You are on page 1of 10

GAMBARAN RASIO NEUTROFIL IMATUR/NEUTROFIL

TOTAL (RASIO I/T) PADA TERSANGKA SEPSIS


NEONATORUM YANG DIRAWAT DI INSTALASI
PERAWATAN NEONATUS RSUD ARIFIN ACHMAD
PROVINSI RIAU

Ade Novita Reslina


Fatmawati
Dewi A Wisnumurti
adenovita.reslina@yahoo.com

ABSTRACT

Background: Neonatal sepsis is one of major cause of neonatal death in developing


countries. Blood culture is gold standard to diagnose sepsis neonatorum, but it
needed 3-5 days for the result. Early diagnostic and approriate treatment can reduce
the mortality and morbidity of patients. Immature to total neutrophil ratio (I/T ratio)
can be used as early marker for diagnosis of neonatal sepsis.
Objective: This study aimed to know I/T ratio of suspected neonatal sepsis treated in
the Neonatal Unit of Arifin Achmad General Hospital of Riau Province.
Methods: This is study was conducted using descriptive retrospective methods
during February 2015. The sample were collected by consecutive sampling.
Results: We found that 97 suspected neonatal sepsis, 81,5% of whom were 0-6 days
old, 56,7% were males, and 48,5% had gestational age < 37 weeks. Late onset sepsis
was the highest classification of sepsis at 80% from 30 cases of neonatal sepsis.
Immature to total neutrophil ratio on suspected neonatal sepsis was ≥ 0,2 (50,5%)
with a median value is 0,2.
Conclusion: There was a increased I/T ratio on suspected neonatal sepsis.

Keywords: sepsis, neonate, I/T ratio

epsis neonatorum merupakan sedangkan di negara berkembang

S sindrom klinis berupa respon


inflamasi sistemik dan disertai
infeksi pada satu bulan pertama
sebesar 10-50 per 1000 kelahiran
hidup dengan angka kematian 12-
68%.2 Di RS Cipto Mangunkusumo
kehidupan.1 Sepsis menjadi salah satu (RSCM) Jakarta tahun 2009, insidensi
penyebab kematian terbanyak pada sepsis neonatorum sebesar 98 per 1000
neonatus. Di negara maju, insidensi kelahiran hidup, dan di RSUP Dr. M
sepsis sebesar 1-4 per 1000 kelahiran Djamil Padang ditemukan 33,6% dari
hidup dengan angka kematian 10,3%, 863 neonatus mengalami sepsis.3,4

