MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA
PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 70/M-DAG/PER/9/2015
TENTANG
ANGKA PENGENAL IMPORTIR
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA,
Menimbang : a. bahwa Pemerintah telah menerbitkan Peraturan Menteri
Perdagangan Nomor 27/M-DAG/PER/5/2012 tentang
Ketentuan Angka Pengenal Importir (API) sebagaimana telah
diubah beberapa kali terakhir dengan Peraturan Menteri
Perdagangan Nomor 84/M-DAG/PER/ 12/2012;
b. bahwa ketentuan Angka Pengenal Importir (API) sebagaimana
diatur dalam Peraturan Menteri Perdagangan Nomor
27/M-DAG/PER/5/2012 tentang Ketentuan Angka Pengenal
Importir (API) sebagaimana telah diubah beberapa kali
terakhir dengan Peraturan Menteri Perdagangan Nomor
84/M-DAG/PER/12/2012 dinilai sudah tidak relevan;
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebageimana dimaksud
dalam huruf a dan huruf b, serta untuk melaksanakan
ketentuan Pasal 45 ayat (3) Undang-Undang Nomor 7 Tahun
2014 tentang Perdagangan, perlu mencabut Peraturan Menteri
Perdagangan Nomor 27/M-DAG/PER/5/2012 __ tentang
Ketentuan Angka Pengenal Importir (API) sebagaimana telah
diubah beberapa kali terakhir dengan Peraturan Menteri
Perdagangan Nomor 84/M-DAG/PER/ 12/2012 dan mengatur
kembali ketentuan Angka Pengenal Importir;
d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud
dalam huruf a, huruf b, dan huruf ¢, perlu menetapkan
Peraturan Menteri Perdagangan tentang Angka Pengenal
Importir;
Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1982 tentang Wajib Daftar
Perusahaan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
1982 Nomor 7, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 3214);
2. Undang-Undang Nomor 7 tahun 1994 tentang Pengesahan
Agreement Establishing The World Trade Organization
(Persetujuan Pembentukan Organisasi Perdagangan Dunia),
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1994 Nomor
57, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
3364);10.
il.
Peraturan Menteri Perdagangan R.I.
Nomor 70/M-DAG/PER/9/2015
Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1995 tentang Kepabeanan
{Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1995 Nomor 75
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
3612) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang
Nomor 17 Tahun 2006 (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2006 Nomor 93, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4661);
Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999 tentang Larangan
Praktek Monopoli den Persaingen Usaha Tidak Sehat
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor
33, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
3817);
Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2000 tentang Penetapan
Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 1
Tahun 2000 tentang Kawasan Perdagangan Bebas Dan
Pelabuhan Bebas menjadi Undang-Undang (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 251, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4053)
sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 44
Tahun 2007 {Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2007 Nomor 130, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4775);
Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman
Modal (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007
Nomor 67, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4724);
Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan
Terbatas (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007
Nomor 106, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4756);
Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian
Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008
Nomor 166, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4916);
Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2014 tentang Perindustrian
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 4,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
5492);
Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2014 tentang Perdagangan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor
45, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
5512);
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 _ tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah diubah
beberapa kali terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9
Tahun 2015 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5679);
. Peraturan Presiden Nomor 27 Tahun 2009 tentang Pelayanan
Terpadu Satu Pintu di Bidang Penanaman Modal;
. Keputusan Presiden Nomor 121/P Tahun 2014 tentang
Pembentukan Kementerian dan Pengangkatan Menteri Kabinet
Kerja Tahun 2014-2019;
2Menetapkan
Peraturan Menteri Perdagangan Rl.
Nomor 70/M-DAG/PER/9/2015
14, Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2015 tentang Organisasi
Kementerian Negara;
15. Peraturan Presiden Nomor 48 Tahun 2015 tentang
Kementerian Perdagangan;
16. Keputusan Presiden Nomor 79/P Tahun 2015 tentang
Penggantian Beberapa Menteri Negara Kabinet Kerja Periode
Tahun 2014-2019;
17, Peraturan Menteri Perdagangan Nomor
28/M-DAG/PER/6/2009 tentang Ketentuan Pelayanan
Perijinan Ekspor dan Impor dengan Sistem Elektronik
Melalui INATRADE Dalam Kerangka indonesia National Single
Window,
18. Peraturan Menteri Perdagangan Nomor
31/M-DAG/PER/7/2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Kementerian Perdagangan sebagaimana telah diubah dengan
Peraturan Menteri Perdagangan ‘Nomor
57/M-DAG/PER/8/2012;
19. Peraturan Menteri Perdagangan Nomor
48/M-DAG/PER/7/2015 tentang Ketentuan Umum di
Bidang Impor;
MEMUTUSKAN;
PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN TENTANG ANGKA
PENGENAL IMPORTIR.
Pasal 1
Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan:
1. Impor adalah kegiatan memasukkan barang ke dalam daerah
pabean Indonesia.
2. Angka Pengenal Importir, yang selanjutnya disingkat API
adalah tanda pengenal sebagai importir.
3. Importir adalah orang perorangan atau badan usaha yang
berbentuk badan hukwm atau bukan badan hukum yang
melakukan kegiatan impor.
4. Penanaman Modal adalah segala bentuk kegiatan menanam
modal, baik oleh penanam modal dalam negeri maupun.
penanam modal asing untuk melakukan usaha di wilayah
negara Republik Indonesia,
5. Penanaman Modal Dalam Negeri adalah kegiatan menanam
modal untuk melakukan usaha di wilayah negara Republik
Indonesia yang dilakukan oleh penanam modal dalam negeri
dengan menggunakan modal dalam negeri.
6. Penanaman Modal Asing adalah kegiatan menanam modal
‘untuk melakukan usaha di wilayah negara Republik Indonesia
yang dilakukan oleh penanam modal asing, baik yang
menggunakan modal asing sepenuhnya maupun yang
‘berpatungan dengan penanam modal dalam negeri.
7. Pemerintah Pusat, yang selanjutnya disebut Pemerintah
adalah Presiden Republik Indonesia yang memegang
kekuasaan pemerintahan negara Republik Indonesia
sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945.