Professional Documents
Culture Documents
Disusun oleh :
Ali Mudin
1534020004
Dosen Pengampu :
2016
ALI MUDIN 1
KATA PENGANTAR
Puji Syukur kami Panjatkan kehadirat Allah SWT, berkat Rahmat-Nya kami mampu
menyelesaikan tugas makalah ini guna memenuhi tugas mata kuliah Manajemen Sumber
Daya Manusia
Dalam penyusunan tugas ini, tidak sedikit hambatan yang kami (penulis) hadapi.
Namun kami (penulis) menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan materi ini tidak lain
berkat bantuan, dorongan, dan bimbingan orang tua dan kerabat, sehingga kendala-kendala
yang penulis hadapi dapat teratasi.
Makalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu mengenai Analisis
Pekerjaan Dan Rancangan Pekerjaan Dan Perencanaan Dan Pengembangan Karir yang kami
sajikan berdasarkan pengamatan dari berbagai sumber informasi, dan Refrensi.
Semoga makalah ini, dapat memberikan wawasan yang lebih luas dan menjadi
penambahan pemikiran mengenai Analis Pekerjaan Dan Rancangan Pekerjaan Dan
Perencanaan Dan Pengembangan Karir, khususnya para Mahasiswa Universitas 17 Agustus
1945. Kami sadar bahwa makalah ini masih banyak kekurangan dan jauh dari kata sempurna.
Untuk itu kami membuka saran dan kritik bagi para pembaca khususnya Dosen guna
perbaikan pembuatan Makalah dimasa yang akan datang.
Ali Mudin
ALI MUDIN 2
Daftar isi
Kesimpulan ....................................................................................................... 17
Saran ................................................................................................................. 17
ALI MUDIN 3
Efektifitas Karir ................................................................................................ 20
Tahap Perkembangan Karir .............................................................................. 21
a) Karir Awal (Early Career) .......................................................................... 21
b) Karir Pertengahan (Middle Career) ............................................................ 21
c) Karir Akhir (Late Career) ........................................................................... 21
Perencanaan Karir ............................................................................................. 22
Manajemen Karir Individu ................................................................................ 22
Manajemen Karir Organisasional ..................................................................... 25
BAB VI PENUTUP
Kesimpulan ....................................................................................................... 26
Saran ................................................................................................................. 26
ALI MUDIN 4
BAB I : ANALISIS PEKERJAAN DAN RANCANGAN PEKERJAAN
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
1.2.Rumusan Masalah
1.3.Tujuan
Tujuan penulisan makalah ini adalah agar mahasiswa/i universitas 17 Agustus 1945
khususnya untuk Fakultas Ekonomi Dan Bisnis mengetahui tentang :
ALI MUDIN 5
4. Teknik Analisis Desain Pekerjaan.
5. Pengertian Desain Dan Rancangan Pekerjaan.
6. Pilihan Strategic Seputar Desain Pekerjaan.
7. Teknik Desain Pekerjaan
ALI MUDIN 6
BAB II : ANALISIS PEKERJAAN DAN RANCANGAN PEKERJAAN
PEMBAHASAN
Analisis pekerjaan (job analysis) adalah proses pengumpulan dan pemeriksaan atas
aktivitas kerja utama didalam sebuah posisi serta kualifikasi (keahlian, pengetahuan,
kemampuan serta sifat individu lainnya) yang diperlukan untuk melakukan aktivitas ini.
Produk akhir dari sebuah analisis pekerjaan adalah deskripsi tertulis dari persyaratan
actual pekerjaan. Analisis pekerjaan sering disebut dengan berbagai istilah seperti analisis
jabatan, analisis aktivitas, analisis tugas ataupun penelitian kerja.
Untuk benar-benar memahami sebuah pekerjaan tertentu dan mampu melakukan
komparasi diantara pekerjaan-pekerjaan, analisis pekerjaan harus mengetahui bahwa
pekerjaan dapat dibagi-bagi ke dalam bebrapa komponen dan ditata ke dalam sebuah hierarki
aktivitas-aktivitas pekerjaan antara lain :
Gambar 2.1 : hierarki aktivitas-aktivitas pekerjaan
a) Elemen (Element) Adalah unit praktis terkecil yang kedalamnya setiap aktivitas
pekerjaan dapat dibagi-bagi.
b) Tugas (Task) Adalah sebuah sebuah unit teridentifikasi dari aktivitas kerja yang
dihasilkan melalui aplikasi perpaduan metode, prosedur dan teknik.
c) Kewajiban (Duty) adalah beberapa tugas yang berlainan yang dilaksanakan oleh
seorang individu untuk menyelesaikan aktivitas kerja yang menjadi tanggung jawab
individu tersebut.