JOM FK Vol.2 No.2 Oktober 2015 1


Diagnosis sepsis neonatorum sulit METODE
ditegakan karena mempunyai
gambaran klinis tidak spesifik. Penelitian dilakukan secara
Diagnosis dini dan penangan yang deskriptif dengan pendekatan
tepat dapat menurunkan mortalitas retrospektif melalui catatan rekam
dan morbiditas pada pasien sehingga medik pasien, di Instalasi Rekam
untuk membantu penilaian klinis Medik RSUD Arifin Achmad Provinsi
diperlukan pemeriksaan penunjang. Riau pada bulan Februari 2015.
Kultur darah merupakan baku emas Populasi adalah seluruh tersangka
diagnosis sepsis neonatorum, namun sepsis neonatorum yang dirawat di
hasilnya membutuhkan waktu 3-5 IPN RSUD Arifin Achmad Provinsi
hari.5 Riau. Kriteria inklusi adalah tersangka
Rasio I/T merupakan pemeriksaan sepsis neonatorum yang melakukan
sediaan apus darah tepi untuk melihat pemeriksaan rasio I/T dan kultur
perbandingan neutrofil imatur/neutrofil darah. Kriteria eksklusi adalah
total. Pada keadaan sepsis terjadi neonatus dengan kongenital mayor,
peningkatan pelepasan sel neutrofil kelainan neurologik, hematologi-
imatur ke sirkulasi darah, dan terjadi onkologi, endokrin, sepsis berat, dan
peningkatan rasio I/T > 0,2.6 Penelitian syok septik. Data karakteristik pasien
di RS Sanglah Denpasar pada 130 meliputi umur, jenis kelamin, faktor
neonatus diduga sepsis, didapatkan risiko, dan klasifikasi sepsis.
rasio I/T > 0,2 memiliki sensitivitas Besar sampel dihitung dengan
96,4% dan spesifisitas 97,1%,7 menggunakan Zα = 1,96, p = 50%, dan
sedangkan di RSCM didapatkan rasio d=10%. Berdasarkan rumus tersebut,
I/T sebesar 0,52 sebagai petanda dini besar sampel minimal adalah 97,
sepsis neonatorum terhadap 90 dengan teknik pengambilan secara
neonatus diduga sepsis.3 consecutive sampling.
Bervariasinya nilai rasio I/T yang Data diolah dengan program
dilaporkan dari berbagai unit komputer dan disajikan dalam tabel
perawatan neonatus, sehingga peneliti distribusi frekuensi. Penelitian telah
tertarik melakukan penelitian lolos kaji etik oleh Unit Etika
mengenai gambaran rasio I/T pada Penelitian Kedokteran/Kesehatan
tersangka sepsis neonatorum yang Fakultas Kedokteran Universitas Riau.
dirawat di Instalasi Perawatan
Neonatus (IPN) RSUD Arifin Achmad HASIL
Provinsi Riau. Pemeriksaan rasio I/T
dapat digunakan sebagai petanda dini Terdapat 97 tersangka sepsis
dalam diagnosis sepsis neonatorum neonatorum dan ditemukan 30 (30,9%)
dengan biaya murah dan cepat dengan diagnosis sepsis. Sebagian
dibandingkan menunggu hasil kultur besar tersangka sepsis neonatorum
darah sehingga penanganan sepsis berumur 0-6 hari (81,5%) dan berjenis
dapat dilakukan sesegera mungkin. kelamin laki-laki (56,7%).
Berdasarkan faktor risiko,
sebagian besar tersangka sepsis
neonatorum adalah usia gestasi < 37

JOM FK Vol.2 No.2 Oktober 2015 2


minggu (48,5%), nilai Apgar rendah bercampur mekonium, berbau, dan
(35,1%), dan cairan ketuban bewarna hijau keruh (32%).

Tabel 1. Karakteristik demografis tersangka sepsis neonatorum


Sepsis Tidak sepsis Total
Variabel
n % n % n %
Umur (hari)
0-6 18 18,6 61 62,9 79 81,5
7-28 12 12,3 6 6,2 18 18,5
Total 30 30,9 67 69,1 97 100
Jenis kelamin
Laki-laki 16 16,5 39 40,2 55 56,7
Perempuan 14 14,4 28 28,9 42 43,3
Total 30 30,9 67 69,1 97 100

Tabel 2. Kelompok faktor risiko


Tersangka sepsis Sepsis
neonnatorum neonatorum
Faktor risiko (n=97) (n=30)
n % n %
Risiko mayor
Ketuban pecah >24 jam
Ya 12 12,4 4 13,3
Tidak 85 87,6 26 86,7
Demam intrapartum >380C
Ya 2 2,1 1 3,3
Tidak 95 97,9 29 96,7
Cairan ketuban bercampur mekonium, berbau,
dan bewarna hijau keruh
Ya 31 32 6 20
Tidak 66 68 24 80
Risiko minor
Usia gestasi < 37 minggu
Ya 47 48,5 24 80
Tidak 50 51,5 6 20
BBLSR
Ya 23 23,7 16 53,3
Tidak 74 76,3 14 46,7
Nilai Apgar rendah (menit ke-1<5, menit ke-5 <7)
Ya 34 35,1 8 26,7
Tidak 63 64,9 22 73,3
Kehamilan ganda
Ya 10 10,3 6 20
Tidak 87 89,7 24 80
Keputihan pada ibu
Ya 11 11,3 5 16,7
Tidak 86 88,7 25 83,3

