You are on page 1of 34

PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 11/PMK.

04/2019
TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 229/PMK.04/2017
TENTANG TATA CARA PENGENAAN TARIF BEA MASUK ATAS BARANG IMPOR BERDASARKAN
PERJANJIAN ATAU KESEPAKATAN INTERNASIONAL

Direktorat Kepabeanan Internasional dan Antar Lembaga


2019

Direktorat Jenderal Bea dan Cukai


Kementerian Keuangan RI
POKOK BAHASAN

Gambaran Umum FTA

Review PMK 229/PMK.04/2017

Poin Utama Perubahan

MoU Indonesia - Palestina

2 Direktorat Jenderal Bea dan Cukai


Kementerian Keuangan RI
GAMBARAN
UMUM

3 Direktorat Jenderal Bea dan Cukai


Kementerian Keuangan RI
FREE TRADE AGREEMENT 4

(Spaghetti Bowl Effect)

4 Directorate General of Customs and ExcIse, Ministry of Finance


FTA/PTA/EPA YANG TELAH BERJALAN DAN SEDANG DALAM PROSES PERUNDINGAN 5

PMK 229/PMK.04/2017 Perubahan PMK selanjutnya


FTA Indonesia NO FTA/PTA/EPA Ratification Entry Into Force
No FTA/EPA ASEAN+1 Entry Into Entry Into
Force Force
1. Protocol to Amend ASEAN-China FTA √ 2019
1. ASEAN FTA 1993 1993
2. Indonesia-Chile CEPA On going (Targeted 2019)
2. ASEAN-China FTA 2004 2005
3. ASEAN- Hong Kong FTA On going (Targeted 2019)
3. ASEAN-Korea FTA 2007 2007
4. Indonesia-Australia CEPA On going (Targeted 2019)
4. ASEAN-India FTA 2010 2010 5. Indonesia-EFTA CEPA On going (Targeted 2019)
5. ASEAN-Australia-New Zealand FTA 2010 2012
6. ASEAN-JAPAN Comprehensive Economic Partnership 2010 2018
PERUNDINGAN YANG DITARGETKAN SELESAI PADA 2019:
No PERUNDINGAN
1. Indonesia-Iran PTA
Entry Into
NO FTA/PTA/EPA BILATERAL Force 2. Indonesia-Nigeria PTA
3. Indonesia-Kenya PTA
1. Indonesia-Japan Economic Partnership 2008 4. Indonesia-Peru PTA
5. Indonesia-Turki CTEP
2. Indonesia-Pakistan Preferential Trade Agreement 2013
6. Indonesia-Mozambique PTA
7. Indonesia-Bangladesh PTA
8. Indonesia-Taiwan CA
PMK tentang Perubahan PMK 229/PMK.04/2017 9. Indonesia-European Union (EU) CEPA
Entry Into 10. Indonesia-Eurasian Economic Union (EAEU) FTA
NO FTA/PTA/EPA BILATERAL Force 11. Regional Comprehensive Economic Partnership (RCEP)
1. Indonesia-Palestine (MoU on Trade Facilitation for Certain 2018 12. Indonesia-Korea CEPA
Products) 13. General Review Indonesia-Japan EPA
2. First Protocol to Amend AANZFTA 2019 14. Review Indonesia-Pakistan PTA

5 Directorate General of Customs and ExcIse, Ministry of Finance


DATA IMPOR INDONESIA 6

Sumber : DJBC (2015 s.d. 2018)

ASEAN- ASEAN- ASEAN-


KOMODITI IJEPA ATIGA IP-PTA AANZ
China India Korea
Bahan baku
74,40% 68% 9,60% 61,60% 70,08% 82,90% 67,70%
dan penolong
Barang-barang
17,40% 10,30% - 19,70% 14% 7,90% 0,60%
modal
Barang-barang Sumber : DJBC (2018)
8,10% 21,60% 90,40% 18,80% 15,20% 9,20% 31,70%
konsumsi
6 Directorate General of Customs and ExcIse, Ministry of Finance
PMK 229/PMK.04/2017