ALI MUDIN 7
d) Posisi (Position) adalah perpaduan kewajiban yang dibutuhkan oleh seseorang dalam
menunaikan sebuah pekerjaan
e) Pekerjaan (Job) adalah sekelompok posisi yang agak serupa dalam hal elemen,
tugas, dan tanggung jawab pekerjaan yang dicakup oleh deskripsi pekerjaan yang
sama. Perbedaan antara sebuah pekerjaan dengan sebuah posisi adalah bahwa sebuah
pekerjaan dapat dipegang oleh beberapa orang, sedangkan sebuah posisi tidak.
f) Jabatan (Occupation) adalah perpaduan pekerjaan-pekerjaan di seluruh organisasi
berdasarkan keahlian, upaya, dan tanggung jawab yang dibutuhkan oleh pekerjaan.
g) Keluarga Pekerjaan (Job Family) Keluarga pekerjaan adalah pengelompokan
jabatan yang serupa.
h) Deskripsi Pekerjaan (Job Description) adalah hal-hal yang menyangkut dengan
nama pekerjaan, ringkasan deskripsi pekerjaan, daftar tugas dan tanggung jawab, serta
penjelasan hubungan organisasional yang terkait dengan pekerjaan tersebut.
i) Spesifikasi Pekerjaan (Job Specification) adalah merupakan standar manusianya,
dan menunjukkan kualitas yang diwajibkan bagi pelaksanaan yang dapat diterima.
Spesifikasi pekerjaan mengidentifikasi pengetahuan, keahlian, pendidikan,
pengalaman, sertikfikasi, dan kemampuan yang dibutuhkan untuk menunaikan
pekerjaan secara efektif.
j) Evaluasi Pekerjaan (Job Evaluation) adalah proses sistematik dan berurutan untuk
menentukan nilai sebuah pekerjaan dalam kaitannya dengan pekerjaan yang lain.
Tujuan proses ini adalah penetapan tingkat penggajian yang benar.
ALI MUDIN 8
2) Desain Organisasi
Analisis pekerjaan bisa menjadi sejenis audit dalam suatu organisasi. analisis pekerjaan
sering diaplikasikan dalam desain dan redesain pekerjaan tertentu serta pekerjaan terkait
lainnya yang tujuannya adalah untuk menciptakan perubahan perilaku organisasional
yang signifikan.
3) Redesain Pekerjaan
Suatu pekerjaan dapat dikaji atau dikaji ulang ketika pekerjaan itu telah dipakai untuk
meningkatkan metode pekerjaan, mengurangi kesalahan, mengeliminasi penanganan
bahan yang tidak perlu dan duplikasi upaya, mengurangi kelelahan, meningkatkan
tanggungjawab dan akhirnya memperbaiki kinerja pegawai.
Analisis pekerjaan memberikan fondasi bagi perencanaan dan evaluasi kinerja lebih
akurat. Bagi manajemen, analisis pekerjaan melengkapi pendekatan penetapan tujuan,
menyediakan dasar yang lebih realistik untuk pembuatan sasaran kinerja tertentu, atau
kriteria untuk evaluasi kinerja berikutnya.
5) Suksesi Manajemen
Kesuksesan manajemen tidak lepas dari analisis pekerjaan/jabatan karena profil pekerjaan
yang dibuat akan menentukan apa saja aktifitas utama, persyaratan kualifikasi dari
pekerja dan pertanggungjawaban dari setiap pekerja/pegawai. Profil posisi menentukan
aktifitas dan kualifikasi yang dikehendaki serta mencari penerus untuk posisi tersebut
apabila mereka keluar dari organisasi itu.
