BABIT
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Anatomi dan Fisiologi Mata
Mata adalah organ indera yang komplek yang peka cahaya. Dalam wadah
pelindungnnya, masing-masing mata mempunyai suatu lapisan sel-sel reseptor,
suatu sistem optik (Korea, lensa, akuos humor, korpus vitreum) untuk
memusatkan cahaya pada reseptor dan sistem saraf untuk menghantarkan inpuls
dari reseptor ke otak (guyton, 1996)
Bagian terdepan dari mata adalah korea yang merupakan suatu lapisan
transparan dengan tujuan agar dapat membiarkan berkas cahaya masuk ke dalam
mata. Di sebelah dalam sklera adalah koroid, suatu lapisan berpigmen yang
mengandung banyak pembuluh darah yang memberikan makanan pada bentukan-
bentukan dalam bola mata, Lensa adalah struktur transparan yang berbentuk bulat
dan agak gepeng pada dacrah equatornya yang terpaut oleh serabut-serabut zonulo
zinii yang menggantungkan lensa pada korpus siliaris. Lensa mata otomatis lebih
mencembung akibat kontraksi muskulus siliaris yang mengakibatkan pengenduran
zonula zinii. (sastradiwira, 1998).
Pada daerah depan lensa terdapat iris yang berpigmen dengan lubang pupil
di tengahnya. Iris mengandung serabut otot siskuler yang menyempitkan pupil
dan serabut membujur (radial) yang melebarkan pupil. Perubahan diameter pupil
mata berguna untuk mengatur banyaknnya cahaya yang masuk ke dalam mata.
(llyas, 2004)Ruang antara lensa dan retina berisi massa cair-kental yaitu korpus
vitreum dan cairan akuos humor. Akuos humor yang dihasilkan oleh korpus
siliaris terutama mengisi bilik depan mata. (Vaughan et all, 2000)
Central retinal v.
{ntenor rectus m
Gambar 1. Bola mata serta bagian-bagiannya
2. 2 Mata Sebagai Kamera Optik
Susunan optic mata terdiri dari empat perbatasan refraksi :
1. Perbatasan antara permukaan anterior kornea dan udara
2. Perbatasan antara perbatasan posterior kornea dan akuos humor
3. Perbatasanantara akuos humor dan permukaan anterior lensa
4. Perbatasan antara permukaan posterior lensa dengan vitreus humorGambar 2. Mata sebagai sebuah kamera
Bila semua permukaan refraksi mata dijumlahkan menjadi satu secara
aljabar dan dibayangkan sebagai sebuah lensa, susunan optik mata normal akan
terlihat secara sederhana dan skemanya sering disebut sebagai reduced eye
(Holiwich, 1993). Skema ini sangat berguna untuk perhitungan sederhana. Pada
reduced eye dibayangkan hanya terdapat satu lensa dengan titik pusat optic 17
mm di depan retina dan mempunyai daya bias total 59 dioptri pada saat mata
melihat jauh (Guyton, 1996)
Bagian terbesar dari daya bias mata bukan dihasilkan oleh lensa,
melainkan oleh permukaan anterior kornea. Alasan utama dari pemikiran ini ialah
karena indeks bias komea jauh berbeda dari indeks bias udara. (Ilyas, 2000)
Pembentukan bayangan pada retina terjadi dengan pemusatan suatu
bayangan benda pada retina. Bayangan ini terbalik dari benda benda aslinya.
6