You are on page 1of 10

DATA JURNAL

Judul Jurnal : Pengangguran dan Pembangunan Perkotaan (Studi Kasus: Kota


Palembang
Penulis : M. Faruk Rosya Ridho
Tahun Terbit : 2010
Nama Jurnal : Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota, Vol. 21 No. 1
Jumlah Halaman : 17 halaman

I. REVIEW JURNAL
Pendahuluan
Permasalahan ketenagakerjaan yang paling utama adalah tingginya tingkat
pengangguran yang juga terkait dengan konsepsi pembangunan berkelanjutan perkotaan.
Upaya untuk mengatasi tingginya tingkat pengangguran di Kota Palembang tertuang dalam
RPJM Kota Palembang Tahun 2004-2008. Namun kebijakan yang disusun pemerintah
dengan upaya peningkatan kualitas sumber daya tenaga kerja dan memperbanyak
lapangan pekerjaan untuk menekan jumlah pengangguran dalam implementasinya tidak
cukup berhasil. Berdasarkan data eksisting, perkembangan tingkat pengangguran
cenderung meningkat dari tahun 2004 sebesar 8,3% per tahun, hingga pada tahun 2006
mencapai angka 9,3% per tahun. Sehingga kondisi yang terjadi saat ini jauh dari yang
diharapkan sesuai target RPJM Kota Palembang sebesar 7% pada tahun 2009.
Berdasarkan permasalahan terkait, maka tujuan dari jurnal ini adalah
mengidentifikasi upaya untuk mengantisipasi tingginya tingkat pengangguran supaya
pembangunan di Kota Palembang dapat berjalan sesuai dengan yang diharapkan. Secara
garis besar, pembahasan jurnal terbagi menjadi empat pokok pembahasan. Pembahasan
pertama terkait dengan latar belakang, pembahasan kedua mengenai pendekatan supply
dan demand dalam pengangguran perkotaan. Bagian ketiga membahas analisis untuk
merumuskan upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah pengangguran
perkotaan. Bagian keempat memaparkan kesimpulan.

Pembahasan
 Pendekatan Supply dan Demand dalam Penganguran Perkotaan
Rendahnya permintaan kebutuhan tenaga kerja terjadi karena ketidakseimbangan
supply-demand pertumbuhan ekonomi, sedangkan tingginya pertumbuhan penduduk
perkotaan disebabkan oleh tingginya tingkat migrasi penduduk akibat daya tarik ekonomi.
Oleh karena itu, suatu studi mengenai fenomena pengangguran perkotaan memerlukan

