This study aimed to analyze the immature to total neutrophil ratio (I/T ratio) in 97 suspected cases of neonatal sepsis treated at the Neonatal Unit of Arifin Achmad General Hospital in Riau Province, Indonesia. The results found that 81.5% of suspected cases were 0-6 days old, 56.7% were male, and 48.5% had a gestational age of <37 weeks. Of the 97 suspected cases, 30 (30.9%) were diagnosed with sepsis based on culture results. The I/T ratio was ≥0.2 in 50.5% of suspected cases, with a median value of 0.2. Late onset sepsis accounted for 80% of the
This study aimed to analyze the immature to total neutrophil ratio (I/T ratio) in 97 suspected cases of neonatal sepsis treated at the Neonatal Unit of Arifin Achmad General Hospital in Riau Province, Indonesia. The results found that 81.5% of suspected cases were 0-6 days old, 56.7% were male, and 48.5% had a gestational age of <37 weeks. Of the 97 suspected cases, 30 (30.9%) were diagnosed with sepsis based on culture results. The I/T ratio was ≥0.2 in 50.5% of suspected cases, with a median value of 0.2. Late onset sepsis accounted for 80% of the
This study aimed to analyze the immature to total neutrophil ratio (I/T ratio) in 97 suspected cases of neonatal sepsis treated at the Neonatal Unit of Arifin Achmad General Hospital in Riau Province, Indonesia. The results found that 81.5% of suspected cases were 0-6 days old, 56.7% were male, and 48.5% had a gestational age of <37 weeks. Of the 97 suspected cases, 30 (30.9%) were diagnosed with sepsis based on culture results. The I/T ratio was ≥0.2 in 50.5% of suspected cases, with a median value of 0.2. Late onset sepsis accounted for 80% of the
NEONATORUM YANG DIRAWAT DI INSTALASI PERAWATAN NEONATUS RSUD ARIFIN ACHMAD PROVINSI RIAU
Ade Novita Reslina
Fatmawati Dewi A Wisnumurti adenovita.reslina@yahoo.com
ABSTRACT
Background: Neonatal sepsis is one of major cause of neonatal death in developing
countries. Blood culture is gold standard to diagnose sepsis neonatorum, but it needed 3-5 days for the result. Early diagnostic and approriate treatment can reduce the mortality and morbidity of patients. Immature to total neutrophil ratio (I/T ratio) can be used as early marker for diagnosis of neonatal sepsis. Objective: This study aimed to know I/T ratio of suspected neonatal sepsis treated in the Neonatal Unit of Arifin Achmad General Hospital of Riau Province. Methods: This is study was conducted using descriptive retrospective methods during February 2015. The sample were collected by consecutive sampling. Results: We found that 97 suspected neonatal sepsis, 81,5% of whom were 0-6 days old, 56,7% were males, and 48,5% had gestational age < 37 weeks. Late onset sepsis was the highest classification of sepsis at 80% from 30 cases of neonatal sepsis. Immature to total neutrophil ratio on suspected neonatal sepsis was ≥ 0,2 (50,5%) with a median value is 0,2. Conclusion: There was a increased I/T ratio on suspected neonatal sepsis.
