You are on page 1of 25

MAKALAH

ASAS – ASAS DASAR ILMU LINGKUNGAN

MEMBER OF GRUPS :
KETUT ARDIKA YASA 1713071015
I KADEK ARTAWAN 1713071029
M NUR RIZAL KURNIA 1713071038
I GEDE PANDYA ARGAWUNGSU 1713071061
CLASS 4A

JURUSAN PENDIDIKAN IPA


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA
SINGARAJA
2019
KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
berkat limpahan Rahmat, Hidayah dan Karunia-nya sehingga kami dapat menyusun
makalah ini dengan baik dan tepat pada waktunya. Dalam makalah ini, kami
membahas mengenai “Asas – Asas Dasar Ilmu Lingkungan”.
Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang mendasar dalam
makalah ini. Oleh karena itu saran serta kritik yang dapat membangun dari pembaca
sangat saya harapkan guna penyempurnaan pada makalah selanjutnya.
Harapan kami semoga makalah ini bisa membantu menambah wawasan,
pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, sehingga kami dapat
memperbaiki bentuk maupun isi makalah ini sehingga kedepannya dapat lebih baik.
Demikian makalah ini kami buat, semoga makalah ini dapat memberikan manfaat
bagi kita semua.

Singaraja, 11 Maret 2019

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

Kata Pengantar…………………………………………………………….............ii
Daftar Isi……………………………………………………………….................iii
BAB I Pendahuluan
1.1 Latar Belakang………………………………………………….. .....................1
1.2 Rumusan Masalah……………………………………………………………...1
1.3 Tujuan………………….…………………………………………...................2
1.4 Manfaat……………….…………………………………................................2
BAB II Pembahasan
2.1 Asas – Asas Pengetahuan Lingkungan............................................................3
BAB III Penutup
3.1 Kesimpulan……………...……………………………………………............21
3.2 Saran…………………….…………....…………………………....................21
Daftar Pustaka……………………………………………………………………22

iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Ilmu lingkungan adalah salah satu ilmu yang mengintegrasikan berbagai
ilmu yang mempelajari jasad hidup (termasuk manusia) dengan lingkungannya,
antara lain aspek sosial, ekonomi, kesehatan, pertanian, sehingga ilmu ini dapat
dikatakan sebagai poros, tempat berbagai azas dan konsep berbagai ilmu yang
saling terkait satu sama lain untuk mengatasi masalah hubungan antara jasad hidup
dengan lingkungannya.
Azas didalam suatu ilmu pada dasarnya merupakan penyamarataan
kesimpulan secara umum, yang kemudian digunakan sebagai landasan untuk
menguraikan gejala (fenomena) dan situasi yang lebih spesifik. Azas dapat terjadi
melalui suatu penggunaan dan pengujian metodologi secara terus menerus dan
matang, sehingga diakui kebenarannya oleh ilmuwan didunia ini. Tetapi ada pula
azas yang hanya diakui oleh sekelompok ilmuwan tertentu saja, karena azas ini
hanya merupakan penyamarataan secara empiris saja dan hanya benar pada situasi
dan kondisi tertentu saja, sehingga terkadang azas ini menjadi bahan pertentangan.
Asas di dalam suatu ilmu yang sudah berkembang digunakan sebagai landasan yang
kokohdan kuat untuk mendapatkan hasil, teori dan model seperti pada ilmu
lingkungan. Untukmenyajikan asas dasar ini dilakukan dengan mengemukakan
kerangka teorinya terlebihdahulu, kemudian setelah dipahami pola dan organisasi
pemikirannya baru dikemukakanfakta-fakta yang mendukung dan didukung,
sehingga asas-asas disini sebenarnyamerupakan satu kesatuan yang saling terkait
dan tidak dapat dipisahkan satu sama lain (sesuai dengan urutan logikanya). Secara
umum azas yang terdapat pada ilmu lingkungan terdapat 14 azas yang didalamnya
mengenai kehidupan makhluk hidup, alam, energi, ekosistem maupun populasi, dll.
Asas-asas dasar ilmu lingkungan memberikan sebuah keterangan dimana
sangat berfungsi dalam pembelajaran pengetahuan lingkungan. Asas asas
memberikan dasar untuk perkembangan ilmu mengenai pemahaman pengatahuan
lingkungan. Oleh karena itu penulis dalam makalah ini mengkaji tentang 14 asas-
asas dasar dalam ilmu lingkungan.

1
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa sajakah asas-asas dasar dalam ilmu lingkungan?
2. Bagaimana contoh dari masing-masing asas dasar ilmu lingkungan?
1.3 Tujuan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah :
1. Mengetahui asas-asas pengetahuan lingkungan.
2. Contoh dari masing-masing asas pengetahuan lingkungan
1.4 Manfaat
1. Bagi Penulis
Adapun manfaat yang penulis dapatkan dengan disusunnya makalah
mengenai gempa bumi ini diantaranya penulis dapat meningkatkan
kemampuan mengenai cara penulisan makalah yang baik dan benar serta
memberikan wawasan kepada pembaca sebagai salah satu sumber refrensi
tambahan mengenai asas-asas dasar dalam ilmu lingkungan.
2. Bagi Pembaca
Pembaca yang membaca makalah ini akan dapat memahami konsep
tentang asas-asar dasar dalam ilmu lingkungan serta contoh dan penerapan
asas-asas tersebut dalam studi kajian ilmu lingkungan.