7) Jalur Karir
Dengan memiliki informasi tentang persyaratan pekerjaan akan memungkinkan
perencanaan karir yang berarti oleh karyawan. Analisis pekerjaan berpotensi membuat
pengharapan karir karyawan menjadi realistic dan tidak idealistic
8) Kriteria Seleksi
Hasil analisis pekerjaan juga menjadi tumpuan seleksi karyawan, baik pada awal
rekrutmen maupun pada keputusan promosi atau penugasan berikutnya. Aktivitas
ALI MUDIN 9
pekerjaan yang dikehendaki sering dipakai sebagai pijakan untuk membuat kriteria
seleksi yang berhubungan dengan pekerjaan.
9) Evaluasi Pekerjaan
Pada lapisan manajerial yang lebih tinggi, profesional dan pekerjaan teknis, analisis
umumnya terfokus pada aktifitas pelaporan yaitu perilaku yang dapat dirasakan. Sangat
sulit meneliti prilaku aktual karena sampel apapun memang seperti itu, dan prosedur
pengumpulan data memebutuhkan persepsi seseorang tentang perilaku aktual itu.
Pekerjaan menganalisis seperti ini yang seharusnya dilaksanakan atau direncanakan untuk
dilaksanakan di dalam organisasi mungkin merupakan pendekatan praktis, tetapi kualitas
pertimbangan subyektif yang diperlukan dapat ditingkatkan dengan memusatkan pertama-
tama prilaku aktual.
3) Kompetensi
ALI MUDIN 10
sulit ditentukan dengan ukuran yang obyektif, oleh karena itu perusahaan bergantung
pada pendidikan sebagai indikator. Pendidikan mungkin relevan, tetapi hanya mewakili
keahlian, pengetahuan atau kemampuan tertentu yang berkaitan dengan pengeluaran atau
perilaku kerja. Pendidikan hanya merupakan pengganti subyektif dari aspek pengalaman
dan keahlian aktual, kemampuan, dan pengetahuan.
Struktur evaluasi yang digunakan dalam administrasi gaji terutama mencermati beberapa
faktor yang termasuk dalam kategori seperti keluaran, tingkat pendidikan, dan jabatan.
Diantara faktor tambahan yang sering digunakan, dan dengan demikian merupakan pokok
persoalan bagi analisis pekerjaan dalam mendukung pelaksanaan pengupahan, adalah
hubungan pelaporan, banyaknya bawahan yang melapor secara langsung, dan aktiva atau
pengendalian anggaran. Hal-hal itu langsung dapat diuku rdan ditentukan, kendatipun
mencuat pertanyaan apakah hal tersebut merupakan faktor yang paling tepat
digunakandalam mengevaluasi nilai pekerjaan.
A. Observasi (Observation)
Dalam melakukan observasi, analisis mengamati orang atau orang-orang yang melakukan
pekerjaan dan membuat catatan yang menggambarkan pekerjaan. Catatam yang dibuat
menyangkut hal-hal seperti apa yang dilakukan, bagaimana melakukannya, berapa lama,
lingkungan kerjanya seperti apa dan perlengkapan apa yang dipakai.
Observasi sangat bermanfaat manakala pekerjaan terdiri atas tugas-tugas yang aktif secara
fisik seperti tugas yang dilakukan oleh seorang tenaga perakit di lini produksi otomotif
atau resepsionis yang berhubungan langsung dengan pelanggan. Selain itu teknik
observasi pekerjaan akurat untuk pekerjaan yang membutuhkan kerja manual,
terstandarisasi, aktivitas bersiklus pendek .
Mencuat beberapa masalah yang inheren pada teknik observasi sehingga tidak mungkin
ditanggulangi pertama kehadiran pengamat dapat mengubah perilaku pemegang jabatan,
kedua teknik pengamatan tidaklah praktis dan dapat diterapkan pada semua jenis
pekerjaan. Nilai pengamatan cenderung menjadi sangat tinggi bagi pekerjaan yang
komponennya terutama bersifat fisik daripada bersifat mental, dan pada pekerjaan yang
siklus waktunya relative pendek.
ALI MUDIN 11
B. Wawancara (Interview)
Teknik wawancara merupakan teknik yang cukup sering digunakan, teknik ini cukup
akurat karena langsung berkomunikasi secara terbuka .terdapat 3 jens wawancara yang
diselenggarakan untuk menghimpun data analisis pekerjaan :
Batu sandungan teknik wawancara adalah distorsi informasi. Baik itu disebabkan oleh
pemalsuan informasi ataupun kesalahpahaman. Kesahihan informasi yang digali dari
wawancara akan tergantung pada kemampuan pewawancara untuk menjalin hubungan
dengan orang yang diwawancarai. Wawancara dapat menyita waktu dan memerlukan
serangkaian pertanyaan tangkas guna mendapatkan informasi yang sahih.