7 Direktorat Jenderal Bea dan Cukai


Kementerian Keuangan RI
Review 229 8

Tujuan
Pembaharuan dan Fleksibilitas yang
Memberikan kepastian hukum dalam pelaksanaan skema FTA di Diberikan dalam Rangka Fasilitasi
Indonesia Perdagangan :
1. Pemberlakuan electronic Form D, yaitu
memberikan fasilitasi penyampaian SKA
Form D (ATIGA) secara elektronik
Mengakomodasi perubahan terkait ROO, OCP, maupun (paperless);
ketentuan perundangan nasional
2. Pengaturan jangka waktu penyerahaan
SKA dengan memberikan fleksibilitas jangka
waktu dibandingkan dengan ketentuan
Kesepahaman dalam penafsiran ROO, termasuk di dalamnya internasional dengan tetap berpedoman pada
adalah OCP PMK yang sudah ada (PMK 228);
3. Pemberlakuan tarif preferensi di Kawasan
Bebas, yaitu pemberian tarif yang lebih
rendah atas pengeluaran barang di Kawasan
Panduan dalam penelitian SKA Bebas (Batam, Bintan, Karimun, Sabang);
4. Pemberlakuan ASEAN Japan CEPA, yaitu
pemberian tarif yang lebih rendah untuk
barang impor dari Jepang dan ASEAN;
Panduan dalam pemanfaatan tarif preferensi 5. Pengaturan pengenaan tarif preferensi di
TPB dan PLB, yaitu pemberian tarif yang
lebih rendah di TPB dan PLB dengan
mengakui SKA pada awal pemasukan
barang;
6. Pemberian tarif yang lebih
menguntungkan (lebih rendah) bagi
Penandatanganan Pengundangan Pemberlakuan pengusaha apabila terdapat besaran tarif
(29 Desember 2017) (29 Desember 2017) (28 Januari 2018) yang berbeda antara tarif yang berlaku umum
dengan tarif SKA
7. Pengenaan sanksi atas tindakan
pemalsuan SKA untuk memberikan
kepastian hukum.

8 Directorate General of Customs and ExcIse, Ministry of Finance


Review 229 9

MFN dan Tarif Preferensi

JENIS PMK TARIF


TARIF BEA 1. ATIGA --> PMK 25/2017

MASUK
2. ACFTA --> PMK 26/2017
3. AKFTA --> PMK 24/2017
4. IJEPA --> PMK 30/2017
5. AIFTA --> PMK 27/2017
6. AANZFTA --> PMK 28/2017
7. IPPTA --> PMK 29/2017
8. AJCEP --> PMK 18/2018

MFN PREFERENSI a. izin usaha;


b. pemasukan dan sekaligus pengeluaran ke
TLDDP;
… c. IT Inventory
d. akses kepabeanan; dan
e. menyampaikan konversi bahan baku menjadi
barang jadi dan blueprint proses produksi
Kawasan
PIB TPB PLB Bebas

9 Directorate General of Customs and ExcIse, Ministry of Finance


Review 229 10

Langkah-langkah Mendapatkan Tarif Preferensi :

1. Identify your goods


(HS Code) The product is covered
by FTA

2. Identify whether the


importing country is Party The product comply with
of FTA or not the Rules of Origin Documentary
Evidence
Satisfy Origin
of Origin
Criteria
Satisfy
3. If yes, check Consignment Criteria
the Agreement

Satisfy
Procedural
Provision
Preferential Tariff given
Preferential Tariff not given
= MFN

10 Directorate General of Customs and ExcIse, Ministry of Finance


BESARAN UTAMA PERMASALAHAN FTA YANG MENGAKIBATKAN SPTNP 11

1.Asas Presentasi

1.Third Party/Country
Invoicing

Direct Consignment

11 Directorate General of Customs and ExcIse, Ministry of Finance


BESARAN UTAMA PERMASALAHAN FTA YANG MENGAKIBATKAN SPTNP 12

1.Third Party/Country
Asas Presentasi Direct Consignment
Invoicing
•PMK 11/2019 tidak •Telah dilakukan •Dalam PMK 229/2017
melakukan perubahan penyesuaian terhadap dan PMK 11/2019 telah
secara langsung kesepakatan memberikan fleksibiltas
terhadap ketentuan internasional baru. dibandingkan PMK
asas presentasi dalam sebelumnya (PMK
Ps. 10 PMK 229/2017 205/2015)
karena telah
memberikan
fleksibilitas penyerahan
dibandingkan dengan
ketentuan internasional
dan telah sesuai
dengan ketentuan
domestik terkait (PMK
228/2015).