2
BAB II
PEMBAHASAN
Pengetahuan manusia terus berkembang sejalan dengan perkembangan
ilmu pengetahuan, untuk itu dibutuhkan penggalian ilmu secara terus menerus,
sehingga diperlukan daya cipta, daya khayal, keinginantahuan manusia dan
inisiatif. Ilmu Lingkungan merupakan salah satu ilmu yang mengintegrasikan
berbagai ilmu yang mempelajari jasad hidup (termasuk manusia) dengan
lingkungannya, antara lain dari aspek sosial, ekonomi, kesehatan, pertanian,
sehingga ilmu ini dapat dikatakan sebagai suatu poros, tempat berbagai asas dan
konsep berbagai ilmu yang saling terkait satu sama lain untuk mengatasi masalah
hubungan antara jasad hidup dengan lingkungannya.
Asas di dalam suatu ilmu pada dasarnya merupakan penyamarataan
kesimpulan secara umum, yang kemudian digunakan sebagai landasan untuk
menguraikan gejala (fenomena) dan situasi yang lebih spesifik. Asas dapat terjadi
melalui suatu penggunaan dan pengujian metodologi secara terus menerus dan
matang, sehingga diakui kebenarannya oleh ilmuwan secara meluas. Tetapi ada
pula asas yang hanya diakui oleh segolongan ilmuwan tertentu saja, karena asas ini
hanya merupakan penyamarataan secara empiris saja dan hanya benar pada situasi
dan kondisi yang lebih terbatas, sehingga terkadang asas ini menjadi bahan
pertentangan. Namun demikian sebaliknya apabila suatu asas sudah diuji berkali-
kali dan hasilnya terus dapat dipertahankan, maka asas ini dapat berubah statusnya
menjadi hukum. Begitu pula apabila asas yang mentah dan masih berupa dugaan
ilmiah seorang peneliti, biasa disebut hipotesis.
Asas baru juga dapat diperoleh dengan cara simulasi komputer dan
penggunaan model matematika untuk mendapatkan semacam tiruan keadaan di
alam (mimik). Cara lain juga dapat diperoleh dengan metode perbandingan
misalnya dengan membandingkan antara daerah yang satu dengan yang lainnya.
Cara-cara untuk mendapatkan asas tersebut dapat dikombinasikan satu dengan yang
lainnya.
Asas di dalam suatu ilmu yang sudah berkembang digunakan sebagai
landasan yang kokoh dan kuat untuk mendapatkan hasil, teori dan model seperti
pada ilmu lingkungan. Untuk menyajikan asas dasar ini dilakukan dengan

3
mengemukakan kerangka teorinya terlebih dahulu, kemudian setelah dipahami pola
dan organisasi pemikirannya baru dikemukakan fakta-fakta yang mendukung dan
didukung, sehingga asas-asas disini sebenarnya merupakan satu kesatuan yang
saling terkait dan tidak dapat dipisahkan satu sama lain (sesuai dengan urutan
logikanya).
Secara umum azas yang terdapat pada ilmu lingkungan terdapat 14 azas
yang di dalamnya mengenai kehidupan makhluk hidup, alam, energi, ekosistem
maupun populasi, dll. Asas-asas dasar ilmu lingkungan memberikan sebuah
keterangan dimana sangat berfungsi dalam pembelajaran pengetahuan lingkungan.
Asas asas memberikan dasar untuk perkembangan ilmu mengenai pemahaman
pengatahuan lingkungan. Adapun penjelasan lebih lanjut mengenai 14 asas tersebut
adalah sebagai berikut.

ASAS 5 ASAS 14
Sumber alam, ialah segala Peningkatan
sesuatu yang Derajat pola
pengadaan suatu
memungkinkan organisme keteraturan fluktuasi
sumber alam
hidup untuk meningkatkan populasi bergantung
mungkin dapat
pengubahan energi kepada pengaruh
terangsang
sejarah populasi itu
penggunaan
sendiri
sumber alam ASAS 11
tersebut Sistem yang
ASAS 3 mantap (dewasa)
Materi, energi, ruang, mengeksploitasi
ASAS 9 sistem yang
waktu dan keanekara-
Keanekaraga-man belum dewasa ASAS 13
gaman adalah kategori Lingkungan fisik
sumber alam sebanding dengan
bio-masa/produk- yang stabil
tivitas memungkinkan
keanekaragaman
ASAS 1 biologi berlaku dalam
Energi tak pernah hilang, ekosistem mantap,
hanya berubah ASAS 8 yang kemudian
Tingkat ma-kanan atau menggalakkan
takson menjadi jenuh stabilitas populasi
ASAS 2 oleh keanekaragaman,
lebh jauh lagi
Semua proses dengan kecepatan
pengubahan tidak cermat yang ditentukan oleh
ASAS 10
sifat mic, diferensiasi
Biomassa/ produktivitas
meningkat dalam
ASAS 4 lingkungan yang stabil

Mengenai kejenuhan dan


ketidakjenuhan ASAS 7
Keanekaragaman yang
ASAS 12
kekal lebih tinggi pada Kesempurnaan adaptasi
ASAS 6 tiap tabiat/sifat ber-
lingkungan yang stabil
Ketupan (genotip) gantung ke-pada
(Rosenzwelg)
dengan daya pembiakan kepenti-ngan relatifnya
tertinggi akan sering dalam suatu lingkungan
dijumpai pada generasi tertentu
berikutnya

Gambar. Hubungan berlogika di antara 14 asas dasar ilmu lingkungan (Watt,1973)

4
 ASAS 1.

“Semua energi yang memasuki sebuah organisme hidup, populasi atau ekosistem dapat
dianggap sebagai energi yang tersimpan atau terlepaskan. Energi dapat diubah dari
suatu bentuk ke bentuk yang lain, tetapi tidak dapat hilang, dihancurkan atau
diciptakan.”

Hewan makan Terbuang tak


Energi 1
terasimilasi
Disimilasi

Produksi materi
kehidupan

Energi diambil
3 oleh
pengeksploitasi
Energi dibakar dan Energi disimpan
energi diubah sebagai lemak 6
sebagai panas
Energi digunakan untuk
Pertumbuhan
5 menyokong berbagai kegiatan,: 4
lari, berenang, terbang, dsb.
Energi digunakan untuk menyokong metabolisme
Pembiakan
dasar, misalnya: denyut jantung, pernafasan,
mempertahankan suhu tubuh dsb.

