You are on page 1of 12

SEJARAH PENCAK SILAT

Pencak silat merupakan salah satu jenis kesenian dan juga olahraga yaitu seni bela diri yang
berasal dari Asia Tenggara di antaranya Malaysia, Brunei, Singapura, Filipina, Thailand, dan
juga Indonesia Negara kita. Pencak silat ini merupakan tradisi kesenian yang di sebar melalui
tradisi Melayu Nusantara. Hingga seiring berjalannya waktu, jenis kesenian bela diri ini juga
mulai tersebar ke Negara Vietnam yang disebarkan oleh orang Indonesia. Hingga kini Negara
Vietnam melahirkan pesilat-pesilat yang tangguh dan mendirikan organisasi induk pencak
silat di Negara Indonesia yang diberi nama Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI)

Pencak silat telah tersebar ke seluruh kepulauan Nusantara sejak abad ke-7 Masehi. Namun,
sampai sekarang belum ada yang bisa memastikan kapan dan bagaimana asal mula tersebar
pencak silat ini. Ada yang mengatakan kalau pencak silat ini tersebar karena adanya
keterampilan dari berbagai suku asli di Indonesia. Keterampilan-keterampilan tersebut di
antaranya seperti berperang yang menggunakan parang, perisai, dan juga tombak. Contohnya
seperti tradisi dan adat di kepulauan Nias yang mana terdapat suku yang bernama suku Nias
telah menyebarkan seni bela dirinya sesuai adatnya yaitu dengan menggunakan senjata
parang. Yang dipercaya bahwa hingga abad ke-20, suku Nias tidak tersentuh sama sekali oleh
budaya luar.

Penyebaran Pencak Silat


Jika ditelisik lebih jauh, sebenarnya pencak silat ini tersebar melalui leluri atau dari mulut ke
mulut yaitu secara lisan. Seperti dari guru ke muridnya contohnya. Sehingga tak heran jika
kita sulit menemukan sejarah tertulis mengenai pencak silat ini

Bahkan ada yang mengatakan bahwa sejarah pencak silat ini telah tersebar melalui berbagai
kisah seperti beberapa legenda di berbagai daerah, seperti dari daerah satu ke daerah lain
dan menyeluruh ke tanah air nusantara. Jadi, tak heran jika dulu di masa kerajaan Majapahit
atau Sriwijaya sangat pandai dalam bertarung. Karena mereka semua khususnya para prajurit
perang telah disiapkan ilmu pencak silat yang tinggi agar mereka dapat bertarung dengan
musuh dengan kemahirannya.

Contohnya adalah legenda dari Minangkabau yang mengatakan silat dengan bahasanya yaitu
‘silek’. Masyarakat Minangkabau meyakini bahwa pencak silat ini telah diciptakan oleh Datuk
Suri Draja dari Priangan, Tanah Datar yang berada di kaki Gunung Marapipada. Datuk Suri
menciptakan dan mulai menyebarkan tradisi silat ini pada abad ke-11. Dan pencak silat pun
akhirnya tersebar ke seluruh tanah nusantara termasuk Indonesia. Tanah Nusantara ini di
antaranya Indonesia, Myanmar, Malaysia, Brunei Darussalam, sebagian Singapura, dan
Negara-negara lainnya yang berada di benua Asia bagian Tenggara

Lalu, seiring berjalannya waktu, silek atau silat ini mulai dibawa dan dikembangkan ke
berbagai Negara yaitu tanah Asia Tenggara oleh para perantauan Minang. Mungkin Anda
pernah mendengar kisah ‘Silat Cimande’. Kisah yang menceritakan tentang seorang
perempuan yang melakukan silat dengan meniru dua hewan yaitu monyet dan harimau. Dan
masih banyak lagi para tokoh silat lainnya. Tentunya di setiap daerah pasti memiliki tokoh
silat masing-masing dengan berbagai keahlian dan jurus silat yang dimiliki para tokoh silat
daerah atau biasa disebut sebagai pendekar. Para pendekar tersebut contohnya adalah Si
Pitung dari Betawi, Hang Tuah, dan Gajah Mada dari Jawa, dan masih banyak lagi pendekar-
pendekar sebagai tokoh silat di daerahnya masing-masing yang memiliki keahlian berbeda-
beda pula.

