You are on page 1of 9

Nama : Danny Adi Kurniawan

Kelas : KB 2016

NIM : 16030234010

TUGAS BIOKIMIA 1

KARBOHIDRAT

Karbohidrat adalah molekul biologis yang mengandung unsur diantaranya karbon (C),
hidrogen (H), dan oksigen (O). Karbohidrat sangat penting karena mereka memberikan
energi dan bahan bakar untuk tubuh kita sehingga otak kita bisa berfungsi dengan baik dan
agar otot-otot kita dapat bekerja. Ada tiga kelas besar karbohidrat : monosakarida,
disakarida (oligosakarida), dan polisakarida. Bentuk paling sederhana dari karbohidrat
adalah monosakarida.

 Monosakarida

Kerangka monosakarida berupa rantai karbon berikatan tunggal yang tidak bercabang.
Satu diantara atom karbon berikatan ganda terhadap suatu atom oksigen, membentuk gugus
karbonil; masing-masing atom karbon lainnya berikatan dengan gugus hidroksil.
Monosakarida adalah karbohidrat yang tidak dapat dihidrolisis menjadi bentuk yang lebih
sederhana. Monosakarida meliputi glukosa, galaktosa, fruktosa. Contoh struktur glukosa:

Struktur Fischer glukosa Struktur Haworth glukosa

 Disakarida (Oligosakarida)

Senyawa yang tersusun dari dua satuan monosakarida (identik atau berbeda) yang
digabungkan oleh ikatan glikosida yang dapat dihidrolisiskan. Salah satu disakarida yang
paling terkenal adalah ‘sukrosa’ dan banyak lainnya ditemukan di alam adalah ‘laktosa’ dan
‘maltosa’. Sukrosa terbentuk dari gabungan glukosa dengan fruktosa, laktosa terbentuk dari
gabungan galaktosa dengan glukosa, dan maltosa merupakan gabungan dari 2 monomer
glukosa.
Sukrosa Laktosa

Maltosa

Derivat Monosakarida

1) Ester fosfat
Merupakan ester dari asam anorganik (asam fosfat)

2) Glikosida
Glikosida adalah senyawa yang terdiri atas gabungan dua bagian senyawa, yaitu
gula dan bukan gula. Keduanya dihubungkan oleh suatu bentuk ikatan berupa jembatan
oksigen (O – glikosida, dioscin), jembatan nitrogen (N-glikosida, adenosine), jembatan
sulfur (S-glikosida, sinigrin), maupun jembatan karbon (C-glikosida, barbaloin).
Bagian gula biasa disebut glikon sedangkan bagian bukan gula disebut sebagai aglikon
atau genin. Apabila glikon dan aglikon saling terikat maka senyawa ini disebut sebagai
glikosida.
saponin

3) Asam (aldonat, alduronat, aldorat)


a) Asam aldonat adalah sebuah keluarga asam gula yang didapatkan dari oksidasi
(biasanya menggunakan bromin) gugus aldehida dari aldosa (terjadi pada atom
C no 1) membentuk gugus asam karboksilat. Contoh glukosa dioksidasi
menjadi asam glukonat.
b) Asam alduronat adalah sebuah keluarga asam gula yang didapatkan dari oksidasi
(biasanya menggunakan bromin) gugus aldehida dari aldosa (terjadi pada atom
C no 6) membentuk gugus asam karboksilat. Contoh glukosa dioksidasi
menjadi asam glukuronat.
c) Asam aldorat adalah sebuah keluarga asam gula yang didapatkan dari oksidasi
(biasanya menggunakan asam-asam kuat) gugus aldehida dari aldosa (terjadi
pada atom C no 1dan 6) membentuk gugus asam karboksilat. Contoh glukosa
dioksidasi menjadi asam glukorat.

