I,
Economic Geology: The Haque,
DAFTAR PUSTAKA 265h.
Tucker, M.E., 1991, Sedimentary
Coster, G.L. de., 1974, The Geology
Petrology, An Introduction to the
of the Central and South Sumatra
Origin of Sedimentary Rocks, 2nd
Basin, Proceedings Indonesian
edition, Blackwell Scientific
Petroleum Association 3th
Publication, London, Edinburg,
Cameron, N.R., Pulunggono, A., 1984,
Boston.
Sumatran Microplate, Their
Characteristics and Their Role in
the Evolution of the Central and
South Sumatra Basin, Proceeding
Indonesian Petroleum Association,
13th, Jakarta, p121-143
Guntur A., dkk., 1993, Studi Fasies
dan Batuan Asal Formasi
Sawahtambang Cekungan Ombilin,
Sumatra Barat, Proceedings of the
22nd Annual Convention of The
Indonesian Association of Geologist,
Bandung, h1028-1039
Hamilton, W., 1979, Tectonics of the
Indonesian Region, Geological
Survey Professional Paper 1078,
Washington

37
Bulletin of Scientific Contribution. Vol. 5, No. 1, Januari 2007:33-41

Lokasi
Penelitian

Gambar 1. Peta Lokasi Penelitian

Tabel 1. Penggolongan provenance, kedudukan tektonik dan komposisi pasir


(Dickinson, 1985 dalam Tucker, 1991)

Tipe provenance Kedudukan Tektonik Komposisi dan Derivatif Pasir

Pasir kuarsa (kaya Qt) dengan


Interior benua atau passive
Stable craton perbandingan Qm/Qp dan Fk/Fp yang
margin
tinggi
Pasir kuarsa-feldspatik (Qm-F) yang
Basement uplift Bagian bahu rift atau transform rendah dalam Lt dengan perbandingan
yang terpisah Qm/F dan Fk/Fp yang sama dengan
bedrock
Pasir volkaniklastik feldspartolitik (F-L)
Magmatic arc Busur kepulauan atau busur dengan perbandingan P/K dan Lv/Ls yang
benua tinggi, bergradasi menjadi kuarsa
feldspatik (Qm-F)
Pasir kuarsalitik yang rendah dalam F dan
Komplek subduksi atau jalur
Recycled orogen Lv dengan perbandingan Qm/Qp dan
perlipatan-persesaran
Qp/Ls yang bervariasi

38
Studi provenance batupasir formasi-formasi di Cekungan Ombilin, Sumatra Barat
(Euis Tintin Yuningsih)

Tabel 2. Hasil Analisis Modal

% Framework BRF-1 BRF-2 BRF-3 SKR-1 SWL-1 SWL-2 SWT-1 OMF-1

Kuarsa 80.0 86.0 76.0 8.0 43.0 49.0 77.0 1.0


Plagioklas 0.0 0.0 0.0 4.0 4.0 3.0 2.0 16.0
K-feldspar 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0
Frag.batuan 0.0 0.0 0.0 43.0 3.0 5.0 4.0 22.0
Amfibol 1.0 0.0 0.0 0.0 2.0 0.0 0.0 0.0
Biotit 1.0 0.0 1.0 0.0 1.0 8.0 0.0 0.0
Muskovit 2.0 1.0 0.0 0.0 0.0 0.0 6.0 0.0
Glaukonit 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 6.0
Opak 3.0 2.0 1.0 0.0 1.0 2.0 1.0 2.0
Lempung 13.0 11.0 17.0 16.0 26.0 17.0 8.0 20.0
Oksida besi 0.0 0.0 5.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0
Gelas 0.0 0.0 0.0 2.0 0.0 1.0 2.0 3.0
Karbonat 0.0 0.0 0.0 27.0 0.0 3.0 0.0 26.0
Frag. Fosil 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 4.0
Karbon 0.0 0.0 0.0 0.0 20.0 12.0 0.0 0.0
Jumlah 100.0 100.0 100.0 100.0 100.0 100.0 100.0 100.0
Kuarsa :
Qm 73.0 74.0 67.0 8.0 40.0 43.0 54.0 1.0
Qp 7.0 12.0 9.0 0.0 3.0 6.0 23.0 0.0
Jumlah 80.0 86.0 76.0 8.0 43.0 49.0 77.0 1.0
Frag.batuan :
Ls 0.0 0.0 0.0 4.0 0.0 5.0 1.0 2.0
Lv 0.0 0.0 0.0 21.0 2.0 0.0 0.0 11.0
Lm 0.0 0.0 0.0 18.0 1.0 0.0 3.0 9.0
Jumlah 0.0 0.0 0.0 43.0 3.0 5.0 4.0 22.0
Keterangan : BRF-1, BRF-2, BRF-3 (Formasi Brani) ; SKR-1 (Formasi Sangkarewang) ; SWL-1, SWL-2 (Formasi
Sawahlunto) ; SWT-1 (Formasi Sawahtambang) ; OMF-1 (Formasi Ombilin) ; Qm=kuarsa monomik ; Qp=kuarsa
polimik ; Ls=fragmen batuan sedimen ; Lv=fragmen batuan volkanik ; Lm=fragmen batuan metamorf