Donald F. Draeger yang merupakan salah seorang peneliti silat ini telah berpendapat bahwa
bukti dari adanya pencak silat ini bisa dilihat dari beberapa artefak senjata yang telah
ditemukannya. Senjata-senjata yang ditemukan ini telah dipercaya berasal dari masa klasik
yaitu pada masa Hindu-Budha di tanah Nusantara. Bahkan ia juga mengakui terdapat adanya
sejarah pencak silat ini melalui relief yang membentuk orang dengan gaya kuda-kudanya di
Candi Prambanan dan Candi Borobudur.

Draeger menuliskan di bukunya bahwa senjata dan seni pencak silat tidak dapat dipisahkan.
Bahkan ia menuliskan bahwa pencak silat bukan hanya olah tubuh saja, melainkan juga harus
memiliki hubungan yang erat secara spiritual dengan adat dan kebudayaan di tanah nusantara
ini. Hal inilah mengapa pencak silat bukan hanya sebagai cabang olahraga saja, melainkan
juga masuk dalam cabang kesenian juga yaitu seni bela diri. Terdapat ilmu beladiri dari Cina
dan India dalam Silat – Sheikh Shamsuddin (2005)

Pendapat tersebut telah dibuktikan karena adanya pengaruh dari kebudayaan Cina dan India
pada masa kebudayaan Melayu. Kebudayaan itu telah dibawa oleh para pedagang dan juga
para perantau dari India, Cina, dan juga dari Negara-negara lainnya.
 Persebaran Pencak Silat Di Tanah Melayu

Saat pencak silat mulai tersebar di tanah Melayu, pencak silat pun berkembang dengan
berbagai nama dan aliran yang berbeda-beda. Seperti halnya di Malaysia dan Singapura, silat
lebih dikenal dengan aliran gayong dan cekak. Di Negara Thailand, pencak silat memiliki
nama ‘bersilat’, sedangkan di Negara Filipina diberi nama ‘pasilat’. Walaupun demikian, istilah
‘silat’ lebih dikenal banyak orang di berbagai pelosok Asia Tenggara. Hal inilah yang
menyebabkan bahwa pencak silat merupakan tradisi yang tersebar dari Sumatera ke berbagai
Negara.

Sejarah pencak silat pun mulai tertulis sejak abab ke-14 yang dikarenakan oleh pengaruh dari
para penyebar agama di tanah Nusantara atau Nuswantara ini. Pada masa itu, pencak silat
menjadi pelajaran utama dalam beragama sebagai perlindungan diri ketika menghadapi
perang. Karena pada masa itu, masih terdapat berbagai perang karena perebutan wilayah dan
politik juga kekuasaan. Pelajaran bela diri pencak silat pun juga diajarkan di berbagai surau
atau mushalla dan juga tempat-tempat agama seperti madrasah dan pesantren. Biasanya
mereka berlatih pencak silat setelah atau sebelum mereka mengaji. Itu sebabnya silat diklaim
sebagai ilmu bela diri yang merupakan bagian dari latihan spiritual mereka. Dan latihan ini
biasa disebut sebagai ‘menyemesta’ atau bersatu dengan alam. Maka, tak heran jika banyak
jurus yang dilahirkan dari alam seperti hewan, tumbuhan, bahkan bencana sekalipun.

Hingga seiring berjalannya waktu, pencak silat mulai dijadikan ilmu pendidikan bukan hanya
sebagai bela diri melainkan juga sebagai bela Negara dalam mengadapi musuh dari Negara
lain. Yang awalnya pencak silat ini hanya sebagai ilmu bela diri dan seni tradisi kebudayaan
saja.

Saat ini, pencak silat telah diakui sebagai budaya suku Melayu yang terdiri dari daerah pesisir
pulau Sumatera dan Semenanjung Malak, juga berbagai suku lainnya yang
menggunakan lingua franca (bahasa pegaulan) Melayu di berbagai daerah seperti Jawa, Bali,
Kalimantan, Sulawesi dan pulau-pulau lainnya yang berada di lingkaran Nusantara.