C. Kuesioner (Questionnaire)
Para karyawan secara berkala meringkas tugas dan aktivitas mereka di dalam catatan
kerja harian. Jikalau pemasukan ke catatan kerja harian karyawan dibuat dengan
merengkuh seluruh siklus pekerjaan, catatan kerja harian karyawan terbukti cukup akurat.
Penggunaan catatan kerja harian tidak begitu popular. Teknik ini menyita banyak waktu
pemegang jabatan maupun analisis. Akurasi catatan kerja harian akan menurun sekiranya
pemasukan data menjadi tidak rutin. Teknik pelaporan sendiri ini memberikan relitas
yang maksimal, tetapi kemungkinan mahal karena informasi yang dikumpulkan perlu
ditinjau dan digolong-golongkan sebalum dapat dianalisis.
Catatan harian kerja karyawan lebih berfaedah untuk menganalisis struktur pekerjaan,
struktur organisasi, persyaratan penyusunan staf, dan kebutuhan pelatihan. Karena
ALI MUDIN 12
fleksibel, teknik ini mudah disesuaikan dengan kebutuhan berbagai situasi, namun sulit
diterapkan apabila melibatkan sejumlah besar posisi dan karyawan.
1) Muatan Pekerjaan (Job Content) : meliputi berbagai tugas yang dilakukan, otoritas
pemegang jabatan, rutinitas tugas yang akan dilaksanakan, kesulitan tugas yang
dilakukan, identitas pemegang jabatan atau taraf keterlibatan pemegang jabatan dalam
keseluruhan pekerjaan.
2) Fungsi Pekerjaan (Job Functions) : meliputi metode kerja yang digunakan dan
koordinasi pekerjaan, tanggung jawab, arus informasi, dan otoritas pekerjaan.
3) Hubungan Pekerjaan (Job Relationships) : mencakup aktivitas kerja bersama antara
pemangku jabatan dengan orang lainnya didalam organisasi.
Desain pekerjaan yang efektif merupakan proses yang kompleks yang harus disikapi
dari berbagai sudut pandang. Memadukan berbagai pekerjaan dengan tujuan organisasional,
memaksimalkan motivasi karyawan, mencapai standar kinerja, dan mencocokkan keahlian
dan kemampuan karyawan dengan persyaratan pekerjaan semuanya merupakan pertimbangan
kunci dalam desain pekerjaan.
keputusan untuk memulai desain atau redesain pekerjaan di dalam sebuah organisasi
hendaknya tidak dilakukan dengan gegabah. Para manajer perlu mencermati sejumlah factor
sebelum menetapkan program desian pekerjaan. Setiap program desain pekerjaan haruslah
diperiksa secara jeli dan konsisten dengan keseluruhan strtegi organisasi. Factor-faktor
lingkungan, organisasional, dan perancangan pekerjaan untuk pertama kalinya atau
perancangan pekerjaan karena dibutuhkan adanya suatu perubahan.
A. Factor Lingkungan
ALI MUDIN 13
B. Factor Organisasional
C. Factor Keperilakuan
ALI MUDIN 14
Simplikasi pekerjaan dapat memanfaatkan tenaga kerja secara sangat efektif guna
menghasilkan banyak sekali barang terstandarisasi.
Seorang individu berpindah secara sistematis dari satu posisi ke posisi yang lain
didalam sebuah organisasi. Tujuan perpindahan ini adalah untuk memampukannya
mempelajari sesuatu dari setiap posisi dan apa tujuan serta fungsi dari berbagai unit
organisasional. Rotasi pekerjaan menghentikan kemonotonan pekerjaan yang sangat
terspesialisasi dengan menuntut keahlian dan kemampuan yang berbeda.
Tujuan tim kerja adalah untuk menerapkan pemerkayaan pekerjaan pada tingkat
kelompok. Anggota tim kerja dapat merotasikan tugas diantara anggota-anggotanya
atau menawarkan tugas tertentu kepada anggotanya. Kelompok kerja mempunyai
seorang penyelia yang mengawasi seluruh operasi. Penyelia harus memusatkan diri
pada pengawasan dan peatihan seraya menjaga focus tim pada tujuan seluruh
organisasi.
