You are on page 1of 13
@, BPJS Ketenagakerjaan PERATURAN DIREKSI BPJS KETENAGAKERJAAN NOMOR: PERDIR/ 124° /09 2015 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENYELENGGARAAN PROGRAM JAMINAN KECELAKAAN KERJA DAN JAMINAN KEMATIAN BAGI PEKERJA HARIAN LEPAS, BORONGAN, DAN PERJANJIAN KERJA WAKTU TERTENTU DIBIDANG USAHA. JASA KONSTRUKSI DIREKTUR UTAMA BPJS KETENAGAKERJAAN, Menimbang : a, bahwa untuk melaksanakan ketentuan pasal 53 ayat (2) Peraturan Pemerintah Nomor 44 Tahun 2015 tentang Penyelenggaran Program Jaminan Kecelakaan Kerja dan Jaminan Kematian juncto Pasal 6 Peraturan Presiden Nomor 109 Tahun 2013 tentang penahapan kepesertaan program jaminan sosial, perlu menetapkan _petunjuk teknis tentang penyelenggaraan program Jaminan Kecelakaan Kerja dan Jaminan Kematian bagi pekerja harian lepas, borongan, dan perjanjian kerja waktu tertentu dibidang usaha jasa konstruksi; b.bahwa untuk itu perlu ditetapkan dengan Peraturan Direksi; Mengingat : 1.Undang-undang Nomor 3 Tahun 1951 _ tentang Pernyataan berlakunya Undang-undang Pengawasan Perburuhan Nomor 23 Tahun 1948 (Lembaran Negara Nomor 4 Tahun 1951); 2. Peraturan Pemerintah Nomor 44 Tahun 2015 tentang Penyelengaraan Program Jaminan Kecelakaan Kerja dan Jaminan Kematian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5714); 3. Peraturan Presiden Nomor 109 Tahun 2013 tentang penahapan kepesertaan program jaminan sosial; Menetapkan MEMUTUSKAN: PETUNJUK TEKNIS PENYELENGGARAAN PROGRAM JAMINAN KECELAKAAN KERJA DAN JAMINAN KEMATIAN BAGI PEKERJA HARIAN LEPAS, BORONGAN, DAN PERJANJIAN KERJA WAKTU TERTENTU DIBIDANG USAHA JASA KONSTRUKSI, BABI KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Direksi ini yang dimaksud dengan : 1, Program Jaminan Sosial Tenaga Kerja adalah Jaminan Kecelakaan Kerja, Jaminan Kematian, Jaminan Hari Tua dan Jaminan Pensiun. 2. Pengguna Jasa adalah orang perseorangan atau badan sebagai pemberi tugas atau pemilik pekerjaan/proyek yang memerlukan layanan jasa konstruksi. 3. Penyedia Jasa adalah orang perseorangan atau badan yang kegiatan usahanya menyediakan layanan jasa konstruksi 4. Perusahaan adalah setiap bentuk badan usaha yang mempekerjakan tenaga kerja dengan tujuan mencari untung atau tidak, baik milik swasta maupun milik negara. 5. Jasa Konstruksi adalah layanan jasa konsultasi Perencanaan pekerjaan konstruksi, layanan jasa pelaksanaan pekerjaan konstruksi dan layanan jasa konsultasi pengawasan pekerjaan konstruksi. 6. Pekerjaan Konstruksi adalah keseluruhan atau sebagian rangkaian kegiatan perencanaan dan/atau pelaksanaan beserta pengawasan yang mencakup _ pekerjaan arsitektural, sipil, mekanikal, clektrikal dan tata lingkungan masing-masing beserta _kelengkapannya untuk mewujudkan suatu bangunan atau bentuk fisik lainnya. | | | | 7. Kontrak kerja konstruksi adalah keseluruhan dokumen yang mengatur hubungan hukum antara pengguna jasa dan penyedia jasa dalam penyelenggaraan pekerjaan konstruksi. 8. Formulir Pendaftaran Kepesertaan Jasa Konstruksi adalah Formulir F1 Jakon dan Fla Jakon sebagaimana diatur dalam Peraturan BPJS Ketenagakerjaan. BAB II KEPESERTAAN DAN TATA CARA PENDAFTARAN Bagian Kesatu Peserta Program Jasa Konstruksi Pasal 2 Peserta program Jasa Konstruksi adalah: 1. Pengguna Jasa Konstruksi, yaitu orang perseorangan atau badan sebagai pemberi tugas atau pemilik pekerjaan/proyek non penyelenggara negara; 2. Penyedia Jasa pada proyek jasa perencanaan pekerjaan konstruksi, proyek pelaksanaan pekerjaan konstruksi dan proyek pengawasan pekerjaan konstruksi; 3. Pekerja pada proyek jasa konstruksi yang meliputi pekerja harian lepas, pekerja borongan dan pekerja dengan perjanjian kerja waktu tertentu. Bagian Kedua Tata Cara Pendaftaran Kepesertaan Komponen Upah Tidak Diketahui Pasal 3 (1) Penyedia jasa mengajukan pendaftaran kepesertaan kepada Badan Penyelenggara_ Jaminan _Sosial Ketenagakerjaan terdekat dengan mengisi formulir kepesertaan yang telah ditentukan. (2) Formulir kepesertaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus sudah disampaikan kepada Badan

You might also like