4) Gula amino
Glukosamin (C6H13NO5) ialah suatu gula amino dan suatu prekursor yang
terkenal dalam sintesis biokimia dari protein dan lipid yang terglikosilasi. Glukosamin
merupakan bagian dari struktur poli-sakarida kitosan dan kitin, yang menyusun
kerangka luar dari bangsa Crustacea dan arthropoda lain, dinding sel pada cendawan
dan banyak organisme yang lebih tinggi.
 Polisakarida
1. Homopolisakarida

Homopolisakarida adalah Kelompok Polisakarida yang hanya mengandung satu


jenis Monosakarida. Contoh: amilum (amilosa dan amilopektin), selulosa, kitin, glikogen,
dll.

a) Amilum

merupakan polisakarida paling melimpah kedua. Amilum atau pati dapat dipisahkan
menjadi dua fraksi utama berdasarkan kelarutan bila dibubur (triturasi) dengan air panas:
sekitar 20% pati adalah amilosa (larut) dan 80% sisanya adalah amilopektin (tidak larut).

1. Amilosa dapat larut dalam air, sedangkan amilopektin tidak larut dalam
air. Amilum merupakan polimer dari α-D-glukosa yang terikat pada C-1 dan C-4 dan
tidak bercabang atau struktur α(1,4)-D-glukosa, sedangkan amilopektin merupakan
rantai α(1,4)-D-glukosa yang bercabang pada atom C-6 atau ikatan α(1,6)-D-glukosa.

2. Amilopektin memberikan sifat lengket pada beras. Semakin banyak amilopektinnya,


semakin lengket nasi yang dihasilkan oleh beras tersebut. Semakin banyak amilosa pada
besar, semakin keras nasi yang dihasilkan. Beras pada umumnya mengandung amilosa
lebih dari 20%, sedangkan ketan mempunyai kandungan amilosa hanya sekitar 1 – 2%.

Amilum dapat terhidrolisis pada suhu tinggi menghasilkan molekul – molekul glukosa.
Di dalam tubuh manusia, amilum mengalami hidrolisis di mulut karena adanya enzim
amilase di dalam kelenjar ludah dan oleh enzim pankreas di dalam usus. Pemanasan
terhadap amilum dapat mengubah amilum menjadi dekstrin yang berwarna cokelat,
misalnya terlihat pada roti.

Penambahan iodin ke dalam amilum akan memberikan warna biru. Sifat ini dapat
digunakan untuk identifikasi adanya amilum dalam makanan. Pada proses
hidrolisis amilum, akan dihasilkan polimer dengan rantai yang pendek (6-7 molekul
glukosa) dan akan memberikan warna merah atau cokelat dengan iodium.
amilopektin

b) Selulosa

Selulosa adalah rantai panjang molekul gula yang dihubungkan satu sama lain untuk
memberikan kekuatan pada kayu yang luar biasa. Kapas adalah bentuk alami murni
selulosa. Selulosa juga merupakan komponen utama kayu. Serat selulosa dalam kayu terikat
dalam lignin, polimer kompleks. Pembuatan kertas meliputi pengolahan bubur kayu dengan
alkali atau bisulfit untuk menghancurkan lignin, dan kemudian menekan bubur kertas pada
matte serat selulosa bersama-sama. Selulosa merupakan polimer alam, rantai panjang yang
dibuat dengan menghubungkan molekul yang lebih kecil. Link atau penghubung dalam
rantai selulosa adalah jenis gula: ß-D-glukosa. Rantai selulosa pada bulu dengan kelompok
-OH polar. Kelompok-kelompok ini membentuk banyak ikatan hidrogen dengan gugus OH
pada rantai yang berdekatan, rantai digabung secara bersama-sama. Rantai juga disusun
teratur di beberapa tempat untuk membentuk bagian keras, stabil daerah kristalin yang
memberikan rantai yang terbungkus memiliki kestabilan dan kekuatan yang lebih.

