You are on page 1of 11

ANALISIS KETERLAKSANAAN MODEL PROJECT BASED LEARNING DAN

PENGARUHNYA TERHADAP PENINGKATAN KEMANDIRIAN SISWA


DALAM PEMBELAJARAN HIDROLISIS GARAM
DI SMAN 4 KOTA JAMBI

ARTIKEL ILMIAH

OLEH:
RIFKA ANNISA
RRA1C113033

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


UNIVERSITAS JAMBI
AGUSTUS 2017
Rifka Annisa : S1 Pendidikan Kimia Universitas Jambi
ANALISIS KETERLAKSANAAN MODEL PROJECT BASED LEARNING DAN
PENGARUHNYA TERHADAP PENINGKATAN KEMANDIRIAN SISWA
DALAM PEMBELAJARAN HIDROLISIS GARAM
DI SMAN 4 KOTA JAMBI

Oleh: Rifka Annisa1), M. Dwi Wiwik Ernawati2), Harizon3)

1
Mahasiswa S1 Pendidikan Kimia PMIPA FKIP Universitas Jambi
2
Dosen Pendidikan Kimia PMIPA FKIP Universitas Jambi
Jambi, Indonesia
Email: Rifkaanisa17@yahoo.com

ABSTRAK

Kemandirian siswa dalam proses pembelajaran sangat penting diperhatikan oleh guru,
kemandirian menekankan pada aktivitas siswa dalam belajar yang penuh tanggung jawab
atas keberhasilan dalam belajar.Model project based learning salah satu alternatif yang
bisa meningkatkan kemandirian siswa. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
keterlaksanaan model project based learning dan mengetahui pengaruh antara
keterlaksanaan model project based learning terhadap peningkatan kemandirian siswa di
SMAN 4 Kota Jambi dalam pembelajaran hidrolisis garam. Desain penelitian ini adalah
pre-experimental desain dengan jenil penelitian one-group pretest-postest
desainmenggunakan sampel penelitian rondom sampling. Adapun sampel yang dipilih
hanya satu kelas yaitu kelas XI MIA 1. Instrument pada penelitian ini berupa lembar
observasi yang terdiri dari lembar observasiketerlaksanaan model project based learning,
angket kemandirian siswa serta soal tes untuk melihat hasil belajar siswa. data yang
diperoleh berupa data kuantitatif dan data kualitatif. Data kuantitatif diuji normalitas dan
homogenitasnya kemudian dicari hubungan keterlaksanaan model project based learning
dan kemandirian siswa dengan korelasi produk momen. Selanjudnya dilakukan uji-t
untuk melihat signifikansi pengaruh keterlaksanaan model project based learning dengan
kemandirin siswa. Sementara data kualitatif yang diperoleh dianalisis dengan
menggunakan analisis Miles dan Huberman. Keterlaksanaan model project based
learning oleh guru dan siswa termasuk dalam kategori cukup baik. Hal ini dilihat dari
persentase yang diperoleh pada lembar observasi guru dan siswa serta yang diperkuat
oleh tulisan observer yang telah dianalisis sebelumnya. Berdasarkan pengujian, data ini
berdistribusi normal dan homogeny. Selanjudnya dengan koefisien korelasi yang
diperoleh yaitu sebesar 0,51, berarti hubungan antara keterlaksanaan model project based
learning denga kemandirian siswa memiliki tingkat hubungan agak rendah. Jika dilihat
dari thitung sebesar 3,6525 yang dibandingkan dengan t tabel, thitung > ttabel yaitu 3,6525 >
1,6686 yang berarti bahwa keterlaksanaan model project based learning berpengaruh
terhadap kemandirian siswa. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat
disimpulkan bahwa keterlaksanaan model project based learning berjalan dengan cukup
baik dan terdapat pengaruh antara keterlaksanaan model project based learning dengan
kemandirian siswa dalam pembelajaran di SMAN 4 kota Jambi.

