Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan masalah
C. Tujuan Masalah
PEMBAHASAN
A. Definisi
Atonia uteria (relaksasi otot uterus) adalah Uteri tidak berkontraksi dalam
15 detik setelah dilakukan pemijatan fundus uteri (plasenta telah lahir). (JNPKR,
Asuhan Persalinan Normal, Depkes Jakarta ; 2002)
Kehamilan gemelli
5. Infeksi intrapartum
6. Multiparitas tinggi
8. Umur yang terlalu tua atau terlalu muda(<20 tahun dan >35 tahun)
Atonia Uteri juga dapat timbul karena salah penanganan kala III
persalinan, dengan memijat uterus dan mendorongnya ke bawah dalam usaha
melahirkan plasenta, sedang sebenarnya belum terlepas dari uterus.
1. Perdarahan pervaginam
c. pucat
D. Manifestasi Klinis
Analog sintetik oksitosin, yaitu karbetosin, saat ini sedang diteliti sebagai
uterotonika untuk mencegah dan mengatasi perdarahan pospartum dini.
Karbetosin merupakan obat long-acting dan onset kerjanya cepat, mempunyai
waktu paruh 40 menit dibandingkan oksitosin 4-10 menit. Penelitian di Canada
membandingkan antara pemberian karbetosin bolus IV dengan oksitosin drip pada
pasien yang dilakukan operasi sesar. Karbetosin ternyata lebih efektif dibanding
oksitosin.
F. Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian
A. Data Subjektif
1. Biodata :
Umur : untuk menentukan apakah ibu itu beresiko atau tidak, biasanya
atonia uteri ini terjadi pada usia <20 tahun karena alat reproduksi belum
matang dan > 35 tahun karena ditakuti terjadinya perdarahan postpartum
2. Keluhan
Alasan mengapa klien tersebut datang kerumah sakit dan apa yang
dirasakan klien
3. Riwayat Perkawinan
4. Riwayat Menstruasi
7. Riwayat kontrasepsi
8. Riwayat kesehatan
1. Pemeriksaan umum
2. Pemeriksaan khusus
a) inspeksi
b) Palpasi
Saat dilakukan palpasi teraba uterus lunak,lembek, dan fundus uteri naik dan tidak
berkontraksi
A) pemerikasaan fisik
a. Muka : pucat
b. Mata : anemis
B) pemerikasaan penunjang
Intervensi :
Kaji dan catat jumlah, tipe dan sisi perdarahan; timbang dan hitung
pembalut, simpan bekuan dan jaringan untuk dievaluasi oleh perawat.
Rasional : Perkiraan kehilangan darah, arteial versus vena, dan adanya bekuan-
bekuan membantu membuat diagnosa banding dan menentukan kebutuhan
penggantian.
Intervensi :
Intervensi :
Intervensi :
Lakukan tirah baring dengan kaki ditinggikan 20-30 derajat dan tubuh
horizontal.
Intervensi :
Intervensi :
Intervensi :
Intervensi :
Intervensi :
Kaji nyeri perineal menetap atau perasaan penuh pada vagina. Berikan
tekanan balik pada laserasi labial atau perineal.
Intervensi :
Pantau klien dengan plasenta acreta (penetrasi sedikit dari myometrium
dengan jaringan plasenta), HKK atau abrupsio placenta terhadap tanda-tanda KID.
Intervensi :
Mulai Infus I atau 2 i.v dari cairan isotonik atau elektrolit dengan kateter !
8 G atau melalui jalur vena sentral. Berikan darah lengkap atau produk darah
(plasma, kriopresipitat, trombosit) sesuai indikasi.
Rasional : Perlu untuk infus cepat atau multipel dari cairan atau produk darah
untuk meningkatkan volume sirkulasi dan mencegah pembekuan.
Intervensi :
Intervensi :
Intervensi :
Terapi Antibiotik.
Intervensi :
Intervensi :
Intervensi :
Intervensi :
Intervensi :
Kaji warna dasar kuku, mukosa mulut, gusi dan lidah, perhatikan suhu
kulit.
Rasional : Pada kompensasi vasokontriksi dan pirau organ vital, sirkulasii pada
pembuluh darah perifer diperlukan yang mengakibatkan sianosis dan suhu kulit
dingin.
Intervensi :
Intervensi :
Intervensi :
Intervensi :
Intervensi :
Intervensi :
Intervensi :
Tentukan karakteristik, tipe, lokasi, dan durasi nyeri. Kaji klien terhadap
nyeri perineal yang menetap, perasaan penuh pada vagina, kontraksi uterus atau
nyeri tekan abdomen.
Intervensi :
Rasional : Situasi darurat dapat mencetuskan rasa takut dan ansietas, yang
memperberat persepsi ketidaknyamanan.
Intervensi :
Intervensi :
5. Implementasi ( Penatalaksanaan )
Langkah-langkah penatalaksanaan :
b. Mengeluarkan semua darah beku atau selaput yang menyumbat jalan lahir
(uterus).
d. Jika uterus sudah berkontraksi tarik tangan keluar. Observasi tiap 5 menit.
e. Jika uterus tak berkontraksi setelah 5 menit suruh anggota keluarga untuk
melakukan kompresi bimanual eksternal.
g. Jika atonia uteri tidak teratasi setelah enam langkah pertama lanjutkan
kompresi bimanual interna.
h. Rujuk segera ke RS.
4. Evalusi
PENUTUP
A. Kesimpulan
3. Persalinan cepat.
Harry Oxorn. 1990. Ilmu Kebidanan Patofisiologi dan Persalinan. Edisi Human
Labor and Birth: Yayasan Essenta Medika,