Keywords: sepsis, neonate, I/T ratio
epsis neonatorum merupakan sedangkan di negara berkembang
S sindrom klinis berupa respon
inflamasi sistemik dan disertai infeksi pada satu bulan pertama sebesar 10-50 per 1000 kelahiran hidup dengan angka kematian 12- 68%.2 Di RS Cipto Mangunkusumo kehidupan.1 Sepsis menjadi salah satu (RSCM) Jakarta tahun 2009, insidensi penyebab kematian terbanyak pada sepsis neonatorum sebesar 98 per 1000 neonatus. Di negara maju, insidensi kelahiran hidup, dan di RSUP Dr. M sepsis sebesar 1-4 per 1000 kelahiran Djamil Padang ditemukan 33,6% dari hidup dengan angka kematian 10,3%, 863 neonatus mengalami sepsis.3,4
JOM FK Vol.2 No.2 Oktober 2015 1
Diagnosis sepsis neonatorum sulit METODE ditegakan karena mempunyai gambaran klinis tidak spesifik. Penelitian dilakukan secara Diagnosis dini dan penangan yang deskriptif dengan pendekatan tepat dapat menurunkan mortalitas retrospektif melalui catatan rekam dan morbiditas pada pasien sehingga medik pasien, di Instalasi Rekam untuk membantu penilaian klinis Medik RSUD Arifin Achmad Provinsi diperlukan pemeriksaan penunjang. Riau pada bulan Februari 2015. Kultur darah merupakan baku emas Populasi adalah seluruh tersangka diagnosis sepsis neonatorum, namun sepsis neonatorum yang dirawat di hasilnya membutuhkan waktu 3-5 IPN RSUD Arifin Achmad Provinsi hari.5 Riau. Kriteria inklusi adalah tersangka Rasio I/T merupakan pemeriksaan sepsis neonatorum yang melakukan sediaan apus darah tepi untuk melihat pemeriksaan rasio I/T dan kultur perbandingan neutrofil imatur/neutrofil darah. Kriteria eksklusi adalah total. Pada keadaan sepsis terjadi neonatus dengan kongenital mayor, peningkatan pelepasan sel neutrofil kelainan neurologik, hematologi- imatur ke sirkulasi darah, dan terjadi onkologi, endokrin, sepsis berat, dan peningkatan rasio I/T > 0,2.6 Penelitian syok septik. Data karakteristik pasien di RS Sanglah Denpasar pada 130 meliputi umur, jenis kelamin, faktor neonatus diduga sepsis, didapatkan risiko, dan klasifikasi sepsis. rasio I/T > 0,2 memiliki sensitivitas Besar sampel dihitung dengan 96,4% dan spesifisitas 97,1%,7 menggunakan Zα = 1,96, p = 50%, dan sedangkan di RSCM didapatkan rasio d=10%. Berdasarkan rumus tersebut, I/T sebesar 0,52 sebagai petanda dini besar sampel minimal adalah 97, sepsis neonatorum terhadap 90 dengan teknik pengambilan secara neonatus diduga sepsis.3 consecutive sampling. Bervariasinya nilai rasio I/T yang Data diolah dengan program dilaporkan dari berbagai unit komputer dan disajikan dalam tabel perawatan neonatus, sehingga peneliti distribusi frekuensi. Penelitian telah tertarik melakukan penelitian lolos kaji etik oleh Unit Etika mengenai gambaran rasio I/T pada Penelitian Kedokteran/Kesehatan tersangka sepsis neonatorum yang Fakultas Kedokteran Universitas Riau. dirawat di Instalasi Perawatan Neonatus (IPN) RSUD Arifin Achmad HASIL Provinsi Riau. Pemeriksaan rasio I/T dapat digunakan sebagai petanda dini Terdapat 97 tersangka sepsis dalam diagnosis sepsis neonatorum neonatorum dan ditemukan 30 (30,9%) dengan biaya murah dan cepat dengan diagnosis sepsis. Sebagian dibandingkan menunggu hasil kultur besar tersangka sepsis neonatorum darah sehingga penanganan sepsis berumur 0-6 hari (81,5%) dan berjenis dapat dilakukan sesegera mungkin. kelamin laki-laki (56,7%). Berdasarkan faktor risiko, sebagian besar tersangka sepsis neonatorum adalah usia gestasi < 37
JOM FK Vol.2 No.2 Oktober 2015 2
minggu (48,5%), nilai Apgar rendah bercampur mekonium, berbau, dan (35,1%), dan cairan ketuban bewarna hijau keruh (32%).