12 Directorate General of Customs and ExcIse, Ministry of Finance


POIN UTAMA PERUBAHAN

13 Direktorat Jenderal Bea dan Cukai


Kementerian Keuangan RI
List Point Utama Perubahan 14

1. First Protocol to Amend the Agreement Establishing AANZ FTA


1.1. Form AANZ (Pencantuman FOB hanya untuk RVC)
1.2 Lembar Lanjutan
1.3 Origin Criteria
2. Form E yang diterbitkan RRC : GACC
3. Third Country/Party Invoicing
4. SKA Secara Elektronik
5. Hasil Cetak/Pindaian e-Form D
6. Retroactive Check atas Keraguan Consignment Criteria
7. Verification Visit
8. Tarif Preferensi Tanpa SKA
9. MoU on Trade Facilitation Indonesia–Palestine

14 Directorate General of Customs and ExcIse, Ministry of Finance


First Protocol to Amend the Agreement Establishing AANZ FTA Poin Utama Perubahan
15 1

Pasal 27A

AANZ FTA

Tanggal Penerbitan SKA :


Tata cara penelitian SKA menggunakan: Tata cara penelitian SKA menggunakan:
PMK 229/PMK.04/2017

1 Maret 2019
PMK 11/PMK.04/2019

“Berlaku Efektif untuk SKA yang Diterbitkan


per 1 Maret 2019”

15 Directorate General of Customs and ExcIse, Ministry of Finance


Perubahan SKA Form AANZ (Pencantuman FOB hanya untuk RVC) Poin Utama Perubahan
16 1.1

Lama Baru
First Protocol to Amend the Agreement Establishing AANZ FTA

16 Directorate General of Customs and ExcIse, Ministry of Finance


Perubahan SKA Form AANZ (Pencantuman FOB hanya untuk RVC) Poin Utama Perubahan
17 1.1

Lama Baru
First Protocol to Amend the Agreement Establishing AANZ FTA

17 Directorate General of Customs and ExcIse, Ministry of Finance


Penambahan Continuation Sheet Untuk Lampiran SKA Form AANZ Poin Utama Perubahan
18 1.2

Baru
Apabila SKA lebih dari 1 (satu) lembar, First Protocol to Amend the Agreement Establishing AANZ FTA

untuk lembar lanjutan bisa menggunakan :


1. SKA Form AANZ FTA, atau
2. Continuation Sheet.

18 Directorate General of Customs and ExcIse, Ministry of Finance


Perubahan Konsep Origin Criteria AANZ FTA Poin Utama Perubahan
19 1.3

ORIGIN CRITERIA AANZ FTA

Lama Baru
PMK 229 Revisi PMK 229
First Protocol to Amend the Agreement Establishing AANZ FTA

1. WO 1. WO
2. PE 2. PE
3. Not WO: 3. Not WO:
− RVC PSR  CTC, RVC and
− CTH Specific Process
- PSR (CTC, RVC and
Specific Process)

“Dalam konsep origin criteria yang baru, Value Added Rule dan Change in Tariff
Classification dihilangkan dan dileburkan ke dalam origin criteria PSR”

19 Directorate General of Customs and ExcIse, Ministry of Finance


Form E yang diterbitkan RRC : GACC Poin Utama Perubahan
20 2

Lamp I B: ACFTA

 Diterbitkan oleh General Administration of Customs of The


People’s Republic of China (GACC).
 Diterbitkan mulai tanggal 20 Agustus 2018.
 Sistem keamanan (security features) berupa logo dengan
ketentuan sebagai berikut:
 Terlihat apabila dikenai sinar lampu ultraviolet (UV);
 Terletak di sudut kanan atas (3 mm dari sisi atas dan sisi
kanan Form E);
 Dimensi ukuran 12,5 mm x 12 mm.

20 Directorate General of Customs and ExcIse, Ministry of Finance


Form E yang diterbitkan RRC : Masa berlaku Poin Utama Perubahan
21 2

Lampiran I B

AQSIQ = General Administration of Quality Supervision, Inspection and Quarantine of the People’s Republic of China.
CCPIT = China Council for the Promotion of International Trade
GACC = General Administration of Customs of the People’s Republic of China

Masa Berlaku 1 Tahun

Setelah 20 Agustus 2018 masih dimungkinkan diterima SKA


Form E yang diterbitkan oleh AQSIQ
AQSIQ
CCPIT
GACC

20 Agustus 2018 20 Agustus 2019

Penerbitan

Penerimaan SKA oleh DJBC

21 Directorate General of Customs and ExcIse, Ministry of Finance


Penyesuaian Ketentuan Third Country/Party Invoicing Poin Utama Perubahan
22 3

Tiga Jenis skema Third Country/Party Invoicing


Contoh yang dipergunakan menggunakan Form E

Kirim Invoice

Skema 1: Importir Eksportir Eksportir

FORM E
invoice terbitkan oleh negara anggota A Pesan B Pesan C
Indonesia Singapore China