JOM FK Vol.2 No.2 Oktober 2015 3


Tabel 3. Klasifikasi sepsis Gambaran rasio I/T pada 97
Klasifikasi Sepsis neonatorum tersangka sepsis neonatorum
sepsis n % ditemukan sebanyak 50,5% memiliki
SAD 6 20 rasio I/T ≥ 0,2. Rasio I/T pada
SAL 24 80 tersangka sepsis neonatorum memiliki
Total 30 100 nilai median 0,2 (0,02-0,8), kelompok
SAD = Sepsis Awitan Dini; SAL = Sepsis
sepsis 0,21 (0,03-0,8) dan kelompok
Awitan Lambat
tidak sepsis 0,16 (0,02-0,5).
Faktor risiko terbanyak pasien Berdasarkan klasifikais sepsis,
sepsis neonatorum adalah usia gestasi gambaran rasio I/T pada 30 pasien
< 37 minggu (80%), BBLSR (53,3%), sepsis neonatorum ditemukan rasio I/T
dan nilai Apgar rendah (26,7%). Pada ≥ 0,2 sebesar 56,7%. Rasio I/T pada
Tabel 3 dijumpai dari 30 kasus sepsis kelompok SAL memiliki nilai median
neonatorum, klasifikasi sepsis 0,23 (0,03-0,8) dan kelompok
terbanyak termasuk SAL (80%). SAD sebesar 0,09 (0,06-0,5).

Tabel 4. Gambaran rasio I/T tersangka sepsis neonatorum


Sepsis Tidak sepsis Total
Rasio I/T
n % n % n %
≥ 0,2 17 17,5 32 33 49 50,5
< 0,2 13 13,4 35 36,1 48 49,5
Total 30 30,9 67 69,1 97 100

Tabel 5. Gambaran rasio I/T pasien sepsis neonatorum berdasarkan klasifikasi


SAD SAL Total
Rasio I/T
n % n % n %
≥ 0,2 2 6,7 15 50 17 56,7
< 0,2 4 13,3 9 30 13 43,3
Total 6 20 24 80 30 100

Tabel 6 Nilai median rasio I/T


Nilai Nilai Nilai
Kelompok n
minimum median maksimum
Tersangka sepsis neonatorum 97 0,02 0,2 0,8
Sepsis neonatorum 30 0,03 0,21 0,8
Tidak sepsis 67 0,02 0,16 0,5
SAD 6 0,06 0,09 0,5
SAL 24 0,03 0,23 0,8

JOM FK Vol.2 No.2 Oktober 2015 4


PEMBAHASAN banyak ditemukan dibandingkan
perempuan (56,7%), begitu jugadari 30
Sepsis neonatorum menjadi salah neonatus yang mengalami sepsis
satu penyebab tertinggi morbiditas dan paling banyak terjadi pada laki-laki
mortalitas pada neonatus di negara (53,3%). Rasio sepsis antara laki-laki
berkembang.4 Berdasarkan hasil dan perempuan 1,1:1, hasil ini hampir
penelitian ditemukan 97 tersangka sama dengan penelitian di RSCM
sepsis neonatorum yang dirawat di Jakarta yang mendapatkan rasio sepsis
IPN RSUD Arifin Achmad Provinsi neonatorum antara laki-laki dan
Riau terdapat sebanyak 30 neonatus perempuan 1,25:1.3 Pada penelitian
(30,9%) dengan diagnosis sepsis lainnya didapatkan bayi laki-laki lebih
neonatorum dan 67 neonatus (69,1%) sering mengalami sepsis neonatorum,
tidak sepsis. Tingginya proporsi seperti di RSUP Sanglah Denpasar
neonatus dengan diagnosis tidak sepsis didapatkan 56,8% laki-laki dari 125
disebabkan karena sepsis neonatorum neonatus sepsis yang dirawat, dan
memiliki gejala klinis tidak spesifik penelitian di Pakistan ditemukan
sehingga berdasarkan gejala klinis sulit 63,4% dari 112 sepsis neonatorum
dibedakan dengan penyakit lain.5 berjenis kelamin laki-laki.4,10 Sebuah
Sebagian besar neonatus yang hipotesis menjelaskan perbedaan ini
didiagnosis tidak sepsis mengalami karena faktor-faktor yang mengatur
gangguan pernapasan seperti sindrom sintesis imunoglobulin mungkin pada
gawat napas (SGN) dan transient kromosom X, oleh karena itu
tachypnea of the newborn (TTN). kehadiran dua kromosom pada
Hasil penelitian menunjukan perempuan menghasilkan fungsi
bahwa 97 neonatus tersangka sepsis pertahanan terhadap infeksi lebih
paling banyak ditemukan pada umur besar.11
0-6 hari (81,5%), begitu juga dengan Berdasarkan hasil penelitian
30 neonatus yang mengalami sepsis didapatkan bahwa kelompok faktor
paling banyak pada umur 0-6 hari risiko yang paling banyak terjadi pada
(60%). Hal ini sejalan dengan tersangka sepsis neonatorum adalah
penelitian Mhada di Tanzania usia gestasi < 37 minggu, nilai Apgar
didapatkan 76,7% dari 330 neonatus rendah, serta cairan ketuban
yang mengalami sepsis berumur 0-6 bercampur mekonium, berbau, dan
hari.8 Tingginya proporsi neonatus berwarna hijau keruh, dengan
tersangka sepsis pada umur < 7 hari persentase secara berurutan
kemungkinan karena sebagian besar masing-masing sebesar 48,5%, 35,1%,
bayi memiliki ≥ 2 faktor risiko minor dan 31%. Penelitian Utomo MT
seperti usia gestasi < 37 minggu dan melaporkan bahwa dari 97 neonatus
BBLSR sehingga lebih berisiko diduga sepsis, didapatkan empat faktor
terkena sepsis karena perkembangan risiko yang berhubungan erat dengan
sistem imunitas yang belum kejadian sepsis neonatorum yaitu
9
sempurna. BBLR, prematuritas, cairan ketuban
Pada hasil penelitian menunjukan bercampur mekonium, dan proses
bahwa dari 97 tersangka sepsis persalinan dengan operasi caesar.12
neonatorum, bayi laki-laki lebih Dengan demikian hasil penelitian yang

