You are on page 1of 6

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN PERILAKU CUCI TANGAN

MENGGUNAKAN HANDRUB PADA KELUARGA PASIEN DI RUANG BEDAH


RSUD DR. H. MOH. ANWAR SUMENEP
Elyk Dwi Mumpuningtias, Sugesti Aliftitah, Illiyini

elykfik@wiraraja.ac.id

Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Wiraraja


Abstract

Hand hygiene is a core element for protecting patients against nosocomial infection. Hand
hygiene by alcohol-based hand rub is a simple and quick procedure that takes only a few
seconds. The problem in this research is there were so many patient’s families who had not
been using handrub liquid although the hospital already provide it, especially in Bedah Room
RSUD dr. H. Moh. Anwar Sumenep. The aim of this research is to analyze the correlation
between knowledge level with hand hygiene behavior using handrub on patient’s family in
Bedah Room RSUD dr. H. Moh. Anwar Sumenep. The design of this study was analytic with
cross sectional design. The population in this research was the entire patient’s family in
Bedah Room RSUD dr. H. Moh. Anwar Sumenep. The number of samples was 60 people of
patient’s family and sample was selected by Purposive Sampling technique. The independent
variable is knowledge level and the dependent variable is hand hygiene behavior using
handrub on patient’s family. The data collected by using questionnaires and observation
sheets. The research result shows that mostly of patient’s family has deficient knowledge
level, that was 44 people (73,3%) and almost all of respondents did not do hand hygiene
using handrub, that was 49 people (81,7%). The result of statistic test by Fisher’s Exact test is
obtained P value <α (0.000 < 0.05). So, there is a correlation between knowledge level with
hand hygiene behavior using handrub on patient’s family in Surgery Room RSUD dr. H. Moh.
Anwar Sumenep. Therefore, the level of knowledge can affect hand hygiene behavior using
handrub to avoid disease threat and nosocomial infection, good knowledge level is needed.

Keywords: Knowledge, Hand Hygiene Behavior, Handrub.

PENDAHULUAN keluarga pasien tidak ikut menerapkannya


WHO mencetuskan global patient walaupun di rumah sakit telah tersedia
safety challenge dengan clean is safer wastafel dan handrub di setiap ruangan
care, yaitu pada pemberian pelayanan atau rawat inap. Hal ini tentu dapat menjadi
perawatan secara bersih untuk faktor penyebab tidak tercapainya hak
mewujudkan keselamatan pasien (patient pasien dalam UU Nomor 44 tahun 2009
safety) pada tahun 2009. Salah satunya tersebut. Presentase infeksi nosokomial di
yaitu dengan cara merumuskan inovasi rumah sakit dunia mencapai angka 9%
strategi penerapan hand hygiene untuk (variasi 3–21%) atau lebih 1,4 juta pasien
petugas kesehatan dengan my five moments rawat inap mendapatkan infeksinosokomial
for hand hygiene (WHO dalam Sudrajat, (WHO dalam Fauzia & Ahsan, 2014). Di
2015). negara berkembang termasuk Indonesia,
Petugas medis sudah menerapkan rata-rata prevalensi infeksi nosokomial
hand hygiene, namun ada kalanya pihak adalah sekitar 9,1% dengan variasi 6,1%–
16,0% (Hasbullah dalam Fauzia & Ahsan, handrub di Ruang Bedah RSUD dr. H.
2014). Moh. Anwar Sumenep.
Dari hasil survey yang dilakukan di Metode Penelitian
ruang rawat inap RSUD dr. H. Moh. Metode yang digunakan adalah
Anwar ditemukan bahwa hanya 2 dari 10 observasional analitik dengan pendekatan
keluarga pasien yang menerapkan hand cross sectionaldimana penelitian ini
hygiene dengan penggunaan handrub saat menekankan waktu pengukuran/observasi
sebelum dan sesudah berinteraksi dengan data variabel independen dan dependen
pasien. hanya satu kali, pada jenis ini variable
Cara paling efektif untuk mencegah independendan dependen dinilai secara
terjadinya infeksi nosokomial adalah simultan pada saat itu, jadi tidak ada tindak
dengan menjalankan universal precautian lanjut (Nursalam, 2016).
yang salah satunya adalah dengan Populasi dalam penelitian ini
melakukan hand hygiene pada setiap semua keluarga pasien rawat inap di Ruang
penangprataanan pasien di rumah sakit. Bedah RSUD. dr. H. Moh. Anwar
Hand hygiene menjadi salah satu langkah Sumenep.Teknik pengambilan sampel
yang efektif untuk memutuskan rantai yang digunakan dalam penelitian ini adalah
transmisi infeksi, sehingga insidensi metode teknik purposive sampling. Sampel
nosokomial dapat berkurang. Pencegahan dalam penelitian ini adalah salah satu dari
dan pengendalian infeksi mutlak harus keluarga inti (ayah/ibu/anak) pasien yang
dilakukan oleh perawat, dokter dan seluruh secara teratur menunggui pasien setiap
orang yang terlibat dalam perawatan pasien harinya, dalam penelitian ini jumlah
(Duerink dalam Fauzia & Ahsan, 2014). sampel sebanyak 60 responden.
Karena seluruh orang yang terlibat Pengumpulan data dalam penelitian
dalam perawatan pasien juga termasuk menggunakan instrumen kuesioner dan
salah satu komponen untuk pencegahan lembar observasi. Peneliti mengobservasi
dan pengendalian infeksi, maka penulis apakah responden melakukan cuci tangan
tertarik untuk meneliti tentang hubungan menggunakan handrub sebelum dan
tingkat pengetahuan keluarga pasien setelah kontak dengan pasien.Analisis data
dengan perilaku cuci tangan menggunakan penelitian ini dengan uji non parametrikUji
Fisher menggunakan softwareSPSS.