Tabel 3. Hasil Perhitungan untuk masing-masing diagram


Diagram BRF-1 BRF-2 BRF-3 SKR-1 SWL-1 SWL-2 SWT-1 OMF-1
Keterangan : BRF-1, BR
%Q 100.0 100.0 100.0 14.5 86.0 86.0 92.8 2.6
F-2, BRF-3 (Formasi Brani) ; SKR-1 (Formasi Sangkarewang) ; SWL-1, SWL-2 (Formasi Sawahlunto) ; SWT-1
Gbr. 2

%F
(Formasi Sawahtambang) 0.0 (Formasi
; OMF-1 0.0 Ombilin).
0.0 7.3 8.0 5.3 2.4 41.0
%L 0.0 0.0 0.0 78.2 6.0 8.8 4.8 56.4

% Qm 100.0 100.0 100.0 14.5 85.1 84.3 90.0 2.6


Gbr. 3

%F 0.0 0.0 0.0 7.3 8.5 5.9 3.3 41.0


%L 0.0 0.0 0.0 78.2 6.4 9.8 6.7 56.4

% Qp 100.0 100.0 100.0 0.0 60.0 54.5 95.8 0.0


% Lv 0.0 0.0 0.0 84.0 40.0 0.0 0.0 84.6
Gbr. 4

% Ls 0.0 0.0 0.0 16.0 0.0 45.5 4.2 15.4

% Qm 100.0 100.0 100.0 66.7 90.9 93.5 96.4 5.9


Gbr. 5

%P 0.0 0.0 0.0 33.3 9.1 6.5 3.6 94.1


%K 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0

39
Bulletin of Scientific Contribution. Vol. 5, No. 1, Januari 2007:33-41

Q-F-L
Q BRF-3
BRF-1
BRF-2
SWL-2
SWT-1

SWL-1

SKR-1

OMF-1

F
Recycled orogen provenance
Magmatic arc provenance
Continental block provenance

Gambar 2. Diagram Q-F-L

Qm - F - L
Qm BRF-3
BRF-1
BRF-2

SWL-1 SWT-1 Quartzose


recycled

Continental block
provenance SWL-2

Transitional
recycled
Basement uplift

Lithic
recycled

SKR-1

OMF-1

F L
Transitional magmatic arc provenance

40
Studi provenance batupasir formasi-formasi di Cekungan Ombilin, Sumatra Barat
(Euis Tintin Yuningsih)

Gambar 3. Diagram Qm-F-L

Qp - Lv - Ls
BRF-1 Qp BRF-2

BRF-3
SWT-1

SWL-1 SWL-2

SKR-1
OMF-1
Lv L s

Collision orogen sources


Arc orogen sources
Subduction complex

Gambar 4. Diagram Qp-Lv-Ls

BRF-1 Qm
BRF-1

SWT-1
BRF-1
SWL-2
SWL-1

SKR-1

OMF-1

P
Volcano plutonic suites
Increasing ratio of plutonic/volcanic in magmatic arc provenance
Increasing maturity or stability from continental block provenance

Gambar 5. Diagram Qm-P-K 41

You might also like