Seni bela diri pencak silat mulai berkembang dan terus berkembang hingga terbentuk menjadi
beberapa organisasi pencak silat di Nusantara yang di antaranya adalah Ikatan Pencak Silat
(IPSI) yang berada di negara Indonesia, Persekutuan Silat Kebangsaan Malaysia (PESAKA) yang
berada di Negara Malaysia, Persekutuan Silat Singapore (PERSIS) yang berada di Negara
Singapore, dan Persekutuan Silat Brunei Darussalam (PERSIB) yang berada di Negara Brunei
Darussalam. Maka tak heran jika mulai tumbuh dan terbentuk berbagai bahkan puluhan
perguruan pencak silat di belahan dunia lainnya seperti Negara Amerika Serikat dan Eropa.

Hingga kini, pencak silat yang awalnya hanya sebagai ilmu bela diri yang tergolong ilmu
spiritual dan seni tradisi saja, kini pencak silat telah diklaim secara resmi masuk dalam cabang
ilmu olah raga hingga berskala internasional. Dan pada akhirnya pencak silat pun masuk
dalam pertandingan SEA Games.

Perkembangan Pencak Silat di Dunia

Pada abad ke-20 Masehi, pencak silat semakin berkembang pesat hingga mendunia dan telah
resmi menjadi cabang ilmu olahraga kompetisi yang di bawahi oleh Persekutuan Pencak Silat
Antara Bangsa (PERSILAT) atau The International Pencak Silat Federation. Sehingga, pencak
silat telah dipromosikan oleh PERSILAT ke berbagai Negara hingga ke lima benua agar pencak
silat masuk dalam cabang olahraga yang dapat dijadikan cabang olahraga yang masuk dalam
Olimpiade. Sehingga dengan kata lain, PERSILAT telah mempromosikan pencak silat ini untuk
dijadikan kompetisi olahraga berskala internasional. Sehingga terdapat ketentuan dan
kebijakan bahwa anggota yang mengikuti kompetisi pencak silat internasional ini merupakan
anggota yang telah diakui oleh PERSILAT.

Maka dari itu, beberapa federasi pencak silat telah bekerjasama dengan PERSILAT untuk
mendirikan Federasi Pencak Silat Eropa. Federasi tersebut telah menghasilkan Kejuaraan
Dunia Pencak Silat pertama di luar Asia pada tahun 1986 yang menggunakan tempat di kota
Wina Negara Austria.

Pencak silat mulai diperkenalkan sebagai bagian dari program pertunjukkan Asian Games
pada tahun 2002 yang diselenggarakan di kota Busan Negara Korea Selatan. Asian Games
tersebut merupakan Asian Games pertama kali yang memasukkan pencak silat sebagai bagian
dari program acara tersebut. Dan pada bulan Desember 2002 merupakan Kejuaraan Pencak
Silat Dunia terakhir yang diadakan di kota Penang Negara Malaysia.

PERSILAT bukan hanya berusaha memasukkan pencak silat sebagai pertandingan olahraga
saja, melainkan juga mengupayakan untuk tidak melupakan tradisi lama dengan
memperkenalkan beberapa aliran tua yang salah satunya adalah ‘Silek’ ke berbagai Negara di
belahan dunia. Dan aliran-aliran atau berbagai gaya yang disebarkan ada ratusan bahkan
ribuan yang berhasil diajarkan dan diperkenalkan di berbagai perguruan Negara-negara asing.

Aspek dan Bentuk Pencak Silat

Di dalam pencak silat terdapat empat aspek utama yang perlu diketahui yaitu di antaranya:

1. Aspek Mental Spiritual


Hanya orang yang bijak dan arif saja yang dapat menggunakan ilmu pencak silat secara
sempurna. Karena pencak silat ini sebenarnya mengajarkan manusia untuk manusia. Dalam
arti sederhanya yaitu membangun dan mengembangkan kepribadian yang luhur dan mulia
dalam diri. Bahkan dipercayai bahwa konon, seseorang yang ingin belajar pencak silat harus
melewati berbagai tahap seperti semedi atau bertapa. Sehingga dapat dikatakan bahwa aspek
yangt pertama ini merupakan aspek yang melibatkan jiwa dan kebatinan seseorang untuk
mencapai ilmunya dalam ilmu pencak silat.