Kirim Barang

Kirim Invoice

Skema 2 :
Importir Eksportir
Invoice diterbitkan oleh perusahaan
yang berbeda di negara yang sama
A Pesan B Kolom 13 SKA tidak wajib
Indonesia China
dicentang/diberikan tanda
Pesan Third Country/Party Invocing.
Eksportir
Diberlakukan terhadap

FORM E
Kirim Barang C
China SKA yang diterbitkan per
tanggal berlakunya PMK

Kirim Invoice
Skema 3 :
Invoice diterbitkan oleh negara Importir Eksportir Eksportir

FORM E
bukan anggota A Pesan B Pesan C
Indonesia Amerika China

Kirim Barang

22 Directorate General of Customs and ExcIse, Ministry of Finance


Penambahan Pasal Untuk Mengakomodasi Pertukaran SKA Secara Elektronik Poin Utama Perubahan
23 4

Pasal 10A dan 11A

Apakah Ada e-SKA selain e-Form D?

Di dalam Revisi PMK 229 telah dibuka ruang untuk melakukan pertukaran data secara elektronik, sehingga
jika terdapat perjanjian atau kesepakatan yang mengatur ini lebih lanjut, dimungkinkan SKA
dapat disampaikan secara elektronik oleh Instansi Penerbit SKA kepada Kantor Pabean.

Tata cara importasi dan penelitiannya dilaksanakan sesuai e-Form D.

Ministry of Trade

Negara Lain

SKA
Exporter

SKA
Importer Customs
23 Directorate General of Customs and ExcIse, Ministry of Finance
Penambahan Kondisi Permintaan Hasil Cetak/Pindaian e-Form D Poin Utama Perubahan
24 5

Pasal 11 Ayat (2)

Bagaimana penerapan e-Form D terhadap kantor


yang tidak memiliki Sistem Komputer Pelayanan
(SKP)?

e-Form D
Pejabat Bea Cukai Hasil Cetak / Pindaian e-Form D
1. SKP belum tersedia meminta hasil
2. Gangguan sistem cetak atau
3. Kegagalan sistem pindaian e-Form D

Validitas e-Form D dapat dibuktikan melalui tracking ke website


INSW dengan alamat :

https://apps1.insw.go.id/tracking-atiga/index.php

Tidak memerlukan password untuk akses ke web tracking tersebut

24 Directorate General of Customs and ExcIse, Ministry of Finance


MoU on Trade Facilitation Indonesia–Palestine (Perpres No. 34 Tahun 2018) Poin Utama Perubahan
25 9

•• MoUbersifat
MoU bersifat Jenis Komoditi :
UNILATERAL
UNILATERAL
• Hanya barang ekspor
• dari
HanyaPalestina
barangke
Indonesia yang
ekspor dari (HS: 1509.10.10) (HS: 1509.10.90)
diberikan tarif (HS: 0804.10.00)
Palestina*)ke
preferensi Korma; segar atau dikeringkan
• Minyak zaitun dan fraksinya, • Minyak zaitun dan fraksinya,
• Indonesia
Tidak berlakuyang
untuk
diberikan
barang eliminasi
ekspor dimurnikan maupun tidak, tetapi dimurnikan maupun tidak,
tarif bea ke
Indonesia masuk tidak dimodifikasi secara kimia, tetapi tidak dimodifikasi secara
Palestina
Virgin, dalam kemasan dengan kimia, Virgin, selain 1509.10.10
• Tidak berlaku
*) Dalam
untuk MoU,barang
pengertian berat bersih tidak melebihi 30 kg
eliminasi tarif sama dengan
ekspor
tarif preferensiIndonesia
ke Palestina

25 Directorate General of Customs and ExcIse, Ministry of Finance


Ketentuan Asal Barang MoU on Trade Facilitation Indonesia–Palestine Poin Utama Perubahan
26 9

Syarat dan tata cara untuk mendapatkan Tarif Preferensi sama dengan syarat dan tata cara
FTA lainnya.

