Professional Documents
Culture Documents
NPM: 1406568910
I. Latar Belakang
1. Definisi
Konfusi kronik adalah kemunduran kecerdasan dan kepribadian yang bersifat
ireversibel, berlangsung lama, dan/atau progresif ditandai dengan penurunan
kemampuan dalam menginterpretasikan rangsang lingkungan dan penurunan
kapasitas untuk memproses pemikiran intelektual, dan dimanifestasikan oleh
gangguan ingatan, orientasi, dan perilaku (Herdman & Kamitsuru, 2014).
2. Etiologi
Konfusi merupakan sebuah tanda yang mendasari gangguan sistem saraf.
Beberapa faktor penyebab dari konfusi dapat dikelompokkan menjadi faktor
psikologis, atau fisiologis (Holloway, n.d.).
Fisiologis Psikologis
4. Pemeriksaan fisik
Keadaan Umum
Jenis kelamin Pendidikan Terakhir
Usia Pekerjaan Terakhir
Agama Alamat Rumah
Status Perkawinan Alasan Masuk Rumah Sakit
Tanda – tanda vital
Kebersihan
Ketebalan rambut, konjungtiva anemis, kebersihan hidung dan
Kepala telinga, mukosa bibir lembab, gigi dan gusi sehat, serumen pada
telinga
Adakah benjolan daerah leher atau garis lipatan yang tampak
Leher
memerah
Kesimetrisan dada, adanya retraksi dada, suara napas, pola napas,
Dada / Thorax
suara jantung
Abdomen Kesimetrisan dinding abdomen, bising usus
Kemampuan pergerakan atau memindahkan anggota tubuh, kekuatan
Muskuloskeletal
otot
5. Pemeriksaan Penunjang
Kognisi :
Alzheimer Disease 8 Screening Interview (AD8) >2
Mini Mental State Examination (MMSE) <24
Clock Drawing Test (CDT) <4
Montreal Cognitive Assessment Indonesia (MoCA-InA) <24
Kardiovaskular : EKG
Laboratorium : Gula darah puasa, fungsi ginjal dan hati, asam folat, vitamin
B12, fungsi tiroid, profil lipid
Tes sesuai indikasi : MRI / CT, EEG, pungsi lumbal
Selain itu, musik baik untuk memberikan ketenangan pada pasien dengan konfusi
kronik. Menurut Raglio et al. Tahun 2008, musik memiliki efek positif pada
kecemasan, baik untuk mengatasi agitasi dan perasaan mudah tersinggung.
II. RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
1. Diagnosa Keperawatan yang Mungkin Muncul (NANDA)
Domain 5 : Persepsi/Kognisi
Class 4 : Kognisi
Diagnosa : Konfusi Kronik (00129)
Definisi : Perburukan kecerdasan atau kepribadian yang ireversibel, jangka
panjang, dan/atau progresif serta ditandai dengan penurunan kemampuan
menginterpretasikan stimulus lingkungan, penurunan kapasitas proses pikir
intelektual dan dimanifestasikan dengan gangguan memori, orientasi dan
perilaku.
2. Kriteria Hasil
NOC NIC
0901 Orientasi Kognitif 6460 Manajemen Demensia
Indikator: Aktivitas :
1. Klien dapat mengenali diri sendiri 1. Mengidentifikasi kebiasaan-kebiasaan
2. Klien dapat mengenali orang lain yang dilakukan oleh klien terkait food
3. Klien dapat mengenali tempat ia intake, pola eliminasi, tidur, medikasi,
berada saat ini dll.
4. Klien dapat menyebutkan hari, bulan, 2. Menetapkan ekspektasi kebiasaan yang
dan tahun dengan tepat bisa dibentuk sesuai dengan tingkatan
5. Klien dapat mengidentifikasi kejadian kesadaran/kognitif klien
saat ini yang signifikan 3. Berbicara dengan nada yang jelas
0916 Tingkat delirium namun lemah lembut
Indikator: 4. Hindari pemberian banyak pilihan
1. Kesulitan dalam menginterpretasikan ketika menentukan suatu keputusan
rangsangan lingkungan berkurang untuk klien
0006 Energi psikomotor 5. Nyalakan acara tv atau radio yang
Indikator: sesuai dengan kesukaan klien dan
1. Menjaga kebersihan dan perawatan kemampuan kognitif klien
diri 6. Ajak keluarga untuk mengunjungi
2. Menunjukkan emosi yang sesuai klien paling tidak seminggu sekali
dengan kondisi 7. Edukasi keluarga untuk memahami
bahwa klien masih bisa mempelajari
materi baru yang diberikan oleh
perawat
4820 Orientasi realita
Aktivitas :
1. Sapa pasien dengan namanya ketika
berbicara dengan pasien
2. Gunakan pendekatan yang tenang dan
tidak terburu-buru saat berinteraksi
dengan pasien
3. Menghadirkan kenyataan dengan
komunikasi yang menjaga martabat
pasien (co: memberikan penjelasan
alternatif, meghindari perdebatan, dan
menghindari pemaksaan pada pasien)
4. Menginformasikan pada pasien
mengenai orang, tempat, dan waktu
5. Gunakan isyarat lingkungan yang ada
(jam dinding, kalender, foto, warna di
lingkungan sekitar) untuk
menstimulasi ingatan, reorientasi, dan
mendorong perilaku yang tepat
6. Hindari membuat pasien frustasi
dengan tidak menginstruksikan pasien
melakukan sesuatu yang melebihi
kapsitas dirinya, seperti pertanyaan
reorientasi yang tidak dapat dijawab,
pemikiran abstrak, dan pengambilan
keputusan diluar prefensi atau
kapasitas
7. Berikan satu arahan dalam satu waktu
8. Libatkan pasien pada kegiatan konkret
‘disini dan saat ini’ contoh: ADL yang
berfokus pada orientasi kenyataan
9. Dukung pasien untuk menggunakan
alat bantu input sensori (kacamata, alat
bantu dengar, dan gigi palsu)
10. Bantu berikan pasien kebutuhan
istirahat dan tidur termasuk tidur siang
sesuai kebutuhan
11. Bantu berikan akses pada objek yang
familar,jika memungkinkan
12. Libatkan lansia pada kegiatan/kelas
grup orientasi realita, jika tersedia dan
memungkinkan
13. Pantau perubahan orientasi, kognitif,
perilaku, dan kualitas hidup pasien
RUJUKAN