2. Aspek Seni Budaya


Seperti yang dikatakan sebelumnya bahwa pencak silat pada dasarnya merupakan ilmu seni
tradisi yang melibatkan adat dan kebudayaan setempat. Sehingga dapat dikatakan bahwa
pencak silat ini merupakan salah satu seni permainan yang berbudaya. Dan budaya
merupakan aspek yang sangat penting dalam ilmu pencak silat. Maka dari itu terdapat kata
‘Pencak’ dalam pencak silat, karena arti dari kata ‘pencak’ merupakan tarian yang diiringi
music dan mengenakan busana tradisional. Sehingga, pencak silat ini tak heran jika memiliki
banyak gerakan dalam ilmunya.

3. Aspek Bela Diri


Istilah ‘silat’ inilah yang membawa ilmu pencak silat ke dalam aspek bela diri. Seorang pesilat
harus dapat menguasai ilmu bela diri dalam pencak silat, karena hal ini merupakan aspek
kemampuan teknis dalam pencak silat.

4. Aspek Olah Raga


Hal inilah yang membawa pencak silat merupakan sesuatu yang melibatkan fisik atau tubuh.
Sehingga bukan hanya otak dan batin saja yang digunakan dalam pencak silat, melainkan juga
menggunakan fisik dan tubuh yang kuat dalam menghadapi lawan. Pesilat haruslah sering
olah tubuhnya agar tubuhnya dapat tumbuh dengan kuat dan baik dan tidak mudah
dikalahkan oleh lawan main saat pertandingan nanti. Aspek olah raga ini meliputi jurus, yang
berupa tungga maupu ganda atau regu.

Terdapat empat aspek dalam pencak silat yang membuat bentuk dan gaya yang berbeda-beda
di setiap tempat perguruan atau padepokan. Hal itu tergantung aspek mana yang akan
ditekankan pada padepokan tersebut. Karena setiap padepokan tentunya memiliki keyakinan
yang berbeda-beda untuk menentukan aspek mana yang digunakan. Hal ini sesuai dengan
kebijakan dan tujuan padepokan tersebut dibentuk.

Seperti adanya padepokan yang menerapkan jurus harimau dan monyet. Hal ini mungkin
mereka menekankan pada aspek olah raga karena menggunakan fisik dalam bertarung pada
umumnya. Walaupun ada juga yang berpendapat bahwa olah raga seperti fisik dan
pernapasan merupakan aspek utama dalam mengembangkan ilmu pencak silat. Namun,
aspek inilah yang membuat pencak silat menjadi terkenal hingga ke berbagai Negara hingga
ke benua Eropa.

Ya, walaupun banyak yang mengatakan kalau ketika pencak silat ini mulai diklaim di ilmu
olahraga, pencak silat mulai menghilangkan pokok atau pakem dari pencak silat itu sendiri.
Dengan adanya pendapat itulah banyak praktisi pencak silat yang mengupayakan pencak silat
ini tetap berfokus pada sisi tradisional dan spiritual yang membuat para pesilat lama tidak
tersinggung.

Organisasi Pencak Silat

Karena pencak silat mulai berkembang seiring berjalannya waktu, maka mulai terbentuklah
berbagai organisasi pencak silat yang di antaranya:
 PERSILAT (Persekutuan Pencak Silat Antara Bangsa)
 IPSI (Ikatan Pencak Silat Indonesia)
 FP2STI (Forum Pecinta dan Pelestari Silat Tradisional Indonesia)
 PESAKA Malaysia (Persekutuan Silat Kebangsaan Malaysia)
 PERSISI (Persekutuan Silat Siungapore)
 EPSF (European Pencak Silat Federation)

Menurut PERSILAT, organisasi yang terdaftar secara resmi, terdapat 33 organisasi pencak silat
yang berdiri di berbagai Negara seluruh dunia