Sepsis Tidak sepsis Total Variabel n % n % n % Umur (hari) 0-6 18 18,6 61 62,9 79 81,5 7-28 12 12,3 6 6,2 18 18,5 Total 30 30,9 67 69,1 97 100 Jenis kelamin Laki-laki 16 16,5 39 40,2 55 56,7 Perempuan 14 14,4 28 28,9 42 43,3 Total 30 30,9 67 69,1 97 100
Tabel 2. Kelompok faktor risiko
Tersangka sepsis Sepsis neonnatorum neonatorum Faktor risiko (n=97) (n=30) n % n % Risiko mayor Ketuban pecah >24 jam Ya 12 12,4 4 13,3 Tidak 85 87,6 26 86,7 Demam intrapartum >380C Ya 2 2,1 1 3,3 Tidak 95 97,9 29 96,7 Cairan ketuban bercampur mekonium, berbau, dan bewarna hijau keruh Ya 31 32 6 20 Tidak 66 68 24 80 Risiko minor Usia gestasi < 37 minggu Ya 47 48,5 24 80 Tidak 50 51,5 6 20 BBLSR Ya 23 23,7 16 53,3 Tidak 74 76,3 14 46,7 Nilai Apgar rendah (menit ke-1<5, menit ke-5 <7) Ya 34 35,1 8 26,7 Tidak 63 64,9 22 73,3 Kehamilan ganda Ya 10 10,3 6 20 Tidak 87 89,7 24 80 Keputihan pada ibu Ya 11 11,3 5 16,7 Tidak 86 88,7 25 83,3
JOM FK Vol.2 No.2 Oktober 2015 3
Tabel 3. Klasifikasi sepsis Gambaran rasio I/T pada 97 Klasifikasi Sepsis neonatorum tersangka sepsis neonatorum sepsis n % ditemukan sebanyak 50,5% memiliki SAD 6 20 rasio I/T ≥ 0,2. Rasio I/T pada SAL 24 80 tersangka sepsis neonatorum memiliki Total 30 100 nilai median 0,2 (0,02-0,8), kelompok SAD = Sepsis Awitan Dini; SAL = Sepsis sepsis 0,21 (0,03-0,8) dan kelompok Awitan Lambat tidak sepsis 0,16 (0,02-0,5). Faktor risiko terbanyak pasien Berdasarkan klasifikais sepsis, sepsis neonatorum adalah usia gestasi gambaran rasio I/T pada 30 pasien < 37 minggu (80%), BBLSR (53,3%), sepsis neonatorum ditemukan rasio I/T dan nilai Apgar rendah (26,7%). Pada ≥ 0,2 sebesar 56,7%. Rasio I/T pada Tabel 3 dijumpai dari 30 kasus sepsis kelompok SAL memiliki nilai median neonatorum, klasifikasi sepsis 0,23 (0,03-0,8) dan kelompok terbanyak termasuk SAL (80%). SAD sebesar 0,09 (0,06-0,5).
Sepsis Tidak sepsis Total Rasio I/T n % n % n % ≥ 0,2 17 17,5 32 33 49 50,5 < 0,2 13 13,4 35 36,1 48 49,5 Total 30 30,9 67 69,1 97 100
Tabel 5. Gambaran rasio I/T pasien sepsis neonatorum berdasarkan klasifikasi
SAD SAL Total Rasio I/T n % n % n % ≥ 0,2 2 6,7 15 50 17 56,7 < 0,2 4 13,3 9 30 13 43,3 Total 6 20 24 80 30 100
Tabel 6 Nilai median rasio I/T
Nilai Nilai Nilai Kelompok n minimum median maksimum Tersangka sepsis neonatorum 97 0,02 0,2 0,8 Sepsis neonatorum 30 0,03 0,21 0,8 Tidak sepsis 67 0,02 0,16 0,5 SAD 6 0,06 0,09 0,5 SAL 24 0,03 0,23 0,8
JOM FK Vol.2 No.2 Oktober 2015 4
PEMBAHASAN banyak ditemukan dibandingkan perempuan (56,7%), begitu jugadari 30 Sepsis neonatorum menjadi salah neonatus yang mengalami sepsis satu penyebab tertinggi morbiditas dan paling banyak terjadi pada laki-laki mortalitas pada neonatus di negara (53,3%). Rasio sepsis antara laki-laki berkembang.4 Berdasarkan hasil dan perempuan 1,1:1, hasil ini hampir penelitian ditemukan 97 tersangka sama dengan penelitian di RSCM sepsis neonatorum yang dirawat di Jakarta yang mendapatkan rasio sepsis IPN RSUD Arifin Achmad Provinsi neonatorum antara laki-laki dan Riau terdapat sebanyak 30 neonatus perempuan 1,25:1.3 Pada penelitian (30,9%) dengan diagnosis sepsis lainnya didapatkan bayi laki-laki lebih neonatorum dan 67 neonatus (69,1%) sering mengalami sepsis neonatorum, tidak sepsis. Tingginya proporsi seperti di RSUP Sanglah Denpasar neonatus dengan diagnosis tidak sepsis didapatkan 56,8% laki-laki dari 125 disebabkan karena sepsis neonatorum neonatus sepsis yang dirawat, dan