Kata Kunci : Model project based learning, Kemandirian siswa, Hidrolisis Garam

Rifka Annisa : S1 Pendidikan Kimia Universitas Jambi


ABSTRACT

Student independence in the learning process is very important attention by the teacher,
independence emphasizes the activities of students in learning full responsibility for
success in learning. Model based project learning one of the alternatives that can improve
student independence. This study aims to determine the implementation of project based
learning model and determine the influence between the implementation of project based
learning model to increase student independence in SMAN 4 Kota Jambi in salt
hydrolysis learning. The design of this study was pre-experimental design with one-group
pretest-posttest design studies using rondom sampling samples. The sample is selected
only one class that is class XI MIA 1. Instrument in this research in the form of
observation sheet which consists of observation sheet implementation of project based
learning model, questionnaire self-reliance students and test questions to see student
learning outcomes. The data obtained in the form of quantitative data and qualitative data.
Quantitative data are tested for normality and homogeneity and then sought the
relationship of project based learning model and student self-reliance with product
moment correlation. Selanjudnya t-test to see the significance of the influence of the
project based learning model with kemandirin students. While the qualitative data
obtained were analyzed using Miles and Huberman analysis. Implementation of project
based learning model by teachers and students included in the category is quite good. This
is seen from the percentage obtained on teacher and student observation sheets as well as
those reinforced by previously observed observer writings. Based on testing, these data
are normally distributed and homogeneous. Selanjudnya with the correlation coefficient
obtained is 0.51, means the relationship between the implementation of project based
learning model premises student independence has a rather low level of relationships.
When viewed from tcount of 3.6525 compared with ttable, tcount> ttable is 3.6525>
1.6686 which means that the implementation of project based learning model has an effect
on student independence. Based on the results of research and discussion can be
concluded that the implementation of project based learning model is running well
enough and there is influence between the implementation of project based learning
model with student independence in learning in SMAN 4 city Jambi.

Keywords: Model of project based learning, Student Independence, Salt Hydrolysis

1. PENDAHULUAN diharapkan. Sehingga dalam proses


Pendidikan adalah sesuatu yang sangat pembelajaran akan terlihat keterlibatan
penting dalam rangka menumbuh siswa dalam penyelesaian masalah.
kembangkan sumber daya manusia. Sejalan dengan diberlakuan kurikulum 2013
Peningkatan kualitas sumber daya manusia yang menuntut pada proses pembelajaran.
ini dilalui dengan proses pembelajaran yang menurut Abidin, (2013:20) sasaran
menitikberatkan pada aktivitas siswa. pembelajaran dalam kurikulum 2013
Menurut Warsono dan Hariyanto, (2012:7) mencakup pengembangan ranah sikap,
belajar pada hakikatnya merupakan hasil keterampilan, dan pengetahuan yang
dari proses interaksi antara siswa dengan dielaborasikan untuk setiap satuan
lingkungan sekitarnya. Dalam melakukan pendidikan. Oleh karena itu dalam
proses ini, siswa menggunakan seluruh pembelajaran yang mengimplementasikan
kemampuan dasar yang dimilikinya sebagai kurikulum 2013, guru bukan satu-satunya
dasar untuk melakukan berbagai kegiatan sumber belajar. Dengan demikian
agar memperoleh hasil belajar yang pemberlakuan kurikulum 2013 sangat erat