Pengertian
Asas 1 ini disebut juga dengan hukum konservasi energi, dalam ilmu fisika
sering disebut sebagai hukum termodinamika pertama. Asas ini menerangkan
bahwa energi dapat diubah, dan energi yang memasuki jasad hidup, populasi
ataupun ekosistem dianggap sebagai energi yang tersimpan ataupun yang
terlepaskan, sehingga dapat dikatakan bahwa sistem kehidupan sebagai pengubah
energi. Dengan demikian dalam sistem kehidupan dapat ditemukan berbagai
strategi untuk mentransformasi energi, maka dibutuhkan “pembukuan masukan dan
keluaran kalori dalam sistem kehidupan” Contohnya makanan yang dimakan oleh
hewan.
Dari gambar di atas dapat terlihat bahwa ternyata energi ada yang dapat
dimanfaatkan dan ada pula yang terbuang dan hal ini spesifik untuk masing-masing
spesies hewan tergantung bagaimana kemampuan dan strategi hewan tersebut

5
untuk melawan alam lingkungannya. Keberhasilan dalam melawan lingkungan
dapat diukur dengan peningkatan jumlah populasinya.

Asas ini adalah sebenarnya serupa dengan hukum Thermodinamika I, yang


sangat fundamental dalam fisika. Asas ini dikenal sebagai hukum konservasi
energi dalam persamaan matematika.
Contoh Implikasi dalam Lingkungan :
1. Banyaknya kalori, energi yang terbuang dalam bentuk makanan diubah oleh jasad
hidup menjadi energi untuk tumbuh, berbiak, menjalankan proses metabolisme, dan
yang terbuang sebagai panas.
2. Angin yang berhembus diubah menjadi energi listrik.
Merupakan contoh dari asas hukum kekekalan energi yang terjadi. Sinar
Radiasi dari matahari yang mengenai permukaan bumi diubah bentuk menjadi
energi kalori (panas) yang kemudian memanaskan daratan dan lautan. Daratan
memiliki massa lebih padat dibandingkan lautan sehingga temperatur di daratan
akan lebih cepat meningkat meskipun dengan waktu pemanasan yang sama dengan
lautan. Tempat yang lebih panas memiliki materi yang lebih renggang sehingga
tekanan udaranya lebih rendah. Udara akan bergerak dari tempat yang bertekanan
lebih tinggi (lautan) ke tempat udara yang bertekanan rendah (daratan) dengan
demikian terjadilah hembusan angin.
Hembusan angin dimanfaatkan energi geraknya (energi kinetik) untuk
mendorong kincir pembangkit listrik sehingga mampu menggerakan turbin
generator/dinamo. Dinamo adalah suatu alat yang mengubah energi mekanik
menjadi energi listrik akibat perpaduan dua buah gaya yang terjadi yaitu gaya
medan magnet (flux) dengan gaya gerak gulungan kabel (coil dan besi) pada stator
yang dihubungkan dengan cicin tembaga pada ujungnya sehingga terbentuklah
energi listrik. Energi listrik ini yang kemudian dimanfaatkan lebih lanjut oleh
manusia untuk diubah seterusnya menjadi berbagai macam bentuk-bentuk energi
lain seperti energi panas, cahaya, suara dan sebagainya.
3. Proses fotosintesis pada tumbuhan
Salah satu contoh lainya dari asas hukum kekekalan energi adalah
fotosintesis pada tumbuhan hijau yang memiliki klorofil. Fotosintesis adalah suatu
proses perubahan energi radiasi sinar matahari diubah bentuk oleh klorofil (zat

6
hijau daun) menjadi energi kimia. Energi ini kemudian digunakan untuk mengubah
unsur-unsur Carbon (C), Hidrogen (H) dan Oksigen (O) dalam senyawa air (H2O),
Carbondioksida (CO2) menjadi Oksigen murni (O2), (H2O) air (berupa uap) dan
glucose (CH2O) sederhana. Persamaan kimiawinya yaitu :
CO2+2H2O (CH2O)+O2+H2O
Sinar
Matahari

Dari persamaan diatas nampak bahwa kekekalan energi hanya dapat diubah
bentuk dan tidak dapat diciptakan. Fotosintesis hanyalah sebuah proses pengubahan
materi yang terjadi di klorofil dengan bantuan sinar matahari berupa Energi radiasi
melalui proses kimiawi penggabungan dan pemecahan senyawa kimia alam.
Pemanfaatan energi kimia ini kemudian ditransfer melalui proses makan memakan
oleh mahluk hidup lain, proses respirasi menyerap O2 mengeluarkan CO2 serta
proses sekresi akibat metabolisme. Pergerakan, pertumbuhan, dan
perkembangbiakan pada mahluk hidup adalah hasil pemanfaatan energi kimia
tersebut yang terjadi dalam tubuh individu spesies bersangkutan.

 ASAS 2.
“Tak ada sistem pengubahan energi yang betul-betul efisien.”

Pengertian
Asas ini sama dengan hukum termodinamika kedua dalam ilmu fisika. Hal
ini berarti meskipun energi itu tidak pernah hilang, namun demikian energi tersebut
akan diubah dalam bentuk yang kurang bermanfaat. Secara keseluruhan energi di
planet kita ini terdegradasi dalam bentuk panas tanpa balik, yang kemudian
beradiasi ke angkasa.
Dalam sistem biologi, energi yang dimanfaatkan baik oleh jasad hidup,
populasi maupun ekosistem kurang efisien, karena masukan energi dapat
dipindahkan dan digunakan oleh organisme hidup yang lain. Contohnya pada
piramida makanan, tingkatan konsumen yang paling bawah mendapatkan asupan
energi yang banyak, sebaliknya konsumen paling atas hanya mendapatkan sedikit,

7
disamping itu pada setiap tingkatanpun energi tidak dimanfaatkan secara efisien
(banyak terbuang).