JOM FK Vol.2 No.2 Oktober 2015 5


menyerupai dengan studi ini adalah paru, pencernaan, dan otak belum
prematuritas dan cairan ketuban sempurna. Selain itu, pada bayi
bercampur mekonium. prematur memerlukan rawat inap lebih
Pada penelitian ini ditemukan panjang yang dapat meningkatkan
sebagian besar neonatus yang risiko terhadap infeksi nosokomial.11,15
mengalami sepsis berasal dari usia Nilai Apgar rendah merupakan faktor
gestasi < 37 minggu, BBLSR, dan risiko sepsis di RSUP Sanglah
nilai Apgar rendah, dengan persentase Denpasar sebesar 60,9% dari 138
masing-masing sebesar 80%, 53,3%, neonatus sepsis,16 dan di RSCM
dan 26,7%. Penelitian di RSCM Jakarta dilaporkan nilai apgar rendah
Jakarta, didapatkan prematuritas menjadi salah satu faktor yang
menjadi faktor risiko sepsis sebesar berhubungan erat terjadinya sepsis
63,3% dari 90 sepsis neonatorum, dan pada 90 neonatus sepsis yang dirawat.3
di Pakistan 69% dari 48 neonatus Bayi yang lahir dengan nilai Apgar
sepsis.3,13 Hasil serupa juga ditemukan rendah membutuhkan prosedur
di Filipina yang melaporkan bahwa intervensi yang banyak seperti
64,7% dari 11 neonatus sepsis pemasangan kateter umbilikal dan
merupakan prematur,9 sedangkan di prosedur ventilasi mekanik sejak usia
Irak didapatkan dari 50 sepsis awal sehingga dapat terinfeksi oleh
neonatorum, 14% BBLSR.14 Demikian kuman di tempat perawatan dan
juga di RS Dr. Soetomo, kejadian meningkatkan risiko terjadinya
17
sepsis neonatorum dilaporkan 2,75 kali sepsis.
lebih sering terjadi pada bayi dengan Pada penelitian ini didapatkan
berat badan lahir < 2500 gram.12 Bayi bahwa SAL merupakan kelompok
prematur berisiko tinggi terkena klasifikasi sepsis terbanyak yaitu 80%
infeksi karena pembentukan sistem dari 30 sepsis neonatorum. Hasil ini
imum masih belum sempurna seperti sejalan dengan penelitian di India
rendahnya fagositosis, aktivitas ditemukan dari 335 kasus sepsis
kemotaksis yang terbatas, serta neonatorum, klasifikasi sepsis
penurunan produksi sitokin terbanyak merupakan SAL yang
proinflamasi dan antiinflamasi. Barier berjumlah 176 (52,5%).18 Pada
alamiah kulit pada bayi prematur juga penelitian ini, SAL terjadi pada
lebih tipis dan lemah dalam mencegah sebagian besar bayi prematur yang
mikroorganisme patogen masuk ke merupakan BBLSR sehingga
dalam jaringan yang lebih dalam membutuhkan rawat inap lebih lama
dibandingkan bayi cukup bulan.11 serta dilakukannya prosedur invasif
Transpor pasif antibodi ibu melalui dan pemberian nutrisi parenteral dalam
plasenta seperti imunoglobulin terjadi jangka waktu yang lama, dapat
pada akhir trimester ketiga kehamilan meningkatkan risiko bayi terkena
sehingga bayi yang lahir pada usia infeksi. Selain faktor di atas, beberapa
gestasi < 37 minggu mempunyai hal lain yang mungkin bisa
kekebalan tubuh yang lemah dalam menyebabkan bayi berisiko terinfeksi
melawan infeksi. Bayi BBLR berisiko antara lain pemberian makanan selain
mengalami sepsis neonatorum karena ASI, tingkat higienitas, dan fasilitas
pematangan organ tubuh seperti hati, yang tersedia di ruang perawatan.19