Hasil Penelitian
1. Data Tingkat Pengetahuan Keluarga Pasien di Ruang Bedah RSUD dr. H. Moh.
Anwar Sumenep Mei 2017
Tabel 1 Distribusi frekuensi keluarga pasien berdasarkan tingkat pengetahuan tentang
handrub di Ruang Bedah RSUD dr. H. Moh. Anwar Sumenep, Mei 2017
Pengetahuan Keluarga Pasien Frekuensi (n) Persentase (%)
Baik 6 10%
Cukup 10 16,7%
Kurang 44 60%
Jumlah 60 100%

Berdasarkan tabel 5.5 didapatkan bahwa sebagian besar tingkat pengetahuan keluarga
pasien adalah berkarakteristik kurang yaitu sebanyak 44 orang (73,3%).

2. Data Perilaku Cuci Tangan Menggunakan Handrub pada Keluarga Pasien di Ruang
Bedah RSUD dr. H. Moh. Anwar Sumenep Tahun 2017
Tabel 2 Distribusi frekuensi Perilaku Cuci Tangan Menggunakan Handrub pada Keluarga
Pasien di Ruang Bedah RSUD dr. H. Moh. Anwar Sumenep, Mei 2017

Perilaku Cuci Tangan Menggunakan


Frekuensi (n) Persentase (%)
Handrub
Melakukan 11 18,3%
Tidak Melakukan 49 81,7%
Jumlah 60 100%

Berdasarkan tabel 5.6 menunjukkan bahwa hampir seluruh keluarga pasien tidak
melakukan cuci tangan menggunakan handrub, yaitu sebanyak 49 orang (81,7%).