c) Glikogen

Glikogen adalah polisakarida yang terbentuk dari kelebihan glukosa dalam tubuh.
Molekul glukosa tunggal mampu membentuk glikosidik untuk membuat makromolekul
yang lebih besar. Saat kita mengkonsumsi gula, baik dalam bentuk molekul tunggal atau
dalam bentuk pati, maka dapat diputuskan ikatannya untuk melepaskan glukosa dan
menjadi monosakarida-nya yang diperlukan untuk produksi ATP.
d) Kitin

Kitin adalah polisakarida struktural yang digunakan untuk menyusun eksoskleton


dari artropoda (serangga, laba-laba, krustase, dll. Kitin tergolong homopolisakarida linear
yang tersusun atas residu N-asetilglukosamin pada rantai beta dan memiliki monomer
berupa molekul glukosa dengan cabang yang mengandung nitrogen. Kitin membentuk serat
mirip selulosa yang tidak dapat dicerna oleh vertebrata.

Kitin

2. Heteropolisakarida

Heteropolisakarida adalah Kelompok polisakarida yang disusun oleh lebih dari satu
jenis monosakarida yang berbeda-beda. Contoh: hemiselulosa, kondroitin sulfat, keratan
sulfat, dll.

a) Kondroitin Sulfat
Kondroitin sulfat adalah senyawa glikosaminoglikan tersulfasi yang tersusun dari
rantai gula yang saling bergantian (N-asetilgalaktosamin dan asam glukoronat). Kondroitin
sulfat biasanya dijumpai berikatan dengan protein sebagai bagian dari proteoglikan.
Kondroitin sulfat adalah senyawa penyusun penting tulang rawan, dan memberi tulang rawan
kemampuan untuk bertahan terhadap tekanan/kompresi. Kurangnya jumlah kondroitin sulfat
pada tulang rawan dapat mengakibatkan osteoartritis. Bersama dengan glukosamin,
kondroitin sulfat seringkali digunakan dalam formulasi suplemen makanan untuk mengobati
osteoartritis.

Kondroitin sulfat

b) Peptidoglikan

Merupakan struktur heteropolimer dengan rantai polisakarida yang berkait satu


sama lain ; alternasi N-asetilglukosamin dan asam N-asetilmuramat yang merupakan
turunan N-asetilglukosamin. Rantai polisakarida berhubungan satu sama lain dengan
peptida, hubungan langsung dari satu rantai ke rantai lainnya atau hubungan tidak langsung
melalui peptida lainnya. Rantai tersebut adalah tetrapeptida, terhubung di satu sisi dengan
asam muramik melalui jembatan interpeptida. Komposisi rantai tetrapeptida adalah variabel
dengan asam amino rantai tingkat ke-3, terdiri dari jembatan yang umum terbentuk dengan
tipe asam aminonya sendiri (Staphylococus Aureus : glisin).

Peptidoglikan memiliki fungsi yang berbeda:

 Peptidoglikan memungkinkan bakteri mempertahankan bentuknya.


 Peptidoglikan memungkinkan menahan tekanan osmotik perlawanan sampai 20
atmosfir.
 Merupakan antigen, memungkinkan pembentukan Ig pada manusia.
 Karena sensitif, peptidoglikan hanya untuk disinfektan berbasis fenol.
 Stimulator imunitas/daya tahan tubuh berperan sebagai adjuvan.
 Merupakan substrat dari imunitas yang tidak spesifik, dihancurkan oleh enzim
bakteriofaga dan lisozim tertentu.

1) Bakteri dengan komposisi GRAM(+)

Bakteri dengan GRAM(+) memiliki dinding sel yang tebal, dengan ukuran dari 30
sampai 50 nm. Bergantung pada peptidoglikan asam teikoat, yaitu polimer dari ribitol fosfat
dan dihubungkan dengan N-asetilglukosamin. Juga terdiri dari asam lipo-teikoat yang
dibentuk oleh gliserol fosfat yang imunogenik, meningkatkan adhesi dan memiliki aksi
toksisitas yang rendah.
Polisakarida memberikan spesifisitas antigen (polisakarida C pneumokokus, atau
polisakarida C streptokokus). Polisakarida C dapat membedakan jumlah tertentu
streptokokus pada kelompok serologi. Yang paling penting adalah streptoccocus ada pada
kelompok A yang merupakan patogenisitas. Protein yang berkaitan langsung dengan
peptidoglikan, atau dengan asam teikoat. Ion-ion Ca2+ mendominasi pada ikatan tersebut.