PERKEMBANGAN PENCAK SILAT

Pencak Silat sebagai bagian dari kebudayaan bangsa Indonesia berkembang sejalan dengan
sejarah masyarakat Indonesia. Dengan aneka ragam situasi geografis dan etnologis serta
perkembangan zaman yang dialami oleh bangsa Indonesia, Pencak Silat dibentuk oleh
situasi dan kondisinya. Kini Pencak Silat kita kenal dengan wujud dan corak yang beraneka
ragam, namun mempunyai aspek-aspek yang sama. Pencak Silat merupakan unsur-unsur
kepribadian bangsa Indonesia yang dimiliki dari hasil budi daya yang turun temurun. Sampai
saat ini belum ada naskah atau himmpunan mengenai sejarah pembelaan diri bangsa
Indonesia yang disusun secara alamiah dan dapat dipertanggung jawabkan serta menjadi
sumber bagi pengembangan yang lebih teratur. Hanya secara turun temurun dan bersifat
pribadi atau kelompok latar belakang dan sejarah pembelaan diri inti dituturkan. Sifat-sifat
ketertutupan karena dibentuk oleh zaman penjajahan di masa lalu merupakan hambatan
pengembangan di mana kini kita yang menuntut keterbukaan dan pemassalan yang lebih
luas.
Sejarah perkembangan Pencak Silat secara selintas dapat dibagi dalam kurun waktu :
a. Perkembangan sebelum zaman penjajahan Belanda
b. Perkembangan pada zaman penjajahan Belanda
c. Perkembangan pada zaman penjajahan Jepang
d. Perkembangan pada zaman kemerdekaan

a. Perkembangan pada zaman sebelum penjajahan Belanda

Nenek moyang kita telah mempunyai peradaban yang tinggi, sehingga dapat berkembang
menjadi rumpun bangsa yang maju. Daerah-daerah dan pulau-pulau yang dihuni
berkembnag menjadi masyarakat dengan tata pemerintahan dan kehidupan yang teratur.
Tata pembelaan diri di zaman tersebut yang terutama didasarkan kepada kemampuan
pribadi yang tinggi, merupakan dasar dari sistem pembelaan diri, baik dalam menghadapi
perjuangan hidup maupun dalam pembelaan berkelompok.

Para ahli pembelaan diri dan pendekar mendapat tempat yang tinggi di masyarakat. Begitu
pula para empu yang membuat senjata pribadi yagn ampuh seperti keris, tombak dan
senjata khusus. Pasukan yang kuat di zaman Kerajaan Sriwijaya dan Majapahit serta
kerajaan lainnya di masa itu terdiri dari prajurit-prajurit yang mempunyai keterampilan
pembelaan diri individual yang tinggi. Pemukupan jiwa keprajuritan dan kesatriaan selalu
diberikan untuk mencapai keunggulan dalam ilmu pembelaan diri. Untuk menjadi prajurit
atau pendekar diperulan syarat-syarat dan latihan yang mendalam di bawah bimbingan
seorang guru. Pada masa perkembangan agama Islam ilmu pembelaan diri dipupuk bersama
ajaran kerohanian. Sehingga basis-basis agama Islam terkenal dengan ketinggian ilmu bela
dirinya. Jelaslah, bahwa sejak zaman sebelum penjajahan Belanda kita telah mempunyai
sistem pembelaan diri yang sesuai dengan sifat dan pembawaan bangsa Indonesia.

b. Perkembangan Pencak Silat pada zaman penjajahan Belanda

Suatu pemerintahan asing yang berkuasa di suatu negeri jarang sekali memberi perhatian
kepada pandangan hidup bangsa yang diperintah. Pemerintah Belanda tidak memberi
kesempatan perkembangan Pencak Silat atau pembelaan diri Nasional, karena dipandang
berbahaya terhadap kelangsungan penjajahannya. Larangan berlatih bela diri diadakan
bahkan larangan untuk berkumpul dan berkelompok. Sehingga perkembangan kehidupan
Pencak Silat atau pembelaan diri bangsa Indonesia yang dulu berakar kuat menjadi
kehilangan pijakan kehidupannya. Hanya dengan sembunyi-sembunyi dan oleh kelompok-
kelompok kecil Pencak Silat dipertahankan. Kesempatan-kesempatan yang dijinkan
hanyalah berupa pengembangan seni atau kesenian semata-mata masih digunakan di
beberapa daerah, yang menjurus pada suatu pertunjukan atau upacara saja. Hakekat jiwa
dan semangat pembelaan diri tidak sepenuhnya dapat berkembang. Pengaruh dari
penekanan di zaman penjajahan Belanda ini banyak mewarnai perkembangan Pencak Silat
untuk masa sesudahnya.