3. Hubungan Tingkat Pengetahuan dengan Perilaku Cuci Tangan Menggunakan


Handrub
Tabel 3 Tabulasi silang hubungan tingkat pengetahuan dengan perilaku cuci tangan
menggunakan handrub pada keluarga pasien di Ruang Bedah RSUD dr. H. Moh.
Anwar Sumenep.
Perilaku Cuci Tangan
Menggunakan Handrub
Tingkat
Tidak Frekuensi (n) Persentase (%)
Pengetahuan Melakukan
Melakukan
f % f %
Baik 6 100 0 0 6 100%
Cukup 4 40 6 60 10 100%
Kurang 1 2,3 43 97,7 44 100%
Total 11 18,3 49 81,7 60 100%
Fisher’s Exact Test Exact Sig = 0,00> α = 0, 05
Hasil uji Fisher menujukkan signifkasi penggunaannya kurang maksimal. Padahal
uji (Exact Sig) 0,00 (α = 0,05). Dengan p di rumah sakit, handrub merupakan salah
value lebih kecil dari α maka H1 diterima satu komponen penting untuk mencegah
dan Ho ditolak yang berarti ada hubungan terjadinya infeksi nosokomial yang
antara tingkat pengetahuan dengan mengancam semua warga rumah sakit.
perilaku cuci tangan menggunakan Tingkat pengetahuan masyarakat yang
handrub pada keluarga pasien. kurang ini dapat diatasi salah satunya
dengan cara adanya promosi kesehatan,
PEMBAHASAN seperti pemasangan handrub di dinding-
dinding rumah sakit lengkap dengan
1. Tingkat Pengetahuan Keluarga penjelasan singkat serta langkah-langkah
Pasien di Ruang Bedah RSUD dr. H. yang benar. Dengan begitu, masyarakat
Moh. Anwar Sumenep tentang diharapkan mulai mengenal handrub dan
Perilaku Cuci Tangan Menggunakan bahkan sampai mengimplementasikannya
Handrub. selama di rumah sakit.
Pengetahuan sebagian besar masyarakat
tentang cuci tangan masih kurang, 2. Perilaku Cuci Tangan Menggunakan
khususnya cuci tangan menggunakan Handrub pada Keluarga Pasien di
handrub. Handrub merupakan benda yang Ruang Bedah RSUD dr. H. Moh.
sudah tidak asing di kalangan masyarakat Anwar Sumenep.
luas dan sudah dijual bebas, hanya saja
Berdasarkan hasil penelitian handrub. Ditambah lagi terdapatbeberapa
menunjukkan bahwa hampir seluruh poster tentang cuci tangan menggunakan
keluarga pasien di Ruang Bedah RSUD dr. handrub di sudut-sudut beberapa ruangan.
H. Moh. Anwar Sumenep tidak melakukan Kurangnya pengetahuan keluarga
handrubing.Kebersihan tangan adalah pasien tentang handrub tampaknya juga
elemen inti untuk melindungi pasien disebabkab karena letak handrub yang
terhadap HAIs. Mencuci tangan dengan mudah terlewatkan dari pandangan mata
cara menggosok tangan menggunakan dan pamflet tentang langkah-langkah cuci
alkohol (alcohol-based) adalah prosedur tangan menggunakan handrub yang agak
yang sederhana dan ringan yang kecil sehingga sering luput dari perhatian.
membutuhkan hanya beberapa detik saja Selain itu kurangnya komunikasi antara
(Sax H, et al. dalam Rikayanti & Arta, petugas kesehatan dan keluarga pasien juga
2014). Perilaku ditentukan atau terbentuk menjadi salah satu faktor kurangnya
dari beberapa faktor, yaitu pengetahuan, pengetahuan, sehingga terjadi
sikap, afeksi dan kognisi. Afeksi kesalahpahaman seperti anggapan bahwa
merupakan komponen emosional dan handrub hanya boleh digunakan oleh
perasaan (Notoatmodjo, 2010). petugas rumah sakit saja.
Promosi kesehatan merupakan langkah
yang bisa dilakukan dalam upaya KESIMPULAN
meningkatkan tingkat pengetahuan
masyarakat di rumah sakit tentang 1. Sebagian besar tingkat pengetahuan
handrub. Upaya yang dapat dilakukan keluarga pasien tentang handrub di
misalnya dengan pemasangan poster atau Ruang Bedah RSUD dr. H. Moh.
banner yang bersifat mengajak untuk cuci Anwar Sumenep dalam kategori tingkat
tangan mengunakan handrub, berikut juga pengetahuan kurang.
langkah-langkah yang benar saat 2. Hampir seluruh keluarga pasien di
menggunakan handrub. Semua itu Ruang Bedah RSUD dr. H. Moh.
diringkas dengan tampilan yang jelas dan Anwar Sumenep tidak mencuci tangan
menarik perhatian sehinggamasyarakat menggunakan handrub.
mulai mengenali keberadaan handrub dan 3. Ada hubungan antara tingkat
diharapkan dapat mengaplikasikannya pengetahuan dengan perilaku cuci
sesuai dengan fungsi, cara dan waktu yang tangan menggunakan handrub pada
benar. keluarga pasien di Ruang Bedah RSUD
dr. H. Moh. Anwar Sumenep.
3. Hubungan Tingkat Pengetahuan
dengan Perilaku Cuci Tangan REFERENSI
Menggunakan Handrub pada Arifianto. 2017. Kepatuhan Perawat
Keluarga Pasien di Ruang Bedah dalam Menerapkan Sasaran