memiliki gejala klinis tidak spesifik penelitian di Pakistan ditemukan sehingga berdasarkan gejala klinis sulit 63,4% dari 112 sepsis neonatorum dibedakan dengan penyakit lain.5 berjenis kelamin laki-laki.4,10 Sebuah Sebagian besar neonatus yang hipotesis menjelaskan perbedaan ini didiagnosis tidak sepsis mengalami karena faktor-faktor yang mengatur gangguan pernapasan seperti sindrom sintesis imunoglobulin mungkin pada gawat napas (SGN) dan transient kromosom X, oleh karena itu tachypnea of the newborn (TTN). kehadiran dua kromosom pada Hasil penelitian menunjukan perempuan menghasilkan fungsi bahwa 97 neonatus tersangka sepsis pertahanan terhadap infeksi lebih paling banyak ditemukan pada umur besar.11 0-6 hari (81,5%), begitu juga dengan Berdasarkan hasil penelitian 30 neonatus yang mengalami sepsis didapatkan bahwa kelompok faktor paling banyak pada umur 0-6 hari risiko yang paling banyak terjadi pada (60%). Hal ini sejalan dengan tersangka sepsis neonatorum adalah penelitian Mhada di Tanzania usia gestasi < 37 minggu, nilai Apgar didapatkan 76,7% dari 330 neonatus rendah, serta cairan ketuban yang mengalami sepsis berumur 0-6 bercampur mekonium, berbau, dan hari.8 Tingginya proporsi neonatus berwarna hijau keruh, dengan tersangka sepsis pada umur < 7 hari persentase secara berurutan kemungkinan karena sebagian besar masing-masing sebesar 48,5%, 35,1%, bayi memiliki ≥ 2 faktor risiko minor dan 31%. Penelitian Utomo MT seperti usia gestasi < 37 minggu dan melaporkan bahwa dari 97 neonatus BBLSR sehingga lebih berisiko diduga sepsis, didapatkan empat faktor terkena sepsis karena perkembangan risiko yang berhubungan erat dengan sistem imunitas yang belum kejadian sepsis neonatorum yaitu 9 sempurna. BBLR, prematuritas, cairan ketuban Pada hasil penelitian menunjukan bercampur mekonium, dan proses bahwa dari 97 tersangka sepsis persalinan dengan operasi caesar.12 neonatorum, bayi laki-laki lebih Dengan demikian hasil penelitian yang
JOM FK Vol.2 No.2 Oktober 2015 5
menyerupai dengan studi ini adalah paru, pencernaan, dan otak belum prematuritas dan cairan ketuban sempurna. Selain itu, pada bayi bercampur mekonium. prematur memerlukan rawat inap lebih Pada penelitian ini ditemukan panjang yang dapat meningkatkan sebagian besar neonatus yang risiko terhadap infeksi nosokomial.11,15 mengalami sepsis berasal dari usia Nilai Apgar rendah merupakan faktor gestasi < 37 minggu, BBLSR, dan risiko sepsis di RSUP Sanglah nilai Apgar rendah, dengan persentase Denpasar sebesar 60,9% dari 138 masing-masing sebesar 80%, 53,3%, neonatus sepsis,16 dan di RSCM dan 26,7%. Penelitian di RSCM Jakarta dilaporkan nilai apgar rendah Jakarta, didapatkan prematuritas menjadi salah satu faktor yang menjadi faktor risiko sepsis sebesar berhubungan erat terjadinya sepsis 63,3% dari 90 sepsis neonatorum, dan pada 90 neonatus sepsis yang dirawat.3 di Pakistan 69% dari 48 neonatus Bayi yang lahir dengan nilai Apgar sepsis.3,13 Hasil serupa juga ditemukan rendah membutuhkan prosedur di Filipina yang melaporkan bahwa intervensi yang banyak seperti 64,7% dari 11 neonatus sepsis pemasangan kateter umbilikal dan merupakan prematur,9 sedangkan di prosedur ventilasi mekanik sejak usia Irak didapatkan dari 50 sepsis awal sehingga dapat terinfeksi oleh neonatorum, 14% BBLSR.14 Demikian kuman di tempat perawatan dan juga di RS Dr. Soetomo, kejadian meningkatkan risiko terjadinya 17 sepsis neonatorum