c. Perkembangan Pencak Silat pada pendudukan Jepang

Politik Jepang terhadap bangsa yang diduduki berlainan dengan politik Belanda. Terhadap
Pencak Silat sebagai ilmu Nasional didorong dan dikembangkan untuk kepentingan Jepang
sendiri, dengan mengobarkan semangat pertahanan menghadapi sekutu. Di mana-mana
atas anjuran Shimitsu diadakan pemusatan tenaga aliran Pencak Silat. Di seluruh Jawa
serentak didirkan gerakan Pencak Silat yang diatur oleh Pemerintah. Di Jakarta pada waktu
itu telah diciptakan oleh para pembina Pencak Silat suatu olarhaga berdasarkan Pencak
Silat, yang diusulkan untuk dipakai sebagai gerakan olahraga pada tiap-tiap pagi di sekolah-
sekolah. Usul itu ditolak oleh Shimitsu karena khawatir akan mendesak Taysho, Jepang.
Sekalipun Jepang memberikan kesempatan kepada kita untuk menghidupkan unsur-unsur
warisan kebesaran bangsa kita, tujuannya adalah untuk mempergunakan semangat yang
diduga akan berkobar lagi demi kepentingan Jepang sendiri bukan untuk kepentingan
Nasional kita.

Namun kita akui, ada juga keuntungan yang kita peroleh dari zaman itu. Kita mulai insaf lagi
akan keharusan mengembalikan ilmu Pencak Silat pada tempat yang semula didudukinya
dalam masyarakat kita.

d. Perkembangan Pencak Silat pada Zaman Kemerdekaan

Walaupun di masa penjajahan Belanda Pencak Silat tidak diberikan tempat untuk
berkembang, tetapi masih banyak para pemuda yang mempelajari dan mendalami melalui
guru-guru Pencak Silat, atau secara turun-temurun di lingkungan keluarga. Jiwa dan
semangat kebangkitan nasional semenjak Budi Utomo didirikan mencari unsur-unsur
warisan budaya yang dapat dikembangkan sebagai identitas Nasional. Melalui Panitia
Persiapan Persatuan Pencak Silat Indonesia maka pada tanggal 18 Mei 1948 di Surakarta
terbentuklah IPSI yang diketuai oleh Mr. Wongsonegoro.

Program utama disamping mempersatukan aliran-aliran dan kalangan Pencak Silat di


seluruh Indonesia, IPSI mengajukan program kepada Pemerintah untuk memasukan
pelajaran Pencak Silat di sekolah-sekolah.

Usaha yang telah dirintis pada periode permulaan kepengurusan di tahun lima puluhan,
yang kemudian kurang mendapat perhatian, mulai dirintis dengan diadakannya suatu
Seminar Pencak Silat oleh Pemerintah pada tahun 1973 di Tugu, Bogor. Dalam Seminar ini
pulalah dilakukan pengukuhan istilah bagi seni pembelaan diri bagnsa Indonesia dengan
nama Pencak Silat yang merupakan kata majemuk. Di masa lalu tidak semua daerah di
Indonesia menggunakan istilah Pencak Silat. Di beberapa daerah di jawa lazimnya digunakan
nama Pencak sedangkan di Sumatera orang menyebut Silat. Sedang kata pencak sendiri
dapat mempunyai arti khusus begitu juga dengan kata silat.

Pencak, dapat mempunyai pengertian gerak dasar bela diri, yang terikat pada peraturan dan
digunakan dalam belajar, latihan dan pertunjukan.

Silat, mempunyai pengertian gerak bela diri yang sempurna, yang bersumber pada
kerohanian yang suci murni, guna keselamatan diri atau kesejahteraan bersama,
menghindarkan diri/ manusia dari bela diri atau bencana. Dewasa ini istilah pencak silat
mengandung unsur-unsur olahraga, seni, bela diri dan kebatinan. Definisi pencak silat
selengkapnya yang pernah dibuat PB. IPSI bersama BAKIN tahun 1975 adalah sebagai
berikut :

Pencak Silat adalah hasil budaya manusia Indonesia untuk membela/mempertahankan


eksistensi (kemandirian) dan integritasnya (manunggalnya) terhadap lingkungan hidup/alam
sekitarnya untuk mencapai keselarasan hidup guna meningkatkan iman dan taqwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa.

