You are on page 1of 5
Proceeding PESAT (Psikologi, Ekonomi, Sastra, Arsitektur & Sipil) Universitas Gunadarma ~ Depok 18-19 Oktober 2011 Vol. 4 Oktober 2011 ISSN: 1858-2559 PENENTUAN HARGA WAJAR SAHAM PT. TELEKOMUNIKASI INDONESIA TBK. DENGAN METODE GORDON GROWTH MODEL Budi Erianda’ Arif Siswanto” Renny Nur’ainy’ Fakultas Ekonomi Universitas Gunadarma Jalan Margonda Raya No.100, Depok 16424 ‘eriandabudi@yahoo.com 7arifsiswanto90@yahoo.com ‘renny_na@yahoo.com Abstrak Investasi di pasar modal memiliki risiko yang tinggi oleh karena itu investor harus terus mempertajam ilmu investasinya. Valuasi merupakan metode untuk mengetahui besanya harga wajar saham yang diperdagangkan di pasar modal. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui harga wajar saham PT. Telekomunikasi Indonesia Tok. dengan metode Gordon Growth Model. Peneliti menggunakan alat analisis model pertumbuhan gordon untuk mengetahui nilai wajar saham, Metode analisis yang digunakan adalah analisis kuantitatif dengan menghitung estimasi pertumbuhan, cost of equity dan value of equit. Hasil penelitian menunjukan harga wajar saham PT. Telekomunikasi Tbk. dengan pendekatan Gordon Growth Model ditemukan sebesar Rp 9.750/lembar saham dengan asumsi pertumbuhan sebesar 10,4% dan cost of equity sebesar 13,75% dengan keputusan investasi “buy” bagi investor yang belum memiliki saham dan “hold” bagi investor yang telah memiliki saham PT. Telekomunikasi Indonesia Tok. Kata Kunci : saham, harga wajar saham, Gordon Growth Model, keputusan investasi, PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk. PENDAHULUAN Bursa Efek Indonesia telah mencatat- kan kinerja yang baik pada tahun 2009 dengan membuktikan sebagai bursa dengan pe-nguatan yang tajam sebesar 86,98%. Indeks Harga Saham Gabungan berada pada posisi terendah selama tahun 2009 yaitu diposisi 1.256,109 yang terjadi pada 2 Maret 2009. Nilai kapitalisasi pasar di BEI pada akhir perdagangan tahun 2009, jika di- bandingkan dengan akhir perdagangan tahun sebelumnya naik sebesar 87,59%, yakni dari Rp1.076,50 triliun pada akhir perdagangan tahun 2008 menjadi Rp 2.019,38 triliun pada akhir perdagangan tahun 2009. Sejalan dengan hal tersebut, kontribusi pasar modal Indonesia terhadap GDP naik dari 21,72% di tahun 2008 menjadi 35,97% di tahun 2009. Hal tersebut mencerminkan bahwa pasar modal Indonesia telah berkembang seiring perjalannya waktu. Investasi melalui instrument pasar modal, yaitu saham, dapat memberikan keun- Erianda dkk, Penentuan Harga Wajar tungan (kerugian) berupa capital gain (loss) dan dividen. Namun, saham juga me- ngandung risiko kemungkinan untuk tidak dibayarkan dividennya karena pembayaran dividen merupakan suatu kebijakan peru- sahaan. Dividen merupakan aliran kas berupa imbalan yang dibayarkan perusahaan/emiten kepada para pemegang saham/investor. Per- sentase dari pendapatan yang akan dibagikan kepada pemegang saham (sebagai cash dividend) disebut dividend payout ratio. Dalam penentuan kebijakan dividen ini, perusahaan sebenarnya mengahadapi suatu trade off. Hal ini terjadi karena berhubungan dengan penentuan pembagian pendapatan antara penggunaan pendapatan itu untuk dibayarkan sebagai dividen (kepada pe- megang saham) atau digunakan untuk pertumbuhan (oleh perusahaan) sebagai aba ditahan. Model penilaian harga saham yang banyak dikembangkan oleh para analis telah membantu para investor dalam menentukan keputusan investasi yang akan diambil. Mo- E-149 Proceeding PESAT (Psikologi, Ekonomi, Sastra, Arsitektur & Sipil) Universitas Gunadarma - Depok 18- 19 Oktober 2011 del penilaian harga saham yang tertua dan dianggap sebagai salah satu yang termudah untuk diaplikasikan adalah model pertum- buhan Gordon dengan mendiskontokan dividen (Gordon Growth Model). Valuasi harga saham dengan menggunakan arus kas berupa dividen sangat cocok untuk peru- sahaan yang telah stabil. Hasil dari valuasi harga saham tersebut dapat digunakan para investor untuk pengambilan keputusan investasi. PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk. (selanjutnya akan disebut dengan PT. Telkom) adalah perusahaan yang bergerak dibidang telekomunikasi di Indonesia. PT. ‘Telkom merupakan penyedia utama layanan telekomunikasi di Indonesia, menyediakan lokal dan layanan telepon jarak jauh. PT. Telkom adalah perusahaan telekomunikasi dan jaringan terbesar di Indonesia. PT. Telkom telah menjadi salah satu perusahaan yang menjadi motor untuk pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan di Indonesia. Kiner- ja saham PT. Telkom cenderung menurun ketika tahun 2009 dan mulai kembali mengalami kenaikan pada tahun 2010, dan Kembali mengalami penurunan pada kuartal akhir tahun 2010 dan awal 2011. Berdasarkan latar belakang tersebut, penulis tertarik untuk mengambil judul penelitian yaitu, “Penentuan Harga Wajar Saham PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk. dengan Metode Gordon Growth Model”. Penelitian ini bertujuan untuk men; tahui harga wajar saham PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk. dengan menggunakan metode Gordon Growth Model dan keputusan investasi_ yang harus diambil oleh investor untuk berinvestasi di PT. Telekomunikasi Indonesia Tok. METODE PENELITIAN Variabel Penelitian Penelitian ini melakukan valuasi saham PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk. dengan menggunakan Gordon Growth Model. Hasil valuasi tersebut kemudian dibandingkan dengan harga pasar saham dalam rangka pengambilan keputusan investasi bagi para investor. E- 150 Vol. 4 Oktober 2011 ISSN: 1858-2559 Sumber Data Penelitian Sumber data penelitian ini adalah la- poran keuangan PT. Telekomunikasi Indo- nesia Tbk. yaitu laporan keuangan tahun 2006 sampai tahun 2010. Data lain yang digunakan dalam penelitian ini adalah beta perusahaan, risk free dan risk country. Data yang digunakan merupakan data sekunder yang dikumpulkan dari situs resmi Bursa Efek Indonesia dan PT. Telekomunikasi Indonesia Tok. Model Analisis Penelitian ini menggunakan Gordon Growth Model yang kemudian dibandingkan dengan nilai saham pada tanggal 20 Mei 2011. Gordon Growth Model (Gordon, 1962) mengasumsikan bahwa dividen meningkat pada tingkat yang konsisten untuk jangka waktu yang tidak terbatas. Penyederhanaan faktor dari asusmsi constant growth adalah bahwa tingkat pertumbuhan dapat ditujukan per periode dengan cara yang sama seperti pada required return. Vo = Doxtitant , Doxtitei2 , Doxtiegis °° Gent Gsr2 Gens 4p Dox(ttain eee Gtr)n Kemudiandipadatkan lagi menjadi Vo = 22xt+a) Dimana: Vo= fundamental value Dy= dividen yang diharapkan Do= dividen yang dibayarkan T= required return on equity = dividend growth rate Perhitungan required return on equity menggunakan pendekatan Capital Assets Pricing Model dengan menggunakan formula sebagai berikut: r= Riskless Rate + Beta (Risk Premium) Dimana: r= required rate on equity Riskless rate= tingkat imbal hasil bebas risiko Beta= tingkat sensitif pergerakan harga saham terhadap indeks Erianda dkk, Penentuan Harga Wala. Proceeding PESAT (Psikologi, Ekonomi, Sastra, Arsitektur & Sipil) Universitas Gunadarma - Depok 18 - 19 Oktober 2011 Risk premium= tingkat pengembalian aset berisiko. Perhitungan growth dengan menggunakan formula sebagai berikut: g= retention ratio x ROE g= (1-DPO) x ROE Dimana: = growth ROE= return on equity DPO= dividend payout ratio Keputusan Investasi Pengambilan keputusan _investasi saham pada PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk. dilakukan dengan membandingkan harga wajar saham yang telah dihitung dengan menggunakan Gordon Growth Model terhadap harga pasar saham tersebut. (a) Apabila harga pasar saham lebih kecil dari harga wajar saham, maka saham tersebut bersifat undervalued dan layak untuk dibeli (buy) oleh investor yang belum memiliki saham tersebut. (b) Jika harga pasar saham sama dengan harga wajar saham, maka para investor yang sudah memiliki saham tersebut dianjurkan untuk menahan (hold) saham tersebut guna mengharapkan keuntungan (capital gain) dari perkembangan harga Vol. 4 Oktober 2011 ISSN: 1858-2559 saham yang dapat meningkat. (c) Jika harga pasar saham lebih besar dari harga wajar saham, maka saham tersebut _ bersifat overvalued dah tidak layak untuk dibeli (buy) oleh investor yang belum memiliki saham tersebut, serta layak untuk dijual (sell) oleh investor yang sudah memiliki saham tersebut. HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan laporan keuangan PT Telekomunikasi Indonesia Tbk. Per 31 Desember 2010, maka dapat dilakukan ikhtisar dengan hasil pada Tabel 1. Required Rate on Equity Gordon Growth Model merupakan perhitungan keuangan yang digunakan oleh investor dalam melakukan valuasi_nilai saham perusahaan go public. Pemegang saham sebagai investor sangat berkepen- tingan atas valuasi nilai saham instristik suatu perusahaan. Perhitungan harga wajar saham dengan menggunakan metode Gordon Growth Model diperlukan 3 langkah yang harus dilakukan, yaitu menghitung cost of equity dengan pendekatan 1) Capital Asset Pricing Model (CAPM), 2) Estimasi Pertum- buhan, dan 3) Value of Equity per Share. Tabel 1. PT Telekomunikasi Indonesia Tok. Ikhtisar Laporan Keuangan 31 Desember 2010 Dalam Miliar Rupiah ‘ ‘Tahun berakhir 31 Desember panera erste 2006 2007 2008 2009 2010 Tumlah Pendapatan Usaha 34.748 62.683 64.166 67.678 68.629 Jumlah Beban Usaha 32.980 36.093 41.729 44.890 46.138 EBITDA 31.902 37.200 34.770 ©=—36.762-——«37.102 Laba Usaha 21.768 26590 © 22437 «22.788 22.491 (Beban) penghasilan lain-lain bersih 258 (721) (2.038) G41), (1.075) Laba Sebelum Pajak 22.026 © 25.869 20399-22447 21.416 Laba Bersih 11.029 13.043 10.672, «11.399 11.537 Laba bersih per saham (EPS) 548 653 540 580 587 Deviden 303,21 «455,87 «296,94 288,06 295,84 ROE (%) 402 39.2 313 295 26.0 Payout Ratio (%) 35 55 70 35 35 ‘Sumber: Annual Report PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk. 2010 Erianda dkk, Penentuan Harga Wajar... E-151

You might also like