dilaporkan 2,75 kali sepsis. lebih sering terjadi pada bayi dengan Pada penelitian ini didapatkan berat badan lahir < 2500 gram.12 Bayi bahwa SAL merupakan kelompok prematur berisiko tinggi terkena klasifikasi sepsis terbanyak yaitu 80% infeksi karena pembentukan sistem dari 30 sepsis neonatorum. Hasil ini imum masih belum sempurna seperti sejalan dengan penelitian di India rendahnya fagositosis, aktivitas ditemukan dari 335 kasus sepsis kemotaksis yang terbatas, serta neonatorum, klasifikasi sepsis penurunan produksi sitokin terbanyak merupakan SAL yang proinflamasi dan antiinflamasi. Barier berjumlah 176 (52,5%).18 Pada alamiah kulit pada bayi prematur juga penelitian ini, SAL terjadi pada lebih tipis dan lemah dalam mencegah sebagian besar bayi prematur yang mikroorganisme patogen masuk ke merupakan BBLSR sehingga dalam jaringan yang lebih dalam membutuhkan rawat inap lebih lama dibandingkan bayi cukup bulan.11 serta dilakukannya prosedur invasif Transpor pasif antibodi ibu melalui dan pemberian nutrisi parenteral dalam plasenta seperti imunoglobulin terjadi jangka waktu yang lama, dapat pada akhir trimester ketiga kehamilan meningkatkan risiko bayi terkena sehingga bayi yang lahir pada usia infeksi. Selain faktor di atas, beberapa gestasi < 37 minggu mempunyai hal lain yang mungkin bisa kekebalan tubuh yang lemah dalam menyebabkan bayi berisiko terinfeksi melawan infeksi. Bayi BBLR berisiko antara lain pemberian makanan selain mengalami sepsis neonatorum karena ASI, tingkat higienitas, dan fasilitas pematangan organ tubuh seperti hati, yang tersedia di ruang perawatan.19
JOM FK Vol.2 No.2 Oktober 2015 6
Pada penelitian ini menunjukan dikombinasikan dengan gejala klinis bahwa dari 97 tersangka sepsis pasien dan pemeriksaan penunjang lain neonatorum, sebanyak 50,5% neonatus dalam diagnosis dini sepsis memiliki rasio I/T ≥ 0,2. Hasil neonatorum atau pemeriksaan penelitian di India melaporkan bahwa dilakukan serial untuk follow up dalam dari 70% dari 100 neonatus diduga mengevaluasi perjalanan penyakit sepsis memiliki rasio I/T ≥ 0,2.11 pasien. Selain itu, hasil penelitian Perbedaan hasil penelitian ini dapat didapatkan sebanyak 13 subjek yang disebabkan oleh jumlah sampel dan menderita sepsis menunjukan hasil karakteristik neonatus yang diteliti dari normal (rasio I/T < 0,2). Hal ini setiap rumah sakit berbeda, serta mungkin disebabkan karena waktu bervariasinya interpretasi dari pengambilan dan pemeriksaan sampel pembacaan sediaan darah tepi di darah untuk pemeriksaan rasio I/T dan mikroskop oleh para observer. Selain kultur darah tidak selalu dilakukan itu, pembuatan sediaan apusan darah pada hari yang sama. tepi yang kurang bagus juga Pada penelitian ini gambaran rasio mempengaruhi hasil pemeriksaan rasio I/T berdasarkan klasifikasi sepsis, I/T. didapatkan kelompok SAL (n=24) Berdasarkan hasil penelitian memiliki nilai median 0,23 (0,03-0,8) didapatkan rasio I/T pada tersangka dan kelompok SAD (n=6) yaitu 0,09 sepsis neonatorum memiliki nilai (0,06-0,5). Penelitian Selimovic di median 0,2 (0,02-0,8) tidak jauh Turki didapatkan nilai median rasio berbeda dengan rasio I/T pada pasien I/T pada kelompok SAD (n=199) sepsis neonatorum yang memiliki nilai adalah 0,06 (0,09-0,48).23 Perbedaan median 0,21 (0,03-0,8). Hasil ini nilai median yang diperoleh karena sesuai dengan batasan yang digunakan jumlah sampel pada penelitian pada penelitian Thermiany yaitu rasio Selimovic