Critical Review Ekonomi Kota


1
suatu analisis mengenai faktor-faktor pertumbuhan ekonomi dan determinasi pertumbuhan
penduduk perkotaan.
Dalam konteks wilayah dan perkotaan pertumbuhan ekonomi merupakan proses
kenaikan pendapatan ekonomi suatu kota (PDRB) dalam jangka panjang. Teori
petumbuhan ekonomi menjelaskan faktor-faktor yang menentukan pertumbuhan ekonomi
serta keterkaitannya antar faktor, sehingga terjadi proses pertumbuhan. Perhitungan PDRB
berpangkal pada dua konsep utama, yaitu pendekatan supply dan pendekatan demand.
Pertumbuhan ekonomi dengan pendekatan supply bertumpu pada sudut pandang ekonomi
mikro. Pendekatan supply ini didukung oleh ekonom aliran klasik dan neoklasik. Salah satu
teori pertumbuhan ekonomi dengan pendekatan supply yang cukup komprehensif adalah
teori pertumbuhan Solow-Swan (Swan dalam Accinelli, 2007). Menurut teori ini,
pertumbuhan ekonomi tergantung pada pertambahan penyediaan faktor-faktor produksi
(penduduk, tenaga kerja, akumulasi modal) dan tingkat kemajuan teknologi. Selanjutnya
menurut teori ini, rasio modal-output (COR) dapat berubah dan bersifat dinamis.
Pertumbuhan ekonomi dengan pendekatan demand bertumpu pada pendekatan ekonomi
makro. Pendekatan demand sering diartikan dengan pendekatan pengeluaran. Pendekatan
demand ini dipelopori oleh ekonomi aliran Keynesian. Perkembangan pendekatan demand
lebih dikarenakan ketidakmampuan pendekatan supply dalam mengatasi kegagalan pasar
ekonomi dunia sekitar tahun 1900-1930-an (Gilarso, 1993). Menurut Keynes maka laju
pertumbuhan ekonomi yang paling ideal hanya mungkin didapatkan pada titik
keseimbangan supply-demand. Untuk mencapai dan menjaga keseimbangan tersebut,
Keynes mensyaratkan intervensi pemerintah. Semisal terjadi pengangguran, pemerintah
dapat memperbesar pengeluaran untuk proyek padat karya.
Salah satu metode yang cukup komprehensif menampilkan perhitungan PDRB
dengan pendekatan supply-demand secara bersamaan adalah analisis input-output.
Analisis ini dibangun oleh ketersediaan tabel input-output (I-O). Tabel I-O merupakan suatu
uraian statistik dalam bentuk matriks yang menyajikan kegiatan perekonomian suatu
daerah pada suatu periode tertentu. Analisis input-output adalah suatu analisis atas
perekonomian wilayah secara komprehensif karena melihat keterkaitan antarsektor
ekonomi di wilayah tersebut secara keseluruhan.
Untuk teori demografi, Donald J. Bogue (1969) di dalam bukunya yang berjudul
“Principles of Demography‟ mendefinisikan demografi sebagai ilmu yang mempelajari
secara statistik dan matematik tentang besar, komposisi dan distribusi penduduk, serta
perubahan-perubahan penduduk sepanjang masa melalui bekerjanya lima komponen
demografi yaitu kelahiran, kematian, perkawinan, migrasi, dan mobilitas sosial.
Oleh karena itu, masalah pengangguran yang berakar pada dua faktor fundamental
ekonomi-sosial, yaitu teori pertumbuhan ekonomi dan demografi, maka teori yang cukup
komprehensif menjelaskan keterkaitan tersebut adalah model pembangunan Lewis-Fei-

Critical Review Ekonomi Kota


2
Ranis yang cukup terkenal bagi negara-negara berkembang. Di dalam model Lewis-Fei-
Ranis, perekonomian yang belum berkembang meliputi dua sektor, yaitu sektor pertanian
subsistem tradisional yang dikarakterisir oleh produktivitas “surplus” tenaga kerja yang nol
atau amat rendah, dan sektor industri kota modern yang produktivitasnya tinggi, dimana
tenaga kerja dari sektor subsisten secara berangsur-angsur pindah ke sektor ini.
 Analisis Kebijakan untuk Mengatasi Masalah Pengangguran
Berbagai kebijakan yang digunakan untuk mengatasi masalah pengangguran
didentifikasi dengan analisis kecenderungan sistem dan analisis sensitivitas sistem.
Analisis kecenderungan sistem bertujuan untuk melihat perilaku sistem nyata
hingga akhir simulasi, tanpa adanya intervensi kebijakan. Berdasarkan hasil simulasi,
dengan besarnya rata-rata laju pertumbuhan permintaan akhir sebesar 18% di semua
sektor, tingkat pengangguran cenderung meningkat, sedangkan kecenderungan
pertumbuhan ekonomi relatif tetap dengan pertumbuhan penduduk sedikit menurun,
sehingga hasrat masyarakat untuk bermigrasi berkurang.
Analisis sensitivitas yaitu mengukur sejauh mana pengaruh perubahan-perubahan
variabel penting terhadap tingkat penganggran di Kota Palembang. Analisis sensitivitas
sistem dilakukan dengan mengukur pengaruh empat blok besar model terhadap tingkat
pengangguran yaitu pemintaan produksi, penawaran atau kapasitas produksi, penduduk,
dan kecukupan lahan budidaya. Pengukuran keempat blok ini ditujukan sebagai studi
komparatif untuk melihat apakah permintaan akhir merupakan komponen utama yang
mempengaruhi tingkat pengangguran atau justru komponen lain yang lebih signifikan
dalam menekan tingkat pengangguran di Kota Palembang.
a. Analisis Sensitivitas Permintaan Akhir Ekonomi
Analisis sensitivitas permintaan akhir ekonomi yang dilakukan adalah perubahan
pengeluaran pemerintah, perubahan ekspor, perubahan impor, dan perubahan
investasi. Sensitivitas perubahan permintaan tersebut mencakup tiap-tiap sektor
ekonomi. Berikut adalah hasil analisis sensitifitas permintaan akhir ekonomi.
Tabel 1. Pengaruh Permintaan Akhir Ekonomi terhadap Tingkat Pengangguran
Variabel Sektor
Perubahan Tani Industri Bangunan Perdagangan Perkantoran
Pengeluaran hampir tidak hampir tidak hampir tidak ada ada
Pemerintah
Ekspor hampir tidak ada hampir tidak ada ada
Impor hampir tidak ada hampir tidak ada ada
Investasi hampir tidak hampir tidak ada hampir tidak hampir tidak
Sumber: Hasil Analisa, 2015
b. Analisis Sensitivitas Efisiensi Teknologi
Analisis sensitivitas efisiensi teknologi dimaksudkan untuk mengukur sejauh
mana sensitivitas perubahan kapasitas produksi akibat perubahan teknologi
terhadap tingkat pengangguran di Kota Palembang. Semakin efisien teknologi