Rifka Annisa : S1 Pendidikan Kimia Universitas Jambi


5

hubungannya dengan pembelajaran proses kesulitan dalam memahami materi kimia


saintifik. Pembelajaran proses saintifik kelas XI khususnya pada materi hidrolisis
merupakan pembelajaran yang menuntut garam, karena pokok bahasan tersebut
siswa berpikir secara sistematis dan kritis mengandung konsep yang perlu dipahami
dalam upaya masalah pemebelajaran ini siswa melalui pengamatan langsung dengan
akan melibatkan siswa dalam kegiatan menggunakan keterampilan proses.
memecahkan masalah yang kompleks Kopetensi dasar yang harus dikuasai siswa
melalui kegiatan curah gagasan, berfikir pada materi hidrolisis garam adalah
kreatif, melakukan aktivitas penelitian, dan memahami garam-garam yang mengalami
membangun konseptualisasi pengetahuan hidrolisis dan merancang, melakukan dan
(Abidin, 2013: 125). Salah satu prinsip menyimpulkan serta menyajikan hasil
pembelajaran berpusat pada peserta didik percobaan untuk menentukan jenis garam
untuk mendorong semangat belajar, yang mengalami hidrolisis.
motivasi, minat, kreativitas, inisiatif, Berdasarkan pengamatan yang
inspirasi, inovasi, dan kemandirian dilakukan, masalah ini terjadi disebabkan
(Anonim,2013). Melalui proses beberapa faktor, diantaranya pembelajaran
pembelajaran tersebut diharapkan siswa yang seharusnya berpusat pada siswa masih
dapat menemukan pengetahuannya sendiri berpatokan pada guru sebagai pengarah dan
dari konsep-konsep pembelajaran kimia menjelaskan setiap tahapan prosesnya, guru
yang dipelajarinya sehingga kelak bisa telah menggunakan model yang dapat
diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. melatih keterampilan proses siswa di
Pembelajaran dalam ilmu kimia laboratorium tetapi pada prosesnya siswa
membutuhkan lebih banyak kreativitas masih kurang teliti, kurang tanggung jawab
siswa baik secara psikis maupun fisik karena dan kurang mandiri dalam proses
ilmu kimia merupakan ilmu yang diperoleh pelaksanaan. Siswa masih belum bisa
dan dikembangkan berdasarkan eksperimen bekerja sendiri dalam menyelesaikan
yang mencari jawaban atas pertanyaan apa, masalah yang diberikan guru karena dari
mengapa dan bagaimana gejala-gejala alam, hasil wawan cari di guru masih banyak siswa
khususnya yang berkaitan dengan yang mencontek pada saat ujian, dan pada
komposisi, struktur, transformasi, dinamika saat pengerjaan tugas siswa lebih suka
dan energetika zat (Anonim, 2010). menyalin tugasdari temannya. Tingkah laku
Pembelajaran yang melibatkan aktivitas yang tidak bertanggung jawab inilah yang
siswa sangat erat hubungannya dengan menyebab kan siswa kurang mandiri
keterampilan kemandiri siswa dalam dalambelakar. Kemandirian siswa dalam
memecahkan masalah. Menurut Desmita, proses pembelajaran ini sangat penting
(2014:185) kemandirian biasanya ditandai diperhatikan oleh guru, kemandirian
dengan kemampuan menentukan nasib menekankan pada aktivitas siswa dalam
sendiri, kreatif dan inisiatif, mengatur belajar yang penuh tanggung jawab atas
tingkah laku, bertanggung jawab, mampu keberhasilan dalam belajar. Sikap
menahan diri, membuat keputusan- kemandirian dapat ditunjukkan dengan
keputusan sendiri, serta mampu mengatasi adanya kemampuan menyelesaikan masalah
masalah tanpa ada pengaruh dari orang lain. yang dihadapi dengan tingkah laku. Dengan
Sehingga perlu model pembelajaran yang adanya perubahan tingkah laku maka siswa
sesuai untuk mengemas pembelajaran agar juga memiliki peningkatan berpikir,
tujuan pembelajaran dapat tercapai dan menganggap bahwa dalam belajar harus bisa
efektif. mandiri tanpa mengandalkan bantuan dari
Berdasarkan hasil observasi dan orang lain.
wawancara terhadap guru kimia di SMAN 4 Salah satu cara untuk mengatasi