Pencak Silat sebagai ajaran kerohanian

Umumnya Pencak Silat mengajarkan pengenalan diri pribadi sebagai insan atau mahluk
hidup yang pecaya adanya kekuasaan yang lebih tinggi yaitu Tuhan Yang Maha Esa.
Biasanya, Pencak Silat sebagai ajaran kerohanian/kebatinan diberikan kepada siswa yang
telah lanjut dalam menuntut ilmu Pencak Silatnya. Sasarannya adalah untuk meningkatkan
budi pekerti atau keluhuran budi siswa. Sehingga pada akhirnya Pencak Silat mempunyai
tujuan untuk mewujudkan keselarasan/ keseimbangan/keserasian/alam sekitar untuk
meningkatkan iman dan taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, guna mengisi Pembangunan
Nasional Indonesia dalam mewujudkan manusia Indonesia seutuhnya yang Pancasilais.

Pencak Silat sebagai seni

Ciri khusus pada Pencak Silat adalah bagian kesenian yang di daerah-daerah tertentu
terdapat tabuh iringan musik yang khas. Pada jalur kesenian ini terdapat kaidah-kaidah
gerak dan irama yang merupakan suatu pendalaman khusus (skill). Pencak Silat sebagai seni
harus menuruti ketentuan-ketentuan, keselarasan, keseimbangan, keserasian antara
wirama, wirasa dan wiraga.

Di beberapa daerah di Indonesia Pencak Silat ditampilkan hampir semata-mata sebagai seni
tari, yang sama sekali tidak mirip sebagai olahraga maupun bela diri.
FF

KEJUARAAN INTERNASIONAL PENCAK SILAT

Dengan terbentuknya Persilat, maka perkembangan pencak silat lambat laun sampai

ke beberapa negara. Kejuaraan tingkat Internasional yang pertama adalah dengan

diadakannya Invitasi Pencak Silat Internasional I tahun 1982 di Jakarta. Perkembangan

berikutnya hingga saat ini telah dilaksanakan kejuaraan dunia sebanyak empat belas kali.

Tabel 1. Kejuaraan Dunia (World Championship)


No. Tahun Kejuaraan Negara
1. 1982 Invitasi International I Jakarta (Indonesia)
2. 1984 Invitasi International II Jakarta (Indonesia)
3. 1986 Kejuaraan Dunia III Sudstadt (Austria)
4. 1987 Kejuaraan Dunia IV Kuala Lumpur
5. 1988 Kejuaraan Dunia V Singapura
6. 1990 Kejuaraan Dunia VI Den Haag (Belanda)
7. 1992 Kejuaraan Dunia VII Jakarta (Indonesia)
8. 1994 Kejuaraan Dunia VIII Hatjai (Thailand)
9. 1997 Kejuaraan Dunia IX Kuala Lumpur (Malaysia)
10. 2000 Kejuaraan Dunia X Jakarta (Indonesia)
11. 2002 Kejuaraan Dunia XI Penang (Kuala Lumpur)
12. 2004 Kejuaraan Dunia XII Singapura
13. 2007 Kejuaraan Dunia XIII Kuantan Pahang (Malaysia)
14. 2008 Kejuaraan Dunia XIV Bali (Indonesia) - Mundur
Sumber: Pondok Pustaka PB IPSI (2000: 27)

Sejak tahun 1992 nama Invitasi Pencak Silat diganti dengan Kejuaraan Dunia

Pencak Silat yang pertama kali di Jakarta diikuti oleh 20 negara peserta. Dewasa ini

PERSILAT telah berhasil menghimpun 46 negara anggota yang tersebar di kawasan Asia,

Eropa, Autralia dan Oceania, Timur Tengah dan Afrika, serta Amerika (Oyong Karmayuda,

2001: 26). Berikut nama-nama resmi organisasi 34 negara anggota PERSILAT.


TUGAS PENJASKES

SEJARAH PERKEMBANGAN PENCAK SILAT

NAMA KELOMPOK :
DWI AMALIA RIZKY
RIZKA RAFA ZAINA
LAILA ASYRIFA
PHOTO WAKTU KERJA KELOMPOK

You might also like