Energi yang dapat dimanfaatkan oleh kita seperti tumbuhan, hewan, ikan
dsb., itu termasuk kategori sumber alam, namun demikian apakah sumber alam ini
dapat diukur manfaatnya dan apa batasan sumber alam tersebut?.

Sumber alam adalah segala sesuatu yang diperlukan oleh organisme hidup,
populasi, atau ekosistem yang pengadaannya hingga ke tingkat optimum atau
mencukupi, sehingga akan meningkatkan daya pengubahan energi.

Contoh Implikasinya dalam Lingkungan

1. Pemanfaatan limbah domestik (sampah organik) untuk pupuk


Potongan sayur-sayuran yang sudah tidak dapat dimanfaatkan atau memang
sengaja dipisahkan adalah contoh sangat mudah untuk menjelaskan asas ini. Seperti
kita pahami bahwa transfer energi pada mahluk hidup adalah melalui proses makan
memakan, namun tidak semua perpidahan energi melalu proses ini dikonsumsi
secara keseluruhan. Terdapat bagian-bagian tertentu dari yang kita konsumsi itu
sengaja disisakan karena tidak layak konsumsi misalkan, atau karena ketidaktahuan
kita untuk bagaimana memanfaatkanya. Asas ini menerangkan bahwa Sisa energi
tersebut dapat diubah atau dapat dimanfaatkan lebih lanjut. Untuk yang sifatnya
organik dapat diurai dan diproses dengan bantuan bakteri (decomposer) pembusuk
menjadi pupuk organik. Proses ini kemudian dimanfaatkan lebih lanjut oleh
tumbuh-tumbuhan sebagai unsur hara yang membantu pertumbuhan dan
perkembangan.
2. Pemanfaatan Radiasi Sinar Matahari untuk Listrik
Sinar matahari yang mengenai permukaan bumi sebenarnya hanyalah
sebesar 54 persen dari keseluruhan total sinar yang diterima bumi. 46 persen
diantaranya ternyata ada yang dipencarkan kembali ke luar angkasa dan diserap
oleh permukaan atmosfer di udara. Asas pengubahan sistem energi tidak ada yang
100 persen mengilhami sejumlah ilmuwan fisika untuk memanfaatkan energi yang
ada pada sinar matahari ini untuk diubah menjadi energi yang lain yang bermanfaat.
Dengan menggunakan sel surya (solar cell) yaitu suatu alat yang direkayasa

8
sedemikian rupa dapat menghasilkan listrik akibat reaksi permukaan materi
semikonduktor yang dikenai sinar radiasi matahari.
Pemanfaatan sinar matahari yang terdiri dari 3 bagian utama yaitu 1) sinar
kasat mata/cahaya tampak 2) sinar ultra violet dan 3) sinar infra red, selain mampu
memberikan kehangatan juga dengan teknologi yang berkembang mampu
diperoleh energi listrik. Teknologi sel surya saat ini sudah mampu menyerap sekitar
37 persen sinar yang diterima permukaan sel surya tersebut diubah menjadi energi
listrik.

 ASAS 3.

”Materi, energi, ruang, waktu dan keanekaragaman, semuanya termasuk


kategori sumber alam.”

Pengertian
Materi dan energi sudah jelas termasuk kedalam sumber alam. Ruang yang
dimanfaatkan oleh organisme hidup untuk hidup, berkembang biak dsb. dapat
dianalogkan dengan materi dan energi, karena dibutuhkan, sehingga secara asas
termasuk katagori sumber alam. Begitu pula dengan waktu, meskipun tidak dapat
berdiri sendiri, namun termasuk kategori sumber alam, karena berapa waktu yang
dibutuhkan oleh mahluk hidup untuk mendapatkan makanan. Keanekaragaman
juga termasuk ke dalam kategori sumber alam, karena apabila suatu spesies hanya
memakan satu spesies saja akan mudah terancam punah, namun apabila
makanannya beranekaragam dia akan mampu “survive”. Asas 3 ini mempunyai
implikasi yang penting bagi kehidupan manusia untuk mencapai kesejahteraannya.
Contoh:
Ruang yang sempit dapat mengganggu proses pembiakan organisme dengan
kepadatan tinggi. Ruang yang terlalu luas, jarak antar individu dalam populasi
semakin jauh, kesempatan bertemu antara jantan dan betina semakin kecil sehingga
pembiakan akan terganggu. Jauh dekatnya jarak sumber makanan akan
berpengaruh terhadap perkembangan populasi.

9
Implikasinya dalam lingkungan
1. Pengaruh waktu terhadap perkembangan tanaman kelapa sawit untuk
menghasilkan tandan sawit. Tanaman kelapa sawit membutuhkan waktu 4 tahun
sebelum akhirnya dimanfaatkan tandan buahnya yang mengandung minyak sawit.
Waktu yang dibutuhkan tersebut dimulai semenjak bibit (tunas) ditanam hingga
dapat berbuah merupakan sumber alam. Kelapa sawit memiliki waktu produktif
untuk selalu menghasil tandan sawit setiap tahun yaitu berkisar 15 tahun hingga 25
tahun tergantung perawatan. Waktu yang dibutuhkan dalam menunggu sebuah
kelapa sawit mulai berbuah dan waktu produktif dari kelapa sawit adalah contoh
waktu sebagai sumber alam, manusia harus mampu mengetahui dan memanfaatkan
sumber alam tersebut untuk kesejahteraan secara maksimal.
2. Alternatif pemanfaatan daging burung unta sebagai alternative keanekaragaman
kebutuhan manusia akan protein daging. Keanekaragaman jenis makanan oleh
manusia akan konsumsi protein yang berasal dari daging selain diperoleh dari
hewan sapi atau kambing adalah juga dapat dipeoleh dari burung unta

 ASAS 4.
“Untuk semua kategori sumber alam, kalau pengadaanya sudah optimum,
pengaruh unit kenaikannya sering menurun dengan penambahan dengan
penambahan sumber alam itu sampai ke suatu tingkat maksimum. Melampaui
batas maksimum ini tak ada pengaruh yang menguntungkan lagi.”

