Professional Documents
Culture Documents
2. Pemeriksaan Fisik
a. Tanda-tanda vital : Tekanan darah, nadi, pernafasan
b. Meletakkan tangan di paha, tungkai, dan paha flexi
c. Expresi wajah
3. Pemeriksaan Labolatorium
a. Pemeriksaan USG untuk data penunjang apa bila ada nyeri tekan di
abdomen
b. Rontgen untuk mengetahui tulang atau organ dalam yang abnormal
c. Pemeriksaan LAB sebagai data penunjang pemefriksaan lainnya
d. CT Scan (cidera kepala) untuk mengetahui adanya pembuluh darah
yang pecah di otak
III. Diagnosa
1. Nyeri Akut
Pengalaman sensori dan emosional tidak menyenangkan yang muncul
akibat kerusakan jaringan aktual atau potensial atau yang di gambarkan
sebagai kerusakan (internasional association for the study of pain); awitan
yang tiba-tiba atau lambat dari intensitas ringan hingga berat dengan akhir
yang dapat diantisipasi atu diprediksi.
Batasan karakteristik :
a. Mengkomunikasikan descriptor nyeri (misalnya rasa tidak aman nyaman,
mual, keram otot)
b. Menyeringai
c. Rentang perhatian terbatas
d. Pucat
e. Menarik diri
f. Perubahan selera makan
g. Perubahan tekanan darah
h. Perubahan frekwensi jantung
i. Perubahan frekwensi pernapasan
j. Laporan isyarat
k. Diaforesis
l. Perilaku distraksi (mis,berjaIan mondar-mandir mencari orang lain dan
atau aktivitas lain, aktivitas yang berulang)
m. Mengekspresikan perilaku (mis, gelisah, merengek, menangis)
n. Masker wajah (mis, mata kurang bercahaya, tampak kacau, gerakan mata
berpencar atau tetap pada satu fokus meringis)
o. Sikap melindungi area nyeri
p. Fokus menyempit (mis, gangguan persepsi nyeri, hambatan proses berfikir,
penurunan interaksi dengan orang dan lingkungan)
q. Indikasi nyeri yang dapat diamati
r. Perubahan posisi untuk menghindari nyeri
s. Sikap tubuh melindungi
t. Dilatasi pupil
u. Melaporkan nyeri secara verbal
v. Gangguan tidur
2. Nyeri Kronis
Tidak menyenangkan dengan kerusakan jaringan aktual atau potensial,
atau digambarkan sebgai suatu kerusakan (internasional association for the
study of pain); awitan yang tiba-tiba atau lambat dari intensitas ringan
hingga berat, terjadi konstan atau berulang tanpa akhir yang dapat di
antisipasi atau di prediksi dan berlangsung labih dari tiga (> 3) bulan.
Batasan Karakteristik :
a. Anoreksia
b. Bukti nyeri dengan mengunakan standar daftar periksa nyeri untuk
pasien yang tidak dapat mengungkapkannya (mis., neonatal infant pain
scale, pain assessment check list for senior with limited abilitd to
comunicate)
c. Ekspresi wajah nyeri (mis., mata kurang bercahaya, tampak kacau,
gerakan mata berpencar atau tetap pada satu fokus, meringis)
d. Fokus pada diri sendiri
e. Hambatan kemampuan meneruskan aktivitas sebelumnya
f. Keluhan tentang intensitas menggunakan standar skala nyeri (mis.,
skala Wong-Baker FACES skala analog visual, skala penilaian
numerik)
g. Keluhan tentang karakteristik nyeri dengan menggunakan standar
instrumen nyeri (mis., McGill Paint Questionnaire, Brief Paint
Infentory)
h. Laporan tentang perilaku nyeri/perubahan aktifitas (mis., anggota
keluarga, pemberi asuhan)
i. Perubahan pola tidur
b. Fisologis
1) Wajah tegang
2) Tremor tangan
3) Peningkatan keringat
4) Peningkatan ketegangan
5) Gemetar
6) Suara bergetar
c. Simpatik
1) Anoreksia
2) Eksitasi kardiovaskular
3) Diare
4) Mulut kering
5) Wajah merah
6) Jantung berdebar – debar
7) Peningkatan tekanan darah
8) Pengingkatan denyut nadi
9) Peningkatan reflek
10) Peningkatan frekuensi pernapasan
11) Pupil melebar
12) Kesulitan bernapas
13) Vasokontriksi superfisial
14) Kedutan otot
15) Lemah
Kriteria hasil:
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam
diharapkan masalah dapat teratasi dengan kriteria hasil:
a. Klien mampu mengidentifikasi dan mengungkapkan gejala cemas.
b. Mengidentifikasi, mengungkapkan dan menunjukkan teknik untuk
mengontrol cemas.
c. Vital sign dalam batas normal:
d. Postur tubuh, ekspresi wajah, bahasa tubuh dan tingkat aktivitas
menunjukkan berkurangnya kecemasan
Intervensi:
a. Dengarkan penyebab kecemasan klien dengan penuh perhatian.
Rasional : Klien dapat mengungkapkan penyebab kecemasannya
sehingga perawat dapat menentukan tingkat kecemasan klien dan
menentukan intervensi untuk klien selanjutnya.
b. Anjurkan keluarga untuk tetap mendampingi klien.
Rasional : Menganjurkan keluarga untuk tetap mendampingi klien
c. Berikan informasi yang tepat pada klien
Rasional : informasi yang tepat dapat membantu peningkatan
pengetahuan klien sehingga dapat membangun mekanisme koping
klien terhadap kecemasan yang dialaminya.
Daftar Pustaka