RSUD dr. H. Moh. Anwar Sumenep Keselamatan Pasien pada
Tahun 2017. Pengurangan Resiko Infeksi
dengan Penggunaan Alat
Menilik dari perilaku sebagian besar Pelindung Diri di Rs. Roemani
keluarga pasien di Ruang Bedah RSUD dr. Muhammadiyah Semarang. Tesis.
H. Moh. Anwar Sumenep, dapat terlihat Fakultas Kedokteran Universitas
rata-rata tingkat pengetahuan responden Diponegoro Semarang.
tentang perilaku cuci tangan menggunakan Arikunto. 2006. Prosedur Penelitian Suatu
handrub masih kurang. Padahal rumah Pendekatan Praktek. Jakarta:
sakit telah menyediakan sarana dan RinekaCipta.
prasarana berupa handrub, lengkap dengan Ernawati, Elies. 2014. Penerapan Hand
keterangan serta gambar dari langkah- Hygiene Perawat di Ruang Rawat
langkah mencuci tangan menggunakan Inap Rumah Sakit. Jurnal
Kedokteran Brawijaya, Vol. 28. Notoatmodjo 2003. Pengantar Pendidikan
Rumah Sakit Islam Hasanah Kesehatan dan Ilmu Perilaku.
Muhammadiyah, Mojokerto. Jakarta: Andi Offset.
Fauzia, Neila., Ahsan. 2014. Pengaruh Notoatmodjo, Soekidjo. 2010.
Faktor Individu, Organisasi dan Pendidikan dan Perilaku
Perilaku terhadap Kepatuhan Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.
Perawat dalam Melaksanakan Notoatmodjo, Soedikjo. 2005. Meteodologi
Hand Hygiene di Ruang Rawat Penelitian Kesehatan. Jakarta:
Inap Rumah Sakit Tk. II Dr. RinekaCipta.
Soepraoen Malang. Fakultas Notoatmodjo, Soekidjo. 2007. Promosi
Kedokteran Universitas Brawijaya Kesehatan dan Ilmu Perilaku.
Malang. Jakarta: Rineka Cipta.
Firdausy, Dea., Emmy., Husodo. (2016). Nursalam. 2016. Konsep dan Penerapan
Faktor-Faktor yang Metodologi Penelitian Ilmu
Berhubungan dengan Perilaku Keperawatan, Pedoman Skripsi,
Penggunaan Antiseptic Handrub Tesis, dan Instrumen Penelitian
pada Penunggu Pasien Rawat Keperawatan. Jakarta: Salemba
Inap di Bangsal Dahlia Kelas III Medika.
RSUD Kabupaten Brebes. Jurnal Pratama,dkk. 2015. Faktor Determinan
Kesehatan Masyarakat, Vol. 4, Kepatuhan Pelaksanaan Hand
Nomor 5, Oktober 2016. Hygiene pada Perawat IGD
Hidayat, Azis, A. 2007. Metode Penelitian RSUD dr. Iskak Tulungagung.
Keperawatan dan Teknik Jurnal Kedokteran Brawijaya,
Analisis.Jakarta: Salemba Medika. Vol. 28. Magister Manajemen
Handiyani, Hanny., Fauzia, Sarah. 2014. Rumah Sakit Fakultas Kedokteran
Tingkat Pengetahuan dan Universitas Brawijaya Malang.
Perilaku Kebersihan Tangan pada Prihatin, Lhelyana. 2015. Tingkat
Pengunjung Rumah Sakit. Pengetahuan Siswa Tentang
Fakultas Ilmu Keperawatan, Cuci Tangan Pakai Sabun di
Universitas Indonesia. SMP N 2 Mojolaban Sukoharjo.
Indarti, Wilis. 2014. Hubungan Karya Tulis Ilmiah. Sekolah
Pengalaman Kerja Perawat Tinggi Ilmu Kesehatan Kusuma
dengan KepatuhanCuci Tangan di Husada Surakarta.
RSU PKU Muhammadiyah Rikayanti, Kadek Herna., Arta, Sang
Bantul. Sekolah Tinggi Ketut. 2014. Hubungan
IlmuKesehatan ‘Aisyiyah Tingkat Pengetahuan dengan
Yogyakarta Perilaku Mencuci Tangan
Khoiruddin, Kimantoro, Sutanta. 2015. Petugas Kesehatan di Rumah
Tingkat Pengetahuan Sakit Umum Daerah Badung
Berhubungan dengan Sikap Cuci Tahun 2013. Artikel Penelitian.
Tangan Bersih Pakai Sabun Ilmu Kesehatan Masyarakat
Sebelum dan Setelah Makan pada Fakultas Kedokteran Universitas
Siswa SDN Ngebel Tamantirta, Udayana.
Kasihan, Bantul. Jurnal Ners dan Soedarmo, Sumarno S, dkk, 2008, Buku
Kebidanan, Program Studi Ners Ajar Infeksi dan Pediatri Tropis
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan. EdisiKedua, Jakarta: Ikatan
Yogyakarta. Dokter Anak Indonesia.
Meida, Enung Ayu. 2016. Pengaruh Sudrajat, Fedi. 2015. Faktor-Faktor yang
Pendidikan Kesehatan. Fakultas Berhubungan dengan Kepatuhan
IlmuKesehatan UMP Perawat dalam Pelaksanaan
Hand Hygiene Sebelum Tindakan
Keperawatan. Skripsi. Sekolah
Tinggi Ilmu Kesehatan
Muhammadiyah Gombong.
Walgito, Bimo, 2003. Pengantar Psikologi
Umum. Andi: Yogyakarta.
Wawan, A., M, Dewi. 2011. Teori &
Pengukuran Pengetahuan, Sikap,
dan Perilaku Manusia Dilengkapi
Contoh Kuesioner. Nuha Medika:
Yogyakarta.
Widiawati, Eka. 2015. Efektivitas
Pemberian Pendidikan Kesehatan
Cuci Tangan pada Pengunjung di
Bangsal Ar-Royan R RS PKU
Muhammadiyah Yogyakarta Unit
II. Skripsi. Fakultas Kedokteran
dan Ilmu Kesehatan. Universitas
Muhammadiyah Yogyakarta

You might also like