Pengertian
Untuk semua kategori sumber alam (kecuali keanekaragaman dan waktu)
kenaikan pengadaannya yang melampaui batas maksimum, bahkan akan
berpengaruh merusak karena kesan peracunan. Ini adalah asas penjenuhan. Untuk
banyak gejala sering berlaku kemungkinan penghancuran yang disebabkan oleh
pengadaan sumber alam yang sudah mendekati batas maksimum.
Pada asas ini mempunyai arti bahwa pengadaan sumber alam mempunyai
batas optimum, yang berarti bahwa batas maksimum maupun minimum sumber
alam akan mengurangi daya kegiatan sistem biologi. Dari sini dapat ditarik suatu
arti yang penting, yaitu karena adanya ukuran optimum pengadaan sumber alam

10
untuk populasi, maka naik turunnya jumlah individu populasi itu tergantung pada
pengadaan sumber alam pada jumlah tertentu.

Contoh:
Pada keadaan lingkungan yang sudah stabil, populasi hewan atau tumbuhannya
cenderung naik-turun (bukan naik terus atau turun terus). Maksudnya adalah akan
terjadi pengintensifan perjuangan hidup, bila persediaan sumber alam
berkurang. Tetapi sebaliknya, akan terdapat ketenangan kalau sumber alam
bertambah.
Implikasinya dalam lingkungan
1. Pemanfaatan radiasi nuklir untuk memperoleh bibit tanaman unggul
Pemberian dosis atau kadar tertentu dalam memanfaatkan radiasi nuklir
dalam memperoleh gen tumbuhan yang unggul merupakan contoh implikasi asas 4
dalam lingkungan. Energi radiasi nuklir merupakan sumber alam yang dapat
dipergunakan oleh manusia dalam pemanfaatan memperoleh bibit unggul tanaman,
namun didalam pemanfaatanya haruslah terukur dan dalam dosis tertentu. Sebab
apabila pemberian radiasi ini berlebihan akan mengakibatkan kerusakan struktur
gen tanaman keseluruhan dan ini jelas sangat merugikan.
2. Kepadatan populasi manusia dalam suatu wilayah perkotaan
Wilayah perkotaan merupakan areal yang diciptakan manusia sebagai
tempat bernaungnya segala aktifitas manusia seperti tempat tinggal, bekerja,
berbisnis, kegiatan sosial dan sebagainya. Kepadatan populasi yang berlebihan
dalam suatu areal akan menekan daya dukung sumber alam disekitarnya misalkan
sumber tanah, air, makanan, udara. Sesuai dengan asas lingkungan ke 4 kepadatan
populasi ini bila tidak segera diatasi dengan cara dibatasi jumlahnya akan
berdampak merusak baik untuk manusia akibat persaingan yang kuat juga terhadap
dampak lingkungan sekitar.

 ASAS 5.
”Ada dua jenis sumber alam dasar, yaitu sumber alam yang pengadaannya dapat
merangsang penggunaan seterusnya, dan yang tidak mempunyai daya rangsang
penggunaan lebih lanjut.”

11
Pengertian
Pada asas 5 ini ada dua hal penting, pertama jenis sumber alam yang tidak
dapat menimbulkan rangsangan untuk penggunaan lebih lanjut, sedangkan kedua
sumber alam yang dapat menimbulkan rangsangan untuk dapat digunakan lebih
lanjut.

Contoh:
Suatu jenis hewan sedang mencari berbagai sumber makanan. Kemudian
didapatkan suatu jenis tanaman yang melimpah di alam, maka hewan tersebut akan
memusatkan perhatiannya kepada penggunaan jenis makanan tersebut. Dengan
demikian, kenaikan sumberalam (makanan) merangsang kenaikan pendayagunaan.

 ASAS 6.

“Individu dan spesies yang mempunyai lebih banyak keturunan daripada


saingannya, cenderung berhasil mengalahkan saingannya itu.”

Pengertian
Asas ini adalah pernyataan teori Darwin dan Wallace. Pada jasad hidup
terdapat perbedaan sifat keturunan Dalam hal tingkat adaptasi terhadap faktor
lingkungan fisik atau biologi. Kemudian timbul kenaikan kepadatan populasinya
sehingga timbul persaingan. Jasad hidup yang kurang mampu beradaptasi akan
kalah dalam persaingan. Dapat diartikan pula bahwa jasad hidup yang adaptif akan
mampu menghasilkan banyak keturunan daripada yang non-adaptif.
Pada asas ini berlaku “seleksi alam”, artinya bagi spesies-spesies yang
mampu beradaptasi baik dengan faktor biotik maupun abiotik, dia akan berhasil
daripada yang tidak dapat menyesuaikan diri. Dapat diartikan pula, spesies yang
adaptif akan mampu menghasilkan keturunan lebih banyak daripada yang non
adaptif, Sehingga individu-individu yang adaptif ini mempunyai kesan lebih
banyak merusak

Implikasinya terhadap lingkungan


1. Burung Elang dalam upaya kelangsungan kehidupanya beradaptasi dengan
indera pengheliatan yang tajam serta kemampuan terbang tinggi mampu
menempatkan sarangnya jauh dari hewan predator lain