ALI MUDIN 15
2) Kelompok Kerja Otonom (Autonomous Work Group)
Konsep lingkara mutu terfokus pada pemeliharaan dan peningkatan mutu sebuah
produk. Konsep ini merupakan upaya kelompok manajemen karyawan yang
dirancang untuk mencari dan memecahkan berbagai masalah koordinasi dan produksi.
Pada umumnya lingkaran mutu meliputi sebuah kelompok yang terdiri atas 7 sampai
10 karyawan dan penyelia yang bertemu secara berkala (biasanya sekali seminggu)
untuk membahas masalah kendali mutu dan solusinya.
ALI MUDIN 16
BAB III
PENUTUP
3.1.Kesimpulan
3.2.Saran
Dalam makalah ini penulis menyarankan agar manajemen sumber daya manusia
hendaknya dijalankan dengan sebaik mungkin, mengingat begitu pentingnya peran dan fungsi
sumber daya manusia dalam rangka pencapaian tujuan yang ditetapkan organisasi.
Perkembangan psikologi manusia perlu menjadi perhatian utama bagi manajer sumber daya
manusia (personalia), dalam rangka melakukan manajemen terhadap sumber daya manusia
dalam organisas
ALI MUDIN 17
BAB IV : PERENCANAAN DAN PENGEMBANGAN KARIR
PENDAHULUAN
4.1.Latar Belakang
Salah satu dorongan orang bekerja pada suatu organisasi, termasuk perusahaan adalah
karena disana ada kesempatan untuk maju. Sudah menjadi sifat dasar dari manusia pada
umumnya untuk menjadi lebih baik, lebih maju dari posisi yang dipunyai saat ini, karena
itulah mereka menginginkan suatu kemajuan dalam hidupnya.
Kesempatan untuk maju dalam program pengembangan dapat diwujudkan jika
mereka diberikan kesempatan untuk mengikuti program pelatihan dan pendidikan. Program
pelatihan dan pendidikan yang diikuti perlu direncanakan dengan baik, agar pada gilirannya
mereka mempunyai kesempatan untuk dipromosikan atau dipindahkan dari suatu jabatan ke
jabatan lain yang mempunyai status dan tanggung jawab yang lebih tinggi.
Proses perencanaan memungkinkan Sumber Daya Manusia (SDM) mengetahui
tujuan-tujuan karir dan jenjang yang mengarah pada pencapaian tujuan organisasi misalnya
lembaga pendidikan. Kemudian melalui aktifitas pengembangan SDM dapat memilih cara
untuk meningkatkan dirinya sendiri dan menentukan tujuan karirnya. Meskipun saat ini
kebanyakan kegiatan pengembangan karir bersifat individual yang dilaksanakan secara
sukarela oleh SDM itu sendiri, dengan upaya-upaya secara individual termasuk prestasi kerja
yang baik dan eksposur yang sesuai.
Perencanaan karir sebagai suatu sistem tidak akan menjamin karir seseorang akan
berkembang, tanpa ada respon dari karyawan yang dalam hal ini tenaga kependidikan. Akan
tetapi, setidaknya lebih baik, sehingga ketika peluang muncul dapat dimanfaatkan oleh
karyawan yang berminat. Bilamana karyawan tidak merespon berakibat perkembangan karir
karyawan tersebut akan menjadi lamban, dan akibatnya SDM akan terhambat dalam mengisi
tempat-tempat luang dalam suatu pekerjaan yang ada.
Dilain pihak, bilamana dilihat dari sudut pandang organisasi, jabatan-jabatan yang ada
biasanya terlihat dalam struktur organisasi merupakan kompetensi inti organisasi dan sumber
daya manusia karena jabatan-jabatan itu menghendaki persyaratan yang dapat berupa
pengetahuan, pengalaman, dan keterampilan, sehingga bilamana karyawan ingin
mendudukinya berarti sekaligus untuk meningkatkan kompetensi organisasi melalui adanya
persediaan pegawai yang cukup untuk menjalankan strateginya dalam mencapai tujuan. Oleh
karena itu, pengelolaan karir menjadi sesuatu yang sangat penting sebagai usaha
pengembangan pegawai dan peningkatan kemampuan organisasi, serta sebagai peningkatan
kepuasan kerja yang dibutuhkan untuk memenangkan persaingan.