Kota Jambi kurikulum yang diterapkan di masalah yang ada di sekolah dibutuhkan
sekolah sudah memakai kurikulum 2013, model pembelajaran yang mampu
dan ternyata masih banyak siswa mengalami meningkatkan keterampilan proses
memecahkan masalah dan kemandirian mempunyai kemandirian belajar dalam
siswa, yaitu model PjBL salah satu model kategori sangat tinggi pada kondisi awal
pembelajaran yang mampu meningkatkan sebesar 9%, siklus I sebesar 27% dan siklus
kemandirian siswa dalam pembelajar yang II sebesar 41%. Penelitian Yektyastuti
mengintegrasikan dengan masalah nyata. (2015) bahwa terdapat perbedaan yang
Sesuai dengan pendapat Boss dan Kraus signifikan pada peningkatan kemandirian
bahwasanya pada model pembelajaran PjBL belajar antara kelas eksperimen yang
sangat baik digunakan untuk menggunakan media pembelajaran
mengembangkan motivasi belajar, chemondro dan kelas control yang tidak
meningkatkan kemampuan memecahkan menggunakan media tersebut pada
masalah, dan membiasakan siswa pembelajaran kimia materi kelarutan.
mendayagunakan kemampuan berfikir Berdasarkan latar belakang yang
tinggi (Abidin, 2014:168). telah dipaparkan, maka penulis tertarik
Dalam model PjBL ini, diharapkan untuk melakukan penelitian dengan
siswa dapat menumbuhkan keterampilan judul”Analisis Keterlaksanaan Model
menyelesaikan masalah dalam Project Based Learning dan Pengaruhnya
mengorganisasikan proyek, bertindak Terhadap Peningkatan Kemandirian Siswa
sebagai pemecah masalah, dan dalam dalam Pembelajaran Hidrolisis Garam di
pembelajaran dibangun proses berpikir, SMA N 4 Kota Jambi”.
kerja kelompok, berkomunikasi dan saling
memberi informasi. Selain itu model PjBL 2. KAJIAN PUSTAKA
dapat memberikan kesempatan kepada siswa
2.1 Belajar
merancang prosedur untuk bereksplorasi,
mengumpulkan dan menganalisis data serta Belajar adalah suatu aktivitas atau suatu
memecahkan masalah dan sekaligus proses untuk memperoleh pengetahuan,
mengembangkan kemampuan peserta didik meningkatkan keterampilan, memperbaiki
secara aktif membangun pengetahuan perilaku, sikap, dan mengokohkan
sendiri. Sehingga siswa mampu untuk kepribadian (Suryono dan Hariyanto,
mengerjakan secara mandiri, dalam 2011:9).
menemukan alternatif pemecahan masalah
Belajar menurut Aunurrahman,
berupa produk. Dengan begitu secara
(2013:33) suatu usaha sadar yang dilakukan
langsung penulis dapat melihat kemandirian
dalam perubahan tingkah laku baik melalui
siswa pada penerapan model pembelajaran
latihan dan pengalaman yang menyangkut
PjBL.
aspek-aspek kognitif, afektif dan
Adapun penelitian yang relevan
psikomotorik untuk memperoleh tujuan
mengenai model PjBL untuk meningkatkan
tertentu.. Belajar pada hakikatnya
keterampilan proses berbasis masalah:
merupakam hasil dari proses interaksi antara
Penelitian Nur (2016) menyebutkan bahwa
individu dengan lingkungan sekitarnya
kemandirian belajar siswa yang
(Warsono dan Hariyanto, 2012:7).
menggunakan model pembelajaran Brain
based learning (BBL) lebih baik dari pada 2.2 Pembelajaran
siswa yang menggunakan model
pembelajaran konvensional, dan terdapat Pembelajaran adalah seluruh rencana
hubungan positif antara kemandirian belajar dan prosedur maupun langkah-langkah
dengan kemampuan berpikir kreatif kegiatan pembelajaran termasuk pilihan dan
matematis siswa. Penelitian yang dilakukan penilaian yang akan dilaksanakan (Sutomo
oleh Melissa (2016) menyimpulkan bahwa dan Hariyanto,2011:19). Sedangkan
meningkatnya kemandirian belajar siswa pembelajaran menurut Majid (2014:5)
dengan menggunakan pendekatan PBL, pembelajaran adalah suatu konsep dari dua
peningkatan kemandirian belajar dilihat dari dimensi kegiatan belajar dan mengajar yang
adanya peningkatan prestasi siswa yang harus direncanakan dan diaktualisasikan,