JOM FK Vol.2 No.2 Oktober 2015 6


Pada penelitian ini menunjukan dikombinasikan dengan gejala klinis
bahwa dari 97 tersangka sepsis pasien dan pemeriksaan penunjang lain
neonatorum, sebanyak 50,5% neonatus dalam diagnosis dini sepsis
memiliki rasio I/T ≥ 0,2. Hasil neonatorum atau pemeriksaan
penelitian di India melaporkan bahwa dilakukan serial untuk follow up dalam
dari 70% dari 100 neonatus diduga mengevaluasi perjalanan penyakit
sepsis memiliki rasio I/T ≥ 0,2.11 pasien. Selain itu, hasil penelitian
Perbedaan hasil penelitian ini dapat didapatkan sebanyak 13 subjek yang
disebabkan oleh jumlah sampel dan menderita sepsis menunjukan hasil
karakteristik neonatus yang diteliti dari normal (rasio I/T < 0,2). Hal ini
setiap rumah sakit berbeda, serta mungkin disebabkan karena waktu
bervariasinya interpretasi dari pengambilan dan pemeriksaan sampel
pembacaan sediaan darah tepi di darah untuk pemeriksaan rasio I/T dan
mikroskop oleh para observer. Selain kultur darah tidak selalu dilakukan
itu, pembuatan sediaan apusan darah pada hari yang sama.
tepi yang kurang bagus juga Pada penelitian ini gambaran rasio
mempengaruhi hasil pemeriksaan rasio I/T berdasarkan klasifikasi sepsis,
I/T. didapatkan kelompok SAL (n=24)
Berdasarkan hasil penelitian memiliki nilai median 0,23 (0,03-0,8)
didapatkan rasio I/T pada tersangka dan kelompok SAD (n=6) yaitu 0,09
sepsis neonatorum memiliki nilai (0,06-0,5). Penelitian Selimovic di
median 0,2 (0,02-0,8) tidak jauh Turki didapatkan nilai median rasio
berbeda dengan rasio I/T pada pasien I/T pada kelompok SAD (n=199)
sepsis neonatorum yang memiliki nilai adalah 0,06 (0,09-0,48).23 Perbedaan
median 0,21 (0,03-0,8). Hasil ini nilai median yang diperoleh karena
sesuai dengan batasan yang digunakan jumlah sampel pada penelitian
pada penelitian Thermiany yaitu rasio Selimovic jauh lebih banyak
I/T > 0,2 sebagai penanda sepsis.7 dibandingkan penelitian ini. Penelitian
Nilai rasio I/T ≥ 0,2 lebih banyak lain mengenai gambaran rasio I/T pada
terdapat pada kelompok tidak sepsis kelompok SAL dan perbandingan nilai
(33%) dibanding kelompok sepsis median antara kedua klasifikasi belum
(17,5%) pada hasil penelitian ini. Hasil ditemukan.
berbeda ditemukan di India yang Pada penelitian didapatkan bahwa dari
melaporkan bahwa dari 100 neonatus 30 sepsis neonatorum, nilai rasio I/T ≥
diduga sepsis sebanyak 70% memiliki 0,2 lebih banyak ditemukan pada
rasio I/T ≥ 0,2 dan 50% diantaranya kelompok SAL (50%) dibandingkan
sepsis.11 Perbedaan ini mungkin kelompok SAD (6,7%). Hal ini sejalan
disebabkan karena peningkatan rasio dengan penelitian Easa OZ di Irak,
I/T dapat dipengaruhi oleh berbagai didapatkan sebanyak 87 (58%) dari
proses noninfeksi seperti 150 neonatus sepsis memiliki rasio I/T
pneumotoraks, sindrom aspirasi > 0,2 yang terdiri dari 61 neonatus
mekonium, pemberian oksitosin dalam (70%) kelompok SAL dan 26 neonatus
jangka waktu lama, dan proses (30%) kelompok SAD.24 Hasil
persalinan.20-22 Dengan demikian penelitian juga menemukan bahwa 4
pemeriksaan rasio I/T perlu dari 6 neonatus SAD memiliki rasio