Critical Review Ekonomi Kota


3
yang diterapkan pada suatu aktivitas produksi ekonomi, maka penggunaan faktor
produksi tenaga kerja akan semakin berkurang.
c. Analisis Sensitivitas Migrasi Masuk
Analisis sensitivitas migrasi masuk dilakukan dengan skenario pembatasan
migrasi masuk. Skenario pembatasan yang digunakan adalah 50% dari jumlah
migrasi normal Analisis sensitivitas migrasi masuk dilakukan dengan skenario
pembatasan migrasi masuk. Skenario pembatasan yang digunakan adalah 50 %
dari jumlah migrasi normal. Berdasarkan hasil simulasi tampak bahwa kebijakan
pembatasan migrasi masuk cukup signifikan dalam menahan tingkat migrasi
masuk, tetapi tidak untuk menurunkan tingkat pengangguran.
d. Analisis Sensitivitas Kecukupan Lahan Budidaya
Analisis sensitivitas kecukupan lahan budidaya bertujuan untuk mengetahui
keterbatasan lahan-lahan budidaya dalam mempengaruhi tingkat pengangguran.
Sensitivitas kecukupan lahan ini dilakukan dengan melihat besar cadangan lahan
budidaya yang tercukupkan hingga akhir simulasi. Berdasarkan hasil simulasi,
ketersediaan lahan budidaya tidak sensitif mempengaruhi tingkat pengangguran
di Kota Palembang. Oleh karena itu, tidak diperlukan kebijakan peningkatan
paramater alih fungsi lahan RTH dan pertanian ke lahan budidaya maupun
kebijakan pembatasan maksimum pembangunan satu unit.
 Arahan Skenario Pengembangan Kebijakan Mengurangi Tingkat Penganguran
Berdasarkan hasil uji sensitivitas, diperoleh tiga komponen utama sebagai
determinan tingkat pengangguran di Kota Palembang, yaitu permintaan akhir ekonomi,
tingkat efisiensi teknologi dan migrasi.
Oleh karena itu, diperlukan pendekatan kebijakan yang komprehensif melalui suatu
paket kebijakan yang mampu mengoptimalkan berbagai faktor determinan secara
bersamaan. Berikut adalah empat arahan skenario paket kebijakan.
a. Skenario 1
Merupakan skenario dasar, tanpa intervensi kebijakan. Skenario ini berjalan jika
kondisi nyata yang terjadi antara tahun 2002-2006 terus berlangsung hingga
tahun 2015.
b. Skenario 2
Berupa peningkatan permintaan akhir melalui berbagai paket kebijakan laju
pertumbuhan permintaan akhir pada sektor-setor ekonomi yang paling
kontributif. Berdasarkan hasil simulasi pemodelan, Pemerintah Kota Palembang
saja belum cukup mampu untuk mengatasi permasalahan tingginya tingkat
pengangguran.
c. Skenario 3