Rifka Annisa : S1 Pendidikan Kimia Universitas Jambi


7

serta diarahkan pada pencapaian tujuan atau memilih , untuk menjadi kesatuan yang bisa
penguasaan sejumlah kompetensi dan memerintah , menguasai dan menentukan
indicator sebagai gambaran hasil belajar. dirinya sendiri.
Pembelajaran adalah interaksi dua arah
antara guru dengan siswa, serta teori dan 2.5 Hidrolisis Garam
praktek (Putra, 2013:17). Hidrolisis merupakan reaksi
penguraian garam oleh air atau reaksi antara
2.3 Model Project Based Learning ion-ion garam dengan air. Sedangkan garam
adalah senyawa ionik yang diperoleh
Bransfor dan Stein 1993 melalui reaksi netralisasi dalam pelarut air.
mendefenisikan pembelajaran berbasis Jadi, hidrolisis garam merupakan terjadinya
proyek sebagai pendekatan pengajaran yang reaksi penguraian garam dalam air. Jadi
komprehensif yang melibatkan siswa dalam suatu garam dikatakan terhidrolisis di dalam
kegiatan menyelidiki yang kooperatif dan pelarut air apabila jika ion-ionnya bereaksi
berkelanjutan (Warsono dan Hariyanto, dengan molekul air. Garam yang dilarutkan
2012:153). Pembelajarn berbasis proyek kedalam air akan terurai membentuk ion-
merupakan model pembelajaran yang ionnya yang dapat bergerak secara bebas di
diorientasikan untuk mengembangkan dalam larutan. Pada keadaan tertentu ion-ion
kemampuan dan keterampilan belajar para tersebut dapat bertindak sebagai asam atau
siswa melalui serangkaian kegiatan basa, bergantung pada sifat ion-ion yang
merencanakan, melaksanakan penelitian, terdapat dalam larutan (Yayan, 2012:122).
dan menghasilkan produk tertentu yang
dibingkai dalam satu wadah berupa proyek 3. METODE
pembelajaran (Abidin, 2013:169) Desain penelitian ini adalah pre-
experimental desain dengan jenil penelitian
2.4 Kemandirian
one-group pretest-postest
Istilah “kemandirian” berasal dari kata
desainmenggunakan sampel penelitian
dasar “diri” yang mendapat awalan “ke” dan
rondom sampling. Adapun sampel yang
akhiran “an”, kemudian membentuk satu
dipilih hanya satu kelas yaitu kelas XI MIA
kata keadaan atau kata benda. Karena
1 Tahun Ajaran 2016/2017.
kemandirian berasal dari kata dasar “diri”,
Prosedur penelitian mencakup
dalam konsep Carl Rogers disebut dengan
meminta izin dari Pembantu Dekan I untuk
istilah self, karena diri itu merupakan inti
melaksanakan penelitian, meminta izin
dari kemandirian. Konsep yang sering
kepada kepala sekolah dan guru kelas,
digunakan atau berdekatan dengan
mengadakan observasi, penyusunan
kemandirian adalah autonomy.
perangkat pembelajaran dan instrumen
Monks, dkk (1989), menyatakan
penelitian, validasi instrumen, pemilihan
kemandirian adalah usaha untuk melepaskan
kelas sampel, memberikan prettes
diri dari orang tua dengan maksud untuk
memberikan perlakuaan pada kelas sampel,
untuk menemukan dirinya melalui proses
memberikan post-test, analisis data, dan
mencari identitas ego, yaitu merupakan
penyusunan hasil penelitian.
merupakan perkembangan kearah
Variabel bebas yang digunakan adalah
individualitas yang mantap dan berdiri
model project based lerning dan variabel
sendiri. Sedangkan menurut Seifert dan
terikatnya adalah kemandirian siswa.
Hoffnung (1994), mendefenisikan otonomi
Adapun desain penelitiannya yaitu Mix
sebagai “the ability to govern and regulate
Method yang jenisnya Concurrent