JOM FK Vol.2 No.2 Oktober 2015 7


I/T < 0,2. Namun belum dapat dengan menggunakan jumlah sampel
disimpulkan faktor yang menjadi lebih banyak (sesuai dengan taraf
penyebab, oleh karena jumlah sampel kepercayaan penelitian),
penelitian pada kelompok SAD yang dikombinasikan dengan tes diagnosis
sangat sedikit. sepsis lain, serta dilakukan oleh
Penelitian ini memiliki beberapa observer yang sama, sehingga
keterbatasan antara lain jumlah sampel didapatkan akurasi untuk diagnosis
yang sedikit karena pemeriksaan rasio dini sepsis neonatorum atau sebagai
I/T di RSUD Arifin Achmad baru follow up terapi pasien sepsis
dimulai dilakukan pada tahun 2013 neonatorum di RSUD Arifin Achmad
sehingga jumlah kasus sepsis yang Provinsi Riau. Selain itu, diperlukan
diperiksa dengan rasio I/T masih penelitan lanjutan mengenai gambaran
sedikit. Selain itu teknik pengambilan rasio I/T pada kelompok SAD dengan
sampel dilakukan secara consecutive menggunakan jumlah sampel yang
sampling sehingga tidak semua subjek lebih banyak (sesuai dengan taraf
penelitian memiliki kesempatan yang kepercayaan penelitian).
sama untuk terpilih sebagai sampel
penelitian. Pada penelitian ini DAFTAR PUSTAKA
pengambilan data rasio I/T dari catatan
rekam medik pasien berdasarkan hasil 1. Edwards MS, Baker CJ. Sepsis in
pemeriksaan rasio I/T yang dilakukan the newborn. Dalam: Gershon
oleh beberapa observer. AA, Hotez PJ, Katz SL, editor.
Krugman’s infectious disease of
SIMPULAN children. Edisi ke-11.
Philadelphia: Mosby; 2004. h.
Rasio I/T pada tersangka sepsis 545–61.
neonatorum yang dirawat di IPN 2. Putri SI, Djamal A, Rahmatini.
RSUD Arifin Achmad Provinsi Riau Sensitivitas bakteri penyebab
adalah ≥ 0,2 sebesar 50,5%. Di antara sepsis neonatorum terhadap
97 tersangka sepsis neonatorum yang meropenem di neonatal intensive
paling banyak dijumpai adalah umur care unit dan perinatologi RSUP
0-6 hari (81,5%), laki-laki (56,7%), DR M Djamil Padang tahun 2012.
dan usia gestasi < 37 minggu (48,5%). Jurnal Kesehatan Andalas.
SAL merupakan klasifikasi terbanyak 2014;3(3):477–81.
dari 30 sepsis neonatorum (80%). 3. Roeslani RD, Amir I, Nasrullah
MH, Suryani. Penelitian awal:
SARAN faktor risiko pada sepsis
neonatorum awitan dini. Sari
Diperlukan penelitian lebih lanjut Pediatri. 2013;14(6):363–8
dengan memfokuskan faktor-faktor 4. Putra PJ. Insiden dan faktor-faktor
yang mempengaruhi SAL karena hasil yang berhubungan dengan sepsis
penelitian menunjukan sebagian besar neonatus di RSUP Sanglah
kasus sepsis yang merupakan SAL. Denpasar. Sari Pediatri.
Kemudian disarankan untuk 2012;14(3):205–10.
melakukan uji diagnostik (rasio I/T)