jauh lebih banyak I/T > 0,2 sebagai penanda sepsis.7 dibandingkan penelitian ini. Penelitian Nilai rasio I/T ≥ 0,2 lebih banyak lain mengenai gambaran rasio I/T pada terdapat pada kelompok tidak sepsis kelompok SAL dan perbandingan nilai (33%) dibanding kelompok sepsis median antara kedua klasifikasi belum (17,5%) pada hasil penelitian ini. Hasil ditemukan. berbeda ditemukan di India yang Pada penelitian didapatkan bahwa dari melaporkan bahwa dari 100 neonatus 30 sepsis neonatorum, nilai rasio I/T ≥ diduga sepsis sebanyak 70% memiliki 0,2 lebih banyak ditemukan pada rasio I/T ≥ 0,2 dan 50% diantaranya kelompok SAL (50%) dibandingkan sepsis.11 Perbedaan ini mungkin kelompok SAD (6,7%). Hal ini sejalan disebabkan karena peningkatan rasio dengan penelitian Easa OZ di Irak, I/T dapat dipengaruhi oleh berbagai didapatkan sebanyak 87 (58%) dari proses noninfeksi seperti 150 neonatus sepsis memiliki rasio I/T pneumotoraks, sindrom aspirasi > 0,2 yang terdiri dari 61 neonatus mekonium, pemberian oksitosin dalam (70%) kelompok SAL dan 26 neonatus jangka waktu lama, dan proses (30%) kelompok SAD.24 Hasil persalinan.20-22 Dengan demikian penelitian juga menemukan bahwa 4 pemeriksaan rasio I/T perlu dari 6 neonatus SAD memiliki rasio
JOM FK Vol.2 No.2 Oktober 2015 7
I/T < 0,2. Namun belum dapat dengan menggunakan jumlah sampel disimpulkan faktor yang menjadi lebih banyak (sesuai dengan taraf penyebab, oleh karena jumlah sampel kepercayaan penelitian), penelitian pada kelompok SAD yang dikombinasikan dengan tes diagnosis sangat sedikit. sepsis lain, serta dilakukan oleh Penelitian ini memiliki beberapa observer yang sama, sehingga keterbatasan antara lain jumlah sampel didapatkan akurasi untuk diagnosis yang sedikit karena pemeriksaan rasio dini sepsis neonatorum atau sebagai I/T di RSUD Arifin Achmad baru follow up terapi pasien sepsis dimulai dilakukan pada tahun 2013 neonatorum di RSUD Arifin Achmad sehingga jumlah kasus sepsis yang Provinsi Riau. Selain itu, diperlukan diperiksa dengan rasio I/T masih penelitan lanjutan mengenai gambaran sedikit. Selain itu teknik pengambilan rasio I/T pada kelompok SAD dengan sampel dilakukan secara consecutive menggunakan jumlah sampel yang sampling sehingga tidak semua subjek lebih banyak (sesuai dengan taraf penelitian memiliki kesempatan yang kepercayaan penelitian). sama untuk terpilih sebagai sampel penelitian. Pada penelitian ini DAFTAR PUSTAKA pengambilan data rasio I/T dari catatan rekam medik pasien berdasarkan hasil 1. Edwards MS, Baker CJ. Sepsis in pemeriksaan rasio I/T yang dilakukan the newborn. Dalam: Gershon oleh beberapa observer. AA, Hotez PJ, Katz SL, editor. Krugman’s infectious disease of SIMPULAN children. Edisi ke-11. Philadelphia: Mosby; 2004. h. Rasio I/T pada tersangka sepsis 545–61. neonatorum yang dirawat di IPN 2. Putri SI, Djamal A, Rahmatini. RSUD Arifin Achmad Provinsi Riau Sensitivitas bakteri penyebab adalah ≥ 0,2 sebesar 50,5%. Di antara sepsis neonatorum terhadap 97 tersangka sepsis neonatorum yang meropenem di neonatal intensive paling banyak dijumpai adalah umur care unit dan perinatologi RSUP 0-6 hari (81,5%), laki-laki (56,7%), DR M Djamil Padang tahun 2012. dan usia gestasi < 37 minggu (48,5%). Jurnal Kesehatan Andalas. SAL merupakan klasifikasi terbanyak 2014;3(3):477–81. dari 30 sepsis neonatorum (80%). 3. Roeslani RD, Amir I, Nasrullah MH, Suryani. Penelitian awal: SARAN faktor risiko pada sepsis neonatorum awitan dini. Sari Diperlukan penelitian lebih lanjut Pediatri. 2013;14(6):363–8 dengan memfokuskan faktor-faktor 4. Putra PJ. Insiden dan faktor-faktor yang mempengaruhi SAL karena hasil yang berhubungan dengan sepsis penelitian menunjukan sebagian besar neonatus di RSUP Sanglah kasus sepsis yang merupakan SAL. Denpasar. Sari Pediatri. Kemudian disarankan untuk 2012;14(3):205–10. melakukan uji diagnostik (rasio I/T)