one’s own thoughts, feeling, and actions
Embedded. Teknik pengumpulan data dalam
freely and responsibly while overcoming
penelitian ini untuk dua jenis data yaitu data
feelings of shame and doubt”. Demikian
keterlaksanaan model pembelajaran melalui
Chaplin (2002), mendefenisikan otonomi
lembar observasi serta data kemandirian
adalah kebebasan individu manusia unruk
siswa yang diperoleh melalui angkrt siswa.
Angket kemandirian siswa terdiri dari
Keterlaksanaan Model Oleh Siswa
12 butir. Yang disusuan dengan 88.5
menyediakan pilihan jawaban diberi tanda 100 48.18 48 60.12
checklist pada jawaban yang dipilih dan
0
membuat alasan pada kolom. Sedangkan Pertemuan 1Pertemuan 2Pertemuan 3Pertemuan 4
Lembar observasi disusun dengan
menyediakan pilihan jawaban yang dibuat Gambar 4.1 Diagram Persentase Hasil
dengan kriteria tertentu sehingga pengisi Keterlaksanaan Model Project Based
memilih jawaban yang dinilainya paling Learning oleh Siswa
sesuai dengan memberi tanda checklist pada
jawaban yang dipilih, kriteria jawaban Berdasarkan gambar 4.1 dapat dilihat bahwa
dibuat berdasarkan indikator yang telah persentase rata-rata dari setiap pertemuan
ditentukan yaitu 61,68%, sehingga perolehan nilai
Perlakuan pada kelas eksperimen dikategorikan cukup baik.
disesuaikan dengan sintaks model project
Tabel 4.1 Hasil Kualitatif dari Lembar Observasi
based lerning. Dengan Rencana Keterlaksanaan Model oleh Guru
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
berdasarkan Permendikbud No.65/2013 Langkah-langkah
Standar Proses untuk penyesuaian perlakuan no model project Pertemuan 4
kelas eksperimen terhadap model based learning
1 Menentukan 1. Siswa dalam kelompok
pembelajaran yang akan digunakan. pertanyan sudah aktif dalam
Pada data penelitian yang diperoleh, mendasar membuat sebuah
sebelum dilakukan pengujian proyek.
hipotesis maka data penelitian harus 2. Siswa tepat waktu
memenuhi syarat analisis yang meliputi uji dalam membuat
sebuah proyek.
normalitas sebaran data menggunakan uji
2 Mendesain 1. Siswa membuat sebuah
Liliefors, uji homogenitas menggunakan uji perencanaan proyek dengan
Fisher. Setelah kedua uji tersebut terpenuhi proyek menggunakan alat dan
maka dilanjutkan dengan uji kesamaan dua bahan yang ada dalam
rata-rata, uji korelasi terhadap model project kehidupan sehari-hari.
based lerning sebagai variabel bebas (X) 2. Siswa sudah bisa
mengaitkan proyek
dengan kemandirian siswa sebagai variabel yang mereka buat
terikat (Y). dengan manfaatnya.
Sesuai dengan permasalahan yang 3 Menyusun 1. Siswa suadah aktif
diajukan, maka dirumuskan hipotesis jadwal dalam kelompok dan
penelitian yaitu terdapat pengaruh antara menyiapkan alat dan
bahan untuk membuat
keterlaksanaan model project based lerning sebuah proyek dengan
dengan peningkatan kemandirian siswa rapi.
dalam pembelajaran hidrolisis garam.
4 Memonitor 1. Siswa sudah aktif
4. HASIL DAN PEMBAHASAN peserta didik dan dalam berdiskusi dan
kemajuan proyek menghargai waktu
4.1 HASIL dalam penyelaian
4.1.1 Hasil Observasi proyek.
Berikut ini akan disajikan data 2. Siswa sudah bisa
merancang dan
kuantitatif serta data kuantitatif dari nilai membuat sebuah
keterlaksanaan model project based lerning proyek.
5 Menguji hasil 1. Siswa suadah kondusif
dalam kelompoknya.
2. Siswa aktif dalam
merancang sebuah
proyek.

