Professional Documents
Culture Documents
PMK 11 Tahun 2019
PMK 11 Tahun 2019
04/2019
TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 229/PMK.04/2017
TENTANG TATA CARA PENGENAAN TARIF BEA MASUK ATAS BARANG IMPOR BERDASARKAN
PERJANJIAN ATAU KESEPAKATAN INTERNASIONAL
Tujuan
Pembaharuan dan Fleksibilitas yang
Memberikan kepastian hukum dalam pelaksanaan skema FTA di Diberikan dalam Rangka Fasilitasi
Indonesia Perdagangan :
1. Pemberlakuan electronic Form D, yaitu
memberikan fasilitasi penyampaian SKA
Form D (ATIGA) secara elektronik
Mengakomodasi perubahan terkait ROO, OCP, maupun (paperless);
ketentuan perundangan nasional
2. Pengaturan jangka waktu penyerahaan
SKA dengan memberikan fleksibilitas jangka
waktu dibandingkan dengan ketentuan
Kesepahaman dalam penafsiran ROO, termasuk di dalamnya internasional dengan tetap berpedoman pada
adalah OCP PMK yang sudah ada (PMK 228);
3. Pemberlakuan tarif preferensi di Kawasan
Bebas, yaitu pemberian tarif yang lebih
rendah atas pengeluaran barang di Kawasan
Panduan dalam penelitian SKA Bebas (Batam, Bintan, Karimun, Sabang);
4. Pemberlakuan ASEAN Japan CEPA, yaitu
pemberian tarif yang lebih rendah untuk
barang impor dari Jepang dan ASEAN;
Panduan dalam pemanfaatan tarif preferensi 5. Pengaturan pengenaan tarif preferensi di
TPB dan PLB, yaitu pemberian tarif yang
lebih rendah di TPB dan PLB dengan
mengakui SKA pada awal pemasukan
barang;
6. Pemberian tarif yang lebih
menguntungkan (lebih rendah) bagi
Penandatanganan Pengundangan Pemberlakuan pengusaha apabila terdapat besaran tarif
(29 Desember 2017) (29 Desember 2017) (28 Januari 2018) yang berbeda antara tarif yang berlaku umum
dengan tarif SKA
7. Pengenaan sanksi atas tindakan
pemalsuan SKA untuk memberikan
kepastian hukum.
MASUK
2. ACFTA --> PMK 26/2017
3. AKFTA --> PMK 24/2017
4. IJEPA --> PMK 30/2017
5. AIFTA --> PMK 27/2017
6. AANZFTA --> PMK 28/2017
7. IPPTA --> PMK 29/2017
8. AJCEP --> PMK 18/2018
Satisfy
Procedural
Provision
Preferential Tariff given
Preferential Tariff not given
= MFN
1.Asas Presentasi
1.Third Party/Country
Invoicing
Direct Consignment
1.Third Party/Country
Asas Presentasi Direct Consignment
Invoicing
•PMK 11/2019 tidak •Telah dilakukan •Dalam PMK 229/2017
melakukan perubahan penyesuaian terhadap dan PMK 11/2019 telah
secara langsung kesepakatan memberikan fleksibiltas
terhadap ketentuan internasional baru. dibandingkan PMK
asas presentasi dalam sebelumnya (PMK
Ps. 10 PMK 229/2017 205/2015)
karena telah
memberikan
fleksibilitas penyerahan
dibandingkan dengan
ketentuan internasional
dan telah sesuai
dengan ketentuan
domestik terkait (PMK
228/2015).
Pasal 27A
AANZ FTA
1 Maret 2019
PMK 11/PMK.04/2019
Lama Baru
First Protocol to Amend the Agreement Establishing AANZ FTA
Lama Baru
First Protocol to Amend the Agreement Establishing AANZ FTA
Baru
Apabila SKA lebih dari 1 (satu) lembar, First Protocol to Amend the Agreement Establishing AANZ FTA
Lama Baru
PMK 229 Revisi PMK 229
First Protocol to Amend the Agreement Establishing AANZ FTA
1. WO 1. WO
2. PE 2. PE
3. Not WO: 3. Not WO:
− RVC PSR CTC, RVC and
− CTH Specific Process
- PSR (CTC, RVC and
Specific Process)
“Dalam konsep origin criteria yang baru, Value Added Rule dan Change in Tariff
Classification dihilangkan dan dileburkan ke dalam origin criteria PSR”
Lamp I B: ACFTA
Lampiran I B
AQSIQ = General Administration of Quality Supervision, Inspection and Quarantine of the People’s Republic of China.