Critical Review Ekonomi Kota


4
Skenario ketiga adalah skenario kedua yang ditambah dengan paket kebijakan
mengubah struktur perekonomian melalui instrumen tingkat efisiensi teknologi
pada proses produksi. Tujuan skenario ini adalah untuk meningkatkan
pertumbuhan ekonomi melalui keseimbangan supply-demand. Berdasarkan
hasil simulasi pemodelan, salah satu kendala dari kebijakan ini adalah
meningkatnya laju imigrasi masuk ke Kota Palembang. Besarnya imigrasi
masuk ini disebabkan karena daya tarik ekonomi Kota Palembang.
d. Skenario 4
Skenario keempat adalah skenario ketiga ditambah dengan kebijakan
pembatasan pertumbuhan angkatan kerja mencari kerja melalui instrumen
pembatasan migrasi masuk. Tujuan skenario ini adalah mengantisipasi
ancaman urbanisasi berdasarkan simulasi pada skenario 3. Dengan
pembangunan wilayah yang berbasiskan perekonomian, diharapkan terjadi
pergeseran fungsi-fungsi atau kegiatan-kegiatan dari Kota Palembang ke kota-
kota di sekitarnya. Salah satu konsep pembangunan kewilayahan yang dapat
dipakai adalah pendekatan kota ”Satelite and Neighbourhood plans”.

Gambar 1. Arahan Struktur Konsep Pembangunan Wilayah Kota Palembang


Sumber: Hasil Analisis, 2010

Kesimpulan
Masalah tingkat pengangguran di Kota Palembang dari tahun 2004 mengalami
peningkatan dari tahun ke tahun. Sehingga perlu adanya upaya dari pemerintah untuk
mengantisipasi permasalahan tersebut agar perkembangan ekonomi serta pembangunan
perkotaan bisa berjalan sesuai rencana. Oleh karena itu, peran kebijakan yang paling
efektif dan efisien untuk menurunkan tingkat pengangguran di Kota Palembang adalah
dengan menerapkan kebijakan komprehensif. Yaitu menerapkan kebijakan pada berbagai
variabel determinan secara bersamaan. Kebijakan yang paling optimal adalah dengan
menggabungkan secara bersamaan kebijakan perubahan permintaan akhir dengan
kebijakan perubahan teknologi proses produksi dan pembatasan migrasi masuk. Serta
peran dari Pemerintah Kota Palembang dan Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan

Critical Review Ekonomi Kota


5
diperlukan untuk saling bekerjasama dalam menekan tingkat pengangguran dan
pembangunan wilayah berbasis ekonomi.

II. CRITICAL REVIEW JURNAL


Jurnal “Pengangguran dan Pembangunan Perkotaan (Studi Kasus: Kota
Palembang)” secara keseluruhan penulis sudah memaparkan permasalahan, analisis,
serta solusi yang ditawarkan cukup baik. Penulis mampu menghubungkan keterkaitan
permasalahan tingkat pengangguran dengan kondisi perekonomian perkotaan dengan
beberapa variabel yang determinan. Serta saran untuk pemerintah dalam upaya
peningkatan pertumbuhan ekonomi melalui kekuatan internal dan eksternal dijelaskan
dengan cukup detail. Namun ada beberapa kekurangan pada jurnal tersebut, diantaranya
adalah:
a. Sumber Data
Sumber data yang digunakan dalam suatu penelitian merupakan hal yang mendasar
untuk mengetahui seberapa keakuratan data yang akan digunakan dalam menganalisis
permasalahan. Sumber data yang digunakan pada jurnal tidak cukup akurat dan
kurang. Data tidak cukup akurat dikarenakan, diantaranya seperti data tentang tingkat
perkembangan jumlah pengangguran, seharusnya darimana data tersebut diperoleh
harus dicantumkan supaya data tersebut tidak dinilai sebagai data yang subjektif.
Misalnya data tersebut diperoleh dari BPS Kota Palembang, maka sebaiknya diberi
keterangan. Data kurang, dikarenakan referensi sumber data/keseluruhan data banyak
menggunakan hasil analisis peneliti.
b. Metode Penelitian
Pada bagian pendahuluan jurnal, metode yang digunakan penulis dalam melakukan
penelitian tidak dijelaskan. Pada pendahuluan jurnal, hanya dijelaskan mengenai tujuan
penulisan serta sub pokok pembahasan isi jurnal. Karena tujuan dan sifat masalah
menentukan metode penelitian yang akakn digunakan. Metode penelitian mempunyai
tujuan dan karakteristik masing-masing. Diantaranya adalah:
a. Historical Research
b. Descriptive Research
c. Developmental Research
d. Case and Field Study Research
e. Correlational Research
f. Causal-Comparative Research
g. True Experimental Recearch
h. Quasy Experimental Research
i. Action Research