Rifka Annisa : S1 Pendidikan Kimia Universitas Jambi


9

6 Mengevaluasi 1. Siswa sudah kolaboratif baik dengan anggota kelompok


pengalaman menyediakan alat dan maupun dengan guru mulai merancang
bahan sesuai dengan
sebuah proyek
proyek yang akan dibuat dan menentukan
yangakan dibuat. penjadwalan. Aspek ketiga melaksanakan
2. Siswa aktif berdiskusi penelitian, siswa mengumpulkan data dan
dalam kelompoknya. selanjudnya menganalisis data yang relevan
dengan penelitian. Aspek yang keempat
Dari tabel 4.1 disamping, dapat dilihat bahwa menyusun draf, daraf yang dibuat harus
terdapat perubahan tingkah laku pada siswa mempunyai landasan yang kuat. Aspek yang
dan perubahan ini terjadi setelah kelima mengukur, menilai, dan
memperbaiki produk. Adan aspek yang
diterapkannya langkah-langkah model project
keenam finalisasi dan publikasi, siswa
based learning. mempersentasekan hasil proyek.
Berdasarkan prinsip-prinsip belajar
4.1.2 Kemandirian Siswa tersebut juga dapat dibuktikan dari tingkah
Berikut data hasil angket siswa laku para siswa yang telah teramati selama
dalam empat pertemuan. penerapan langkah-langkah model Iproject
based learning yaitu berupa
Hasil Angket Kemandirian Siswa kekonsistenannya yang cukup baik dalam
78.43 menciptakan suasana belajar diawal
100 59.47 59.11 69.21
pembelajaran, aktif dalam berkomunikasi,
bertanggung jawab atas apa yang telah
0
Pertemuan 1Pertemuan 2Pertemuan 3Pertemuan 4 dibuat, antusias dalam melakukan
eksplorasi, bekerja sama dengan baik dalam
Gambar 4.2 Diagram Persentase Hasil Angket kelompok, dapat mengadakan proses tanya
Kemandirian Siswa
jawab, meningkatnya apresiasi diri dalam
Dari gambar 4.2 diatas dapat disimpulkan memperhatikan dan mendengarkan hasil
bahwa selama empat kali pertemuan dengan kelompok yang tampil serta konsisten setiap
rata-rata skor 66,55% dengan kategori pertemuannya dalam memberikan
terlaksanan dengan kurang baik. kontribusi yang cukup besar dalam membuat
kesimpulan.
Berdasarkan penjelasan diatas
4.2 PEMBAHASAN
menunjukkan bahwa dalam penelitian ini
4.2.1 Keterlaksanaan Model Project Based telah sesuai dengan penelitian relevan yang
Learning berjudul “meningkatkan kemampuan
Menurut Aunurrahman (2009) berpikir kreatif matematis dan kemandirian
keberhasilan proses pembelajaran tidak siswa dengan menggunakan model
terlepas dari kemampuan seorang guru pembelajaran btain based leraning” oleh
mengembangkan model pembelajaran yang Iyan Rosita Dwi Nur dari Universitas
berorientasi pada peningkatan interaksi Singaperbangsa Karawanga menyatakan
keterlibatan siswa yang efektif di dalam selama proses pembelajaran dengan model
proses pembelajaran. brain based learning lebih baik dari pada
Hal ini sesuai dengan langkah- siswa yang menggunakan model
langkah model project based learning pembelajaran konvensonal, dan terdapat
dimana pada aspek pertama yaitu hubungan positif antara kemandirian belajar
mengidentifikasi masalah, siswa melakukan siswa dengan kempuan berpikir kreatif
pengamatan terhadap objek tertentu. matematis siswa.
Berdasarkan pengamatan, siswa Dengan menerapkan model project
mengidentifikasi masalah dan membuat based learning, memberikan kesempatan
rumusan masalah. Aspek kedua membuat kepada siswa untuk berpartisipasi aktif
desan dan perencanaan proyek, siswa secara dalam pembelajaran, mengembangkan
kemampuan dan keterampilan belajar para menggunakan analisis korelasi sederhana
siswa memalui serangkaian kegiatan yaitu uji korelasi product momen.
merencanakan, melaksanakan penelitian,
dan menghasilkan sebuah produk. Sebelum dikorelasikan, data yang diperoleh
dari lembar observasi pelaksanaan model
4.2.2 Korelasi antara Keterlaksanaan project based learning dan kemandirian
Model Project Based Learning siswa, terlebih dahulu dilakukan uji
dengan Kemandirian Siswa normalitas, uji homogenitas, dan uji
kesamaan dua rata-rata. Dalam
Korelasi antara keterlaksanaan
mempermudah analisis data, diperolehlah
model project based lerning terhadap
hasil sebagai berikut.
kemandirian siswa dicari dengan

Tabel 4.4 Hasil Uji Normalitas


No Data yang dianalisis Lhitung Ltabel (ɑ=0,05) Keterangan
1. Keterlaksanaan model oleh guru 0,308 6,32 Normal
dengan siswa
2. Keterlaksanaan model oleh siswa 0,768 8,94 Normal
dengan kemandirian siswa

Tabel 4.5 Hasil Uji Homogenitas


No Data yang dianalisis Fhitung Ftabel Keterangan
1. Keterlaksanaan model oleh guru 1,031 4,10 Fhitung< Ftable (Data Homogen)
dengan siswa
2. Keterlaksanaan model oleh siswa 1,73 4,10 Fhitung< Ftable (Data Homogen)
dengan kemandirian siswa