12
Burung elang merupakan hewan pemangsa/predator untuk
mempertahankan kelangsungan hidupnya dalam memperoleh makanan dibekali
dengan indera pengheliatan yang tajam untuk meindentifikasi mangsanya dari atas
udara yang jauh. Ini merupakan contoh adaptasi terhadap lingkungan untuk
mempertahankan kelangsungan hidup memperoleh makanan. Adaptasinya yang
lain ialah untuk menjaga keturunanya (anak burung elang) agar tidak dimangsa
predator lain, selalu menempatkan sarangnya jauh di atas puncak-puncak gunung
atau ujung pepohonan.
2. Ikan belut memiliki permukaan kulit luar yang halus dan mengandung lendir
untuk mepertahankan diri dari tangkapan pemangsanya dan memudahkan
dia menggali lubang dalam tanah sebagai tempat tinggal (berlindung)
Untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya ikan belut dilengkapi
mekanisme pertahanan dirinya dengan permukaan kulit yang halus dan berlendir.
Adaptasi terhadap lingkungannya ini yang membuat ikan belut mampu berkembang
biak dibandingkan dengan hewan lainya di komunitas air sungai. Dengan kulitnya
ini pula ikan belut mudah menggali tanah pada tepian sungai sebagai tempatnya
berlindung

 ASAS 7.

“Kemantapan keanekaragaman suatu komunitas lebih tinggi di alam


lingkungan yang mudah diramal.”

Pengertian

Pada asas ini arti kata “mudah diramal” ialah adanya keteraturan yang pasti
pada pola faktor lingkungan dalam suatu periode yang relatif lama. Adanya
fluktuasi turun-naiknya kondisi lingkungan, besar-kecilnya fluktuasi, dan dan
sukar-mudahnya untuk diramal berbeda untuk semua habitat. Sehingga diharapkan
pada setiap lingkungan adanya penyebaran spesies yang berbeda-beda
kepadatannya. Apabila terjadi perubahan lingkungan sedemikian rupa, maka akan
terjadi perubahan pengurangan individu yang sedemikian rupa sampai pada batas
yang membahayakan individu-individu spesies tersebut. Lingkungan yang stabil

13
secara fisik merupakan lingkungan yang mempunyai jumlah spesies yang banyak,
dan mereka dapat melakukan penyesuaian terhadap lingkungannya tersebut (secara
evolusi). Sedangkan lingkungan yang tidak stabil adalah lingkungan yang dihuni
oleh spesies yang jumlahnya relatif sedikit. Menurut Sanders (1969) bahwa
komunitas fauna dasar laut mempunyai keanekaragaman spesies terbesar, hal ini
dijumpai pada habitat yang sudah stabil sepanjang masa dan lama. Kemudian
diinterpretasikan oleh Slobodkin dan Sanders (!969) sebagai pengaruh lingkungan
yang mudah diramal (stabil). Maksudnya ialah semakin lama keadaan lingkungan
dalam kondisi yang stabil, maka semakin banyak keanekaragaman spesies yang
muncul disitu sebagai akibat berlangsungnya proses evolusi. Menurut Pilelou
(1969) keadaan iklim yang stabil sepanjang waktu yang lama, tidak saja melahirkan
keanekaragaman spesies yang tinggi, tetap juga akan menimbulkan
keanekaragaman pola penyebaran kesatuan populasi.

Contoh Implikasi dalam Lingkungan hidup :


Populasi yang hidup pada suatu habitat dalam lingkungan, dapat memenuhi
kebutuhannya karena lingkungan mempunyai kemampuan untuk mendukung
kelangsungan hidupnya. Kemampuan lingkungan untuk mendukung kehidupan
populasi disebut daya dukung (carrying capacity). Daya dukung lingkungan
tersebut merupakan sumber daya alam lingkungan. Kemampuan lingkungan
mempunyai batas, sehingga apabila keadaan lingkungan berubah maka daya
dukung lingkungan juga berubah. Hal ini karena daya dukung lingkungan
dipengaruhi oleh faktor pembatas, seperti: cuaca, iklim, pembakaran, banjir,
gempa, dan kegiatan manusia. Seperti pada daerah yang kondisi alamnya stabil
cenderung memiliki keanekaragaman yang tinggi dibandingkan dengan daerah
yang kondisi alamnya tidak stabil. Kondisi yang tidak stabil akan secara tidak
langsung memaksa organisme untuk bertahan hidup pada kondisi yang berbeda-
beda, hal ini menyebabkan semakin sedikitnya jumlah organisme yang dapat
bertahan pada daerah tersebut karena tingkat atau kemampuan adaptasi tiap
organisme yang satu dengan yang lain berbeda. Makin beranekaragam komponen
biotik (biodiversitas), maka makin tinggi Keanekaragaman. Daerah yang
mempunyai keanekaragaman tinggi adalah hutan tropika (di kawasan tropika
jarang sekali terjadi komunitas alami dirajai oleh hanya satu jenis).

14
 ASAS 8.

“Sebuah habitat dapat jenuh atau tidak oleh keanekaragaman takson,


bergantung kepada bagaimana nicia dalam lingkungan hidup itu dapat
memisahkan takson tersebut.”

Pengertian

Pada asas ini menyatakan bahwa setiap spesies mempunyai nicia tertentu,
sehingga spesies-spesies tersebut dapat berdampingan satu sama lain tanpa
berkompetisi, karena satu sama lain mempunyai kepentingan dan fungsi yang
berbeda di alam. Tetapi apabila ada kelompok taksonomi yang terdiri atas spesies
dengan cara makan serupa, dan toleran terhadap lingkungan yang bermacam-
macam serta luas, maka jelas bahwa lingkungan tersebut hanya akan ditempati oleh
spesies yang keanekaragamannya kecil.