JOM FK Vol.2 No.2 Oktober 2015 8


5. Aminullah A. Sepsis pada bayi Indonesian Journal of Tropical
baru lahir. Dalam: Kasim MS, and Infectious Disease.
Yunanto A, Dewi R, Sarosa GI, 2010;1(1):23–6.
Usman A, editor. Buku ajar 13. Shirazi H, Riaz Z, Tahir R. Role
neonatologi. Jakarta: Ikatan of the hematological profile in
Dokter Anak Indonesia; 2008. h. early diagnosis of neonatal sepsis.
170–87. Ann Pak Ins Med Sci.
6. Dear P. Infection in the newborn. 2010;6(3):152–5.
Dalam: Rennie JM, editor. 14. Naher HS, Khamael AB. Neonatal
Roberton’s text book of sepsis; the bacterial causes and the
neonatology. Edisi ke-4. risk factors. International
Philadelphia: Elsevier; 2005. h. Research Journal of Medical
1011–92. Sciences. 2013;1(6):19–22.
7. Thermiany AS, Retayasa W, 15. Gessner BD, Castrodale L,
Kardana M, Lila IN. Diagnostic Gabarro MS. Etiologies and risk
accuracy of septic markers for factors for neonatal sepsis and
neonatal sepsis. Paediatr Indones. pneumonia mortality among
2008;48(5):299–305. alaskan infants. Epidemiol Infect.
8. Mhada TV, Fredrick F, Matee MI, 2005;133:877–81.
Massawe A. Neonatal sepsis at 16. Kardana IM. Pola Kuman dan
Muhimbili National Hospital, Dar Sentisifitas Antibiotik di Ruang
es Salaam, Tanzania; aetiology, Perinatologi Perinatologi. Sari
antimicrobial sensitivity pattern Pediatri. 2011;12(6):381–5.
and clinical outcome. BMC Public 17. Shah GS, Budhathoki S, Mandal
Health. 2012;12:1–6. RN. Risk factor in early neonatal
9. Mayuga AM, Isleta FP. Clinical sepsis. Kathmandu University
correlation of neonatal and Med J. 2006;4(2):187–91.
maternal hematological 18. Nautiyal S, Kataria VK, Jauhari S,
parameters as predictors of Pahuja VK, Roy RC. Correlation
neonatal sepsis. PIDSP Journal. of blood culture and band cell
2005;9(2):36–43. ratio in neonatal septicaemia.
10. Aftab R, Iqbal I. Changing pattern IOSR-JDMS. 2014;13(3):55–8.
of bacterial isolates and their 19. Sankar MJ, Agarwal R, Deorari
antibiotic sensitivity in neonatal AK, Paul VK. Sepsis in the
septicemia: a hospital based study. newborn. Indian J Pediatr.
NMJ. 2009;1(2):3–8. 2008;75(3):261–6.
11. Desai P, Shah AN, Pandya T, 20. Shah AB, Padbury FJ. Neonatal
Desai P. C - reactive protein, sepsis and old problem with new
immature to total neutrophil ratio insight. Virulence. 2014;5(1):170–
and micro ESR in early diagnosis 8.
of neonatal sepsis. IJBAR. 21. Kosim MS. Infeksi neonatal
2014;5(8):364–6. akibat air ketuban keruh. Sari
12. Utomo MT. Risk factor of Pediatri. 2009;11(3):212–8.
neonatal sepsis : a preliminary 22. Blackburn S. Maternal, fetal &
study in Dr. Soetomo Hospital. neonatal physiology : a clinical

JOM FK Vol.2 No.2 Oktober 2015 9


perspective. 4th ed. USA: 24. Easa OZ. Early-and late-onset
Elsevier; 2007. neonatal sepsis: risk factors and
23. Selimovic A, Skokic F, outcome study. Karbala J Med.
Bazardzanovic M, Selimovic F. 2012;5(1):1313–21.
The predictive score for early-
onset neonatal sepsis. Turk J
Pediatr. 2010;52(2):139–44.

JOM FK Vol.2 No.2 Oktober 2015 10

You might also like