Berdasarkan tabel 4.4 dan tabel 4.5 dapat hubungan antara model project based
dilihat bahwa data yang dianalisis telah learning (µ1) terhadap kemandirian siswa
memenuhi segala jenis uji prasyarat yang (µ2) di SMAN 4 Kota Jambi dalam
ada sehingga data penelitianpun dianggap pembelajaran hidrolisis garam.
dapat melalui uji lanjutan yaitu uji hipotesis
dengan 5. PENUTUP
tujuan untuk menjawab rumusan
5.1 Kesimpulan
hipotesis penelitian.Setelah dilakukan uji
Keterlaksanaan model project based
hipotesis dengan uji korelasi product
learning dalam pembelajaran hidrolisis
momen, . Hasil uji korelasi yang didapatkan
garam sudah termasuk pada kategori baik.
yaitu rxy sebesar 0,51. Setelah diperoleh nilai
Hal ini dapat dilihat dari hasil persentase
rxy kemudian diinterpretasikan untuk melihat
observasi model project based lerning yang
kuatnya hubungan korelasi antara model
diperoleh oleh guru maupun siswa dalam
project based learning dan kemandirian
pembelajaran hidrolisis garam dan diperkuat
siswa. Berdasarkan tabel pedoman
oleh data kualitatif yang berasal dari tulisan
interpretasi koefisien relasi menurut
observer selama pembelajaran berlangsung.
Arikunto (2014:319), nilai rxy 0,51 memiliki
Peningkatan kemandirian siswa dalam
tingkat hubungan agak rendah karena berada
pembelajaran hidrolisis garam ini sudah
pada 0,400-0,600. Hal ini berarti koreksi
termasuk pada kategori cukup baik. Hal ini
antara keterlaksanaan model project based
dapat dilihat dari hasil persentase observasi
learning dan kemandirian siswa pada tingkat
yang diperoleh siswa dalam pembelajaran
ini memiliki tingkat hubungan yang agak
hidrolisis garam dan diperkuat oleh data
rendah (Arikunto, 2014:319).
kualitatif yang berasal dari alasan.
Hasil yang diperoleh ini sesuai
Ada pengaruh antara keterlaksanaan
dengan hipotesis penelitian yang telah
model project based learning dengan
dirumuskan sebelumnya, yaitu terdapat
kemandirian siswa dalam pembelajaran

Rifka Annisa : S1 Pendidikan Kimia Universitas Jambi


11

hidrolisis garam di SMA Negeri 4 Kota Majid, A. 2014. Strategi Pembelajaran.


Jambi memiliki tingkat hubungan agak Bandung:Rosda.
rendah. Dari nilai t hitung sebesar 3,6525 > Melissa, M. M. 2016. Peningkatan
t tabel 1,6686 pada taraf α= 0,05. Sehingga Kemandirian dan Prestasi Belajar
dapat dikatakan bahwa pelaksanaan model Matematika dengan Pendekatan
project based lerning berpengaruh terhadap Problem Dased Learning Di Kelas
peningkatan kemandirian siswa di SMAN 4 VIIE SMP N 15 Yogyakarta. Diakses
Kota Jambi dalam pembelajaran hidrolisis Maret 2017
garam. Suryono dan Hariyanto. 2011. Belajar Dan
Pembelajaran. Bandung : PT Remaja
5.2 Saran Rosdakarya.
Putra. 2013. Desain Belajar Mengajar
Berdasarkan hasil penelitian yang telah Kreatif Berbasis Sains. Jogyakarta :
dilakukan penulis dan berdasarkan Diva Pres.
kesimpulan diatas, maka penulis Warsono dan Hariyanto.2013.
menyarankan: Model project based learning Pembelajaran Aktif. Bandung:Rosda.
memungkinkan untuk dimodifikasi dalam Yektyastuti. R. 2015. Penggunaan Media
upaya mengembangkan kemandirian siswa. Pembelajaran Kimia Chemondropada
Perlu adanya penelitian lebih lanjut untuk Materi Kelarutan dan Pengaruhnya
menganalisis pengaruh tahap model project terhadap Kemandirian Belajr Siswa
based learning terhadap pemahaman siswa SMA. Diakses Maret 2016.
pada materi lainnya. Perlu adanya penelitian
lebih lanjut pada materi hidrolisis garam
menggunakan model project based learning
dalam model pembelajaran yang lain.

6. DAFTAR PUSTAKA
Abidin, Y. 2014. Desain Sistem
Pembelajaran dalam Konteks
Kurikulum 2013. Bandung: PT. Refika
Aditama
Aunurarrahman. 2009. Belajar dan
Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.
Aunurrahman. 2012. Belajar dan
Pembelajaran. Bandung: Alfabeta
Arikunto, S. 2014. Prosedur Penelitian.
Jakarta: Rineka Cipta.
Daryanto. 2010. Belajar dan Pembelajaran.
Bandung:CV.Yrama Widya.
Daryanto. 2014. Pendekatan Pembelajaran
Saintifik Kurikulum 2013.
Yogyakarta: Gava Media.
Desmita. 2014. Psikologi Perkembangan
Peserta Didik. Bandung : PT. Remaja
Rosdakarya.
Nur, I. R. D. 2016. Meningkatkan
Kemampuan Berpikir Kreatif
Matematis dan Keandirian Belajar
Siswa dengan Menggunakan Model
Pembelajaran Brain Based Learning.
Diakses Maret 2017

You might also like