Contoh :

Habitat dan relung, dua istilah tentang kehidupan organisme. Habitat suatu
organisme dapat juga disebut “alamat”. Relung (niche atau nicia) adalah profesi
atau status suatu organisme dalam suatu komunitas dan ekosistem tertentu, sebagai
akibat adaptasi struktural, tanggal fisiologis serta perilaku spesifik organisme itu.
Organisme-organisme akan menempati habitat yang berbeda antara yang satu
dengan yang lainnya. Misalnya antara zebra dengan jerapah, zebra akan menempati
wilayahnya sendiri begitupun juga dengan jerapah. Hal ini karena adanya
perbedaan jenis makanan dan kemampuan organisme tersebut dalam
mempertahankan hidup. Zebra hidup di daerah yang banyak rumput atau padang
rumput sedangkan jerapah hidup di kondisi alam yang banyak menyediakan pohon
yang banyak daun mudanya. Atau dapat disimpulkan bahwa pada nicia yang
berbeda akan mempengaruhi perilaku organisme yang ada pada tempat itu.

 ASAS 9.

15
“Keanekaragaman komunitas apa saja sebanding dengan biomassa dibagi
produktivitas.”

Pengertian
Asas ini mengandung arti, bahwa efisiensi penggunaan aliran energidalam
sistem biologi akan meningkat dengan meningkatnya kompleksitas organisasi
sistem biologi dalam suatu komunitas. Pada asas ini menurut Morowitz (1968)
mengatakan bahwa adanya hubungan antara biomassa, aliran energi dan
keanekaragaman dalam suatu sistem biologi.
Contoh :
Tingkat keberagaman komunitas akan semakin besar jika biomasanya besar
dan produktivitas kecil. Hal ini disebabkan karena aliran energi dalam sistem
tersebut, aliran energi tersebut akan saling tukar-menukar dengan materi yang
tersimpan pada suatu komunitas. Misalnya biomasa pada suatu sistem simpanan
materinya besar maka secara otomatis akan meningkatkan keanekaragaman pada
suatu komunitas tersebut.
 ASAS 10.

“Pada lingkungan yang stabil perbandingan antara biomassa dengan


produktivitas (B/P) dalam perjalanan waktu naik mencapai sebuah asimptut.”

Pengertian

Dalam asas ini dapat disimpulkan bahwa sistem biologi mengalami evolusi
yang mengarah kepada peningkatan efisiensi penggunaan energi dalam lingkungan
fisik yang stabil, yang memungkinkan berkembangnya keanekaragaman. Dengan
kata lain kalau kemungkinan produktivitas maksimum sudah ditetapkan oleh energi
matahari yang masuk kedalam ekosistem, sedangkan keanekaragaman dan
biomassa masih dapat meningkat dalam perjalanan waktu, maka jumlah energi
yang tersedia dalam sistem biologi itu dapat digunakan untuk menyokong biomassa
yang lebih besar. Apabila asas ini benar, maka dapat diharapkan bahwa dalam
komunitas yang sudah berkembang lanjut pada proses suksesi, rasio biomassa
produktivitas akan lebih tinggi bila dibandingkan dengan komunitas yang masih
muda. Pada kenyataan di alam memang demikian, sebab spesies bertambah, dan
ditemukan pula tumbuhan berkayu sehingga diperoleh stratifikasi.

16
Contoh :

Implikasi dari asas ini bahwa sebuah komunitas dapat dibuat tetap muda
dengan jalan memperlakukan fluktuasi iklim yang teratur. Atau pada komunitas
buatan lahan pertanian dengan jalan mengambil daun-daunannya untuk makanan
hewan.

 ASAS 11.

“Sistem yang sudah mantap (dewasa) mengeksploitasi sistem yang belum


mantap (belum dewasa).”

Pengertian

Arti dari asas ini adalah pada ekosistem, populasi yang sudah dewasa
memindahkan energi, biomassa, dan keanekaragaman tingkat organisasi ke arah
yang belum dewasa. Dengan kata lain, energi, materi dan keanekaragaman
mengalir melalui suatu kisaran yang menuju ke arah organisasi yang lebih
kompleks, atau dari subsistem yang lebih rendah keanekaragamannya ke subsistem
yang lebih tinggi keanekaragamannya

Contoh :
Populasi kera mengeksploitasi tanaman di perladangan. Kera yang
biasa hidup di hutan (ekosistem yang sudah mantap) memanfaatkan ekosistem yang
belum mantap disekitar hutan itu. Apabila areal sekitar hutan terdapat perladangan
baru yang ditanami misalnya dengan jagung, padi, ubi, singkong, dan buah-buahan
(minim keanekaragaman) maka perladangan tu menjadi sumber makanan yang
mudah terhadap populasi kera.

 ASAS 12.

“Kesempurnaan adaptasi suatu sifat atau tabiat tergantung kepada kepentingan


relatifnya di dalam keadaan suatu lingkungan.”