Pengelolaan karir disini sebagaimana tersirat di atas merupakan kegiatan dan
kesempatan yang diberikan organisasi dalam upaya membantu pegawai untuk mencapai
tujuan karirnya, yang sekali lagi penting untuk meningkatkan kemampuan organisasi.
Berikut akan diberikan pemahaman tentang pengertian dan fungsi perencanaan,
faktor-faktor yang mempengaruhi perencanaan karir bagi tenaga kependidikan maupun
ALI MUDIN 18
organisasi pendidikan, selain itu juga akan dibahas mengenai peran organisasi, khususnya
organisasi pendidikan dalam perencanaan karir.
4.2.Rumusan Masalah
4.3.Tujuan
Tujuan penulisan makalah ini adalah agar mahasiswa/i universitas 17 Agustus 1945
khususnya untuk Fakultas Ekonomi Dan Bisnis mengetahui tentang :
ALI MUDIN 19
BAB V : PERENCANAAN DAN PENGEMBANGAN KARIR
PEMBAHASAN
1) Perencanaan Karir (Career Planning) adalah proses yang dilalui oleh individu
karyawan untuk mengidentifikasi dan mengambil langkah untuk mencapai tujuan
karirnya.
2) Manajemen Karir (Career Management) adalah proses yang dilakukan oleh
organisasi untuk memilih, menilai, menugaskan, dan mengembangkan para
karyawannya guna menyediakan suatu kumpulan orang-orang yang berkompeten
untuk memenuhi kebutuhan di masa depan.
Dalam latar organisasional, efektivitas karir dinilai tidak hanya oleh individu namun
juga oleh organisasi itu sendiri. Ada 4 karakteristik efektivitas karir yaitu :
Pada umumnya tingkat gaji dan kemajuan posisi merefleksikan tingkat kontribusi
individu terhadap kinerja organisasional. Manajemen perlu mencermati beberapa hal :
Sejauh evaluasi kinerja dan proses imbalan organisasi tidak mengakui kinerja secara
penuh, individu mungkin tidak menyadari indicator ini sebagai efektifitas karir.
Organisasi barangkali mempunyai ekspektasi terhadap kinerja individu yang tidak
bersedia atau tidak sanggup dicapai oleh individu bersangkutan.
Konsep sikap karir mengacu kapada cara individu melihat dan mengevaluasi karirnya.
Karyawan yang memiliki sikap karir positif juga akan memiliki persepsi dan evaluasi
positif terhadap karirnya.
ALI MUDIN 20
4. Identitas Karir (Career Identity)
Identitas karir mengandung dua komponen : Tingkat kesadaran yang konsisten dan jelas
dari individu menyangkut minat, nilai-nilai, dan ekspektasi mereka masa depan. Tingkat
konsistensi kehidupan individu sepanjang waktu.
Riset terakhir menunjukkan bahwa karir melalui suatu rangkaian fase/tahap yang
relative dapat diprediksi, dimulai dengan eksplorasi dan investigasi awal terhadap
kesempatan karir yang diakhiri dengan pensiun.
Karir awal tidak selalu berjalan dengan mulus . individu biasanya dibelit masalah masalah
berikut :
Tahap karir pertengahan kerapkali meliputi pengalaman baru , seperti penugasan khusus,
transfer dan promosi yang lebih tinggi, tawaran dari organisasi lain, kesempatan
visibilitas untuk jenjang organisasi yang lebih tinggi dan pembentukan nilai seorang bagi
organisasi. Tahap ini juga menandai periode pembentukan seseorang sebagai eksekutif
dan pengembangan tingkat keahlian yang dapat bernilai bagi organisasi serta memberikan
kontribusi bagi nilai orang bersangkutan.
Bagi sebagian karyawan tugas utama periode karir akhir adalah agar tetap produktif dan
menyiapkan diri untuk pensiun yang efektif. selama karir akhir sebagaian besar karyawan
ALI MUDIN 21
harus mengatasi keusangan setelah pertengahan karir atau masa stabil serta bias usia
negatif di perusahaan.