Critical Review Ekonomi Kota


6
Berdasarkan tujuan dan karakteristik penelitian, apabila ditarik suatu kesimpulan. Maka
penelitian pada jurnal bisa digolongkan termasuk kedalam metode Causal Comparative
Research, dikarenakan peneliti menguji data dengan menelusuri data yang sudah ada,
mencari sebab akibat, saling hubungan dan maknanya anatar variabel.
c. Tingkat Pembahasan Data
Pada jurnal, pembahasan data hasil analisis yang disajikan melalui gambar grafik yang
disajkan tidak terlalu jelas, angka yang ditampilkan terlalu kecil. Penyajian secara
kuantitatif tidak maksimal dan pembahasan terkait gambar grafik kurang mendalam
dalam proses analisisnya.

Serta dalam melakukan analisis data terkait tingkat pengangguran tidak melihat
karakteristik masyarakat sekitar yang ada. Fokus penelitian kurang spesifik. Sehingga
apabila lebih diperdalam pembahasannya bisa menambahkan variabel lain. Diantaranya
karakteristik masyarakat, tingkat inflasi, pertumbuhan upah, pertumbuhanekonomi, serta
peertumbuhan angkatan kerja.

Teori yang disampaikan cukup banyak, namun pembahasan teori hanya secara garis
besar saja.
d. Rekomendasi
Terkait dengan solusi serta rekomendasi yang ditawarkan oleh penulis unuk
menyelesaikan masalah tingkat pengangguran di Kota Palembang berupa pemaparan
yang apabila diimplementasikan mengalami beberapa hambatan. Namun peran
rekomendasi hanya ditujukan untuk pihak pemerintah saja karena terkait tentang

Critical Review Ekonomi Kota


7
kebijakan. Namun akan lebih baik apabila masing-masing stakeholder terkait untuk
membantu pemerintah yang mempunyai peran untuk menekan tingkat pengangguran
dijelaskan secara spesifik.

III. LESSON LEARNED


Lesson learned yang dapat diambil dari jurnal serta critical review adalah:

a. Komponen yang mempengaruhi tingkat pengangguran adalah komponen permintan


akhir, tingkat teknologi proses produksi, dan tingkat migrasi masuk. Serta perlunya
peran pemerintah Kota dengan pemerintah Provinsi untuk bekerjasama dalam
menekan tingkat pengangguran dengan peraturan kebijakan yang diterapkan.
b. Dalam masalah ketenagakerjaan terutama terkait dengan tingkat pengangguran
mampu mempengaruhi kinerja perekonomian kota dalam pembangunan. Masalah
pengangguran yang berakar pada dua faktor fundamental ekonomi-sosial, yaitu teori
pertumbuhan ekonomi dan demografi. Dalam konteks wilayah dan perkotaan
pertumbuhan ekonomi merupakan proses kenaikan pendapatan ekonomi suatu kota
(PDRB) dalam jangka panjang. Perhitungan PDRB berpangkal pada dua konsep
utama, yaitu pendekatan supply dan pendekatan demand. Pertumbuhan ekonomi
dengan pendekatan supply bertumpu pada sudut pandang ekonomi mikro.
Pertumbuhan ekonomi dengan pendekatan demand bertumpu pada pendekatan
ekonomi makro.

Critical Review Ekonomi Kota


8
DAFTAR PUSTAKA

Alghofari, Farid. 2010. Analisis Tingkat Pengangguran Indonesia. Semarang:


Universitas Diponegoro.

UPI Edu. 2011. Tugas dan Metode Dasar Penelitian.


http://file.upi.edu/Direktori/FPMIPA/JUR._PEND._BIOLOGI/19480818197
4121NONO_SUTARNO/POWER_POINT_METLIT/3.METODE_PENELIT
IAN.pdf (17, 03, 2015).

Critical Review Ekonomi Kota


9

You might also like