17
Pengertian
Asas ini merupakan kelanjutan dari asas 6 dan 7. Apabila pemilihan
(seleksi) berlaku, tetapi keanekaragaman terus meningkat di lingkungan yang sudah
stabil, maka dalam perjalanan waktu dapat diharapkan adanya perbaikan terus-
menerus dalam sifat adaptasi terhadap lingkungan. Jadi, dalam ekosistem yang
sudah mantap dalam habitat (lingkungan ) yang sudah stabil, sifat responsive
terhadap fluktuasi faktor alam yang tak terduga ternyata tidak diperlukan. Yang
berkembang justru adaptasi peka dari perilaku dan biokimia lingkungan sosial dan
biologi dalam habitat itu. Evolusi pada lingkungan yang sukar ditebak perubahan
faktor alamnya cenderung memelihara daya plastis anggota populasi. Sedangkan
evolusi pada lingkungan yang mantap, beranekaragam secara biologi cenderung
menggunakan kompleksitas itu untuk bereaksi terhadap kemungkinan beraneka-
macam perubahan.
Contoh :

Implikasi dari asas ini bahwa sesungguhnya tidak ada sebuah strategi
evolusi yang terbaik dan mandiri, semua tergantung pada kondisi lingkungan fisik.
Kesimpulannya bahwa populasi pada ekosistem yang belum mantap, kurang
bereaksi terhadap perubahan lingkungan fisikokimia dibandingkan dengan populasi
pada ekosistem yang sudah mantap.
Kemampuan ikan dalam beradaptasi, seperti ikan betok yang mampu
bertahan pada kondisi yang miskin air dan oksigen, langkah yang digunakan oleh
ikan jenis ini adalah dengan adaptasi morfologi dan fisiologi tubuhnya sehingga
cocok dengan kondisi tersebut. atau pada jenis ikan yang hanya mampu hidup
dengan kondisi air yang banyak, jika terjadi perubahan kondisi fisik seperti
pendangkalan dan kurangnya air akan berpengaruh pada daya adaptasi ikan ini
sehingga kondisi yang sudah stabil tersebut dapat berubah dan mengancam
keberadaan spesies tersebut.

 ASAS 13.

18
“Lingkungan yang secara fisik mantap memungkinkan terjadinya penimbunan
keanekaragaman biologi dalam ekosistem yang mantap, yang kemudian dapat
menggalakkan kemantapan populasi lebih jauh lagi.”

Pengertian
Asas ini merupakan penjabaran dari asas 7, 9 dan 12. Pada komunitas yang
mantap, jumlah jalur energi yang masuk melalui ekosistem meningkat, sehingga
apabila terjadi suatu goncangan pada salah satu jalur, maka jalur yang lain akan
mengambil alih, dengan demikian komunitas masih tetap terjaga kemantapannya.
Apabila kemantapan lingkungan fisik merupakan suatu syarat bagi
keanekaragaman biologi, maka kemantapan faktor fisik itu akan mendukung
kemantapan populasi dalam ekosistem yang mantap dan komunitas yang mantap
mempunyai umpan-balik yang sangat kompleks. Disini ada hubungan antara
kemantapan ekosistem dengan efisiensi penggunaan energi.
Contoh :

Kondisi iklim didaerah tropis akan menyebabkan keanekaragaman tinggi.


Keaneragaman tinggi sering disebut diversity is stability. Daerah yang mempunyai
keanekaragaman tinggi adalah hutan tropika (di kawasan tropika jarang sekali
terjadi komunitas alami dirajai oleh hanya satu jenis). Sehingga dalam lingkungan
yang stabil dapat mewujudkan kestabilan populasi dan ekosistem. Hal inilah yang
menyebabkan keberagaman di hutan tropis cukup tinggi.

 ASAS 14.

“Derajat pola keteraturan turun-naiknya populasi bergantung kepada jumlah


keturunan dalam sejarah populasi sebelumnya yang nanti akan mempengaruhi
populasi itu.”

Pengertian
Asas ini merupakan kebalikan dari asas ke 13, tidak adanya
keanekaragaman yang tinggi pada rantai makanan dalam ekosistem yang belum
mantap, menimbulkan derajat ketidakstabilan populasi yang tinggi.
Contoh :

19
Sebuah kebun jagung yang ditinggalkan setelah panen dan tidak ditanami
lagi. Disitu akan bermunculan berbagai jenis gulma yang membentuk komunitas.
Apabila lahan tersebut dibiarkan cukup lama, maka dalam komunitas tersebut akan
terjadi pergantian komposisi jenis yang mengisi lahan tersebut. Kondisi seperti ini
juga dapat dipengaruhi oleh kondisi iklimnya.

20
BAB III
PENUTUP
3.2 Kesimpulan
Kesimpulan dalam penulisan makalah ini adalah dalam studi ilmu
lingkungan terdapat 14 asas-asas dasar yang menjadi dasar untuk mengembangkan
pengetahuan terkait lingkungan hidup. Asas-asas pengetahuan lingkungan harus
kita pelajari karena asas-asas inilah yang menjadi poros disaat kita memanfaatkan
sumber daya alam yang ada di bumi kita dan semua kekayaan alam yang dimiliki
oleh bumi kita tercinta.
3.3 Saran
Sebagai warga negara yang baik, sudah sepatutnya kita menjaga dan
melestarikan lingkungan disekitar masing-masing. Mulai dari membuang sampah
tidak sembarangan, tidak melakukan hal – hal yang dapat merusak atau mecemari
lingkungan. Karena di dalam suatu lingkungan yang bersih, rapi, terjaga dan
terawat dengan baik, maka kita yang tinggal di dalamnya pun akan merasa nyaman.

21
Daftar Pustaka
Anonim, 1997, Ringkasan Agenda 21 Indonesia (Strategi Nasional untuk
Pembangunan Berkelanjutan), Kantor Menteri Negara Lingkungan Hidup,
United Nations Development Program.

Anonym.2017.”14 Asas Ilmu Lingkungan”. Dalam


http://cumaremaja.blogspot.com/2017/03/14-asas-ilmu-
lingkungan.html?m=1. Diakses pada tanggal 11 Maret 2019.
Riesa, dkk. 2013. “Asas-asas Pengetahuan Lingkungan. Dalam
http://riesaelektro.blogspot.co.id/2013/01/azas-azas-pengetahuan-
lingkungan_23.html. Diakses pada tanggal 10 Maret 2019
Tandjung, S.D., 1999, Pengantar Ilmu Lingkungan, Laboratorium Ekologi,
Fakultas Biologi, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.

22

You might also like