JOM FK Vol.2 No.2 Oktober 2015 8
5. Aminullah A. Sepsis pada bayi Indonesian Journal of Tropical baru lahir. Dalam: Kasim MS, and Infectious Disease. Yunanto A, Dewi R, Sarosa GI, 2010;1(1):23–6. Usman A, editor. Buku ajar 13. Shirazi H, Riaz Z, Tahir R. Role neonatologi. Jakarta: Ikatan of the hematological profile in Dokter Anak Indonesia; 2008. h. early diagnosis of neonatal sepsis. 170–87. Ann Pak Ins Med Sci. 6. Dear P. Infection in the newborn. 2010;6(3):152–5. Dalam: Rennie JM, editor. 14. Naher HS, Khamael AB. Neonatal Roberton’s text book of sepsis; the bacterial causes and the neonatology. Edisi ke-4. risk factors. International Philadelphia: Elsevier; 2005. h. Research Journal of Medical 1011–92. Sciences. 2013;1(6):19–22. 7. Thermiany AS, Retayasa W, 15. Gessner BD, Castrodale L, Kardana M, Lila IN. Diagnostic Gabarro MS. Etiologies and risk accuracy of septic markers for factors for neonatal sepsis and neonatal sepsis. Paediatr Indones. pneumonia mortality among 2008;48(5):299–305. alaskan infants. Epidemiol Infect. 8. Mhada TV, Fredrick F, Matee MI, 2005;133:877–81. Massawe A. Neonatal sepsis at 16. Kardana IM. Pola Kuman dan Muhimbili National Hospital, Dar Sentisifitas Antibiotik di Ruang es Salaam, Tanzania; aetiology, Perinatologi Perinatologi. Sari antimicrobial sensitivity pattern Pediatri. 2011;12(6):381–5. and clinical outcome. BMC Public 17. Shah GS, Budhathoki S, Mandal Health. 2012;12:1–6. RN. Risk factor in early neonatal 9. Mayuga AM, Isleta FP. Clinical sepsis. Kathmandu University correlation of neonatal and Med J. 2006;4(2):187–91. maternal hematological 18. Nautiyal S, Kataria VK, Jauhari S, parameters as predictors of Pahuja VK, Roy RC. Correlation neonatal sepsis. PIDSP Journal. of blood culture and band cell 2005;9(2):36–43. ratio in neonatal septicaemia. 10. Aftab R, Iqbal I. Changing pattern IOSR-JDMS. 2014;13(3):55–8. of bacterial isolates and their 19. Sankar MJ, Agarwal R, Deorari antibiotic sensitivity in neonatal AK, Paul VK. Sepsis in the septicemia: a hospital based study. newborn. Indian J Pediatr. NMJ. 2009;1(2):3–8. 2008;75(3):261–6. 11. Desai P, Shah AN, Pandya T, 20. Shah AB, Padbury FJ. Neonatal Desai P. C - reactive protein, sepsis and old problem with new immature to total neutrophil ratio insight. Virulence. 2014;5(1):170– and micro ESR in early diagnosis 8. of neonatal sepsis. IJBAR. 21. Kosim MS. Infeksi neonatal 2014;5(8):364–6. akibat air ketuban keruh. Sari 12. Utomo MT. Risk factor of Pediatri. 2009;11(3):212–8. neonatal sepsis : a preliminary 22. Blackburn S. Maternal, fetal & study in Dr. Soetomo Hospital. neonatal physiology : a clinical
JOM FK Vol.2 No.2 Oktober 2015 9
perspective. 4th ed. USA: 24. Easa OZ. Early-and late-onset Elsevier; 2007. neonatal sepsis: risk factors and 23. Selimovic A, Skokic F, outcome study. Karbala J Med. Bazardzanovic M, Selimovic F. 2012;5(1):1313–21. The predictive score for early- onset neonatal sepsis. Turk J Pediatr. 2010;52(2):139–44.