Keterlibatan departemen sumber daya manusia dalam perencanaan karir semakin mencuat
akhir-akhir ini karena faedahnya. Manfaat keterlibatan departemen sumber daya manusia
adalah :
ALI MUDIN 22
A. Penilaian Diri (Self Assessment)
Sumber informasi tambahan meliputi teman dan keluarga, orang-orang dalam industri dan
profesi tersebut, orang-orang yang mempunyai kontrak (seperti bankir, pengacara,
ataupun ankuntan) dan beragam sumber lainnya.
Berdasarkan penilaian diri serta analisis karir dan pekerjaan yang tersedia, individu
selanjutnya menyusun tujuan karir spesifik. Hal ini haruslah terfokus pada aktivitas karir
selanjutnya. Penyusunan tujuan karir berarti mengetahui :
Dalam jangka panjang, seseorang perlu memastikan bahwa karirnya berada pada track
dengan cara merencanakan perpindahan karir, dan lantas menilai apakah tujuan pribadi
telah terpenuhi di setiap langkah. Tujuan pribadi semacam itudapat meliputi pekerjaan
tertentu, gaji, tanggung jawab kepenyeliaan, atau tugas kerja atau mungkin juga tujuan
yang lebih umum seperti meningkatnya tanggung jawab, beban kerja yang lebih variatif,
atau kekuasaan dan sentralitas yang lebih besar didalam organisasi. Dari perspektif
individu, sebuah strategi karir yang efektif pada umumnya memiliki :
ALI MUDIN 23
3) Orientasi Pada Aktivitas : individu menjabarkan maksud atau tujuannya ke
dalam sebuah rencana tindakan.
4) Orientasi Pada Peran : individu memfokuskan diri untuk jabatan tertentu.
5) Kesediaan Mengambil Resiko : individu berkeinginan untuk menggunakan
sumber daya pribadi unrtuk jangka waktu yang cukup panjang untuk mencapai
suatu tujuan.
6) Kemampuan Menyelesaikan Konflik : individu dapat merekonsiliasikan
berbagai dimensi karir yang berbenturan.
7) Orientasi Pada Realitas : individu menyusun rencana berdasarkan realitas. Dia
terlibat dengan orang-orang dalam posisi bertanggung jawab, mempelajari cara
yang berbeda untuk memenuhi kebutuhan, dan menggunakan pengalaman sebagai
basis penilaian diri.
8) Perspektif Yang Luas Terhadap Pekerjaan : individu mengetahui bahwa karir
tidaklah berlangsung terasing dari organisasi, keluaga dan dirinya sendiri
9) Toleransi Terhadap Ambiguitas : individu dapat menerima ketidakpastian
dalam perkembangan karirnya.
10) Kejelasan Dan Spesifisitas : individu membuat aktivitas dan tujuan yang jelas
dan spesifik, khususnya dalam jangka pendek.
transisi karir adalah periode dimana seorang individu mengubah perannya ataupun
mengubah orientasi terhadap peran yang telah dijalaninya. Baik individu maupun
organisasi sebaiknya merencanakan transisi seperti itu. Para karyawan harus pula
mencermati ekspetasi organisasi akan kinerja mereka dalam peran yang lain ketimbang
peran mereka saat ini. Selain itu mereka perlu melakukan tugas transisi berikut secara
efektif :
ALI MUDIN 24
karena itu, dasar pemikiran dan pendekatan terhadap program prencanaan karir bervariasi
diantara perusahaan-perusahaan. Disebagian besar organisasi, program perencanaan karir
diharapkan mencapai satu atau lebih tujuan berikut :
Penasihat (mentor) adalah anggota senior profesi atau organisasi memberikan dukungan,
saran, umpan balik, penerimaan dan persahabatan. Menciptakan peluang bagi pemaparan,
menyediakan penugasan yang edukasional dan menantang dan berfungsi sebagai model
peran dan konselor. Penugasan mentor (mentoring) bagi seorang karyawan junior
mempunyai 2 tujuan :
ALI MUDIN 25
BAB VI
PENUTUP
6.1.Kesimpulan
6.2.Saran
Sebaiknya rencanakanlah terlebih dahulu karir anda agar masa depan anda lebih
terfokus dan lebih terencana untuk dicapai.
ALI MUDIN 26
DAFTAR PUSTAKA
Simamora, Henry.2015, Manajemen Sumber Daya Manusia, Edisi Ketiga, STIE YKPN.
ALI MUDIN 27