Harus memenuhi : Kriteria Asal Barang (Origin Criteria) dalam


Skema MoU Indonesia-Palestina :

Ketentuan Asal Barang 1. Wholly Obtained atau Produced (WO)

Kriteria Asal Barang 2. Not Wholly Obtained atau Produced


a. Total nilai Bahan Non-Originating tidak
lebih dari 65% (enam puluh lima
Kriteria Pengiriman
persen) nilai Ex-Works
b. Change in Tariff Heading (CTH)
Ketentuan Prosedural
c. Product Specific Criteria

Catatan :
• Dasar nilai incoterm yang digunakan ex-works
• Untuk saat ini daftar PSR masih kosong (belum ada komoditi
WAJIB DIPENUHI yang dimasukkan dalam PSR, sehingga tidak diperlukan
SELURUHNYA !! penelitian daftar PSR).

26 Directorate General of Customs and ExcIse, Ministry of Finance


MoU on Trade Facilitation Indonesia–Palestine Poin Utama Perubahan
27 9

Third Party “Saat ini belum diatur mekanisme Third


Party Invoicing di MoU Indonesia-
Invoicing Palestina (Form P)”

Artinya : Penjualan atau kegiatan ekspor harus dilakukan oleh perusahaan yang
berada di Palestina

27 Directorate General of Customs and ExcIse, Ministry of Finance


Format SKA Form P MoU on Trade Facilitation Indonesia–Palestine Poin Utama Perubahan
28 9

28 Directorate General of Customs and ExcIse, Ministry of Finance


MoU Indonesia - Palestina

29 Direktorat Jenderal Bea dan Cukai


Kementerian Keuangan RI
III. MoU Indonesia - Palestina

1. Wholly Obtained atau Produced


Origin Criteria

a. Total nilai Bahan Non-Originating


2. Not Wholly tidak lebih dari 65% (enam puluh
Obtained lima persen) nilai Ex-Works

atau b. Change in Tariff Heading (CTH)


Produced
c. Product Specific Criteria

30 Direktorat Jenderal Bea dan Cukai


Kementerian Keuangan RI
III. MoU Indonesia - Palestina
Origin Criteria

31 Direktorat Jenderal Bea dan Cukai


Kementerian Keuangan RI
III. MoU Indonesia - Palestina

Consignment Criteria Dalam hal pengiriman barang


impor melalui transit atau
transshipment di negara
Exporting Country Importing
Importing Country
Country perantara selain Negara
Anggota, kriteria pengiriman
langsung wajib dibuktikan
dengan dokumen:
1. Through Bill of Lading/Airway
Bill yang diterbitkan di
Palestina; atau
2. dokumen atau informasi
Exporting Country Importing
Importing Country
Country
lainnya yang diberikan oleh
otoritas pabean dari negara
transit atau entitas relevan
lainnya, yang membuktikan
Transiting Country bahwa barang tidak
mengalami kegiatan selain
bongkar, muat, dan kegiatan
lainnya untuk menjaga
kualitas barang di negara
selain Negara Anggota.

32 Direktorat Jenderal Bea dan Cukai


Kementerian Keuangan RI
III. MoU Indonesia - Palestina

Procedural Provision
a. ukuran kertas ISO A4 sesuai dengan format SKA Form P;
b. penandatanganan SKA Form P oleh pemohon/eksportir;
c. penandatanganan SKA Form P dan stempel oleh Instansi Penerbit SKA Form P;
d. SKA Form P diterbitkan sebelum atau pada saat atau dalam jangka waktu 3
(tiga) hari kerja setelah Tanggal Pengapalan atau Tanggal Eksportasi;
e. pemberian tanda “ISSUED RETROSPECTIVELY” pada kolom 11 SKA Form P
dalam hal SKA Form P diterbitkan lebih dari 3 (tiga) hari kerja, namun tidak lebih
dari 12 (dua belas) bulan sejak Tanggal Pengapalan atau Tanggal Eksportasi;
f. pengisian kolom-kolom lainnya pada SKA Form P sesuai dengan Overleaf
Notes;
g. perbaikan atau pembetulan kesalahan penulisan dalam SKA Form P dilakukan
dengan mencoret (striking out) pada data yang salah dan membuat perbaikan
atau pembetulan yang diperlukan;
h. tanda/tulisan/cap “CERTIFIED TRUE COPY” pada SKA pengganti dimuat di
kolom 13.

33 Direktorat Jenderal Bea dan Cukai


Kementerian Keuangan RI
TERIMA KASIH

Direktorat Jenderal Bea dan Cukai


Kementerian Keuangan RI

You might also like