2) Bakteri dengan komposisi GRAM (-)

Dinding sel bakteri dengan GRAM(-) terdiri dari peptidoglikan dengan ukuran 3
sampai 5 nm (atau sampai 10 nm) sehingga dinding selnya lebih tipis. Bakteri ini dikelilingi
oleh membran luar yang terpisah dari tubuh bakteri dengan suatu ruang periplasmik.
Membran tersebut mempunyai komposisi kimia kompleks. Terdiri dari bagian dalam
fosfolipid dan bagian luar lipopolisakarida. Lipopolisakarida termasuk protein yang disebut
porin, karena keberadaannya memungkinkan adanya pori-pori yang berhubungan dengan
bagian luar sitoplasma bakteri. Melalui pori-pori memungkinkan adanya pergerakan elemen
nutrisi dan antibiotik. Permeabilitas pori-pori merupakan variabel yang selektif. Bagian
tertentu yang lebih permeabel dari yang lainnya, adalah yang menjelaskan reaksi bakteri
terhadap antibiotik.

c) Proteoglikan

Proteoglikan terdiri dari dua protein dasar molekul inti dan glikosaminoglikan.
Protein inti mungkin mengandung residu serin; residu ini bertindak sebagai titik lampiran
yang glikosaminoglikan berbeda melekat. Glikosaminoglikan melekat pada protein inti
tegak lurus dan menimbulkan struktur yang mirip kuas. Keterikatan mereka adalah melalui
tiga ikatan gula terdiri dari dua gula galaktosa dan residu xilosa melalui ikatan glikosidik.

Protein inti sangat dipertahankan dalam kingdom hewan. Protein ini kaya akan asam
amino seperti serin dan treonin. Glikosaminoglikan adalah molekul panjang, bercabang
yang mengandung unit disakarida berulang asam uronic (baik asam D-glukuronat atau asam
L-iduronic) dan gula amino (baik N-asetilglukosamin, atau N-acetylgalactosamine).
Glikosaminoglikan ini memberi muatan negatif pada proteoglikan. Proteoglikan yang
berbeda timbul karena glikosaminoglikan yang berbeda yang melekat padanya.

Proteoglikan dapat diklasifikasikan atas dasar glikosaminoglikan yang mereka


miliki. Ada empat tipe dasar glikosaminoglikan: kondroitin sulfat (CS), heparan sulfat,
dermatan sulfat (DS), dan keratan sulfat (KS). Glikosaminoglikan ini menimbulkan
sejumlah proteoglikan seperti decorin, biglycan, aggrekan, neurocan, testican, fibromodulin,
Lumican, dll

d) Glikoprotein

Glikoprotein menyediakan banyak fungsi; mereka memberikan dukungan struktural


untuk sel, membentuk jaringan ikat dan memperlancar pencernaan dengan memproduksi
sekresi dan lendir di saluran pencernaan. Glikoprotein adalah komponen sel berguna dan
ditemukan di banyak tempat dalam sel. Glikoprotein yang terletak di dinding sel, plasma
darah dan jaringan ikat, dan mereka memiliki perbedaan struktural baik tergantung pada
lokasi mereka. Mereka juga memainkan peran kunci dalam reproduksi dan terjadi pada
permukaan spermatozoa, meningkatkan kemungkinan tarik sel sperma untuk telur dengan
mengubah permeabilitas membran plasma. Protein ini juga dapat mematuhi sel dan
memungkinkan pengembangan jaringan fungsional dalam tubuh.

You might also like