CCPIT = China Council for the Promotion of International Trade
GACC = General Administration of Customs of the People’s Republic of China
Penerbitan
Kirim Invoice
FORM E
invoice terbitkan oleh negara anggota A Pesan B Pesan C
Indonesia Singapore China
Kirim Barang
Kirim Invoice
Skema 2 :
Importir Eksportir
Invoice diterbitkan oleh perusahaan
yang berbeda di negara yang sama
A Pesan B Kolom 13 SKA tidak wajib
Indonesia China
dicentang/diberikan tanda
Pesan Third Country/Party Invocing.
Eksportir
Diberlakukan terhadap
FORM E
Kirim Barang C
China SKA yang diterbitkan per
tanggal berlakunya PMK
Kirim Invoice
Skema 3 :
Invoice diterbitkan oleh negara Importir Eksportir Eksportir
FORM E
bukan anggota A Pesan B Pesan C
Indonesia Amerika China
Kirim Barang
Di dalam Revisi PMK 229 telah dibuka ruang untuk melakukan pertukaran data secara elektronik, sehingga
jika terdapat perjanjian atau kesepakatan yang mengatur ini lebih lanjut, dimungkinkan SKA
dapat disampaikan secara elektronik oleh Instansi Penerbit SKA kepada Kantor Pabean.
Ministry of Trade
Negara Lain
SKA
Exporter
SKA
Importer Customs
23 Directorate General of Customs and ExcIse, Ministry of Finance
Penambahan Kondisi Permintaan Hasil Cetak/Pindaian e-Form D Poin Utama Perubahan
24 5
e-Form D
Pejabat Bea Cukai Hasil Cetak / Pindaian e-Form D
1. SKP belum tersedia meminta hasil
2. Gangguan sistem cetak atau
3. Kegagalan sistem pindaian e-Form D
https://apps1.insw.go.id/tracking-atiga/index.php
•• MoUbersifat
MoU bersifat Jenis Komoditi :
UNILATERAL
UNILATERAL
• Hanya barang ekspor
• dari
HanyaPalestina
barangke
Indonesia yang
ekspor dari (HS: 1509.10.10) (HS: 1509.10.90)
diberikan tarif (HS: 0804.10.00)
Palestina*)ke
preferensi Korma; segar atau dikeringkan
• Minyak zaitun dan fraksinya, • Minyak zaitun dan fraksinya,
• Indonesia
Tidak berlakuyang
untuk
diberikan
barang eliminasi
ekspor dimurnikan maupun tidak, tetapi dimurnikan maupun tidak,
tarif bea ke
Indonesia masuk tidak dimodifikasi secara kimia, tetapi tidak dimodifikasi secara
Palestina
Virgin, dalam kemasan dengan kimia, Virgin, selain 1509.10.10
• Tidak berlaku
*) Dalam
untuk MoU,barang
pengertian berat bersih tidak melebihi 30 kg
eliminasi tarif sama dengan
ekspor
tarif preferensiIndonesia
ke Palestina
Syarat dan tata cara untuk mendapatkan Tarif Preferensi sama dengan syarat dan tata cara
FTA lainnya.
Catatan :
• Dasar nilai incoterm yang digunakan ex-works
• Untuk saat ini daftar PSR masih kosong (belum ada komoditi
WAJIB DIPENUHI yang dimasukkan dalam PSR, sehingga tidak diperlukan
SELURUHNYA !! penelitian daftar PSR).
Artinya : Penjualan atau kegiatan ekspor harus dilakukan oleh perusahaan yang
berada di Palestina
Procedural Provision
a. ukuran kertas ISO A4 sesuai dengan format SKA Form P;
b. penandatanganan SKA Form P oleh pemohon/eksportir;
c. penandatanganan SKA Form P dan stempel oleh Instansi Penerbit SKA Form P;
d. SKA Form P diterbitkan sebelum atau pada saat atau dalam jangka waktu 3
(tiga) hari kerja setelah Tanggal Pengapalan atau Tanggal Eksportasi;
e. pemberian tanda “ISSUED RETROSPECTIVELY” pada kolom 11 SKA Form P
dalam hal SKA Form P diterbitkan lebih dari 3 (tiga) hari kerja, namun tidak lebih
dari 12 (dua belas) bulan sejak Tanggal Pengapalan atau Tanggal Eksportasi;
f. pengisian kolom-kolom lainnya pada SKA Form P sesuai dengan Overleaf
Notes;
g. perbaikan atau pembetulan kesalahan penulisan dalam SKA Form P dilakukan
dengan mencoret (striking out) pada data yang salah dan membuat perbaikan
atau pembetulan yang diperlukan;
h. tanda/tulisan/cap “CERTIFIED TRUE COPY” pada SKA pengganti dimuat di
kolom 13.